Anda di halaman 1dari 5

Teori

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau
kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran
sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke
seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan
merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda
dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan
perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan
pemasakan seksual (Anwar, 2013)
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ
tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis
dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain
disebut sebagai fungsi Endokrin Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh
pulau Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ
targetnya sel-sel hepar (J. H. Green. 2002).
Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka
dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin,
digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal,
Insulin pada sel pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana
dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada
sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak dalam sel
yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan
kanker secara keseluruhan (Sherwood. 2001).
Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut
komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang
mengantarai kerja hormon di dalam sel.
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1. Golongan Steroidturunan dari kolestrerol
2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat

3. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil


Thyroid,Katekolamin
4. Golongan Polipeptida/Protein
Insulin,Glukagon,GH,TSH
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1. 1.Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2. hormon

yang

berikatan

dengan

reseptor

permukaan

sel(plasma

membrane).
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam
sel:kelompok
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,
cGMP, Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler
(Yusita. 2010).
1. Hipotalamus
Hipotalamus berperan mensintesis dan mensekresikan hormon - hormon
berikut:
1. Gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang berperan memacu sekresi
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
2. Thyrotropin releasing hormone (TRH) yang berperan merangsang sekresi
thyroid stimulating hormone (TSH).
3. Corticotropin releasing hormone (CRH) yang berperan merangsang
sekresi ACTH.
4. Prolactin inhibiting factor (PIF) yang berperan menghambat sekresi
prolaktin ( Evelyn R.1996 )

2. Kelenjar Pituitaria (hipofise)

Terletak di dasar otak menggantung dengan hipotalamus, tepatnya di atas


langit-langit mulut. Terdiri atas 3 bagian yaitu bagian depan (adenohipofise),
tengah (intermedia), dan belakang (neurohipofise). Kelenjar pituitaria disebut juga
master gland karena berperan mengatur aktifitas dan fungsi kelenjar endokrin
lainnya (Ruswana, 2009)
2.1 Pituitaria Anterior
Pituitaria anterior tersusun atas sel kelenjar yang secara histologist dapat
dibedakan menjadi 3 tipe sel yaitu sel alfa, beta (basofil), dan kromopob.
Fungsi pituitaria dikontrol oleh releasing dan inhibiting factor dari
hipotalamus. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pituitaria anterior adalah:
1. Somatotropin (STH), atau growth hormone (GH). Adrenocorticotrophic
hormone (ACTH) berperan merangsang steroidogenesis di dalam kortek
2.
3.
4.
5.

adrenal.
PRL (Prolaktin)
Gonadotropin hormone (GnH)
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
LH. Pada wanita (Ruswana, 2009)

2.2 Pituitaria posterior


Pituitaria posterior tersusun atas jaringan syaraf (neuron) yang berasal dari
kumpulan sel-sel syaraf yang berasal di sekitar hipotalamus. Hormon yang
dihasilkan oleh sel-sel pituitaria posterior adalah ADH dan oksitosin (Ruswana,
2009)
2.3. Pituitaria Intermedia
Melanocyte

stimulating

hormone

(MSH)

berperan

merangsang

pembentukan melanin di kulit (melanogenesis) oleh melanosit (Ruswana, 2009)


3. Ovarium
Ovarium berperan mensintesis dan mensekresikan hormon estrogen (E2)
dan progesteron (P). Estrogen disintesis dan disekresikan oleh folikel ovarium.
Estrogen bersifat sebagai endokrin, parakrin, atau autokrin. Estrogen berasal dari

kolesterol. Estrogen ada 3 macam yaitu: 17-estradiol, estrone, dan estriol, yang
paling banyak dijumpai adalah 17-estradiol. Estrogen berperan sebagai feedback
positive yaitu memacu proliferasi sel granulosa, meningkatkan jumlah reseptor
FSH pada sel granulosa, dan berperan sebagai feedback negative yaitu
menurunkan sekresi FSH-RH dari hipotalamus dan FSH dari pituitaria, serta
memelihara sifat kelamin sekunder. Progesteron disintesis dan disekresikan oleh
korpus luteum dirangsang oleh LH pada siklus menstruasi normal, sedangkan
pada saat ada kehamilan sintesis dan sekresi progesteron oleh korpus luteum juga
dirangsang oleh chorionic gonadotropin (CG) yang dihasilkan plasenta. Fungsi
utama hormon progesteron adalah mengatur panjang pendeknya siklus estrus,
menyiapkan uterus untuk implantasi, pertumbuhan kelenjar susu, dan sifat
keibuan. Disamping itu, korpus luteum juga menghasilkan hormon relaksin yang
berperan melebarkan (relaksasi) simpisis pubis (tulang panggul) dan servik uteri.
Aplikasi pemanfaatan hormon E2 dan P dalam kehidupan sehari-hari antara lain
untuk: kontrasepsi oral pil (estrogen, atau kombinasi estrogen dan progestin),
injeksi (estrogen), implan (progesteron) ( Riyanti et al, 2013)

Anwar,

2013.
Mekanisme
kerja
hormone
tersedia
online
di
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/05/biosintesis_sekresi_dan_mekanisme_kerja_horm
on.pdf [ diakses pada 2 april 2015]

J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksar


Kee, Joyce L. dan Hayes, Evelyn R.1996.Farmakologi Pendekatan Proses
keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Riyanti et al, 2013. Famakologi. Pilar utama mandiri : Jakarta
Ruswana,
2009.
Hormone
manusia
tersedia
online
http://repository.unand.ac.id/18518/4/Biokimia%20Hormon_C.pdf
[ diakses pada 2 april 2015]

di

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta :


EGC
Yusita.

2010.
Biokimia
hormone
tersedia
online
http://kroosita2.staff.ipb.ac.id/files/2014/09/FISIOLOGI-SISTEMENDOKRIN_2014.pdf [ diakses pada 2 april 2015]

di

Anda mungkin juga menyukai