Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Golongan Darah, Uji Karbohidrat, Uji Protein, Uji Lemak

OLEH:

NI PUTU SONIYA DARMAYANTI


(P07120214040)
D-IV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PRAKTIKUM I
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
I.

TUJUAN
Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah secara singkat dan
akurat.

II.

DASAR TEORI
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah
A, memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran sel dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu
dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah
dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel
darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibod terhadap antigen A dan B.
Penggolongan darah dilakukan dengan cara berikut ini mula-mula sel darah
merah diencerkan dengan saline. Kemudian satu bagian dicampur dengan
aglutinin anti A sedangkan bagian yang lain dicampur dengan aglutinin anti
B. Setelah beberapa menit, campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop. Bila
sel darah merah menggumpal artinya teraglutinasi . Sel darah merah
golongan O tidak mempunyai aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi
dengan serum anti A atau anti B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen
A dan karena itu beraglutinasi dengan aglutinin anti A. Golongan darah B
mempunyai aglutinogen B dan beraglutinasi dengan serum anti B. Golongan
darah AB mempunyai aglutinogen A dan B serta beraglutinasi dengan kedua
jenis serum (Samsuri, 2004).

III.

CARA KERJA
1. Alat dan bahan
Alat
Jarum steril
Kapas
Kaca obyek
Bahan
Buffer antigen
Darah segar
Alkohol 70%
2. Cara Kerja
Mengambil darah seseorang/mahasiswa yang akan di tes golongan
darahnya. Pertama-tama, ujung jari tempat mengambil darah disterilisasi
dengan alcohol 70%. Lalu, ambil darahnya menggunakan jarum steril dan
teteskan pada objek gelas sebanyak 3 tetes. Kemudian, masing-masing
tetesan darah tersebuh ditetesi dengan buffer antigen dan amati perubahan
masing-masing tetesan darah tersebut apakah masih encer atau terjadi
penggumpalan.

IV.

HASIL
NO

NAMA

GOLONGAN DARAH

Ni Nyoman Diah Vitri P.

Putu Lenny Omi P.

Ni Kadek Suliani

Ni Putu Ayu Savitri

Ni Made Desi Sugiani

Ni Kadek Dian Inlamsari

AB

V.

Ni Ketut Pratiwi Catur W

Ni Nyoman Tria Sunita

Ni Kadek Ariyastuti

10

Putu Epriliani

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan dari 10 orang sampel, 7
diantaranya bergolongan darah O karena setelah pemberian anti A, anti B,
dan anti AB tidak terjadi penggumpalan/aglutinasi pada ketiga antigen
tersebut. Sedangkan, 3 orang lainnya bergolongan darah AB, A, dan B.
Seseorang dinyatakan bergolongan darah AB apabila terjadi penggumpalan
pada anti AB, penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A dan
B bertemu dengan Aglutininin (Anti A) dan Aglutinin (Anti B). Apabila
terjadi penggumpalan pada anti A maka orang tersebut dinyatakan
bergolongan darah A, penggumpalan darah terjadi apabila Aglutinogen A
bertemu dengan Aglutininin . Sedangkan apabila terjadi penggumpalan pada
anti B maka orang tersebut dinyatakan bergolongan darah B, penggumpalan
darah terjadi apabila Aglutinogen B bertemu dengan Aglutininin .

VI.

PENUTUP
1. Kesimpulan

Golongan darah seseorang dapat diketahui dengan cara pemberian


antigen A, antigen B, dan antigen AB. Apabila terjadi penggumpalan pada
antigen A maka orang tersebut bergolongan darah A. Apabila terjadi
penggumpalan pada antigen B maka orang tersebut bergolongan darah B.
Sedangkan, apabila tidak terjadi penggumpalan maka orang tersebut
bergolongan darah O. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh

maka dapat disimpulkan bahwa dari 10 orang sampel ditemukan 7 orang


yang bergolongan darah O jadi golongan darah O lebih dominan
dibandingkan golongan darah A, B, dan AB. Tidak diketahui pasti apa
sebabnya, namun masing-masing golongan darah memiliki dominasi
sendiri di wilayah tertentu.
2. Saran
Disarankan dalam melakukan pengamatan penentuan golongan darah
sebaiknya harus teliti dalam memperhatikan pengumpalan darah yang
terjadi pada anti A,B, dan AB.
VII.

DAFTAR PUSTAKA
Addhy. 2013. Penentuan Golongan Darah (Online).
Available : http://addhy-ardhy.blogspot.com/2013/07/penentuangolongan-darah.html

Diakses tanggal 01 Mei 2015 pukul 18.08

WITA
Wikihow. 2011. Menentukan Golongan Darah (online).
Available : http://id.wikihow.com/Menentukan-Golongan-Darah
Diakses tanggal 01 Mei 2015 pukul 18.37 WITA
Dina. Laporan Praktikum Golongan Darah (online).
Available :
https://www.academia.edu/8070112/Laporan_Praktikum_Golongan_
Darah
Diakses tanggal 01 Mei 2015 pukul 19.25 WITA

Praktikum II
UJI KABOHIDRAT
Uji Yodium
I.

TUJUAN
Untuk mengidentifikasi kandungan kabohidrat secara kualitatif, dengan
menggunakan iodin.

II. LANDASAN TEORI


Uji iodium bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Reagen yang
digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium
iodide. Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat
berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti
disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak
dapat berikatan dengan iodin. Amilum dengan iodin dapat membentuk kompleks
biru, amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu sedangkan
dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat (Monruw,
2010).
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam
suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru
sampai tidak berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan
berwarna biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan
memberikan warna ungu kehitaman (Mustaqim, 2012).
III. CARA KERJA
1. Alat dan Bahan
Alat :
2 Buah tabung reaksi
1 Buah pemanas air
1 Buah penjepit tabung reaksi

Pipet tetes
Gelas Kimia (untuk memanaskan air)
1 Buah Penjepit tabung reaksi

Bahan :
Air
Larutan pati 1 %
Larutan yodium 0, 01 M
Larutan Na2S2O3
2. Cara Kerja
Alat dan bahan disiapkan, lalu Disediakan 2 buah tabung reaksi,
pertama ke dalam tabung dimasukan larutan pati 1% sebanyak 5ml (30
tetes) dengan menggunakan pipet tetes. Ke dua dimasukan larutan yodium
0, 01 M ke kedalam tabung reaksi dengan pipet tetes sebanyak 3 tetes,
tabung dikocok perlahan warna larutan akan berubah menjadi warna biru
pekat kehitaman. Ketiga dibuat perlakuan yang berbeda pada kedua tabung
yaitu :
1) Tabung I dipanaskan sampai warna biru menghilang
2) Tabung II ditetesi larutan Na2S2O3 tetes demi tetes kedalamnya hingga
warna biru menghilang
IV. HASIL
No.
1

Perlakuan I
Perubahan Yang Terjadi
Di tetesi yodium 0, 01 M Warna larutan pati dari putih berubah
sebanyak 3 tetes (tabung menjadi biru pekat.

I)
Di tetesi yodium 0, 01 M Warna larutan pati dari putih berubah
sebanyak 3 tetes (tabung menjadi biru pekat.
II)

No.
1

Perlakuan II
Dipanaskan (tabung I)

Perubahan Yang Terjadi


Setelah dipanaskan selama 6 menit 15
detik warna larutan berubah menjadi

Ditetesi

Larutan

Na2S2O3 (tabung II)

bening kembali
Setelah

diteteskan

Na2S2O3

sebanyak 9 tetes warna larutan berubah


menjadi bening.

No.
1

Perlakuan III
Perubahan Yang Terjadi
Didiamkan di udara Setelah didiamkan beberapa saat terjadi
terbuka (tabung I)

perubahan warna larutan dari bening


menjadi biru pekat ( terdapat endapan

Didiamkan

di

terbuka (tabung II)

biru pekat)
udara Setelah didiamkan beberapa saat tidak
terjadi perubahan warna pada larutan,
warna larutan tetap bening.

V. PEMBAHASAN
Perlakuan 1
Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan
antara polisakarida, monosakarida dan disakarida. Iodium memberik
anwarna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan
warna biru pada iodium.Pati mengandung suatu alpha-amilosa yang
merupakan polimerdari glukosa dengan ikatan glikosida 1,4-alpha.
Struktur alpha-amilosa membentuk suatu alpha-helix. Molekulmolekul Iodindapat berikatan dengan molekul amilum membentuk
suatukompleks Iod-Amilum yang berwarna ungu.
VI.

Perlakuan 2 dan perlakuan 3


Saat zat pati yang telah ditetesi iodium kemudian dipanaskan
menggunakan air mendidih di dalam tabung reaksi yang telah
dipanaskan dengan hot plate listrik, warna yang dihasilkan sebagai
hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Saat didinginkan
warna biru akan muncul kembali. Hal itu disebabkan oleh di dalam
amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang

tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air
dingin. Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan
membentuk Micelles yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan
tidak kasat mata karena hanya dapat dilihat pada tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen
iodium dan memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji.
Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling menjauh
sehingga micellespun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi
mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan menjadi
menghilang.
Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan
warna biru khaspun kembali muncul. Warna biru khas yang
ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika
larutan yang telah positif dalam pengujian iodium ditambah dengan
Na2S2O3 1%. Ion Na+ yang bersifat alkalis akan mengikat iodium
sehingga

warna

biru

khas

akan

memudar

dan

hilang.

Reaksi:

VII.PENUTUP
1. Kesimpulan
Uji iodium ini digunakan untuk memisahkan amilum/pati yang
terkandung

dalam

larutan

tersebut.

Reaksinya

ditandai

dengan

adanya perubahan warna menjadi biru. Pemanasan dan pemberian Na2S2O3


dapat menyebabkan warna biru pada larutan pati tersebut menghilang dan
mengembalikan menjadi warna bening.
2. Saran

Melakukan praktikum uji yodium ini dengan hati-hati dan teliti agar
tidak terjadi kesalahan saat praktikum dan hasil yang didapat benar-benar
akurat.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Diwan, 2011. Percobaan Iod.
Available : http://www.scribd.com/doc/100878743/Biokimia-1-3.
Diakses pada tanggal 02 Mei 2015 pukul 17.45 WITA
Mustaqim. 2012. Uji Identifikasi Karbohidrat.
Available

http://nizamora.blogspot.com/2012/09/uji-iedntifikasi-

karbohidratedisi.html. Diakses pada tanggal 02 Mei 2015 pukul 18.00


WITA
Putri, Beta Alfisyahri. 2012. Karbohidrat
Available : http://www.scribd.com/doc/88817827/KARBOHIDRAT.
Diakses pada tanggal 02 Mei 2015 pukul 18.18 WITA
Sativa, Rida. 2008. Karbohidrat.
Available :
http://sweetir1s.multiply.com/journal/item/5/karbohidrat?
&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses pada tanggal 02
Mei 2015 pukul 18.20 WITA
Jeanne. Praktikum Uji Kualitatif Karbohidrat.
Available :
https://www.academia.edu/8147045/Praktikum_uji_kualitatif_karbohidra
t
Diakses tanggal 02 Mei 2015 pukul 18.33 WITA
Nurul, Siti. 2013. Karbohidrat.
Available

http://siti-nurul-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-79177-

Umum-karbohidrat.html
Diakses tanggal 02 Mei 2015 pukul 19.00 WITA
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Press

Tim Pengajar. 2013. Panduan Praktikum Biokimia. Bandung: Prodi Pendidikan


Biologi

PRAKTIKUM III
UJI PROTEIN
Uji Xanthoprotein
I.

TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif protein

II. LANDASAN TEORI


Protein berasal dari kata yunani yaitu dari kata protos yang berarti pertama.
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang mempuyai bobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Untuk mengetahui
kandungan protein tersebut maka dapat dilakukan uji yang berupa Uji
Xanthoprotein. Uji Xanthoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang
digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Asam

amino yang menunjukkan reaksi positif untuk uji ini adalah tyrosin,
phenilalanin, dan tryptophan. Reaksi positif ada yang ada pada uji xanthoprotein
adalah munculnya gumpalan atau cincin berwarna kuning. Pada uji ini,
digunakan larutan HNO3 yang berfungsi untuk memecah protein menjadi gugus
benzena (Anonim, 2010)
III. CARA KERJA
1. Alat dan Bahan
Alat :
1 Buah tabung reaksi
1 Buah pemanas air
1 Buah penjepit tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas Kimia (untuk memanaskan air)
Bahan :
Larutan Albumin telur
Reagent HNO3 pekat.
Reagent NaOH pekat.
2. Cara Kerja
Alat dan bahan disiapkan, lalu disediakan 1 buah tabung reaksi.
Dalam tabung reaksi diisi larutan albumin telur sebanyak 2 ml (12 tetes),
lalu ditambahkan 1 ml (6 tetes) HNO3 pelan-pelan. Terlihat dalam tabung
reaksi terbentuknya presipitat putih. Larutan dalam tabung reaksi
dipanaskan, selama pemanasan warna presipitat terlihat berubah menjadi
kuning dan akhirnya larut sehingga berwarna kuning. Tabung reaksi
didinginkan, setelah dingin dengan hati-hati NaOH pekat ditambahkan
tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi sehingga warnanya tampak
berubah menjadi orange.
IV. HASIL
Bahan

Pereaksi

Warna

Sebelum
Dipanaskan
dan
ditambahkan

Sesudah
Sesudah
Dipanaskan

HNO3

Terbentuk
Albumin
Telur

HNO3 Pekat

presipitat
berwarna
putih

dipanaskan
dan
ditambah
NAOH

Presipitat
berubah
warna
menjadi
kuning

Presipitat
menjadi
berwarna
orange

V. PEMBAHASAN
Reaksi xantoprotein terjadi pada saat larutan asam nitrat pekat ditambahkan
dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan
putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang
terjadi ialah nitrasi atau reaksi substitusi atom H pada benzene yang terdapat
pada molekul protein oleh gugus nitro. Inti benzene dapat ternitrasi oleh
asam nitrat pekat menghasilkan turunan nitrobenzene. Warna kuning disebabkan
karena terbentuknya suatu senyawa polinitrobenzena dari asam amino protein.
Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin, dan
triptofan. Oleh karena itu albumin pada telur dikatakan positif mengandung
tirosin, fenilalanin, dan triptofan. HNO3 pekat berperan dalam proses
berlangsungnya reaksi nitrasi inti benzena. Sedangkan, NaOH pekat berfungsi
untuk menciptakan suasana basa pada reaksi. NaOH yang ditambahkan setelah
pemanasan agar reaksi bereaksi dengan sempurna, apabila penambahan NaOH

dilakukan lebih awal sebelum dilakukannya pemanasan maka reaksi tidak akan
terionisasi. Fungsi penambahan NaOH dan HNO3 adalah agar terjadi nitrasi pada
inti benzena yang terdapat dalam molekul protein (albumin telur). Setelah
penambahan NaOH terbentuk senyawa berwarna jingga/orange. Hal ini
disebabkan karena asam amino yang direaksikan dengan HNO3 teroksidasi. Jadi
apabila bahan makanan yang diuji terbentuk endapan putih dan berwarna kuning
jingga, maka bahan makanan tersebut mengandung cincin benzena. Yang
mengandung inti benzena adalah putih telur.

VI. PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa uji xanthoprotein merupakan pengujian yang digunakan untuk
menguji atau mengidentifikasi adanya senyawa protein. Apabila larutan
tersebut mengandung protein, maka endapan putih yang didapat, akan
berubah menjadi warna kuning apabila dipanaskan. Uji xanthoprotein
merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan
adanya gugus benzena (cincin fenil). Reaksi positif pada uji xantoprotein
adalah ditandai dengan munculnya gumpalan atau cincin warna kuning.
Pada uji ini, HNO3 pekat berperan dalam reaksi nitrasi inti benzena.
Sedangkan NaOH pekat berfungsi untuk menciptakan suasana basa pada
reaksi. Senyawa berwarna jingga atau orange yang dihasilkan dari
penambahan NaOH terbentuk karena asam amino yang direaksikan dengan
HNO3 mengalami oksidasi.
2. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, dan juga dari teori-teori yang
telah terpapar diatas maka dapat disarankan kepada praktikan bahwa untuk
mengetahui larutan albumin telur mengandung protein dan gugus/inti
benzena (cincin fenil) maka pengujian yang tepat adalah dengan melakukan
uji xanthoprotein, dengan dibantu oleh reagen HNO3 pekat dan reagen
NaOH pekat. Selain itu praktikan juga disarankan agar meakukan

pemanasan terlebih dahulu sebelum penambahan reagen NaOH agar reaksi


terionisasi dan reaksi berlangsung sempurna.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Laporan Organik Asam Amino dan Protein.
Available :
https://www.academia.edu/7493114/LAPORAN_ORGANIK_ASAM_AM
INO_DAN_PROTEIN
Diakses tanggal 3 Mei 2015 pukul 13.00 WITA
Anonim. Laporan Praktikum Biokimia.
Available

https://ml.scribd.com/doc/228433928/Laporan-Praktikum-

Biokimia-Protein-I-Uji-Xanthiprotein Diakses tanggal 3 Mei 2015 pukul


13.16 WITA
Fitria, Intan. 2014. Protein.
Available : https://www.academia.edu/7208646/Protein Diakses tanggal 3
Mei 2015 pukul 13.30 WITA

PRAKTIKUM III
UJI PROTEIN
Presipitasi Protein
I.

TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif protein.

II. DASAR TEORI


Presipitasi

protein

merupakan

pengendapan

yang

terjadi

karena

penggumpalan yang parsial. Presipitasi disebabkan oleh berkurangnya kelarutan


protein (perubahan fisik) yang terjadi karena perubahan kimia. Seperti halnya
denaturasi protein, presipitasi juga disebabkan oleh faktor kimia dan fisika.
Semua faktor yang terjadi pada denaturasi juga terjadi pada presipitasi protein.
Semua faktor yang dapat menimbulkan denaturasi protein, juga dapat
menyebabkan perubahan kelarutan protein. Dengan demikian presipitasi protein
merupakan fenomena fisika yang disebabkan oleh perubahan struktur kimia.
Presipitasi disebabkan oleh pengembangan molekul protein akibat unfolding
atau membukanya heliks-heliks protein. Presipitasi juga terjadi akibat
terganggunya kesetabilan koloid yang disebabkan oleh menurunnya muatan
elektrostatik protein sehingga gaya gravitasi akan lebih dominan dibandingkan
gaya tolak-menolak antar molekul. Jadi dapat disimpulkan bahwa presipitasi
protein merupakan fenomena berkurangnya kelarutan suatu protein yang
disebabkan oleh perubahan struktur kimia (Genius, 2010).

III. CARA KERJA


1. Alat dan Bahan
Alat :

1 buah tabung reaksi kimia

2 buah pipet ukur

1 buah labu Erlen Meyer

Bahan :

Larutan albumin telur

Reagent CuSO3

2. Cara Kerja
Alat dan bahan disediakan, kemudian 1 buah tabung reaksi ditetesi
larutan albumin telur menggunakan pipet ukur sebanyak 12 tetes.
Kemudian ditambahkan dengan larutan CuSO3 sebanyak 3-5 tetes ke dalam
tabung reaksi yang sudah berisi larutan albumin menggunakan pipet ukur
lainnya. Kocok larutan tersebut sampai terbentuk endapan putih.
IV. HASIL
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil bahwa
pencampuran 12 tetes albumin telur dengan 3-5 tetes CuSO 3 terdapat endapan,
yang berupa endapan putih.
V. PEMBAHASAN
Protein (albumin telur) akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion
logam. Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah; Ag+, Ca++, Zn++,
Hg++, Fe++, Cu++ dan Pb++, sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan
protein adalah; ion salisilat, triklorasetat, piktrat, tanat dan sulfosalisilat. (Anna,
P., 1994). Menurut Ngili (2009) mengatakan bahwa sebuah protein yang
direaksikan dengan logam berat maka akan terjadi pemutusan ikatan peptida
sehingga protein akan rusak yang akan menyebabkan adanya endapan putih

dalam larutan tersebut. Selain itu menurut Kuchel dan Ralston (2006)
menyatakan bahwa agen denaturasi untuk membuka lipatan molekul protein
yaitu suhu tinggi, pH ekstrem, dan konsentrasi tinggi sehinga protein akan rusak
bila dicampurkan dan akan menimbulkan pengendapan.
VI.

PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa protein yang berada pada albumin telur akan mengalami presipitasi
bila bereaksi dengan ion logam. Protein yang berada pada albumin telur
bereaksi dengan reagen logam berat dan menghasilkan reaksi yang positif.
Sebuah protein yang direaksikan dengan logam berat maka akan terjadi
pemutusan ikatan peptida sehingga protein akan rusak yang akan
menyebabkan adanya endapan putih dalam larutan tersebut.
2. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, dan juga dari teori-teori yang
telah terpapar diatas maka dapat disarankan kepada para praktikan dan
masyarakat umum bahwa protein tidak baik jika direaksikan/disatupadukan
dengan logam berat, karena protein akan menyebabkan terjadinya
pemutusan ikatan peptida, sehingga kandungan protein khususnya pada
albumin telur akan rusak.

VII.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Uji Presipitasi Protein.
Available : https://www.academia.edu/7208646/Protein
Diakses pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 10.15 WITA
Anonim. Uji Presipitasi Protein.
Available :
https://www.academia.edu/9726149/LAPORAN_PRAKTIKUM_UJI_KU
ALITATIF_PROTEIN_METODE_PENGENDAPAN_ALKOHOL
Diakses pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 11.00 WITA
Anonim. Uji Presipitasi Protein.

Available :
https://www.academia.edu/1123025/Contoh_Laporan_Kimia_Dasar
Diakses pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 11.28 WITA
PRAKTIKUM IV
UJI LEMAK
Penentuan Angka Penyabunan
I.

TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa uji kualitatif lemak.

II. DASAR TEORI


Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui
sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan
lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak
atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan
berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam
lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang
relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila
minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif
kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH atau
KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak
(Herina, 2002).
Rumus angka penyabunan :
Angka penyabunan =
Keterrangan :
n.HCl = 0,5
BM.KOH = 56
Berat minyak = volume x BJ
= 5 x 0,8

= 4 gram

III. CARA KERJA


1. Alat dan Bahan
Alat :
Pipet tetes
Labu Erlen Meyer
Gelas ukur
Penangas air mendidih
Bahan :
Minyak
Aquades
KOH-alkohol (KOH 4% dengan alkohol 95% 1:1)
Larutan HCl 0,5 N
Indikator Phenolpthalin
2. Cara Kerja :
Ambil minyak 5 ml dan aquades 5 ml dengan menggunakan pipet tetes
lalu masukkan ke dalam labu Erlen Meyer yang berbeda. Kemudian,
tambahkan 30 ml larutan KOH-alkohol ke dalam masing-masing larutan
dengan menggunakan gelas ukur. Lalu, kedua buah labu dimasukkan ke
dalam penangas air mendidih kira-kira 20-30 menit ( jangan memanaskan
menggunakan lampu spiritus). Setelah 20-30 menit, ambil kedua buah labu
dan dinginkan. Kemudian, tambahkan 2 tetes indikator phenolpthalin ke
masing-masing larutan minyak dan aquades. Kemudian, titrasi dengan HCl
0,5 N sampai warna merah menghilang pada masing-masing larutan.
IV. HASIL
Setelah dilakukan tetrasi pada masing-masing larutan terjadi perubahan
warna dengan menghabiskan volume HCl yang berbeda-beda. Pada larutan
aquades, warna merah mulai menghilang dan terjadi perubahan warna menjadi
bening saat penggunaan volume HCl sebanyak 2 ml. Sedangkan, pada larutan

minyak, warna merah mulai menghilang dan terjadi perubahan warna menjadi
merah muda saat penggunaan volume HCl sebanyak 10 ml.
Angka penyabunan =

=
= - 69,5
V. PEMBAHASAN
Minyak tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan alkohol untuk
melarutkannya, karena alkohol adalah pelarut untuk bahan organik. Penambahan
alkohol pada minyak yang ingin ditentukan kadar asam lemak bebasnya
bertujuan untuk melarutkan minyak saat proses pemanasan. Hal ini diperkuat
oleh pernyataan Anonim (2012) yaitu fungsi penambahan alkohol adalah untuk
melarutkan lemak atau minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa
alkali. Karena alkohol yang digunakan adalah untuk melarutkan minyak,
sehingga alkohol (etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 9596%, karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik (Anonim, 2012).
Alkohol yang ada pada KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil
hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun.
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak
terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis
dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa
minyak adalah gliserol dan asam lemak bebas (ALB).
Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman,
dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak
kadar asam lemak bebas (ALB) yang terbentuk. Asam lemak bebas dalam
kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sangat merugikan.
Setelah dipanaskan, larutan minyak harus didinginkan terlebih dahulu
sebelum di titrasi untuk menurunkan suhu larutan sehingga ketika titrasi tidak
terlalu panas. Apabila suhu terlalu tinggi dikhawatirkan akan terjadi penguapan.

Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir,
kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya terjadi
adalah dari merah kemudian bening kembali. Berdasarkan volume titrasi pada
saat praktikum kelompok kami membutuhkan 10 mL HCl yang terpakai.
Untuk mengetahui hasil pengujian ini benar atau salah, maka perlu
dibandingkan dengan titrasi blanko aquades. Pada titrasi blanko terjadi
perubahan warna dari yang sebelumnya bening, kemudian merah, dan kembali
menjadi bening.
Jadi, larutan blanko aquades merupakan larutan pembanding untuk
menentukan besarnya angka penyabunan. Pada titrasi ini kelompok kami
membutuhkan 2 mL HCl yang terpakai dan kami mendapatkan bilangan
penyabunan sebesar -69,5.
VI. PENUTUP
1. Kesimpulan
Penentuan

bilangan

penyabunan

dilakukan untuk mengetahui

sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dapat digunakan untuk
membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Angka penyabunan
dapat juga digunakan untuk menentukan berat molekul dari suatu lemak
atau minyak,
2. Saran
Melakukan praktikum penentuan angka penyabunan ini dengan hatihati dan lebih teliti agar hasil yang di dapat benar-benar akurat.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Siti. 2. Available : https://www.academia.edu/11361511/2 Diakses tanggal 01
Mei 2015 pukul 14.53 WITA
Aufa. 2012. Laporan Resmi Biokimia Uji Lemak.
Available

http://www.docstoc.com/docs/117964745/LAPORAN-

RESMI-BIOKIMIA-UJI-LEMAK
Diakses tanggal 01 Mei 2015 pukul 15.00 WITA
Arifin. Saponifikasi.
Available : https://www.scribd.com/doc/246879455/Saponifikasi
Diakses tanggal 01 Mei 2015 pukul 15.15 WITA
Anonim. 2011. Uji Lemak.

Available : http://paulazis.blogspot.com/2011/06/uji-lemak.html Diakses


tanggal 01 Mei 2015 pukul 15.22 WITA
Fadel. 2014. Laporan Lengkap Bilangan Asam.
Available :
http://smakmakassarfadelmuhammad3a.blogspot.com/2014/09/laporanlengkap-bilangan-asam-dan_3.html
Diakses tanggal 01 Mei 2015 pukul 15.36 WITA

Anda mungkin juga menyukai