PENDAHULUAN
Malaria
terutama
dapat
ditemui
Negara-negara
hampir
beriklim
di seluruh
tropis
dan
dunia,
subtropics.
tahun
2001,
kasus
meninggal
yaitu
kasus.
Sumbawa
Besar
upaya
dilakukan
untuk
menekan
angka
vector
yang
kesemuanya
ditujukan
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Malaria
Plasmodium
dalam
protozoa
spesies
genus Plasmodium.
obligat
yaitu
intraseluler.
Plasmodium
Plasmodium
ini
Pada manusia
vivax,
Plasmodium
merupakan
terdapat
falciparum,
nyamuk
betina
Anopheles
ataupun
sebagai
penyebab
malaria
malaria
tertiana.
malariae
atau
P.
malariae
merupakan
ini
paling
ditimbulkannya
singkat
dapat
berbahaya,
menjadi
karena
berat
sebab
malaria
yang
dalam
waktu
malaria
timbul
saat
pecahnya
eritrosit
yang
mencolok adalah
jumlah
juga
disebabkan
oleh
hemolisis
autoimun,
penonjolan
membran
eritrosit.
Setelah
terjadi
mengurangi
gambaran
klinis
infeksi
periode
ataupun
dapat
panjang.
Pada
yang
merupakan
suatu
antibodi
spesifik
yang
bersifat
sementara
bilamana
tanpa
disertai
infeksi
respon ini.
selular
anemia,
splenomegali,
parasitemia
yang
banyak dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 914 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk
eritrosit.
Disebabkan
Plasmodium
ini
berdiameter
1/3
merupakan
oleh
berupa
Plasmodium
Ring/
diameter
satu-satunya
falciparum.
cincin
eritrosit
spesies
kecil
yang
normal
dan
yang
memiliki
tinggi
(Malaria
Serebral,
gangguan
Plasmoduim
vivax,
lebih
kecil
dan
akan
di
temukan
hipoproteinemia,
edema,
tanpa
asites,
uremia
dan
hipertensi.
c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip
Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai 8
merozoit
dengan
masa
pigmen
hitam
di
tengah.
malaria
disebabkan
oleh
Plasmodium
ovale.
Masa
Tersiana
(Plasmodium
Vivax)
biasanya
Falcifarum,
namun
seiring
dengan
klinis,
non-imun
gejala
terdiri
malaria
infeksi
tunggal
pada
mual
atau
muntah.
Pada
pasien
dengan
infeksi
maka
serangan
demam
terus-
menerus
(tanpa
masa
iinkubasi
(intrinsik).
ini
juga
tergantung
pada
intensitas
infeksi,
masing-
masing
spesies
parasit,
untuk
Plasmodium
gejala
menggigil
atau
perasaan
dan
pucat,
pasien
mungkin
muntah
pada
anak
merasa
kepanasan.
Muka
Stadium
ini
berlangsung
Demam disebabkan
oleh
dalam
merah
sel
darah
antara
karena
yang
C atau
2-
12
pecahnya
jam.
skizon
menyebabkan warna
mereka
yang
menderita
infeksi
Plasmodium
dimana
hiperemis(4,12).
limpa
akan
membengkak,
dari
serangan
nyeri
dan
berat
dengan
P. falciparum
dapat
menimbulkan
disertai
kelainan
laboratorik
koagulasi intravaskuler.
8. Kejang berulang lebih
dari
adanya
gangguan
kali/24jam
setelah
vektor
dilakukan
dengan
memakai
metode
efektifitas
mempertimbangkan
pelaksanaannya
kelestarian
serta
dengan
keberhasilannya.
Mengingat
vektor
dan
menggunakan
pertimbangan
prinsip-prinsip
terhadap
dasar
penularan
dan
Pengendalian
bioekologi
vektor
vektor
harus
setempat,
berdasarkan data
dinamika
penularan
tentang
penyakit,
3.
Pengendalian
vektor
dilakukan
dengan
meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat
(Kementerian
Kesehatan).
thuringiensis
serta
predator
larva
lainnya
seperti
predator
misalnya
pemakan
jentik
lain
mencakup
pengubahan
kadar
garam,
pembersihan
tanaman
air
atau
lumut
dan
lain-lain
(Hiswani, 2004).
Selain itu, ada juga parasit Romanomermis iyengari.
Merupakan
organisme
yang
termasuk
jenis
cacing
pangan/pakan
dan
usaha
peningkatan
a.
yang
termusnahkan.
menjaga
Belum
keseimbangan
lagi
persoalan
alam
ikut
pencemaran
fisik
dapat
berupa
penimbunan
kolam,
setidaknya
pemasangan
kawat
setiap
kasa
dua
pada
minggu
jendela
sekali
dan
(Kementerian
Kesehatan).
4. Pengendalian malaria secara kimia
Pengendalian
kimia
dapat
menggunakan
kelambu
cara
menggosokkannya
pada
tubuh
atau
beberapa
pemakainya,
tidak
syarat
yaitu
melekat
atau
tidak
mengganggu
lengket,
baunya
iritasi
pada
kulit,
tidak
beracun,
tidak
bertahan
cukup
lama.
DEET
(N,N-diethyl-
mata,
luka
atau
jaringan
membranous
(Soedarto, 1992).
b. Penaburan Larvasida
Pemberantasan nyamuk Anopheles secara kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia
yang dapat membunuh larva nyamuk, yang termasuk
dalam kelompok ini adalah solar/minyak tanah, parisgreen,
temephos, fention, altosid dll. Selain zat-zat kimia yang
disebutkan di atas dapat juga digunakan herbisida yaitu zat
kimia
yang
digunakan
mematikan
sebagai
tumbuhtumbuhan
tempat
berlindung
larva
air
yang
nyamuk
(Hiswani, 2004).
c. Kelambu berinsektisida/ LLINs
Menurut WHO dalam Guideline for Laboratory and Field
Testing of LLINs adalah kelambu berinsektisida (kelambu
keuangan
dan
sumber
daya
manusia,
oleh
lingkungan,
politis.
Indikator
dan
karena
penggunaan
menghasilkan
epidemiologi
tersebar
tekanan
digunakan
untuk
luas
ekonomi
di
dan
memutuskan
ditinjau
kembali
untuk
dipertimbangkan
pola
analisa
informasi
epidemiological
mengijinkan
lokasi
dekat
tempat
berkembangbiak
utama
nyamuk itu.
Beberapa kriteria untuk aplikasi pengendalian selektif
malaria dengan indoor residual spraying: hal yang perlu
dipertimbangkan dalam indoor residual spraying adalah
potensi terjadinya resistensi terhadap insektisida dan
kerusakan lingkungan. Cara ini hanya direkomendasikan
bagi area/daerah yang benar-benar memiliki prioritas tinggi
untuk dilakukan indoor residual spraying.
Pada tempat di mana dilakukan indoor residual spraying,
maka area harus tergambar jelas mana yang harus dicakup
dan frekuensi serta waktu aplikasi harus ditentukan dengan
baik dan benar. Ketika suatu penyemprotan dilakukan,
maka harus ada kriteria yang jelas untuk selang waktu
tertentu baru kemudian dapat dilakukan pengembangan
penyemprotan
di
penyemprotan
dan
area
baru,
untuk
untuk
mengatur
keberlanjutan
jarak
waktu
ketat
dalam
hal
dosis,
ukuran
partikel
dan
hari.
Ruang
penyemprotan
harus
diarahkan
atau
dalam
ruangan
(IRS). Seperti
namanya,
IRS
secara
langsung
mencegah
orang
dari
gigitan
utama
yang
digunakan
selama
Kampanye
dari
Global
Fund
untuk
memerangi
AIDS,
ini
dilakukan
indoor.
Residual
spraying
Eliminasi
malaria
adalah
suatu
upaya
untuk
tetap
dibutuhkan
kegiatan
kewaspadaan
untuk
BAB III
PERMASALAHAN
Kejadian Malaria di Kelurahan Samapuin pada bulan
Oktober-Desember 2014 di Kelurahan Samapuin.
Bulan
Oktober 2014
Malaria
Klinis Positif
(kasus)
(kasus)
10
November 2014 1
Desember 2014 4
Malaria
masyarakat
yang
mengakibatkan
kurangnya
pada
daerah
yang
endemis.
Hal
ini
sudah
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Penyakit
malaria
adalah
masalah
bersama
di
Nusa
sector
social
budaya,
pertanian,
peternakan,
LSM,
acara
17
agustus.
Penyuluhan
sebaiknya
dibuat
penyuluhan
mengenai
mengapa
mereka
harus
penyuluhan,
mungkin
dapat
dilakukan
gotong
pihak
yang
memiliki
jabatan
yang
mampu
dalam usaha
yang
baik.
Dengan
demikian
akan
tercapai
suatu
BAB V
KESIMPULAN
1. Malaria adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh
parasit yang di bawa oleh nyamuk anopheles.
2. Pengetahuan warga mengenai malaria dan cara
pengendaliannya masih sangat kurang.
3. Pengendalian biologi, pengaturan tanaman, fisik, dan
kimiawi dapat dilakukan untuk menekan kejadian malaria.
4. Pengendalian malaria harus melibatkan beberapa sektor
tidak hanya tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ramdja
M,
Falsiparum
Mekanisme
Resistensi
Plasmodium
M.
Nyamuk
Anopheles:
Vektor
Penyakit
III,
edisi
IV.
Fakultas
Kedokteran
Universitas
TH.
PN
Malaria
Pada
(editor).
Malaria,
Anak.
Dalam:
Epidemiologi,
Malaria.
Dalam Harijanto
Epidemiologi,
PN
Patogenesis,
(editor).
Malaria,
Dalam: Harijanto
Epidemiologi,
PN
Patogenesis,
(editor).
Malaria,
Kedokteran,
Edisi
ketiga,
Jilid
I,
Jakarta,
Fakultas
14.
Hiswani.
2004.
Malaria
Gambaran
Penyakit
dan
di
Vektor
Indonesia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3760/1/fk
m-hiswani11.pdf. Diakses tanggal 14 Mei 2013.
16.
Pengendaliannya.
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Vektor_Malaria
_1.pdf. Diakses tanggal 7 Mei 2013.
17.
di
Buletin
Jendela
Data
dan
Informasi
Marbaniati,dkk.
2010.
nomor
374/Mekes/PER/III/2010
tentang
Pengendalian
Vektor.
20.
Soedarto.
1992.
Entomologi
kedokteran.
Buku
Berbagai
Cara
Suwasono,
Pemberantasan
Hadi.
Larva
Kedokteran. Jakarta.
1997.
Anopheles
sp.
Cermin
Dunia
Disusun Oleh:
Dr. Azaliya Pranjasdhita