PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global baik di
negara maju dan negara berkembang. Menurut WHO (2007) prevalensi
anemia secara global sekitar 51%, terutama di negara berkembang dan pada
kelompok sosial ekonomi rendah. Secara keseluruhan anemia terjadi 45 %
wanita di negara berkembang dan 13 % di negara maju (FKM UI, 2007).
Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi anemia masih tinggi.
Ibu hamil adalah kelompok yang rentan terkena anemia. Prevalensi
anemia di dunia perkiraan 42% pada wanita hamil, dan 30% pada wanita
yang tidak hamil usia 15-49 tahun. Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2008 prevalensi anemia pada ibu hamil tertinggi terjadi di
wilayah Afrika 57,1%, Asia Tenggara 48,2% sementara di negara maju sekitar
30-40%. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010 adalah
70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Sunita, 2011). Prevalensi
data tersebut menunjukkan ibu hamil sangat rentan terkena anemia dan hal ini
juga dapat terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin yang dikandung.
Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah
anemia gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi
di seluruh dunia. Di Indonesia (Susenas dan Survei Depkes-Unicef)
dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia
gizi dan satu juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis (Samhadi,
2008). Anemia gizi erat kaitannya dengan defisiensi zat gizi terutama besiasam folat serta zat gizi lainnya seperti vitamin A, B1, B6 dan B12, C, D serta
zink dan zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam
tubuh (Almatsier, 2011).
Anemia defisiensi besi dianggap menjadi faktor yang paling penting
dalam peningkatan beban penyakit di seluruh dunia, umumnya terjadi pada
masa anak-anak dan wanita hamil (WHO, 2008). Laporan USAIDs, A2Z,
Micronutrient and Child Blindness Project, ACCESS Program, and Food and
Nutrition Technical Assistance (2006) menunjukkan bahwa sekitar 50% dari
seluruh jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Selain itu,
defisiensi mikronutrient (vitamin A, B6, B12, riboflavin dan asam folat) dan
faktor kelainan keturunan seperti thalasemia dan sickle cell disease juga telah
diketahui menjadi penyebab anemia (Soekirman, 2000)
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah penting karena
mencerminkan
nilai
kesejahteraan
sosial
ekonomi
masyarakat
dan
wawasan
serta