Oleh :
Atip Dwi Isnaeni
1403329024
Septi Ayu
1403329026
1403329027
Desita Purnamawati
1403329033
(kasus)
Retrospektif
Efek +
(kontrol)
Retrospektif
Efek -
Desain Case control sering dipergunakan para peneliti karena dibandingkan dengan
kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel yang
besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu-satunya penelitian
yang mungkin dilaksanakan untuk mengindentifikasi faktor resiko.
Misalnya, kita ingin menentukan apakah pemberian esterogen pada ibu pada periode
sekitar konsepsi mempertinggi risiko terjadinya kelainan jantung bawaan. Dengan
mengetahui bahwa insiden penyakit jantung bawaan pada BBL dari ibu yang tidak mendapat
esterogen adalah 8 per 1000.
Pada studi kohort diperlukan 4000 ibu tepajan dan 4000 ibu tidak terpajan factor risiko
Karakteristik
a. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
b. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
c. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
d. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
e. Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
f. Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor
risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
g. Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds
ratio
C.
Contoh sederhana : penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi pada anak
balita dengan perilaku pemberian makanan oleh ibu.
Tahap pertama : mengindentifikasi variable dependen (efek) dan variable-variabel
independen (faktor risiko)
variable dependen
: malnutrisi
variable independen
variable independen yang lain
Tahap kedua : menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian. Objek
penelitian di sini adalah pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi
populasi dan sampel penelitian ini.
Tahap ketiga : mengindentifikasikan kasus, yaitu anak balita yang menderita malnutrisi.
Yang dimaksud kasus di sini adalah anak balita yang memenuhi criteria malnutrisi yang telah
ditetapkan. Misalnya berat per umumnya kurang dari 75% standar Havard. Kasus diambil
dari populasi yang telah ditetapkan.
Tahap keempat : pemilihan subjek sebagai control, yaitu pasangan ibu-ibu dengan anak
balita mereka. Pemilihan control hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek
pada kasus. Misalnya cirri-ciri masyarakatnya, social ekonominya, letak geografis dsb. Pada
kenyataannya memang sulit untuk memilih kelompok control yang mempunyai karakteristik
yang sama dengan kelompok kasus. Oleh sebab itu sebagian besar cirri-ciri tersebut kiranya
dapat dianggap mewakili.
Tahap kelima : melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak balita
yang malnutrisi) itu diukur atau dinyatakan kepada ibunya dengan ,menggunakan metode
recall mengenai perilaku atau kebiasaan memberikan makanan kepada anaknya. Recall
disini maksudnya menanyakan kepada ibu anak balita kasus tentang jenis-jenis makanan serta
jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama periode tertentu. Biasanya
menggunakan metode 24 jam (24 hours recall).
Tahap keenam : melakukan engolahan dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan
membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal
memberikan makanan kepadsa anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu
yang sama pada kelompok control. Dari sini akan diperoleh bukti atau tidak adanya hubungan
antara perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
D.
E.
F.
G.
H.
Analisa Data
Perhitungan ODD Ratio (OR)
case
I.
Exposure +
a+b
Exposure
c+d
a+c
Odd Ratio
Odd Ratio (OR) =
control
a.d
b.c
b+d