Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS THT

OTITIS MEDIA AKUT


Nama

: Arif Tantri Hartoyo

NIM

: 20090310216

Stase

: Ilmu Penyakit THT

Pembimbing : dr. I Wayan Marthana WK, M,Kes., Sp.THT


1. Rangkuman Kasus
a. IDENTITAS
Nama

: An. D

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


b. KELUHAN UTAMA
Nyeri pada telinga kanan yang sudah berlangsung selama 3 hari.
c. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri telinga kanan. Sebelumnya pasien
sering gelisah dan suka memegangi telinganya yang sakit, sukar tidur . 3 hari sebelum datang
ke rumah sakit pasien mengalami batuk pilek yang saat ini sudah sembuh. Demam
juga dirasakan naik turun.
d. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Riwayat penyakit serupa

: disangkal

- Riwayat telinga dikorek

: disangkal

- Riwayat alergi

: disangkal

- Riwayat batuk+pilek berualang

:+

e. RIWAYAT KELUARGA DAN LINGKUNGAN


Keluarga mempunyai sakit serupa (disangkal), Asma (disangkal), Alergi (disangkal),

2. Masalah yang dikaji


- Stadium dari OMA?
- Penanganan OMA?
3. Analisis masalah
- Stadium OMA :
Ada 5 stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan pada perubahan mukosa telinga
tengah, yaitu :
1. Stadium Oklusi
Ditandai dengan gambaran retraksi membrane timpani akibat tekanan negative telinga
tengah. Kadang- kadang membrane timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat.
Efusi mungkin telah terjadi tetapi sulit dideteksi.
2. Stadium Hiperemis
Tamapak pembuluh darah yang melebar di sebagian atau seluruh membrane timpani
disertai oedem. Sekret yang mulai terbentuk masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar
dinilai.
3. Stadium Supurasi
Oedem yang hebat pada mukosa telinga tengah disertai dengan hancurnya sel
superficial

serta

terbentuknya

eksudat

purulen

di

kavum

epitel

timpani menyebabkan

membrane timpani menonjol kea rah liang telinga luar. Gejala klinis pasien Nampak terasa
sakit, nadi, demam, serta rasa nyeri pada telinga bertambah hebat. Pada keadaan lebih
lanjut, dapat terjadi iskemia akibat tekanan eksudat purulent yang makin bertambah,
tromboflebitis pada vena-vena kecil bahkan hingga nekrosis mukosa dan submukosa.
4. Stadium Perforasi
Rupturnya membrane timpani sehingga nanah keluar dari telinga tengah ke liang telinga
luar. Kadang pengeluaran secret bersifat pulsasi. Stadium ini sering

diakibatkan

oleh

terlambatnya pemberian antibiotika dan tingginya virulensi kuman.


5. Stadium Resolusi
Ditandai oleh membrane timpani yang berangsur normal hingga perforasi membrane timpani
menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Hal ini terjadi jika membrane
timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah.
- Penatalaksanaan
1. Antibiotik

OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya. Seikitar
80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotic. Penggunaan antibiotic tidak
mengurangi komplikasi yang terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran. Jika gejala
tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, Gejala ringan adalah apabila
nyeri telinga ringan dan demam <39 C dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat
adalah nyeri telinga sedang sampai berat atau demam 39 C.
Pilihan pertama pemberian antibiotik pada OMA adalah dengan amoxycilin.
American Academy of Family Physicians (AAFP) menganjurkan pemberian dosis
standar 40mg/kgBB/hari pada anak dengan resiko rendah (umur >2tahun, tidak dalam
perawatan intensif, belum pernah menerima pengobatan antibiotik dalam 3 bulan
terakhir). Sedangkan pemberian dosis tinggi 80mg/kgBB/hari diberikan pada anak
dengan resiko tinggi ( umur <2tahun, dalam perwatan, ada riwayat pemberian antibiotik
dalam 3 bulan terakhir serta resisten terhadap pemberian dosis rendah amoxycilin) .
Sementara

itu The

Centre

for

Disease

Control

and

Prevention (CDC)

merekomendasikan terapi antibiotik pada OMA sebagai berikut :

Penundaan antibiotik dan pengaturan pemberian antibiotik dilakukan pada otitis


media tanpa bulging karena pada otitis media jenis ini umumnya dapat sembuh spontan
tanpa pemberian antibiotik sebab pemberian antibiotic pada kasus ini dianggap hanya
akan menambah efek samping terhadap tubuh. Pengaturan pemberian resep dapat
dilakukan dengan pemberian acetaminophen jika terjadi otalgia serta demam, dan
setelah pemberian tersebut demam masih berlangsung serta

jika

tidak ada perbaikan gejala

klinis selama 3 hari , maka baru diberikan amoxycilin dosis tinggi. Antibiotik pada OMA
akan menghasilkan perbaikan gejala dalam waktu 48-72 jam. Dalam 24 jam pertama terjadi
stabilisasi, sedangkan pada 24 jam kedua mulai terjadi perbaikan. Jika pasien tidak
membaik dalam 3 hari atau kembali muncul dalam 14 hari kemungkinan ada penyakit lain

atau pengobatan yang diberikan tidak memadai/kurang adekuat atau bahkan telah terjadi
resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.

2. Analgesia/pereda nyeri
Selain antibiotik, penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri. Analgesia
yang

umumnya

ibuprofen.

digunakan

Namun

perlu

adalah

analgesia

diperhatikan

bahwa

sederhana

seperti paracetamol

pada penggunaan

ibuprofen

atau
harus

dipastikan bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan karena pemberian


ibuprofen dapat memperburuk keadaan tersebut.

Pemberian antihistamin (antialergi) atau dekongestan tidak memberikan manfaat

pada anak.
Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.
Miringotomy, dengan melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dari

dalam telinga juga tidak dianjurkan , kecuali jika terjadi komplikasi berat.
Pemberian antibiotik sebagai profilaksis hanya akan meningkatkan resistensi
bakteri terhadap antibiotik

4. Dokumentasi
- Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital : Tensi : 110/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 38 C
Kepala : mesochepal
Leher : KGB tidak membesar
Mata : dalam batas normal
THT : lihat status THT
Mulut : dalam batas normal
Dada : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Urogenetalia : dalam batas normal

Extremitas : dalam batas normal

B. PEMERIKSAAN THT

5. Kesimpulan
OMA adalah Otitis media akut

yang merupakan radang infeksi atau inflamasi

pada telinga tengah oleh bakteri atau virus dengan gejala klinik nyeri telinga, demam,
bahkan hingga hilangnya pendengaran, tinnitus dan vertigo. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada anak-anak dan umumnya berlangsung dalam waktu 3-6 minggu.

6. Daftar pustaka

Otitis Media (Ear Infection).http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp


Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss.
http://www.entnet.org.KidsENT/hearing_loss.cfm
Ear anatomy. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm
OMA. http://www.prodigy.nhs.uk/guidances.asp?gt=otitis%20media%20-%20acute
Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No. 5
May 2004, pp.1451-1456. http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;
113/5/1451

Anda mungkin juga menyukai