Mentoring All
Mentoring All
Jalur Formal
Melalui Wahyu
(Q.S. 3: 38)
Melalui Pemikiran
(Q.S. 90: 5)
Ayat Qauliyyah
(Q.S. 55: 1-2, 96: 1)
Ayat Kauniyyah
(Q.S. 3: 190)
Fungsi sebagai
pedoman hidup
(Q.S. 3: 19, 85)
Fungsi sebagai
sarana hidup
(Q.S. 11: 61)
Kebenaran mutlak
(Q.S. 2: 147, 41: 53)
Skema penyederhanaan alur penurunan ilmu dari sisi Allah SWT kepada manusia
Keduanya
untuk
Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan dalam
Islam
1.
manusia agar
beribadah
kepada
Allah SWT
Sumber-sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut :
(Q.S. 10 : 63)
2.
(Q.S. 12: 1-3), dan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dalam segala hal. (Q.S. 33: 21).
Alam Semesta
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (Q.S. 3: 190-192), dan mengambil
berbagai hukum serta manfaat darinya. Beberapa ayat-ayat yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern :
a. Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut atau nebula.(Q.S. 41: 11)
b. Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari. (Q.S. 27: 88)
c. Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju. (Q.S. 24: 43)
d. Ayat tentang bahwa awal kehidupan berawal dari air. (Q.S. 21: 30)
e.
segumpal
3.
4.
Bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari tersebut haruslah ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Q.S.
2.
3.
Konsep Akidah
1.
Makna Akidah
Akidah menurut bahasa berasal dari fiil (kata kerja) : aqoda yaqidu uqdatan aqidatan yang kesemuanya
bermakana :
1.
Ar-Rabthu (ikatan), yaitu ikatan yang mengikat keyakinan seseorang mukmin sehingga terjaga dari berbagai
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Konsep Iman
1.Makna Iman
Secara bahasa, iman berarti membenarkan (tasdhiq), sementara menurut istilah adalah : mengucapkan dengan lisan,
membenarkan dalam hati, dan mengamalkan dalam perbuatannya.
1.
1.Konsekuensi Keimanan
Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya melebihi dari mencintai segala sesuatu termasuk dirinya. (Q.S. 9: 24, 2: 165)
Mendengar dan menaati semua yang datang dari Allah SWT dan RasulNya. (Q.S. 24: 51-52 )
Ridha terhadap semua yang datang dari Allah SWT dan Rasul-Nya. (Q.S. 4: 56)
Loyalitas yang penuh kepada Allaah SWT., Rasul-Nya. (Q.S. 2: 257)
Takut hanya kepada Allah SWT. (Q.S. 33: 39, 35: 28)
Berhukum dengan syariat Allah SWT. (Q.S. 4: 60, 6: 114)
Selalu beramal shalih, meninggalkan maksiat. (Q.S. 103: 2-3)
2.Sifat Orang-Orang yang Beriman
Jika disebut nama Allah SWT bergetar hatinya karena cinta, harap dan takut kepada-Nya. Jika dibacakan Al-quran
2.
3.
yatim. (Q.S. 8: 3)
Beriman kepada rukun iman yang enam dengan keimanan yang sempurna tanpa merasa ragu-ragu sedikitpun.
1.
Berjihad dengan harta, dan jiwa raga mereka untuk menegakkan keadilan. (Q.S. 49: 15)
3.Hal-Hal yang Dapat Meningkatkan Keimanan
Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT, seperti makna dari nama-nama Allah SWT,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
2.
3.
berbagai kebaikan yang banyak di dunia sebelum kenikmatan di akherat kelak, berupa perlindungan-Nya (Q.S. 2:
257), petunjuk-Nya (Q.S. 22: 54, 64: 11), pertolongan-Nya (Q.S. 40: 51), penjagaan-Nya (Q.S. 10: 98),
4.
mengokokohkan kedudukan-Nya (Q.S. 24: 55), dan datangnya kebaikan (Q.S. 7: 96).
Hidupnya berada dalam ketenangan lahir bathin. (Q.S. 13: 28, 48: 4)
Urgensi Syahadatain
Dua kalimah syahadah adalah rukun islam yang pertama, dan yang paling utama. Ia merupakan dasar fondasi islam.
Dengannya Allah SWT membagi dua kelompok manusia ciptaan-Nya, yaitu : yang menerimanya disebut muslim, dan yang
menolaknya disebut kafir.
Tingginya kedudukan kedua kalimat tersebut dapat kita telaah dengan beberapa karakteristik yang muncul dari
keduanya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
yaitu kata ilah. Dalam terjemah Al-quran, kita dapatkan kata tersebut diterjemahkan secara sempit menjadi Tuhan. Jika
kita melihat dalam kamus bahasa arab, maka kita dapatkan arti kata tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Merasa tenang tenteram, kita menyatakan bahwa tiada yang membuat ketenangan hati kita kecuali karena Allah
2.
3.
4.
5.
Cara pertama adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang kafir, orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan
hari akhir. Mereka berusaha mencari jawaban tentang keberadaan tuhan melalui panca indera dan hawa nafsu.
Akibatnya, ketika Tuhan tersebut tidak dapat mereka lihat, tidak dapat didengar, tidak dapat dirasa, dan tidak dapat
dicium, maka mereka berkesimpulan bahwa Tuhan tidak ada, atau paling tidak mereka menerima keberadaan
keberadaan Tuhan dengan dihantui oleh keraguan-keraguan yang besar. (Q.S. 24: 50), dan akhirnya mereka tidak
2.
Dalil fitrah, bahwa fitrah manusia siapapun dia adalah mengakui akan eksistensi sesuatu yang berkuasa yang sangat
dibutuhkannya terutama pada saat ia menghadapi kondisi-kondisi yang genting. (Q.S. 7: 172, 29: 61)
2.
Dalil inderawi, bahwa keberadaan panca indera manusia, dan apa yang dapat diinderai oleh kelima indera tersebut
3.
4.
menjadi dalil bagi keberadaan dan kebesaran Penciptanya. (Q.S. 54: 1, 17: 1)
Dalil akal, keberadaan sesuatu menunjukkan adanya yang menciptakannya. (Q.S. 41: 53, 27: 88).
Dalil dari ayat-ayat Al-quran (Q.S. 4: 82, 17: 88). Allah SWT menurunkan Al-quran dengan berbagai mukjizat di
dalamnya. Semua kisah-kisah-Nya dibenarkan sejarah. Semua teorinya tentang ilmu pengetahuan pun dibenarkan
5.
6.
1.
c.
kemusyrikan sebagai kezhaliman yang besar karena orang yang musyrik menempatkan makhluk sejajar dengan
2.
d.
Allah SWT.
Al-kadzibu (dusta)
Dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa dusta mengantarkan seorang pada dosa, sedangkan dosa akan
e.
mengantarkannya ke neraka.
Al-maashi (kemaksiatan)
Lawan kemaksiatan adalah ketaatan. Kefasikan, kesombongan, kezhaliman, dan dusta termasuk bentuk
kemaksiatan.
Yang termasuk penyakit syubhat, diantaranya :
a. Al-jahlu (kebodohan)
Islam menjungjung tinggi ilmu dan orang yang berilmu (ulama) bahkan wahyu yang pertama kali turun adalah
b.
Penyakit ini terindikasi dengan identitas dan kepribadian yang tidak jelas. Rasullulah SAW berpesan agar kita
c.
d.
menyimpang dari jalan yang benar, hal ini dapat berlanjut pada kesengajaan untuk menyimpang
Al-ghaflah (lalai)
Kenikmatan sering membuat seseorang lalai. Akibatnya ia tidak tahu arah, akhirnya ia akan mengalami
kebimbangan dalam hidupnya.
Hakikat Manusia (Marifatul Insan)
Penciptaan Manusia
1.
2.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT di alam azali melalui dua zat dasar, yaitu ruh (Q.S. 32: 9, 15: 29), dan tanah
(Q.S. 32: 7-8, 15: 28),
Allah SWT menciptakan manusia dengan membekali tiga potensi dasar, yaitu :
a. Hati untuk diisi tekad. (Q.S. 18: 29)
b. Akal untuk diisi ilmu. (Q.S. 17: 26, 67: 10)
c. Jasad untuk beramal. (Q.S. 9: 105)
Dengan ketiga potensi dasar tersebut, manusia diberi amanah untuk beribadah hanya kepada Allah SWT (Q.S. 93:
72) dan menjadi khalifah di bumi (Q.S. 2: 31). Jika manusia melakukan dua amanah tersebut, maka manusia akan
mendapaatkan balasan dari Allah SWT, baik berupa jannah atau naar (Q.S. 95: 8, 16: 97, 84: 25)
Makna Manusia
Para ulama mendefinisikan manusia sebagai :
Makhluk yang dimuliakan dan diberi tugas : beban untuk melakukan amanah (ibadah dan khalifah) dan diberi kebebasan
untuk memilih dan nanti akan di beri balasan atas pelaksanaan amanah Allah SWt tersebut
Hakekat Manusia
1.
Hakikat manusia sebagai makhluk : berada dalam fitrah (Q.S. 30: 30), bersifat lemah (Q.S. 4: 28), bodoh jika tidak
2.
mendapat hidayah Allah SWT (Q.S. 33: 72) dan faqir akan rezeki dan hidayah-Nya (Q.S. 3: 65, 14)
Manusia dimuliakan oleh Allah SWT atas segala ciptaan-Nya karena diberikan tiga hal : ditiupkan ruh (Q.S. 32: 9),
diberikan kelebihan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain (Q.S. 17: 70), ditundukkannya alam
3.
4.
5.
Kelompok pertama, adalah kelompok yang menjalankan amanah disebut khalifah (wakil Allah SWT), sebagai wakil
ia harus paham:
a. Ia adalah bukan penguasa bumi yang sebenarnya. (Q.S. 24: 25)
b. Ia harus menggunakannya sesuai perintah dan keinginan yang diwakilinya (Q.S. 76: 30), yaitu Allah SWT
2.
c. Ia tidak boleh menentang perintah dari sang penguasa yang sebenarnya. (Q.S. 100: 6-11)
Kelompok kedua, adalah kelompok yang khianat (tidak menjalankan amanah dengan benar), Allah SWT
menggambarkan kondisi mereka dalam al-quran :
a. Menjadi tidak bermanfaat seperti kayu yang tersandar saja. (Q.S. 5: 60)
b. Sistem kehidupan mereka sangat lemah seperti sarang laba-laba. (Q.S. 29: 41)
c. Hati mereka keras dari zikrullah dan membaca Al-quran seperti batu. (Q.S. 2: 74)
Akibatnya, mereka sulit mendapatkan lezatnya iman. Mereka sangat bodoh karena tidakmengenal Allah SWT secara
benar, walaupun menurut mereka sangat pandai, sehingga :
a.
b.
c.
d.
e.