Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen sebagai sebuah ilmu, berkembang dari berbagai ilmu yang melatar
belakanginya seperti ilmu psikologi dan sebagainya. Berbagai ilmu tersebut saling berinteraksi
dan menghasilkan dasar dasar manajemen yang berkembang hingga saat ini termasuk cabang
cabang keilmuan seperti: Manajemen keperawatan, manajemen keuangan, manajemen
pemasaran, manajemen resiko, manajemen industri dan sebagainya. Manajemen juga
mempelajari bagaimana meningkatkan hasil kerja dengan memperhatikan faktor motivasi dan
kepuasan. Hal ini dipelajari oleh Mc Gregon yang menyatakan bahwa kepuasan dan motivasi
kerja seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil kerja yang dicapai. Jika harga diri, otonomi
dan kebutuhan staf terpenuhi maka akan tercapai kepuasan dan motivasi kerja yang tinggi
sehingga produktifitas akan meningkat.
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah sakit harus
memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat
berfungsi sebagaimana diharapkan.Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan
keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya
keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi
yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan
pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan ( Depkes RI, 1994 ).
Dengan supervisi kepala ruangan sebagai manajer dapat mempengaruhi kinerja perawat
pelaksana.
Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien
dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim
kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain agar mau bertindak melakukan kegiatan
sesuai rencana sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan.
B. Tujuan penulisan

Untuk mengetahui dan mengidentifikasi sarana manajemen keperawatan yang dibutuhkan pada
asuhan keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Defenisi Manajemen Keperawatan

Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana & Rika Widya Sukmana
(1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang

lain. Sedangkan

manajemen

keperawatan

keperawatan

adalah

suatu

proses

bekerja melalui anggota staf keperawtan untuk memberikan asuhan keperwatan secara
professional.
Manajemen menurut George R. Terry dalam bukunya yang berjudul Principles of
Management manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu
maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Dimana dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi
dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant &
Massey, 1999 dalam Nursalam, 2002).
II.

Ciri dan fungsi Manajemen Keperawatan

Ciri Manajemen

Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

Manajemen sebagai proses, meliputi : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan , pengarahan dan pengawasan

Tersedia sumber daya manusia, material dan sumber lain

Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut

Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (Manajer)

Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh

manajer
Fungsi Manajemen
1.

Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

Gambaran apa yang akan dicapai

Persiapan pencapaian tujuan

Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

Persiapan tindakan tindakan

Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

Tiap tiap organisasi perlu perencanaan

2.

Pengorganisasian (organizing)
Merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya,

macam, jenis, unit kerja, alat alat, keuangan dan fasilitas.


3.

Penggerak (actuating)
Menggerakkan orang orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan

hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
4.

Pengendalian / pengawasan (controling)


Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah

orang orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki.
5.

Penilaian (evaluasi)
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil hasil pekerjaan yang seharusnya

dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai
korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
III.

Prinsip Umum Manajemen

Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat


dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan, berikut adalah prinsip
prinsip manajemen menurut Fayol :
a.

Division of work (pembagian pekerjaan)

b.

Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

c.

Dicipline (disiplin)

d.

Unity of command (kesatuan komando)

e.

Unity of direction (kesatuan arah)

f.

Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada

kepentingan umum)
g.

Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

h.

Centralization (sentralisasi)

i.

Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)

j.

Order (ketertiban)

k.

Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)

l.

Equity (keadilan)

m. Inisiative (prakarsa)
n.

Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)

IV.

Sarana Manajemen Keperawatan


Menurut Harrington Emerson dalam Phiffner John F dan Presthus Robert V (1960),

manajemen mempunyai 5 unsur (5M), yaitu:


1.

Men

2.

Money

3.

Materialis

4.

Machines

5.

Methods
George R. Terry dalam bukunya Principle Of management, ada 6 sumber daya

pokok/sarana dari manajemen, yaitu:


1.

Men and Women

2.

Materials

3.

Meachines

4.

Methods

5.

Money

6.

markets
Sistematika dari pandangan para ahli itu jelas menunjukan manusia merupakan unsure

manajemen yang pokok, Manusia tidak dapat disamakan dengan benda, Ia mempunyai peranan,
pikiran, harapan serta gagasan. Reaksi psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat menimbulkan
pengaruh yang lebih jauh dan mendalam serta sukar untuk diperhintungkan secara seksama. Oleh
karena itu, manusia perlu senang tiasa untuk diperhatikan dan dikembangkan kearah yang positif
sesuai dengan martabat dan kepribadiaannya sebagai manusia.
1.

Man/Women

Man/Women merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen factor manusia adalah yang paling menetukan. Manusia yang membuat tujuan dan
manusia pula yang melakukan prosesuntuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada
proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen
timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
2.

Money
Uang merupakan salah satu unsure yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar

menukar yang memiliki nilai guna tinggi. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhintungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alatalat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi
3.

Material
Material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai

hasil yang lebih baik selain manusia tang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab, materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan. Tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki
4.

Machine
Mesin digunakan untuk member kemudahan atau menghasilkan keuntunganyang lebih besar

serta menciptakan efisiensi kerja.


5.

Methode
Adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan maneje. Sebuah metode

dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik,
sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman,
maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya
6.

Market
Pasar adalah tempat dimana organisasi menyebar luaskan produknya. Memasarkan produk

sudah tentu sangat penting, sebab bila barang uang diproduksi tidak laku, maka proses produksi

barang akan berhenti. Artinya, Proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan factor penentu dalam perusahaan. Agar
pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli konsumen.
V.

Teori Manajemen Keperawatan

1)

Teori Manajemen Klasik

a.

Robert Owen (1771)


Meneliti tentang kuantitas dan kuatitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan

intern dari pekerjaan atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak manajemen
personalia.

b.

Charles Babbage (1792-1871)


Beliau adalah seorang professor matematika dari Inggris yang menaruh perhatian pada

operasi-operasi pabrik yang dapat dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsipprinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan
biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar
para manager bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen
perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of labour).
2)

Teori Manajemen Ilmiah

a.

Frederick Winslow Taylor (1900)


Taylor dikenal sebagai Bapak manajemen ilmiah. Ia menerapkan cara-cara ilmu pengetahuan

di dalam memecahkan permasalahan-permasalah yang ada dalam perusahaan. Dari hasil


penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu
sistem coba-coba (trial and error).Taylor mengemukakan 4 prinsip scientific management, yaitu:

Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode ilmu pengetahuan di setiap

unsur kegiatan.

Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan pelatihan

dan pendidikan pada pekerja

Setiap pekerja harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan dalam menjalankan

tugasnya

b.

Harus dijalin kerjasama yang baik antara pimpinan dan pekerja


Henry Laurence Gantt (1861-1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor yang perhatiannya pada unsur manusia dalam

menaikkan produktifitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskan yaitu :

Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai

tujuan yang sama

Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja

Membayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus

Penggunan instruksi kerja yang terperinci

c.

Harrington Emerson (1853-1951)


Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, diaman dari hasil penelitiannya menunjukkan

kebenaran prinsip bahwa uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan penggunaannya.
Dikemukakan 12 prinsip efisiensi untuk mengatasi pemborosan dan ketidakefisienan, yaitu :
1.

Clearly defined ideals

2.

Common sense

3.

Competent causal

4.

Dicipline

5.

The fair deal

6.

Reliable

7.

Give an order, planning and scheduling

8.

Schedule, standard working and time

9.

Standard condition

10. Standard operation


11. Written standard practice instruction
12. Efisiensi reward
d.

Hanry Fayol (1841-1925)


Ia mengemukakan hal yang sama dengan Taylor bahwa ada prinsip-prinsip manajemen

tertentu yang harus diajarkan dan dipelajari oleh manager dan karyawan. Fayol membagi
manajemen menjadi 5 unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,

pengkoordinasian dan pengawasan. Fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme. Henry Fayol
mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu:
1.

Devision of work

2.

Authority and responsibility

3.

Dicipline

4.

Unity of command

5.

Unity of direction

6.

Subordination of individual interest to generate interest

7.

Renumeration

8.

Centralization

9.

Scaler Chain

10. Order
11. Equity
12. Stability of tonure of personel
13. Initiative
14. Esprit the corps
3)

Aliran hubungan manusiawi

a.

Hugo Munsterberg (1863-1916)


Hugo menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan tiga cara

utama yaitu penemuan best possible person, penciptaan best possible work dan pengguanan best
possible effect
b.

Elton Mayo (1880-1949)


Mayo mengadakan penelitian pertama tentang pengaruh kondisi penerangan terhadap

produktivitas. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bila kondisi oenerangan naik, maka
produktivitas akan naik dan sebaliknya. Penelitian kedua, diman bila kelompok yang terdiri dari
6 orang dipisahkan dalam ruangan yang terpisah, diamana ruangan pertama kondisinya diubah
setiap waktu sedangkan ruangan lainnya tidak mengalami perubahan (upah, jam istirahat, jam
makan, hari kerja). Dari hasil penelitiannya ternyata kedua kondisi tersebut mengalami kenaikan
produktivitas dan dapat disimpulkan bahwa kanaikan priduktivitas bukan diakibatka oleh intensif
keuangan.
4)

Aliran hubungan modern (ilmu pengetahuan)

Ditandai dengan pandangan dan pendapat baru mengenai perilaku dan sistem, yaitu :
a.

Dougles McGregor

b.

Frederick Herzberg

c.

Chris Argiris

d.

Edgar Schein

e.

Abraham Maslow

f.

Robert Blak dan jane Mouton

g.

Fred Feidler

VI.

Tingkatan Manajemen keperawatan

Robert N. Antony yang merupakan seorang Teoritikus Manajemen memberikansebuah nama


untuk tingkatan suatu manajemen. Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen
dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu:
1.

Manajemen tingkat Pertama ( Lini Manager )


Manajemen tingkat pertama yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi,

dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. Bertanggung jawab
pengolahan terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang,
merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan
organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap
jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak
terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi. Dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Tingkatan yang
mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan
ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi. Contoh
dari manajemen Lini yaitu penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor,
manajer departemen, atau mandor (foreman).
2.

Manajemen menengah ( Middle Manager )


Manager yaitu yang mencakup lebih dari satu tingkatan dari manajemen lini didalam

organisasi. Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen


yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai

penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala
bagian, Pengendali manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang
lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan
pengendalian, membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggungjawabnya. Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi
menjalankan strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan seefisien mungkin. Contoh
dari manajemen menengah yaitu pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3.

Manajemen Puncak ( Top Manager )


Manajemen Puncak yaitu yang terdiri atas kelompok yang relatif kecil, yang bertanggung

jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi. Yang juga pengendali dalam jalannya
operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan
jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu
keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin. Manajer fungsional
bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi pemasaran, keuangan dan lain
sebagainya, manajer umum membawahi unit yang lebih rumit misalnya sebuah perusahaan
cabang atau bagian operasional yang independen yang bertanggung jawab atas semua kegiatan
unit. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
VII.

Lingkup Manajemen Keperawatan

Menurut Korn ( 1987 ), yang termasuk lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen
operasional dan manajemen asuhan keperawatan.
1.

Manajemen Operasional
Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang

perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen
menengah, dan manajemen bawah. Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat
berhasil dalam penatalaksanaan kegiatannya:
a)

Kemampuan menerapkan pengetahuan

b)

Keterampilan kepemimpinan

c)

Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

2.

Manajemen Asuhan Keperawatan


Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah

terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan asuhan


keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan sumber daya lainnya.
Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam menyediakan perawat pasien yang
berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan dalam keperawatan pasien
adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi, pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge &
Cumming, 1996 ).
VIII.

Ketrampilan Manegerial

Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.

Keterampilan konseptual (conceptional skill)


Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide,

dan gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian
haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya
itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.

Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)


Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan

berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan
kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen
atas, menengah, maupun bawah.
3.

Keterampilan teknis (technical skill)


Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih

rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan

tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi,


akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar
yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.

Keterampilan manajemen waktu


Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk

menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew
Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun.
Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu,
maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana dapat
kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan
manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu
yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuangbuang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.

Keterampilan membuat keputusan


Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam

memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang
manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah
dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan
mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus
mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling
baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta
mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Dimana dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi
dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam
mencapai sutu tujuan melalui usaha orang lain. Bila ia memimpin anggota staf, maka manajer
harus bertindak secara terencana dan efektif serta mampu menjalankan perkerjaan bersama
dengan para perawat dari beberapa level hirarki serta didasarkan pada informasi penuh dan
akurat tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara dan alasan apa, tujuan dan
sumberdaya apa yang tersedia untuk melaksanakan rencana itu.
B. Saran
Dengan mempelajari manajemen dalam keperawatan, pembaca dapat menggunakan dan
mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan dalam menjalankan sebuah proses disutau
organisasi, kelompok, maupun dalam diri sendiri. Pembaca bisa menjadi pemimpin dalam semua
ruang lingkup kehidupan terutaman dalam bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
http://yadhiest.blogspot.com/2011/11/peran-dan-fungsi-manajemen-keperawatan.html.

Diakses

pada tanggal 31 Oktober 2013


Muninjaya Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan Profesional
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Sumijatun. 2009. Manajemen Keperawawatan Konsep Dasar Dan Aplikasi Pengambilan
Keputusan Klinis. Jakarta : CV. Trans Info media
Swansburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai