Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

STUDY PENELITIAN CASE CONTROL


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Survei Epidemiologi
Dengan Dosen Pengampu: Sunarti, S.KM.,M.Si.

Oleh :
Atip Dwi Isnaeni

1403329024

Septi Ayu

1403329026

Ita Haryani Setiono

1403329027

Desita Purnamawati

1403329033

PROGRAM STUDI PROSUS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2015

STUDY PENELITIAN CASE CONTROL


A. Pengertian
Penelitian case control merupakan penelitian jenis analitik observasional yang
dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya. Hal tersebut bergerak dari akibat (penyakit) ke sebab
(paparan). Ciri-ciri dari penelitian case control adalah pemilihan subyek yang didasarkan
pada penyakit yang diderita, kemudian lakukan pengamatan yaitu subyek mempunyai riwayat
terpapar faktor penelitian atau tidak.
Penelitian case control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana
faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Case Control dapat
dipergunakan untuk mencari hubungan seberapa jauh factor risiko mempengaruhi terjadinya
penyakit mis: hubungan antara kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan antara
tuberculosis anak dengan vaksinasi BCG atau hubungan antara status gizi bayi berusia 1
tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu. Rancangan penelitian case control ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Skema Rancangan Penelitian Case Control
Factor risiko (+)

(kasus)
Retrospektif

Efek +

Faktor risiko (-)


Populasi (sampel)
Faktor risiko (+)

(kontrol)
Retrospektif

Efek -

Faktor risiko (-)

Desain Case control sering dipergunakan para peneliti karena dibandingkan dengan
kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel yang
besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu-satunya penelitian
yang mungkin dilaksanakan untuk mengindentifikasi faktor resiko.

Misalnya, kita ingin menentukan apakah pemberian esterogen pada ibu pada periode
sekitar konsepsi mempertinggi risiko terjadinya kelainan jantung bawaan. Dengan
mengetahui bahwa insiden penyakit jantung bawaan pada BBL dari ibu yang tidak mendapat
esterogen adalah 8 per 1000.

Pada studi kohort diperlukan 4000 ibu tepajan dan 4000 ibu tidak terpajan factor risiko

untuk dapat mendeteksi potensi peninggian risiko sebanyak 2x


sedangkan dengan Case Control hanya diperlukan 188 kasus dan 188 kontrol.
Bila yang diteliti adalah kelainan jantung yang khusus, misalnya malformasi

konotrunkus yang kekerapannya hanya 2 per 1000 maka


untuk penelitian kohort diperlukan 15.700 ibu terpajan dan 15.700 ibu tidak terpajan
esterogen
sedangkan untuk Case Control tetap hanya diperlukan 188 kasus dan 188 kontrol
B.

Karakteristik
a. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
b. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
c. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
d. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
e. Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
f. Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor
risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
g. Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds
ratio

C.

Tahapan penelitian Case Control


Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Identifikasi variable-variabel penelitian (factor risiko dan efek)


Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
Identifikasi kasus.
Pemilihan subjek sebagai control.
Melakukan pengukuran retrospktif (melihat ke belakang) untuk melihat factor resiko
Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi abtara variable-variabel objek
penelitian dengan variable control.

Contoh sederhana : penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi pada anak
balita dengan perilaku pemberian makanan oleh ibu.
Tahap pertama : mengindentifikasi variable dependen (efek) dan variable-variabel
independen (faktor risiko)

variable dependen

: malnutrisi

variable independen
variable independen yang lain

: perilaku ibu dalam memberikan makanan.


: pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak dsb.

Tahap kedua : menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian. Objek
penelitian di sini adalah pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi
populasi dan sampel penelitian ini.
Tahap ketiga : mengindentifikasikan kasus, yaitu anak balita yang menderita malnutrisi.
Yang dimaksud kasus di sini adalah anak balita yang memenuhi criteria malnutrisi yang telah
ditetapkan. Misalnya berat per umumnya kurang dari 75% standar Havard. Kasus diambil
dari populasi yang telah ditetapkan.
Tahap keempat : pemilihan subjek sebagai control, yaitu pasangan ibu-ibu dengan anak
balita mereka. Pemilihan control hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek
pada kasus. Misalnya cirri-ciri masyarakatnya, social ekonominya, letak geografis dsb. Pada
kenyataannya memang sulit untuk memilih kelompok control yang mempunyai karakteristik
yang sama dengan kelompok kasus. Oleh sebab itu sebagian besar cirri-ciri tersebut kiranya
dapat dianggap mewakili.
Tahap kelima : melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak balita
yang malnutrisi) itu diukur atau dinyatakan kepada ibunya dengan ,menggunakan metode
recall mengenai perilaku atau kebiasaan memberikan makanan kepada anaknya. Recall
disini maksudnya menanyakan kepada ibu anak balita kasus tentang jenis-jenis makanan serta
jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama periode tertentu. Biasanya
menggunakan metode 24 jam (24 hours recall).
Tahap keenam : melakukan engolahan dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan
membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal
memberikan makanan kepadsa anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu
yang sama pada kelompok control. Dari sini akan diperoleh bukti atau tidak adanya hubungan
antara perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.

D.

Kelebihan Rancangan Penelitian Case Control


a. Adanya kesamaan ukuran watu antara kelompok kasus dengan kelompok control
b. Adanya pambatasan atau pengndalian factor resiko sehingga hasil penilitian lebih tajam
disbanding dengan hasil rancangan cross sectional
c. Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau cohort
d. Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis)

E.

Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control


a. Pengukuran variable yang retrospektif, objektifitas dan reliabilitasnya kurang karena
subjek penelitian harus mengingat kembali factor-faktor risikonya,
b. Tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara teknis tidak dapat dikendalikan
c. Kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus
karena banyaknya factor resiko yang harus dikendalikan.

F.

Kriteria Pemilihan Kasus


a. Kriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas
b. Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/masyarakat

G.

Kriteria Pemilihan Kontrol


a. Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasus
b. Tidak menderita penyakit yang diteliti
c.Bersedia ikut dalam penelitian

H.

Analisa Data
Perhitungan ODD Ratio (OR)
case

I.

Exposure +

a+b

Exposure

c+d
a+c

Odd Ratio
Odd Ratio (OR) =

control

a.d
b.c

b+d

Anda mungkin juga menyukai