Perundangan Amami Dan BTM
Perundangan Amami Dan BTM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
persyaratan
Beberapa Peraturan Perundangan tentang Makanan yang perlu diketahui:
Undang-Undang No. 9 Th. 1960 ttg Pokok-Pokok Kesehatan
Undang-Undang No. 2 Th. 1966 ttg Higiene
Undang-Undang No 11 Th. 1962 ttg Higiene untuk Usaha-Usaha Bagi Umum
Ordonansi Bahan-Bahan Berbahaya (STBL 1949 No.377)
Undang-Undang No. 10 Th. 1961 ttg barang menjadi Undang-Undang
Undang- Undang No. 23 Th 1992 Tentang Kesehatan
Undang-Undang No, 18 Tahun tentang Pangan
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan,kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan
bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman.
2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan
yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang
sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan. Jadi bahan tambahan
pangan ditambahkan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang
meningkat.Secara khusus tujuan penggunaannya bahan tambahan adalah untuk :
1. Membentuk makanan menjadi lebih baik dan lebih enak di mulut.
2. Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik sehingga menambah selera.
3. Meningkatkan kualitas makanan.
4. Menghemat biaya.
5. Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan.
Penggunaan BTM ini diatur oleh perundang-undangan, oleh karena itu perlu
dipilih secara benar jika akan digunakan dalam pangan. Bahan Tambahan Pangan yang
dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia dilarang digunakan dalam pangan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, Bahan
Tambahan Makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan atau
minuman dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk
maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau
diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan
tersebut.
b. Tidak sengaja tercampur dalam bahan makanan yang kemungkinan berasal dari
residu kontaminan proses pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan misalnya
pupuk, pestisida, kotoran serangga, atau cemaran dari pembungkus.
3. Aturan penggunaan terdiri dari :
a. Aman (generally recognized as safe = GRAS) adalah bahan yang dosis
penggunaannya relatif bebas dan tidak dibatasi seperti pati sebagai pengental.
b. Memakai aturan penggunaan (Non-GRAS) adalah penggunaannya perlu diatur
dengan peraturan atau undang-undang mengingat tingkat bahaya dan ancaman
yang ditimbulkan zat aditif.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang BTM
yang diizinkan digunakan pada makanan terdiri dari golongan :
1. Antioksidan (Antioxidant)
2. Antikempal (Anticaking Agent)
3. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)
4. Pemanis Buatan (Artificial Sweetener)
5. Pemutih dan Pematang Tepung (Flour Treatment Agent)
6. Pengemulsi, Pemantap, Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)
7. Pengawet (Preservative)
8. Pengeras (Firming Agent)
9. Pewarna (Colour)
10. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
11. Sekuestran (Sequestrant)
DAFTAR PUSTAKA
(http://materisoalppkn.blogspot.com/2013/08/pengertian-perundang-undangan.html)