Latar Belakang
b.
c.
d.
e.
yang
ditambahkan
akan
dapat
membunuh/mengganggu
mikroorganisme, dan sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat
terdegradasi.
Bahan pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit
terdegradasi (beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida
sering dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga permukaan
air akan tertutupi minyak
Zat
pewarna.
Bersifat
racun
dan
cocarcinogenik
(merangsang/penyebab tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi
kandungan oksigen dan pH dalam air. Zat warna mengandung senyawa
kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome
Larutan penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk
air minum. Sebagai pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai
enzym. Bersama lemak dan sisa kulit, enzym akan didegradasi
menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (hasil
7 peruraian protein dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan
bertambah dan memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen
yang berbahaya.
Zat radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang
(pertanian, peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan,
industri) akan terbawa air ke lingkungan. Akibat radiasi dapat merusak
sel tubuh dan genetik.
B.
Permasalahan
Limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat
yang mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya
sehingga air limbah sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak
mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Limbah padat
berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan,
perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis
limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,
organik, bakteri, kulit telur, dan lain-lain. Limbah cair adalah sisa dari suatu
hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair, sedangkan Polusi udara adalah
tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung
partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon
(asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Salah satu contoh limbah cair adalah limbah industri laundry yang
mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti deterjen dan yang
3
Hasil
Ambang batas
Penurunan
limbah
455 mg/L
853 mg/ L
420 mg/ L
50 mg/L
1000 mg/L
50 mg/L
136 mg/L
643 mg/L
60 mg/L
(BOD)
Chemical Oxygen Demand
1350 mg/ L
125 mg/L
210 mg/L
(COD)
Kandungan deterjen
Fosfat
339 mg/L
600 mg/L
5 mg/L
3 mg/L
48 mg/L
15 mg/L
pengukuran
menyebabkan
terjangkitnya
berbagai
penyakit,
tetapi
juga
Solusi
1. SPAL (sistem pengolahan air limbah). Instalasi SPAL terdiri dari dua
2.
3.
4.
5.
6.
bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul
terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1
cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap
pasir dan tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air
dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu
koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam
detergen.
Pengolahan secara Biologi, Teknik pengolahan detergen secara biologi
yaitu dengan bantuan bakteri, koagulasi-flokulasi-flotasi, adsorpsi karbon
aktif,
lumpur
aktif,
khlorinasi.
Mendestabilkan
Partikel
Detergen mempunyai sifat koloid. Karakteristik dari partikel koloid dalam
air sangat dipengaruhi oleh muatan listrik dan kebanyakan partikel
tersuspensi bermuatan negative.
Mendestabilkan partikel, ada dua tahap yaitu dengan mengurangi muatan
elektrostatis sehingga menurunkan nilai potensial zeta dari koloid, proses
ini lazim disebut sebagai koagulasi dan yang kedua adalah memberikan
kesempatan kepada partikel untuk saling bertumbukan dan bergabung,
yang dilakukan dengan cara pengadukan dan disebut sebagai flokulasi.
Menanami Selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar.
Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata
(bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati
air, dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat
pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut
terbuang ke selokan.
Filtrasi media karbon aktif dan proses antifoaming merupakan alternatif
lain dalam menurunkan kadar surfaktan dalam air limbah laundry.
Gunakan
deterjen
seminimal
mungkin
untuk mencegah dampak lebih parah diperlukan kesadaran konsumen agar
hanya memilih produk deterjen ramah lingkungan. Deterjen ramah
lingkungan dapat dilihat dari logo pada kemasan produk deterjen,
walaupun untuk membuktikan produk tersebut benar-benar ramah
lingkungan harus melalui uji laboratorium. Konsumen juga dapat
meminimalikan pemakaian deterjen karena pemakaian dalam kadar kurang
atau maksimal sama dengan takaran yang dianjurkan sudah cukup.
Tips Memilih Deterjen Cuci
a. Deterjen
tersebut
ramah
lingkungan.
Cara pengujiannya:
1) Campur deterjen dengan air, aduk merata, kemudian siramkan ke
tanaman dan lihat hasilnya.
2) apakah deterjen tersebut biodegradeable (mudah terurai secara
alamiah, tidak meninggalkan bekas).
3) jika ke tanaman, apakah tanaman tersebut masih hidup di hari-hari
berikutnya.
b. Tidak panas di tangan
Produk sabun cair Deterjen yang baik adalah deterjen yang mampu
bekerja sendiri menghilangkan kotoran (kotoran ringan).
e. Berat
jenis
lebih
berat
daripada
air.
Sabun cair deterjen memiliki berat jenis lebih berat dari pada air, jika
dilarutkan dalam air ia akan tenggelam.