Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

ILMU PENGANTAR
KEHUTANAN

Disusun Oleh :

Tri Ramadhona
20130212047

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN YOGYAKARTA
Jl. Magelang Km. 5.6 Yogyakarta 55284

2014

1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian hutan ?
Klasifikasi hutan berdasarkan fungsinya !
Klasifikasi hutan berdasarkan tipe iklimnya !
Kondisi hutan saat ini ?
Pembagian hutan berdasarkan UUD 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
dengan luasnya !

Jawaban :

1.

Pengertian Hutan Menurut :


a. UU Nomor 5 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kehutanan Pasal 1 Ayat (1) : Hutan ialah suatu lapangan bertumbuhan
pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam
hayati beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan oleh Pemerintah
sebagai hutan.
Penjelasan umum, definisi hutan pada UU No. 5 Tahun 1967 yaitu :
Hutan diartikan sebagai suatu lapangan yang cukup luas, bertumbuhan
kayu, bambu dan/atau palem yang bersama-sama dengan tanahnya,
beserta segala isinya baik berupa alam nabati maupun alam hewani,
secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan manfaat-manfaat produksi,
perlindungan dan/atau manfaat-manfaat lainnya secara lestari.
Luas minimum lapangan yang bertumbuhan itu adalah seperempat
hektar, sebab hutan seluas itu sudah dapat mencapai suatu
keseimbangan persekutuan hidup yang diperlukan, sehingga mampu
memberikan manfaat-manfaat produksi, perlindungan, pengaturan tataair, pengaruh terhadap iklim, dan lain sebagainya. Menteri memberi
putusan dalam hal terdapat keragu-raguan apakah lapangan itu adalah
hutan yang dimaksud dalam Undang-undang ini.
b. UU Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Pasal 1 Ayat (2) : Hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
c. Rimbawan Indonesia,1966 : Pada hakekatnya hutan merupakan perwujudan
dari lima unsur pokok yang terdiri dari bumi, air, alam hayati, udara dan sinar
matahari.
d. Dangler, 1930 : hutan adalah kumpulan atau asosiasi pohon-pohonan yang
cukup rapat dan menutup areal yang cukup luas sehingga dapat membentuk
iklim mikro dan kondisi ekologis yang khas, yang berbeda dengan iklim mikro
dan kondisi ekologis areal diluarnya.

e. Komite Forest Terminologi Amerika Serikat, 1950 : Hutan adalah suatu


asosiasi tumbuh-tumbuhan yang didomonasi oleh pohon-pohon atau vegetasi
berkayu lainnya, yang menempati suatu areal yang cukup luas.
f. Triyono, 2011 : Berdasarkan definisi hutan pada UU No. 41 Tahun 1999 dapat
diperoleh gambaran yaitu menggambarkan kondisi biofisik hutan sebagai
hamparan lahan yang ditumbuhi vegetasi yang didominasi pepohonan, dan
fungsi ekologi hutan sebagai masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam satu
kesatuan ekosistem yang mampu menciptakan iklim mikro.
g. Rahmawaty, 2004 : definisi hutan UU No. 41 Tahun 1999, terdapat unsurunsur yang meliputi; a. suatu kesatuan ekosistem; b. berupa hamparan lahan;
c. berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya; d. Mampu memberi manfaat secara
lestari. Keempat ciri pokok dimiliki suatu wilayah yang dinamakan hutan.
h. Untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang pengertian hutan, berikut
ini akan dikutip dari Ensiklopedi Indonesia (1982) :
1) Hutan adalah sebuah masyarakat yang tumbuh rapat bersama,terutama
terdiri atas pohon-pohon dan vegetasi berkayu lainnya.
2) Hutan adalah sebuah ekosistem dengan ciri-ciri, pada penutup berupa
pohon-pohon yang rapat dan luas.
3) Hutan adalah sebuah areal yang dikelola untuk produksi kayu dan hasil
hutan lainnya atau dipelihara bagi tujuan keuntungan tidak langsung,
misalnya untuk perlindungan aliran sungai atau rekreasi.
4) suatu wilayah yang dinyatakan sebagai hutan melalui undang-undang.

2.

Klasifikasi hutan berdasarkan fungsinya :

Menurut fungsi hutan maka hutan negara diklasifikasikan oleh Menteri


menjadi empat jenis yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Suaka Alam dan
Hutan Wisata (UUPK:5/1967). Sedangkan dalam undang-undang Kehutanan yang
baru yaitu UUK No 41 tahun 1999, hutan mempunyai tiga fungsi, yaitu : fungsi
konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi. Yang dimaksud dengan hutan
konservasi meliputi hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.
a. Hutan lindung;
Ialah kawasan hutan yang karena keadaan sifat fisik alamnya
diperuntukkan guna mengatur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi
serta pemeliharaan kesuburan tanah. Untuk ini maka kawasan hutan yang
berada diatas ketinggian 500 Meter diatas permukaan laut harus dipertahankan
sebagai hutan lindung. Penyimpangan dari ketentuan ini dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan a) letak dan keadaan hutan; b) Topografi; c) Iklim;

d) keadaan dan perkembangan masyarakat dan hal lain yang akan ditetapkan
lebih lanjut (PP 33, 1970).
b. Hutan Produksi
Ialah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan
untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya unuk
pembangunan, industri dan ekspor. Misalnya hutan Jati (Tectona grandis),
hutan Akasia (Acasia auriculiformis), hutan Sengon ( Albizzia falcataria),
hutan Pinus (Pinus merkusii).
Dalam klasifikasi lebih lanjut dikenal adanya hutan produksi terbatas
dan hutan produksi tetap yaitu pada areal hutan alam yang telah diberikan
pada para pemeganang HPH yang menggunakan system TPTI . Perbedaan
antara hutan produksi tetap dengan hutan produksi tidak tetap ialah di hutan
produksi tetap diameter pohon yang boleh dipanen minimal 50 CM, sedangkan
pada areal hutan produksi terbatas hanya pohon dengan diameter 60 CM- up
yang boleh dipanen.
c. Hutan Suaka Alam
Ialah kawasan hutan yang karena sifatnya khas diperuntukkan secara
khusus untuk perlindungan alam hayati dan/atau manfaat-manfaat lainnya.
Dalam hal ini dikenal adanya Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.
Cagar Alam ialah hutan Suaka Alam yang berhubungan dengan keadaan
alamnya yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati, perlu dilindungi
untuk keperluan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Suaka Margasatwa ialah hutan Suaka Alam yang ditetapkan
sebagai tempat hidupnya margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan
nasional.
d. Hutan Wisata
Ialah kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina
dan dipelihara guna kepentingan pariwisata dan/ atau wisata buru.
Hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan nabati,
keindahan hewani, maupun keindahan alamnya sendiri mempunyai corak khas
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan disebut Taman
Wisata.
Hutan Wisata yang di dalamnya terdapat satwa buru yang
memungkinkan diselenggarakan perburuan yang teratur bagi kepentingan
rekreasi disebut Taman Buru.

3.

Klasifikasi hutan berdasarkan iklim/penyebaran hutan di dunia :

Yang dimaksud dengan iklim ialah suatu keseluruhan dari keadaan atmosfir
dalam jangka waktu panjang dan empat yang berlainan. Sering kali iklim
dikemukakan sebagai keadaan rata-rata dari cuaca, bahkan lebih luas lagi iklim
meliputi keadaan-keadaan ekstrim dari tiap-tiap unsur cuaca seperti suhu maksimum
dan minimum, kelembaban maksimum dan minimum ( M. Hasan,1970). Sedangkan
yang dinamakan cuaca ialah keadaan fisis dari atmosfir pada suatu saat yang pendek
dan suatu empat tertentu, jadi menunjukkan perubahan jangka pendek dari unsurunsur iklim.
Cuaca dan iklim suatu tempat terbentuk dari ramuan berbagai unsur seperti
suhu, tekanan, kelembaban presipitasi, penguapan, keawanan dan radiasi. Unsur-unsur
itu dinamakan unsur cuaca dan iklim. Cuaca berubah dari hari ke hari dan iklim
berubah dari tempat ketempat yang disebabkan oleh perbedaan besarnya, kekuatannya
dan daerah penyebarannya dari unsur-unsur cuaca dan iklim terutama sekali suhu dan
presipitasi.
Unsur iklim berbeda dari tempat ketempat karena adanya pengendali iklim.
Pengendali iklim tersebut ialah a) lintang bumi, b) penyebaran daratan dan perairan,
c)kekasaran bumi, d) gunung-gunung atau pegunungan, e) pusat-pusat tekanan tinggi
dan tekanan rendah, f) letak ketinggian, g) arus laut, h) berbagai bentuk hujan dan
angin.
Sedangkan unsur-unsur iklim itu sendiri ialah a) suhu, b) tekanan udara, c)
kelembaban, d) presipitasi, e) angin.
Dalam kaitannya dengan vegetasi hutan maka iklim suatu tempat akan
mempengaruhi pembentukan tipe hutan disamping juga dipengaruhi oleh keadaan dan
sifat tanah. Maka dalam klasifikasi huttan berdasarkan iklim digunakan daerah iklim
yang mendasarkan kepada suhu-suhu rata-rata (bulanan), curah hujan (setahun), dan
lamanya bulan basah/kering (setahun).
Yang dimaksud dengan bulan basah ialah apabila jumlah curah hujan lebih
dari 100 mm. Sedangkan yang dimaksud dengan bulan kering ialah bila jumlah curah
hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60 mm.
Dalam mengklasifikasikan hutan berdasarkan iklim maka dikenal adanya
a)hutan tropika, b) hutan sub-tropika, c) hutan campuran daerah beriklim sedang, d)
hutan daun jarum daerah beriklim sedang, e) hutan daun jarum daerah boreal (Junus
dkk, 1984).
a. Hutan Tropika
Yang dinamakan daerah tropika ialah daerah di permukaan bumi yang
berada diantara 23o27 LU dan 23O27 LS. Dalam hal ini maka iklim tropika sangat
mempengaruhi zone tropis . Yang menjadi ciri daerah tropika dalam kaitannya
dengan iklim tropis ialah dicirikan dengan adanya suhu rata-rata bulanan yang
lebih besar dari 20O C.
Untuk diketahui bahwa luas hutan di bumi diperkirakan 3.604,7 juta Ha.
Yang terdiri Hutan Boreal 920 juta Ha, Hutan beriklim sedang seluas 746,7 juta

Ha dan hutan Tropika seluas 1.937 juta Ha. Jadi hutan tropika ada sebanyak
53,7% dari total hutan di dunia.
Atas dasar klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Koppen maka hutan
tropika dapat dibagi lagi menjadi :
1) Hutan tropis basah
2) Hutan tropis basah gugur daun
3) Hutan sabana
4) Hutan Belukar dan berduri.
a) Hutan tropis basah
Hutan ini kaya akan jenis. Menurut Junus dkk (1984) dalam l hektar
hutan dijumpai lebih dari 40 jenis, bahkan pohon dengan diameter lebih dari
10 Cm kadang-kadang lebih dari 100 jenis. Keanekaragaman hayati hutan
tropis basah ini tinggi.
Atas dasar perkiraan kasar di Indonesia terdapat 10% dari semua jenis
tumbuhan yang terdapat di Bumi, 12% dari semua jenis hewan menyusui, 16%
dari semua jenis hewan melata dan ampibhi, dan 17% dari semua jenis burung
(Soemarwoto,1992).
Di dunia diketahui ada 3 formasi hutan tropis basah yang luas yaitu :
American Rain Forest, Africa Rain forest, dan Indo Malaya Rain Forest.
Iklim tempat hutan tropis basah terbentuk menurut Koppen adalah Af,
dengan ciri sbb:
suhu bulanan rata-rata 20OC 25OC
curah jujan 2000 mm 5000 mm per tahun.
Jenis pohon utama di Asia Tenggara ialah Diperocarpus spp, dan
Shorea spp; sedangkan di Afrika ialah Terminalia spp., Khaya spp.; dan di
Amerika ialah Swietania spp., Cadrela spp.
Atas dasar letak hutan dari permukaan laut, maka hutan hujan tropika
dibedakan dalam 3 (tiga) zone, yaitu :
Zone I : 0 1000 M dpl merupakan hutan tropis dataran rendah.
Zone II : 1000 3.300 M dpl, hutan tropis basah pegunungan rendah.
Zone III : 3.300 4.100 M dpl, ht tropis basah pegunungan tinggi
1) Hutan Tropis Basah dataran rendah
Di Indonesia hutan ini dijumpai di pulau Sumatra, Kalimantan,
tali Abu, Mangole, Sanana, Obi, Buru, dan Seram. Jenis utama yang
mendominasi hutan ini ialah dari famili Dipterocarpaceae seperti Shorea
spp, Dipterocarpus spp, Hopea spp, Vatica spp, Driobalanops spp, dan
Cotylelobium spp.
Jenis pohon lain yang juga banyak dijumpai dalam zone hutan ini
ialah Agahis spp, Kompassia spp, Dyera spp, Lauraceae, dan jenis-jenis
Myrtaceae , Myristicaceae dan Ebenaceae.

Di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara terdapat jenis Altingia,


Bisschofia, Castanopsis, Ficus, Gossampius serta famili Caesalpinaceae
dan Leguminoceae.
Di Indonesia bagian timur yang meliputi Sulawesi, Maluku dan
Irian Jaya, hutan tropis basah ini merupakan hutan campuran dengan
jenis-jenis pohon seperti Palaqium, Pometia pinnata, Instia spp,
Diospyros spp, Koordersiodendron pinnatum dan Canarium spp.
2) Hutan tropis Basah Pegunungan Rendah

Jenis-jenis pohon yang dijumpai pada tipe hutan tropis basah


pegunungan tinggi ini ialah Quercus, Castanopsis, Nothofagus,dan jenisjenis dari Magnoliaceae dan Ulmus.
Pada beberapa tempat terdapat kekhususan sendiri seperti di Aceh
dan Sumatra Utara tumbuh jenis Pinus merkusii.Di Jawa Tengah terdapat
jenis Albizzia montana, dan Anaphalis javanica. Dibeberapa tempat di
Jawa Timur dijunpai jenis Cassuarina junghuniana(cemara gunung). Di
Sulawesi terdapat kelompok Aghatis dan Podocarpus.
Di Indonesia bagian Timur dijumpai jenis-jenis Trema, Vaccinium,
Podocarpus imbricatus. Famili Dipterocarpaceae hanya dapat dijumpai
pada beberapa tempat sampai ketinggian 1.200 M dpl.
3) Hutan Tropis Basah Pegunungan Tinggi
Hutan pada zone ini umumnya merupakan kelompok hutan yang
terpisah-pisah oleh padang rumput atau belukar.
Di Irian Jaya pada hutan ini dijumpai jenis-jenis Dacridium spp,
Libocedrus spp, Phyllocladus spp, Podocarpus spp. Disamping Conifer
terdapat jenis-jenis Dicotyledoneae, Eugenia spp, Callophyllum spp, dan
Vaccinium spp.
Di Indonesia bagian barat pada ketinggian diatas 1.300 M dpl pada
umumnya terdapat kelompok-kelompok tegakan Leptospermum spp,
Tristania spp, dan Phyllocladus spp.
b) Hutan tropis basah gugur daun
Terdapat di Asia Tenggara, Afrika dan Amerika, tumbuh pada daerah
yang beriklim Am (menurut klasifikasi Koppen).
Iklim Am mempunyai ciri-ciri, curah hujan dalam setahun 1.250
2.000 mm, suhu rata-rata bulanan 20o 27oC, periode kering antara 4 6
bulan.
Jenis pohon utama yang tumbuh di Asia Tenggara ialah Jati(Tectona
grandis). Di Amerika yaitu di New Mexico, Brazilia, Argentina Swietenia spp.
Di Ausralia Eucalyptus spp. Di Afrika jenis utamanya ialah Khaya spp.,
Isobernalia spp.
Atas dasar ketinggian tempat maka hutan musim di Indonesia
dibedakan adanya 2 (dua) zone yaitu :

Zone I : 0 1000 M, hutan musim dataran rendah


Zone II : 1000 4.100, hutan musim pegunungan rendah dan tinggi.

Hutan musim dapat dijumpai di Indonesia misalnya di Jawa Tengah,


Jawa Timur, Nusa Tenggara dan sebagian kecil pulau lain seperti di Maluku
bagian Tenggara, Irian bagian selatan yaitu di Tanah Merah.
Hutan didominasi oleh jenis pohon yang pada musim kering
menggugurkan daun. Hutan ini kaya dengan tumbuhan merambat yang
berkayu dan tumbuhan herba. Di dalam hutan terdapat dua lapisan tajuk yang
jelas.
Apabila menggunakan klasifikasi iklim berdasarkan Smith dan
Ferguson maka hutan musim ini dapat dijumpai pada daerah yang mempunyai
tipe iklim C dan D.
1) Hutan musim Dataran Rendah
Di pulau Jawa Tectona grandis, Acasia leucophoea, Actinophora
fragans, Albizia chinensis, Caesalpinia digyna merupakan jenis-jenis
pohon yang menjadi ciri hutan musim. Sedangkan di Nusa Tenggara jenisjenis pohon yang menjadi ciri hutan musim ini ialah antara lain : Eucalyptus deglupta, Santalum album (Cendana). Di Maluku dan Irian
Jaya ialah Melaleuca leucadendron, Caryphautan,dan Timonius cerycus.
2) Hutan musim Pegunungan rendah dan tinggi
Jenis-jenis pohon yang dijumpai dan merupakan ciri dari hutan ini
untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur ialah Casuarina junghuniana.
Di Indonesia bagian Timur Eucalyptus spp, di Sumatra Pinus merkusii.
c) Hutan Sabana.
Terdapat di Amerika Selatan, Amerika Utara, Asia Tenggara, Afrika,
Ausralia dan Eropa. Pada daerah-daerah dengan iklim yang dicirikan dengan
suhu bulanan rata-rata 15oC 25oC, curah hujan per tahun 900 1000 mm
dan periode kering 4 5 bulan.
d) Hutan belukar dan berduri.
Terdapat di Amerika Selatan, Asia pada daerah dengan curah hujan
setahun kurang dari 1000 mm, periode kering lebih dari 6 bulan. Jenis yang
tumbuh seperti:
Cactus spp, Mimosa spp, Acasia spp, Bombax spp, Euphorbiaceae,
Caesalpinia spp.
b. Hutan sub-tropika
Ciri Iklim dari hutan sub-tropika ialah suhu bulanan rata-2 berkisar antara
10 20oC, curah hujan 250 mm 1000 mm per tahun, terdapat di Florida , Chili,
Brazilia Tenggara, dan di pegunungan Andes pada daerah dibawah 1500 m dpl.

c. Hutan campuran daerah beriklim sedang


Terdapat di Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika, Ausralia, dan Eropah.
Jenis pohon yang tumbuh antara lain Pinus spp, Larix spp, Podocarpus spp,
Eucalyptus spp, Notofagus spp.
d. Hutan daun jarum daerah beriklim sedang
Daerah hutan ini mempunyai suhu rata-rata -10oC 20oC, jurah hujan
berkisar 150 mm 1000 mm per tahun. Jenis pohon yang tumbuh antara lain :
Pinus spp, Picea spp, Larix spp, Podocarpus spp, Agahis spp.
e.

Hutan daun jarum daerah boreal


Hutan ini terdapat di daerah sebelah utara 60o LU, mempunyai iklim
dengan ciri suhu rata-rata bulanan antara -20oC 10oC, curah hujan yang tinggi.
Jenis yang tumbuh:Pinus spp, Picea spp, Abies spp, dan Larix spp.

4.

Kondisi hutan Indonesia saat ini ?

Illegal logging atau pembalakan liar, atau penebangan liar, adalah kegiatan
penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki
izin dari otoritas setempat.
Walaupun angka penebangan liar yang pasti sulit didapatkan karena
aktivitasnya yang tidak sah, beberapa sumber tepercaya mengindikasikan bahwa lebih
dari setengah semua kegiatan penebangan liar di dunia terjadi di wilayah-wilayah
daerah aliran Amazon, Afika Tengah, Asia Tenggara (terutama Indonesia), Rusia dan
beberapa negara-negara Balkan.
Data yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sejak tahun
1985-1997 telah kehilangan hutan sekitar1,5 juta hektar setiap tahun dan diperkirakan
sekitar 20 juta hektar hutan produksi yang tersisa. Penebangan liar berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan kayu di pasar internasional, besarnya kapasitas terpasang
industri kayu dalam negeri, konsumsi lokal, lemahnya penegakan hukum, dan
pemutihan kayu yang terjadi di luar kawasan tebangan.
Penelitian Greenpeace mencatat tingkat kerusakan hutan di Indonesia
mencapai angka 3,8 juta hektar pertahun, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas
illegal logging atau penebangan liar (Johnston, 2004). Sedangkan menurut data Badan
Penelitian Departemen Kehutanan, kerugian finansial akibat penebangan liar
menunjukan angka Rp. 83 milyar perhari (Antara, 2004).
Berdasarkan hasil analisis FWI dan GFW dalam kurun waktu 50 tahun, luas
tutupan hutan Indonesia mengalami penurunan sekitar 40% dari total tutupan hutan di
seluruh Indonesia. Dan sebagian besar, kerusakan hutan (deforestasi) di Indonesia

akibat dari sistem politik dan ekonomi yang memperlakukan sumber daya hutan
sebagai sumber pendapatan dan dieksploitasi untuk kepentingan politik serta
keuntungan pribadi.
Menurut data Departemen Kehutanan RI tahun 2006, luas hutan yang rusak
dan tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 juta
hektar kawasan hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi (perusakan hutan /
penggundulan hutan) dalam 5 tahun terakhir mencapai 2,83 juta hektar per tahun. Bila
keadaan seperti ini berjalan terus, dimana Sumatera dan Kalimantan sudah kehilangan
hutannya, maka hutan di Sulawesi dan Papua akan mengalami hal yang sama.
Menurut analisis World Bank, hutan di Sulawesi diperkirakan akan hilang tahun 2010.
(Sumber: Wikipedia).

Hutan Indonesia yang hilang dari tahun 2000 2005. Warna hijau adalah
hutan yang tersisa. Warna merah adalah penggundulan hutan.

Hutan di Kalimantan yang hilang dari tahun 1950 2010. Warna hjiau adalah
hutan yang tersisa.

Penggundulan hutan di Papua dan Papua New Guinea di tahun 1980 dan
perkiraan di tahun 2020.

5.

Pembagian hutan berdasarkan UU Nomor 41 tahun 1999 tentang


Kehutanan dengan Luasnya !
Jenis
Hutan

Kawasan
Kawasan Suaka
Alam

Sub Kawasan

Zona

Cagar alam
Suaka Marga Satwa
Zona Inti
Taman Nasional

Zona Pemanfaatan
Zona Lain
Kawasan Penggunaan

Taman Hutan Raya


Kawasan
Pelestarian Alam

Kawasan Koleksi
tanaman
Kawasan Perlindungan
Kawasan Lain

Kawasan
Konservasi

Kawasan penggunaan
yang intensif
Taman Wisata Alam

Kawasan penggunaan
terbatas
Kawasan Lain

Kawasan Perburuan
Kawasan
Penggunaan
Taman Buru

Kawasan
Penangkaran
Satwa Liar
Kawasan Lain

Kawasan
Lindung
Hutan
Lindung

Kawasan
Penggunaan
Kawasan Lain

Hutan
Produksi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri tersebut, sampai dengan tahun 2004


telah ditetapkan Luas Kawasan Hutan Indonesia (belum termasuk provinsi
Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah) adalah sebagai berikut :

Hutan Konservasi
o Kawasan Daratan
o Kawasan Perairan/Laut

: 21.715.646,57 ha
: 18.371.330,57 ha
: 3.344.316,00 ha

Hutan Lindung
Hutan Produksi Tetap

: 29.097.193,02 ha
: 27.653.098,43 ha

Hutan Produksi Terbatas

: 16.202.462,26 ha

Hutan Produksi Konversi

: 13.670.535,00 ha

Total Kawasan Hutan


o Kawasan Daratan
o Kawasan Perairan/Laut

: 108.338.935,28 ha
: 104.994.619,28 ha
: 3.344.316,00 ha

Tabel-1. Luas Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Kalimantan
Tengah berdasarkan TGHK
Provinsi

Luas Daratan (Ha)

Sumatra Utara

3.600.132

Riau

9.456.160

Kalimantan Tengah

15.320.100

Jumlah

28.376.392

Kawasan Hutan (Ha)


KSA & KPA
HL
HPT
HP
HPK
KSA & KPA
HL
HPT
HP
HPK
KSA & KPA
HL
HPT
HP
HPK
KSA & KPA
HL
HPT
HP
HPK

: 253.885
: 1.391.129
: 1.349.889
: 351.548
: 253.684
: 451.240
: 397.150
: 1.971.553
: 1.866.132
: 4.770.085
: 729.919
: 800.000
: 3.400.000
: 6.088.000
: 4.302.181
: 1.435.044
: 2.588.276
: 6.721.439
: 8.305.680
: 9.325.950

Daftar Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia


Pemerintah RI. 1999. Undang-UndangNomor41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Pemerintah RI. 1967. Undang-UndangNomor5 Tahun 1967 Tentang Kehutanan.
Rahmawaty. 2004. Hutan: Fungsi Dan Peranannya Bagi Masyarakat. Usu Digital
Library.
Simon, Hasanu. 2000. Kilas Balik Sejarah Peraturan Tentang Kehutanan. Jurnal Psda
Vol.1 No 1
Suhendang, E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Yayasan Penerbit Fakultas
Kehutanan IPB, Bogor.
Triyono, Puspitojati. 2011. Persoalan Definisi Hutan Dan Hasil Hutan Dalam
Hubungannya Dengan Pengembangan Hhbk Melalui Hutan
Tanaman. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol. 8 No. 3: 210 227
Anonimous,

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1389/Bab
%20II.docx?sequence=4

Anonimous, http://oki.fkt.ugm.ac.id/down/materi.doc
Anonimous,

http://www.dephut.go.id/Halaman/Bukubuku/2004/Stat2003/informasi/STATISTIK/2004/nar_baplan.pdf

Anda mungkin juga menyukai