Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien :
Nama
: Ny. NR
Umur
: 38 tahun
Alamat
Anamnesa
Keluhan utama : Pasien mengeluhkan adanya massa berwarna merah pada
anterior kanan rahang atas,antara gigi seri 2 dan gigi taring
yang makin membesar.
Anamnesa Khusus :
Sejak kurang lebih satu tahun yang lalu, pasien mengeluhkan adanya
massa yang berada di antara gigi seri 2 dan gigi taring. Awalnya kecil namun
makin lama makin besar. Pasien tidak merasakan adanya rasa nyeri maupun sakit.
Pasien merasa massa makin besar seiring dengan kehamilannya. Saat ini
pasien sedang hamil 4 bulan, kehamilan kedua. Pada kehamilan pertama tidak ada
gejala seperti sekarang.
Pasien belum pernah menjalani pengobatan untuk keluhan ini sebelumnya.
Pasien mempunyai riwayat gigi berlubang, namun sekarang tidak ada
keluhan mengenai gigi tersebut.
Pasien tidak sedang menjalani pengobatan tertentu.
Pasien ingin massa tersebut dihilangkan.
Pemeriksaan
a. General Survey
: baik
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 96 x / menit
Respirasi
: 16 x / menit
Suhu
: afebris
b. Ekstra oral
Tidak ada kelainan.
KGB
c. Intra oral
Oral higiene
: buruk
Bibir
: t.a.k
Mukosa bukal
: t.a.k
Gingiva
Lidah
: t.a.k
Dasar mulut
: t.a.k
Palatum
: t.a.k
Tonsil
: t.a.k
Gigi Geligi
S V
8
d. Status lokalis
Massa a.r 12 dan 13 dengan diameter 1 cm
Diagnosis banding
Diagnosis kerja
Epulis gravidarum a.r 12 dan 13 , gingivitis marginalis kronis generalisata
Rencana perawatan
1. Pro Bedah Mulut a.r 12 dan 13
2. Pro scalling rahang atas dan bawah
Terapi
1. Konsul ke bagian Bedah Mulut untuk eksisi epulis gravidarum a.r 12 dan
13
2. Konsul ke bagian perodontik untuk scalling gigi rahang atas dan bawah
PEMBAHASAN
GINGIVA
Gingiva adalah jaringan lunak yang menempati cavum oral.
Terdapat beberapa macam gingiva berdasarkan posisinya :
Terletak pada posisi paling atas gingival, tidak menempel pada gigi dan
kemudian membentuk dinding jaringan lunak pada sulkus marginalis. Secara
apikal menjadi free gingival groove.
Menempel secra utuh pada gigi dibawahnya dan tulang alveolar, tekstur
stipling (permukaan irreguler dan menyerupai kulit jeruk ). Ukurannya bervariasi
dari 1 mm hingga 9 mm.
Posisi : merujuk ke tingkat perlekatan gingiva pada gigi, waktu erupsi gigi,
tepi gingiva dan kalkulus pada mahkota gigi semakin lama erupsi gigi
tepinya semakin kearah apikal.
EPULIS
Definisi
Epulis adalah tumor jinak, merupakan pembesaran dari gingiva yang terlokalisasi.
Klasifikasi
Ada beberapa jenis epulis yaitu:
1. Giant Cell Granuloma (Giant Cell Epulis)
2. Epulis Fisuratum
3. Epulis Gravidarum
4. Congenital Epulis
5. Ossifying Fibroid Epulis
Giant Cell Granuloma (Giant Cell Epulis)
Merupakan suatu reaksi jaringan terhadap iritasi dan trauma. Perjalanan
penyakitnya sangat cepat sehingga terkadang digambarkan sebagai suatu
neoplasma yang memerlukan perhatian serius. Prevalensi tertinggi adalah pada
dekade ke-5 dan ke-6. Sekitar 60% kasus terjadi pada wanita. Etiologi giant cell
epulis tidak diketahui .
Tampak masa lunak berwarna merah atau nodul merah kebiruan
bergantung vaskularisasinya. Kebanyakan lesi mempunyai diameter lebih kecil
dari 2 cm tetapi dapat lebih besar. Berbentuk sensil (tidak bertangkai) atau
pedunculated (bertangkai) dan dapat disertai atau tidak sertai ulserasi. Area
predileksi adalah di bukal atau lingual gingiva yang masih utuh dan dapat menjadi
bertambah besar sehingga menutupi gigi. Namun sering terlihat tumbuh di
perbatasan gingiva biasanya berdekatan dengan bagian anterior dari mulut. Lebih
sering terjadi di mandibula berbanding maksila.
Terapi giant cell epulis dapat dilakukan dengan melakukan kuretase.
Sumber : http://dermatlas.med.jhmi.edu/derm/result
Epulis Fisuratum
Epulis fisuratum dapat disebut juga Inflamatory Fibrous Hiperplasia atau
Fibrosis Protesa, adalah hiperplasia generalisata dari mukosa dan jaringan fibrosa
pada pinggir alveolar dan daerah vestibular yang biasanya disebabkan karena
pemakaian protesa yang tidak sesuai. Epulis fisuratum terjadi biasanya karena
iritasi dari bagian ujung gigi palsu di lipatan mukobukal. Terlihat adanya lipatan
dari jaringan hiperlastik yang berjumlah satu atau lebih, tetapi lebih sering dua
lipatan dan tonjolan dari bagian gigi palsu dapat menempati celah lipatan tersebut.
Biasanya timbul di batas mukosa alveolar dan tonjolan dari bagian gusi yang tidak
mempunyai gigi (edentulous ridges). Dapat tumbuh di mandibula atau maksila.
Lebih sering di rahang anterior berbanding rahang posterior.
Epulis fisuratum sering terjadi pada usia dekade ke 5,6 dan lebih tua, tapi
pernah ditemukan pada anak-anak. Wanita lebih sering terkena daripada laki-laki.
Sumber : http://www.emedicine.com/derm/topic654.htm
Epulis Gravidarum
Epulis gravidarum adalah suatu hiperplasia dari mukosa bukal dan
jaringan gingival dengan beberapa karakteristik. Pada epulis gravidarum yang
tersering yaitu tipe granulomatus. Tampak masa lunak yang berwarna kemerahan
dan terangkat di papila interdental yang disebabkan proliferasi endotel dan
pembuluh kapiler dengan ukuran yang bervariasi.
Prevalensi sebenarnya belum diketahui, tetapi biasanya terjadi peda
dekade ketiga yang disertai kehamilan. Pada trimester pertama kehamilan lesi
sangat progresif. Penderita dengan oral hygiene yang buruk dan telah pernah
mengalami infeksi gingiva sebelumnya dan tingginya kadar progesteron aktif
pada gingival mempunyai risiko.
Terapi epulis gravidarum yaitu dengan menghilangkan faktor iritasi dan
dapat juga dilakukan eksisi pada lesi.
Epulis gravidarum
Setelah eksisi
Sumber : http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.hdconline.com/HDC/clinicalcases/
Congenital Epulis
Terdapat pada bayi baru lahir. Dari penelitian menunjukkan bahwa epulis
kongenital timbul dari sel mesenkim primitif yang mengalami diferensiasi
menjadi miofibroblas atau perisit.
Sumber : http://dermatlas.med.jhmi.edu/derm/result
sering salah didiagnosa sebagai granuloma piogenik. Lesi berwarna pink dan tidak
mengalami ulserasi sering salah didiagnosa sebagai iritasi fibroma. Kebanyakan
lesi berukuran kurang dari 2 cm walaupun sebenarnya dapat berukuran lebih
besar. Predileksi pada arkus maksilaris dan lebih 50% terdapat di daerah insisorkaninus. Gigi biasanya tidak mengalami kelainan, namun gigi yang bersangkutan
boleh saja bermigrasi dan goyang.
.
Sumber : http://www.emedicine.com/derm/topic886.htm
GINGIVITIS
DEFINISI
Inflamasi pada jaringan lunak yang mengelilingi gigi. Tidak termasuk
proses inflamasi yang mungkin meluas ke alveolar ridge, periodontal ligament,
atau cementum.1
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Penyakit periodontal mempunyai berbagai etiologi yang dipengaruhi
berbagai faktor, antara lain faktor lokal dan sistemik.
1. Faktor lokal
Faktor lokal terbagi atas faktor iritasi dan faktor fungsional lokal:
a. Faktor iritasi lokal :
-
Faktor inisiatif
Faktor predisposisi
Materi alba
Stain
Kalkulus
Karies
Merokok
Kehilangan gusi
Maloklusi
Defisiensi vitamin
Defisiensi protein
Malnutrisi
c. Obat-obatan
Penitoin
Kontrasepsi hormonal
Kortikosteroid
d. Keturunan
e. Faktor psikologis
Stress
Kelelahan
Cemas
f. Penyakit metabolik
Diabetes mellitus
g. Kelainan hematologis
Leukimia
Anemia
Hemofilia
PATOGENESIS GINGIVITIS
Perubahan patologis pada gingivitis berhubungan dengan keberadaan
mikroorganisme pada sulkus gusi. Organisme ini dapat mensintesis berbagai
macam produk seperti kolagenase, hialuronidase, protease, kondroitin sulfatase
dan endotoksin. Zat-zat ini dapat merusak epitel dan jaringan ikat seperti kolagen
glikokaliks.
Oleh karena itu terjadi pelebaran pada ruang antar sel epitel yang
menyebabkan bakteri masuk kedalam jaringan ikat,
Produk mikroorganisme akan mengaktivasi reaksi radang sehingga
terbentuk vasoaktif yang menimbulkan gingivitis.
PERJALANAN PENYAKIT
Perkembangan stadium gingivitis.2
Terjadi perubahan vaskuler yang terdiri dari dilatasi kapiler dan peningkatan
aliran darah akibat aktivasi leukosit oleh mikroorganisme. Pada stadium ini
tidak terdapat gambaran gingivitis sehingga disebut juga sebagai stadium
subklinis.
Gejala eritema mulai terlihat akibat proliferasi kepiler dan peningkatan loop
kapiler . Dapat terjadi perdarahan pada pemeriksaan sulkus. Epitel junctional
terinfiltrasi dengan neutrofil sehingga terjadi edema.
Terjadi fagositosis
Pada gingivitis kronis pembuluh darah menjadi tersumbat dan penuh, aliran
darah vena terganggu dan aliran darah menjadi lambat. Hal ini menyebabkan
anoksemia gusi yang menyebabkan gusi tampak berwarna kebiruan.
Ekstravasasi sel darah merah ke komponen pigmen dapat membuat warna gusi
semakin gelap. Lesi ini merupakan tanda bahwa gusi mengalami radang
sedang atau berat.
Gingivitis akut
Fase yang lebih ringan deri fase ini disebut fase subakut
Gingivitis kronis
Terjadi lambat, durasi lama, tidak sakit kecuali bila terjadi eksaserbasi
akut/subakut
Gingivitis rekuren
Peradangan pada satu atau lebih ruang interdental pada area terbatas
Peradangan pada seluruh gusi, peradangan juga terjadi pada gusi dekat dan
mukosa alveolar. Biasanya terjadi kelainan sistemik
Perubahan secara klinis
Perubahan secara histopatologis
Kemerahan pada daerah marginal dan Vasodilatasi, pembengkakan,hiperemis dan
papilar
proliferasi kapiler
Kecenderungan untuk berdarah akibat Mikroulserasi pada epitel di daerah sulkus
instrumen pada sulkus gingival
permukaan
Pembengkakan kontur yang membulat dan Stasis pada vena dan retensi cairan jaringan
tumpul
Konsistensi yang lembut
Penghilang stiplling
Padat dan membesar
gingival
Edema pada lamina propia
Deposit berlebih serabut kolagen akibat
gingivitis kronis
pembersihan plak setiap hari dengan sikat gigi secara teratur dan benar dan
pengunaan dental floss.
PENCEGAHAN
Oral hygiene yang baik merupakan pencegahan yang baik terhadap
terjadinya gingivitis karena dapat mengcegah perlekatan plak yang merupakan
awal mula terjadinya penyakit ini. Menyikat gigi dengan cara yang benar dan
membersihkan gigi dengan menggunakan benang dianjurkan setelah makan dan
sebelum tidur. Dokter gigi juga menganjurkan penggunaan pasta gigi antiplak
atau antitartar .
Pembersihan karang gigi dengan scalling sangat penting untuk
menghilangkan
plak.
Banyak
dokter
gigi
menganjurkan
pasien
untuk
DAFTAR PUSTAKA