Anda di halaman 1dari 2

1.

Konsep Kepemilikan (al-milkiyah)


Kepemilikan Individu
sebab-sebab kepemilikan tersebut terbatas pada lima sebab berikut ini :
(1) Bekerja.
(2) Warisan.
(3) Kebutuhan akan harta untuk mempertahankan hidup.
(4) Harta pemberian negara yang diberikan kepada rakyat.
(5) Harta-harta yang diperoleh oleh seseorang dengan tanpa mengeluarkan harta atau tenaga
apapun.

Kepemilikan Umum
benda-benda yang termasuk dalam kepemilikan umum dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok:
a. Benda-benda yang merupakan fasilitas umum, dimana kalau tidak ada di dalam suatu
negeri atau suatu komunitas, maka akan menyebabkan kesulitan hidup dan masyarakat
akan berpencar ke sana kemari mencarinya
b. Benda-benda yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki hanya oleh individu
secara perorangan.
c. Bahan tambang yang jumlahnya sangat besar
Kepemilikan Negara
Harta-harta yang terrnasuk milik negara adalah harta yang merupakan hak seluruh kaum
muslimin yang pengelolaannya menjadi wewenang negara, dimana negara dapat
memberikan kepada sebagian warga negara, sesuai dengan kebijakannya.
Sebagai contoh terhadap air, tambang garam, padang rumput, lapangan dan lain-lain tidak
boleh sama sekali negara memberikannya kepada orang tertentu, meskipun semua orang
boleh memanfaatkannya secara bersama-sama sesuai dengan keperluannya.

2. Konsep Pemanfaatan Kepemilikan


Pembelanjaan Harta
Pembelanjaan harta (infaqul mal) adalah pemberian harta tanpa adanya
kompensasi (An-Nabhani, 1990). Dalam pembelanjaan harta milik individu yang
ada, Islam memberikan tuntunan bahwa harta tersebut pertama-tama haruslah
dimanfaatkan untuk nafkah wajib seperti nafkah keluarga, infak fi sabilillah,
membayar zakat, dan lain-lain. Kemudian nafkah sunnah seperti sedekah, hadiah
dan lain-lain. Baru kemudian dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah. Dan
hendaknya harta tersebut tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti
untuk membeli barang-barang yang haram seperti minuman keras, babi, dan lainlain.
Pengembangan Harta
Pengembangan harta (tanmiyatul mal) adalah kegiatan memperbanyak jumlah
harta yang telah dimiliki (An-Nabhani, 1990). Seorang muslim yang ingin
mengembangkan harta yang telah dimiliki, wajib terikat dengan ketentuan Islam
berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah memberikan

tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja
sama syirkah yang Islami dalam bidang pertanian, perindustrian, maupun
perdagangan. Selain Islam juga melarang pengembangan harta yang terlarang
seperti dengan jalan aktivitas riba, judi, serta aktivitas terlarang lainnya.

3. Konsep Distribusi Kekayaan


perbedaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan pemenuhan terhadap
suatu kebutuhan, bisa menyebabkan perbedaan distribusi kekayaan tersebut di antara
mereka. Selain itu perbedaan antara masing-masing individu mungkin saja
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam distribusi kekayaan. Kemudian kesalahan
tersebut akan membawa konsekuensi terdistribusikannya kekayaan kepada segelintir
orang saja, sementara yang lain kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat
penimbunan alat tukar yang fixed, seperti emas dan perak.

Anda mungkin juga menyukai