Pengertian Undang Undang
Pengertian Undang Undang
5. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
6. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah,
membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk
Pangan.
7. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak
dapat memenuhi kebutuhan.
8. Cadangan Pangan Nasional adalah persediaan Pangan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk konsumsi manusia dan untuk menghadapi
masalah kekurangan Pangan, gangguan pasokan dan harga, serta keadaan darurat.
9. Cadangan Pangan Pemerintah adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan dikelola
oleh Pemerintah.
10. Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh pemerintah provinsi.
11. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan Pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota.
12. Cadangan Pangan Pemerintah Desa adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh pemerintah desa.
13. Cadangan Pangan Masyarakat adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan dikelola
oleh masyarakat di tingkat pedagang, komunitas, dan rumah tangga.
2
D. Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami
bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. Jadi bahan tambahan
pangan ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang
meningkat (Budiyanto,2004)
Menurut Syah (2005) secara khusus tujuan penggunaannya bahan tambahan adalah
untuk :
1. Membentuk makanan menjadi lebih baik dan lebih enak di mulut.
2. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera.
3. Meningkatkan kualitas makanan.
4. Menghemat biaya.
5. Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan.
E. Perundang-Undangan mengenai Bahan Tambahan Makanan
12. Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan.
13. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi
warna pada makanan.
14. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang
dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma.
15. Sekuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang
ada dalam makanan.
BAB II
BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG DIIZINKAN
Pasal 2
1. Bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam makanan dengan batas
maksimum penggunaanya ditetapkan seperti tercantum dalam Lampiran I yang
tidak terpisahkan dari peraturan ini.
2. Bahan tambahan makanan selain yang disebut pada ayat (1) hanya boleh
digunakan sebagai bahan tambahan makanan setelah mendapat persetujuan lebih
dahulu dari Direktur Jenderal
3. Pengawasan Obat Dan Makanan berdasarkan penilaian seperti yang dimaksud
pada pasal 5.
BAB III
BAHAN TAMBAHAN YANG DILARANG
Pasal 3
1. Bahan tambahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan makanan
ditetapkan seperti tercantum dalam Lampiran II yang tidak terpisahkan dari
peraturan ini.
2. Selain yang disebut pada ayat (1), khusus untuk bahan pewarna yang dilarang
digunakan sebagai bahan tambahan makanan, ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Zat Warna Tertentu Yang
Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya.
Pasal 4
1. Bahan yang dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dinyatakan sebagai bahan berbahaya
bila digunakan pada makanan.
2. Makanan yang mengandung bahan yang disebut pada ayat (1) dinyatakan sebagai
makanan berbahaya.
BAB IV
PRODUKSI, IMPOR DAN PEREDARAN
Pasal 5
1. Bahan tambahan makanan selain yang disebut pada Lampiran I apabila digunakan
sebagai bahan tambahan makanan, hanya boleh diproduksi, diimpor dan
5. Selain yang dimaksud pada ayat (2) dan (3) pada label bahan tambahan
makanan dalam kemasan eceran harus dicantumkan pula takaran
penggunaannya.
Pasal 14
Selain yang dimaksud pada pasal 13 Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan menetapkan label bahan tambahan makanan tertentu, yang harus memenuhi
ketentuan khusus.
Pasal 15
1. Makanan yang mengandung bahan tambahan makanan, pada labelnya harus
dicantumkan namagolongan bahan tambahan makanan.
2. Selain yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, label makanan yang mengandung
bahan tambahan makanan golongan antioksidan, pemanis buatan, pengawet,
pewarna dan penguat rasa harus dicantumkan pula nama bahan tambahan
makanan, dan nomor indeks khusus untuk pewarna.
Pasal 16
Selain yang disebut pada pasal 15, Direktur Jenderal Pengawaan Obat dan Makanan
mentetapkan label makanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu,
yang harus memenuhi ketentuan khusus.