Anda di halaman 1dari 6

Kasus

Seorang laki-laki berusia 53 thn, dirujuk ke poli penyakit dalam dengan keluhan tidak enak
badan, lemah dan mata berkunang-kunang pagi setelah minum satu gelas besar teh manis dan
2 bungkus roti. Sering buang air kecil malam hari, cepat lapar, berat badan turun dalam 2
bulan terakhir sebanyak 10 kg. BB 70 kg, TB 160 cm, LOLA 27cm. Hasil pemeriksaan pada
saat itu, TD 150/90 mmHg, glukosa darah sewaktu 350 mg/dl, kolesterol total 300 mg/dl.
Klien mengatakan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5kali, dan hobinya jajan
makanan pinggir jalan. Menurutnya diet hanya untuk orang-orang yang ingin kurus, dan gaya
hidupnya selama ini tidak ada masalah. Selama ini klien juga sangat jarang melakukan
olahraga.
1. Pengkajian
Nama
: Tn. X
Usia
: 53 tahun
a. Data Subjektif :
o Tidak enak badan
o Lemah dan ,mata berkunang-kunang pada pagi hari setelah minum
satu gelas besar the manis dan 2 bungkus roti.
o Menurut klien diet hanya untuk orang yang ingin kurus, dan gaya
hidup tidak bermasalah
o Klien jarang olahraga
o Sering buang air kecil
o Cepat lapar
o Makan dengan piring besar 5-4 kali sehari
b. Data objektif :
o BB 70 Kg (Turun 10 Kg dalam 2 bulan)
o TB 160 cm
o LOLA 27 cm
o TD 150/90 mmHg
o Gula darah sewaktu 350 mg/dl
o Kolesterol total 300 mg/dl
2. Diagnosis
a. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola
makan yang berlebihan
Definisi : Asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolic
Data objektif :
1. Berat badan lebih dari 20 % berat badan ideal :
BBI ideal klien
= [TB-100] 10%

BB Klien

= [160-100] 10%
= 606
= 54 66 kg
= 70 Kg

Perbandingan BB Klien
Atau

=[

X 100 %] = 129, 6 %

Perbandingan BB Klien =[

X 100 %] = 106, 1 %

BB Klien = 106, 1% - 129,6 % pasien obesitas


Perbandingan BB klien = 129,6 -100= 29, 6 % > 20 %
2. Lola laki-laki normal = 25, 3 cm
Lola Pasien 27 > 25,3 cm
Data Subjektif :

b.

c.
1.

2.

1. Makan dengan piring besar 5-4 kali sehari


2. Sering jajan di pinggir jalan
3. Porsi makan 4-5 kali sehari
4. Jarang berolahraga
5. Diet tidak penting
Defisit pengetahuan mengenai diabetes dan penyebabnya (nutrisi sehat dan
seimbang)
a. Data Subjektif :
1. Mengungkapkan gaya hidupnya yang tidak sehat sebagai perilaku biasa
saja dan tidak bermasalah
b. Data Objektif :
1. Porsi makanan klien terlalu banyak dan tidak sehat (4-5 porsi nasi sehari +
jajan di pinggir jalan
2. Tidak berolahraga
Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Data objektif
a. Kadar glukosa >350 mg/dl
b. Nokturia
c. Kehilangan berat badan tanpa sebab 10 kg dalam 2 bulan
Data Subjektif
a. Lemah

Diagnosis
a. Ketidakseim
bangan
nutrisi : lebih
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan pola
makan yang
berlebihan

Tujuan
Intervensi
Status gizi : Konseling nutrisi (NIC) :
asupan
a. BHSP
makanan
sesuai dengan
kebutuhan
b. Mendiskusikan intake makanan dan
tubuh.
kebiasaan makan
c. Memberikan informasi mengenai modifikasi
diet : rendah kalori, reduksi kolesterol
d. Mendiskusikan makanan yang disukai dan
tidak disukai klien
e. Mendiskusikan kebiasaan makan dan nutrisi
klien yang harus diubah
f. Mendiskusikan menu diet dengan pasien
g. Memfasilitasi kebiasaan makan yang harus
diubah terkait dengan kondisi patologis
klien saat ini
h. Mendorong untuk klien untuk mencapa
tujuan
i. Memberi referensi konsultasi pada ahli gizi

Rasional
a. PHBS dibina agar diskusi dengan klien
menjadi lebih mudah dan membangun
b. Menggali
informasi
dari
klien
mengenai kebiasaan makan klien akan
mempermudah
mendorong
klien
merubah klien kebiasaannya.
c. Penegathuan akan h ini akan
memberikan gambrn kenpa diet
dilkukakann dn apa diet yang akan
dilkukan klien
d. Mempermudah perawat menentukan
menu diet yang sehat dan disukai klien,
menghindari
perbedaan
pendapat
dengan klien
e. Diskusi mengenai hal ini diperlukan
untuk memberi tahu klien mengenai
kebiasaan yang harus diubah
f. Diskusi dengan klien mengenai menu
diet akan menigkatkan seberapa penting
diet dilakukan dan meningkatkan
motivasi karena klien yang memilih
sendiri.
g. Memfilitasi klien akan mempermudah
klien sehingga meningkatkan kepatuhn
klien dalam merubah kebiasaan makan
ang berlebihan tidak sehat, serta
memantau perkembangan klien
h. Meningkatkan potensi klien dan

Evaluasi
b. Asupan
gizi
klien
sesuai
dengan
kebutuhan
c. Klien
Berpartisipasi
aktif
dalam
program diet
terstruktur
d. Berat
badan
klien mendekti
ideal.

e. Defisit

pengetahuan
mengenai proses
penyakit diabetes
dan penyebabnya
(nutrisi sehat dan
seimbang)

Keluarga :
smangat klien
Membantu keluarga memahami kondisi klien da i. Ahli gizi memiliki keahlian yang lebih
perubahan pola diet klien
soal nutrisi dan diet dari perawat
Keluarga :
a. Keluarga bisa memberi support kepada
klien untuk merubah pola hidup.
Pengetahuan
Fasilitasi belajar :
mengenai
a. BHSP
a. Kepercayaan akan meningkatkan
management
b. Bekerjasama dalam menentukan
keinginan klien untuk berpartisipasi
diabetes :
target atau goal
dalam proses pembelajaran
a. Klien
c. Memilih metode pembelajaran
b. Meningkatkan koorporasi dan
mengungkapkan
yang sesuai dengan klien
kepatuhan klien dalam proses
pemahaman
belajar
menganai
c. Metode belajar yang sessuai
proses penyakit
dengan klien akan memudahkan
dan
klien menerima informasi.
penyeababnya
b. Mampu
Proses belajar :
mengidentifikas
a. Menjelaskan kepada klien mengenai
a. Informasi dasar mengenai proses
i
penyebab
kadar gula normal, dan hubungan
penyakit akan membuat klien bisa
kondisi
antara insulin defisiensi dan kadar
mempertimbangkan gaya hidupna
diabetesnya
gula darah serta factor yang
selama ini dan mengidentifikasi hal
c. Klien
menyebabkan
yang perlu diperbaiki
mengungkapkan b. Menjelaskan kepada klien mengenai
b. Peringatan kepada klien mengenai
keinginan
komplikasi penyakit seperti gangguan
bahaya
komplikasi
akan
merubah pola
pengeliatan,
pengeluaran
urin
meningkatkan kesadaran
klien
hidup
dan
berlebihan, hipertensi dan gangguan
dalam menejemen diabetes.
berpartisipasi
kardivaskular lainnya.
c. Untuk monitoring diri klien
aktif
dalam c. Mendeonstrasikan penggunaan alat tes
regimen
glukosa, untuk mengontrol kadar
pengobatan
glukosa.
d. Mendiskusikan rencana diet, sesuai
d. Terapi nutrisi medis untuk diabetes

a. klien
memaham
i
roses
penyakit
dan
penyebab
diabtes
b. klien
sudah
mampu
mengident
ifikasi
penebab
diabetes
c. pola hidup
klien
berubah

dengan keunikan individu, berdasaran


regimen standar : pembatasan intake
gula, lemak, garam, karbohidrat dan
meningkatkan konsumsi buah, sayur,
serta bagaimana membatasi makan
makanan dari luar rumah
e. Mendiskusikan jadwal olahraga rutin
dan pentingnya melakukan olahraga
untuk menjaga kadar glukosa.
.

Ketidakstabilan
kadar glukosa darah

Menjaga
Menjemen hiperglikemia
glukosa dalam
a. Mengidentifikasi
factor
yang
rentang normal
menyebabkan situasi saat ini. Mencatat
data demografi klien
b. Mereview kebiasaan makan klien dan
bandingkan dengan kebutuhan normal
klien
c. Mengauskultasi bising usus. Catat adanya
mual, nyeri abdomen, kembung dan
muntah
Tindakan Kolaborasi :

mendorong klien untuk membuat


makanan
pilihan
berdasarkan
kebutuhan unik individu dan
preferensi. Kesadaran pentingnya
kontrol diet klien membantu dalam
perencanaan makan, dan berpegang
teguh pada regimen.
e. Waktu Olahraga seharusnya tidak
bertepatan dengan aksi puncak
insulin. Sebuah makanan ringan
harus tertelan sebelum atau selama
latihan sesuai kebutuhan, dan rotasi
situs injeksi harus menghindari
kelompok
otot
yang
akan
digunakan dalam kegiatan ini
(untuk Misalnya, situs perut lebih
disukai daripada paha atau lengan
sebelum jogging atau berenang)
untuk
mencegah
penyerapan
dipercepat insulin.
a. Identifikasi factor akan membantu
perawat dalam menentukan rencana
asuhan mengenai diet yang bisa
diberikan kepada klien
b. Mengetahui
factor
penyebab
glukosa tidak stabil
c. Hiperglikemia dapat menyebabkan
gangguan pada motilitas usus dan
gangguan respon gastropresis.
Identifkasi hal ini dapat mencegah
komplikasi pada GI
Kolaborasi :

a. Kadar
glukosa
klien
sudah ada
dalam
rentang
normal
b. Klien
menunjuk
an
pematuhan
diet

a. Berkonsultasi dengan ahli gizi untuk


menentukan makanan /intake oral klien.
b. Menediakan diet karbohidrat kompleks
60 % , 20 % protein dan 20 % lemak

a. Konsultasi
ahli
gizi
untuk
menentukan
rencana
asupan
makanan untuk klien
b. Karbohidrat kompleks membantu
untuk mempertahankan glukosa
lebih stabil tingkat, mengurangi
kadar kolesterol serum, dan
mempromosikan kenyang. Asupan
makanan
dijadwalkan
sesuai
dengan spesifik
karakteristik
insulin, seperti efek puncak, dan
individu respon klien.

c. Klien
menyaaka
n
sudah
tidak
lemah.

Referensi :
Bulechek, Gloria M.,Butcher, Howard K., Dochterman Joanne M.,(2008). Nursing Intervention Classification 5 th edition. Missouri :
Mosby Elsevier
Doenges, Marilyn E., Moorhouse, M F., Murr, A.C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across he life
Span. 8th Edition. USA; Davis Company
Wilkinson, Judith, Ahern, Nancy.(2012). Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai