PENGENDALIAN LEVEL
Dosen Pembimbing : Syaripudin, ST., MT
Kelompok / Kelas
: 7 / 2A
Nama
NIM.131411027
2. Siti Nurjanah
NIM.131411028
3. Suci Susilawati
NIM.131411029
Tanggal Praktikum
: 20 Maret 2015
: 26 Maret 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Satu besaran penting pada proses yang melibatkan cairan adalah tinggi permukaan
cairanatau level. Pengendalian level menjadi faktor sangat penting pada proses.
(1) Aliran cairan ke alat berikutnya diharapkan pada laju konstan. Untuk menjaga
nilai laju alir perlu ditambahkan sebuah tangki yang berfungsi sebagai stabilisator.
(2) Banyak fungsi unit proses berjalan baik jika bekerja pada level tetap. Sebagai
contoh adalah level cairan pada bagian bawah kolom distilasi, level cairan pada drum
refluks, level cairan pada reaktor tangki, dan level cairan pada separator gascair.
1.2
Tujuan
Praktikum ini memberi kompetensi dasar pada mahasiswa yaitu kemampuan untuk
dapat mengendalikan sistem level.Adapun tujuan praktikum adalah mempelajari
pengaruh nilai parameter pengendali pada respons level.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Proses: adalah suatu sistem yang diamati/dikontrol. Proses ini bisa terdiri dari proses
kimia seperti reaksi kimia (jenis reaksi (hidrolisa, penyabunan, polimerisasi), fase
reaksi (reaksi gas-gas, gas-padar, katalitis dan non katalitis)), maupun fisika
(pemanasan, pengisian tangki, pemisahan, ekstraksi, destilasi, pengeringan).
Dalam sistem pengendalian konvensional seperti feedback dan feedforward ini
proses sebagai suatu sistem harus diidentifikasi dahulu karakteristik prosesnya
melalui
permodelan
matematika
dalam
sistem
dinamik
tervalidasi,
diuji
6. The final control elemen (elemen pengendali akhir). Alat ini akan menerima sinyal
dari controller dan melakukan aksi sesuai dengan perintah. Sebagai contoh input
cairan semakin besar, maka untuk mempertahankan tinggi cairan dalam tangki, valve
pengeluaran harus dibuka lebih lebar. Maka unit pengendali ini akan membuka valve
sehingga tinggi level cairan dapat sesuai dengan nilai set pointnya. Beberapa unit
pengendali akhir adalah control valve, relay-switches untuk on-off controller,
variabel-speed pump, dan variable-speed compressor.
7. Recording elements; Adalah perangkat yang men-display proses yang terjadi.
Biasanya variabel yang direcord adalah variabel penting yang dikontrol (output), serta
variabel yang digunakan untuk pengendali (manipulated variable). Variabel seperti
komposisi, suhu, tinggi cairan, laju alir dan lain sebagainya dapat di-display dalam
layar monitor, dan datanya dapat disimpan.
2.2 Jenis Pengendali
Dalam materi ini disajikan dua jenis sistem pengendali yaitu on-off yang sangat
sederhana, dan pengendali feedback (umpan balik). Sistem pengendali on-off bekerja
pada
rentang
kesalahan
(galat)
tertentu.Misalkan
suhu
kita
diset
pada
galat/error, dimana besarnya error ini akan dikirimkan ke unit pengendali akhir
(controller)
3. Controller akan mengubah besarnya input, sehingga nilai output akan
dipertahankan sesuai dengan set point-nya.
Tergantung dari jenis feedback, dan besarnya konstanta kontroller yang
digunakan, hasil manipulasi ini ternyata memberikan performansi yang berbeda,
terutama apabila diukur dari berapa lama nilai output dapat kembali ke kondisi set
point, dan berapa nilai total error-nya selama ada gangguan. Bahkan jika kontrolnya
terlalu lemah, bisa saja nilai set point tidak dapat dipertahankan, dan proses akan
gagal dalam menolak pengaruh gangguan. Sehingga produk yang dihasilkan tidak
dapat dipakai.
2.4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Keterangan gambar 1 :
(1) Bak berisi air
(2) Pompa
(10) Komputer
(6) Manometer
2. Nyalakan komputer
3. Nyalakan CRL dengan menekan tombol power berwarna merah
4. Aktifkan aplikasi pengendalian proses
3.2.2 Pengoperasian
2. Pilih setpoint, PID Controller dan Konstanta Proporsional (Kc) dengan variasi (1, 2, 5 )
dan nilai Derivatif 0,00 dan Integral 0,01 pada set point 100 mm. Nilai untuk Konstanta
Derivatif sebaiknya bernilai kecil dan nilai Konstanta Integral bernilai besar sehingga
akumulasi error menjadi kecil dan mencegah berfungsinya sistem on/off di aktuator.
Nilai Proposional,
Nilai Integral, Nilai
Derivatif
3. Mengaktifkan PID Controller, nilai muncul kemudian simpan nilainya. Mahasiswa akan
mengamati gerakan valve yang mulai beroperasi.
4. Hubungkan pompa 1
6. Controller akan memanipulasi posisi dari AVP-1 (Valve Proporsional) untuk mengatur
aliran level yang dikontrol dari penyimpanan air menuju setpoint.
7. Lakukan langkah tersebut dengan memvariasikan nilai integral 0,1 dengan nilai deriviative
0,00 dan nilai integral 0,01 dengan nilai deriviative 0,1 pada nilai Kc yang lebih stabil
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
Time
(sec)
100
0,01
0,00
143,6
100
0,01
0,00
55,20
100
0,10
0,00
84,39
100
0,01
0,10
83,40
100
0,01
0,00
60,50
4.2 Pembahasan
Pengendalian Level merupakan salah satu Sistem Pengendalian Proses yang menjadi
informasi input adalah ketinggian level. Pengendalian level menjadi faktor sangat penting
pada proses, yaitu aliran cairan ke alat berikutnya diharapkan berlangsung pada laju dan level
konstan agar banyak fungsi unit proses berjalan baik. Untuk menjaga nilai laju alir perlu
ditambahkan sebuah tangki yang berfungsi sebagai stabilisator.
Pada praktikum pengendalian level ini memiliki tujuan untuk memberi kompetensi
dasar yaitu kemampuan untuk dapat mengendalikan sistem level dan mempelajari pengaruh
nilai parameter pengendali pada respons level. Pengendalian level yang digunakan pada
praktikum kali ini merupakan pengendalian level sistem proporsional, integral, dan
deriviative (Level Control Loops) dengan memvariasikan nilai ketiga sistem.
Hal yang pertama dilakukan yaitu menghubungkan sistem aliran listrik yang terdapat
pada alat pengendaali,
Pada hasil praktikum dapat dilihat dimana hasil yang didapatkan yang lebih baik
adlah Kc pada 2 dimana respon sistem lebih cepat dari nilai Kc yang lain. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa jika nilai Kc dinaikkan, respon system menunjukkan semakin cepat
mencapai set point. Tetapi jika nilai Kc terlalu besar mengakibatkan system tidak stabil. Hal
ini sesuai dengan hasil praktikum yang didapatkan. Hasil yang didapat setelah memvariasikan
nilai integral time dan deriviative time menunjukan dimana integral time dan deriviative time
semakin besar, maka waktu yang dibutuhkan semakin lambat dimana nilai integral time dan
deriviative time yang lebih stabil digunakan adalah pada sebelum divariasikan dimana
menurut teori bahwa nilai untuk konstanta derivatif sebaiknya bernilai kecil dan nilai
konstanta Integral bernilai besar sehingga akumulasi error menjadi kecil yang mengakibatkan
waktu pengendalian lebih cepat dan mencegah berfungsinya sistem on/off di aktuator.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan :
yang
DAFTAR PUSTAKA
Uni,
Murni.
2013.
Laporan
Praktikum
Pengendalian
Level.
http://serbamurni.blogspot.com/2013/12/laoran-praktikum-pengendalian-level.html. 23 Maret
2015.
Wade, H.L. 2004. Basic and Advance Regulatory Control: System Design and
aplication Ed.2, ISA, NC.
LAMPIRAN
Gambar 1. Kc = 1 mm
Gambar 2. Kc = 2 mm
Gambar 3. Kc = 5 mm