OLEH:
KELOMPOK 2
RIZKY AMALIAH YAHYA
NURUL JANNAH TAHANG
ANGELA LESTARI
MUHAMMAD ATHAR
SUCI LESTARI
JURUSAN AKUNTANSI/D4
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2015
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami
yang
bertandatangan
dibawah
ini
menyatakan
bahwa
NIM
: 461 11 004
Tandatangan
Nama
NIM
: 461 11 005
Tandatangan
Nama
NIM
: 461 11 018
Tandatangan
Nama
: Muhammad Athar
NIM
: 461 11 020
Tandatangan
Nama
: Suci Lestari
NIM
: 461 11 025
Tandatangan
Mata Kuliah
Judul Makalah/Tugas
Tanggal
: 08 April 2015
Dosen
KESELARASAN TUJUAN
Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan
(sejauh mungkin) tingkat keselaran tujuan (goal congruence) yang tinggi.
Dalam proses yang sejajar dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang
sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan
organisasi. Tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi
masing-masing yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi. Dengan
demikian, tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan
tingkat keselarasan tujuan yang tinggi. Sistem pengendalian yang memadai
setidaknya tidak akan mendorong individu untuk bertindak melawan kepentingan
organisasi. Misalnya, bila sistem menekankan pada pengurangan biaya dan
manajer merespons dengan cara mengurangi biaya dalam unit nya sendiri dengan
cara mengalokasikan jumlah yang lebih besar ke unit lain, maka manajer telah
termotivasi, tetapi kea rah yang keliru.
Dalam memgevaluasi praktik pengendalian manajemen, ada dua
pertanyaan penting yang diajukan:
1. Tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi
kepentingan diri mereka sendiri?
2. Apakah tindakan-tindakan ini sesuai dengan kepentingan organisasi
tersebut?
FAKTOR-FAKTOR
INFORMAL
YANG
MEMPENGARUHI
KESELARASAN TUJUAN
Baik sistem formal maupun proses informal mempengaruhi perilaku
manusia dalam organisasi perusahaan, konsekuensinya, kedua hal tersebut akan
berpengaruh pada tingkat pencapaian keselarasan tujuan. Namun hal yang juga
untuk diperhatikan oleh para perancang sistem pengendalian formal adalah aspekaspek yang berkaitan dengan proses informal, seperti etos kerja, gaya manajemen,
dan budaya yang melingkupi, karena untuk menjalankan strategi organisasi secara
efektif mekanisme formal harus berjalan seiring dengan mekanisme informal.
Oleh karena itu, sebelum sistem formal didiskusikan, akan diuraikan faktor-faktor
informal, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang memainkan peranan
kunci dalam rangka meraih keselasan dengan tujuan perusahaan.
Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang
diharapkan dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Normanorma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut etos kerja,
yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan,
semangat, dan kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas
secara tepat waktu. Beberapa sikap di atas bersifat lokal-yaitu spesifik untuk kota
atau wilayah di mana organisasi beroperasi. Dalam rangka mendorong perusahaan
untuk beroperasi di kota atau negara mereka, para anggota dagang dan berbagai
organisasi promotor lainnya sering mengkampanyekan bahwa ditempat mereka
terdapat tenaga kerja yang loyal dan ulet. Sikap dan norma-norma lainnya bersifat
spesifik terhadap jenis industrinya.
Faktor-faktor Internal
Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu
sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, normanorma perilaku serta asumsi-asumsi yang implisit diterima dan secara eksplisit
dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah
penting karena hal tersebut bisa menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan
sistem pengendalian manajemen formal yang sama, bervariasi dalam hal
pengendalian actual.
Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selama
bertahun-tahun. Budaya organisasional juga sangat dipengaruhi oleh personalitas
dan kebijakan CEO, serta oleh personalitas dan kebijakan para manajer pada
tingkat yang lebih rendah di area-area yang menjadi tanggungjawab mereka. Jika
organisasi memiliki sebuah serikat pekerja, maka aturan-aturan dan norma-norma
yang diterapkan oleh serikat pekerja juga berpengaruh besar pada budaya
organisasi perusahaan.
Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat
terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap
bawahan mencerminkan aoa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka,
dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap
CEO. Para manajer memiliki kualitas dan gaya yang beragam. Beberapa
diantaranya memilki kharisma dan ramah; sementara yang lain ada yang bergaya
agak santai. Ada manajer yang banyak melewatkan waktunya dengan melihatlihat dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berkeliling
(management by walking around); sementara ada juga manajer yang
menyibukkan dirinya dengan menulis laporan.
Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan
formal yaitu, pemegang otoritas resmi dan bertanggung jawab dari setiap manajer.
Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses pengendalian
manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari hubunganhubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.
Persepsi dan Komunikasi
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus
mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya.
Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik itu jalur formal (seperti
anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya) ataupun jalur informal (seperti
dari bahan obrolan yang tidak resmi).
Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber ini bisa jadi bertentangan
satu sama lain, atau bahkan memiliki interpretasi yang sangat beragam. Maka
komunikasi perlu dibangun menyamakan persepsi.
Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat formal. Sistem ini bisa
kita klasifikasikan ke dalam dua jenis: (1) sistem pengendalian manajemen itu
sendiri dan (2) aturan-aturan.
Aturan-aturan
Kita menggunakan istilah :aturan-aturan sebagai seperangkat tulisan yang
memuat semua jenis instuksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah
instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduanpanduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Aturan-aturan itu beragam sifatnya, mulai
dari yang sangat remeh (klip kertas hanya diberikan jika diminta melalui daftar
permintaan yang ditandatangani secara resmi) hingga aturan yang sangat penting
(pengeluaran modal lebih dari 5 juta harus mendapat persetujuan dewan direksi).
Tidak seperti arahan-arahan yang bersifat implicit dalam jumlah anggaran, yang
bisa jadi berubah dari bulan ke bulan, hamper semua aturan biasanya bersifat
jangka panjang; yaitu, aturan-aturan tersebut akan selalu ada sampai aturan-aturan
itu dimodifikasi, yang jarang terjadi.
Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini:
Pengendalian Fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi,
passwords komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
Manual
Ada banyak pertimbangan untuk memutuskan aturan-aturan mana yang
harus dituliskan ke dalam panduan, mana yang mesti diklasifikasikan sebagai
pedoman, seberapa banyak toleransi yang diperbolehkan dan beberapa
pertimbangan lainnya. Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci
dibandingkan dengan aturan organisasi lain. Organisasi besar memilki panduan
dan aturan yang lebih banyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain
yang lebih kecil. Organisasi yang tersentralisasi memiliki banyak aturan
dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir,
organisasi memiliki unit-unit yang tersebar secara geografis (seperti jaringan
hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari
tingkatan organisasi yang lebih rendah.
Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.
Unit-unit Bisnis
Bentuk
organisasi
unit
bisnis
dari
organisasi
dirancang
untuk
FUNGSI KONTROLER
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan
sistem pengendalian manajemen disebut sebagai seorang kontroler. Sebenarnya, di
banyak organisasi, jabatan orang ini adalah chief financial officer (CFO).
Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak
eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan
proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian
untuk
menjamin
validitas
informasi,
menetapkan
jawab
jajaran
manajemen.
Seorang
pengendali
barangkali
Kontroler Korporat
norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga diseut sebagai eots
kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan,
semangat dan juga kebanggaan yang dimmiliki oleh pegawai dalam menjalankan
tugas.
2. Faktor-faktor Internal
a. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu
sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, normanorma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implicit diterima dan yang secara
ekspisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
b. Gaya Manajemen
Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat
terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap
bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka,
dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap
CEO.
c. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan
formal, yaitu pemegang saham otoritas resmi dan tanggung jawab-dari setiap
manajemen.
d. Persepsi dan Komunikasi
Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer harus
mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya.
C. Jenis Jenis Organisasi
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap
strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan system
pengendalian manajemen organisasi. Organisasi bisa dikelompokkan ke dalam
tiga kategori umum:
1. Struktur fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi yang terspesialisasi seperti produksi.
2. Struktur unit bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagain yang semi-independen daro perusahaan.
3. Struktur matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.
D. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan
system pengendalian manajemen disebut sebagai kontroler. Kontroler biasanya
menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para
pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporalaporan ini untuk para manajer, menganalisi program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannna ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman
yang memasai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
PERMASALAHAN
1. Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang
lebih modern, dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak
saling mendukung antara pengendali korporat dan divisi, yang mengakibatkan
terjadinya tambahan biaya anggaran perusahaan untuk memperbaiki hal
tersebut.
2. Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali
divisi yang mana hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.
3. Randell ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat
mengikuti seperti peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni :
Martex Company.
Bukti Kasus
William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan
dia mantan pengontrol seniordi satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun.
Pengontrol Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya: Apakah divisi anda
dapat berjalan baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget
periklanan? Apakah divisi anda yakin perkiraan penghematan biaya pada
peralatan ini realistis? Walaupun pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak
setuju dengan perusahaan pengontrol, Harrigan tidak boleh mengatakan demikian.
Bila ada ketidakberesan dalam divisi (budget berlebih) dan situasi yang buruk
maka hal itu tidak akan di jadikan berita di laporan operasional, sehingga hal ini
membuat pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal
ini sebagai masalah karena jika dia menerapkan metode klaim (mengumumkan
adanya ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi
bagian dari kelompok menejemen itu lagi.
Kesimpulan
Karena sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan
mungkin tidak mudah diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut
dapat menyebabkan kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi
pengontrol yang melaporkan langsung ke pengontrol perusahaan akan
menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas struktur divisi. Dengan demikian,
pengendalian harus diberikan dalam melestarikan struktur kekuasaan di setiap
divisi. Lebih baik jika perusahaan menghadapi masalah kegemukan dalam
anggaran biaya daripada menyerah pada perintah di setiap divisi dan
mengacaukan baris mapan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini akan
lebih baik daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai
tujuan dan sasaran Perusahaan.
Rekomendasi
Perusahaan Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini
dengan menerapkan sistem kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan
budget. Sistem kontrol tersebut adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R.N. dan Govindarajan, V. 2005. Management Control System: Sistem
Pengendalian Manajemen. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.