Modul Vi Revisi
Modul Vi Revisi
Ringkasan
Istilah ekstraksi berarti mengambil sesuatu. Dalam ilmu kedokteran
gigi, ekstraksi berarti pencabutan gigi, sedangkan dalam ilmu teknologi
pertanian ekstraksi berarti mengambil suatu komponen tertentu dari
campurannya. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut polar
maupun non polar ataupun organik maupun anorganik. Contoh proses
ekstraksi yang sederhana adalah proses penyeduhan teh.
Istilah ekstraksi umumnya digunakan apabila bentuk campurannya
dalam fase cair. Apabila campuran dalam fase padat, istilah ekstraksi
kurang tepat, dan
hampir sama dengan pencucian hanya saja bahan yang terlarut lebih
besar.
117
2. Tahap
pemisahan
fasa
ekstrak/ringan
dan
residu/
fasa
production of biodiesel.
Ekstraksi secara sederhana seperti kegiatan ekstraksi di laboratorium
dengan menggunakan corong pemisah. Dua cairan yang tidak saling larut
yaitu air yang mengandung komponen tertentu (fase berat) dan pelarut
organic/pengekstrak (fase ringan) dicampur di dalam corong pemisah
sehingga terbentuk dua lapisan seperti pada Gambar 6.1.
118
Sentrifugal ekstrator.
Koeffisien Distribusi/Partisi
Koeffisien distribusi merupakan parameter untuk mengukur secara
kuantitatif kemampuan komponen tertentu untuk terdistribusi/tersebar
diantara phase aqueous/air/berat dan fasa ekstrak/ringan/organik.
K= distribution coefficient
Sebenarnya,
konstanta
merupakan
perbandingan
antara
119
atau
120
Keterangan:
n
= jumlah ekstraksi
K
= koeffisien distribusi
VA = volume pelarut A
VB = volume pelarut B
Contoh Soal dan jawabannya:
1. Suatu larutan asam benzoat dalam air yang berkonsentrasi 5
gram/100 ml air diekstrak dengan ether sebanyak 100 ml dengan
koefisien distribusi sebesar 4, berapa persen asam benzoat yang
terekstrak dan berapa konsentrasi asam benzoat yang ada dalam
air.
Jawab:
K = ( X gr/100 ml)/ (5 X) gr/100 ml
4 = ( X gr/100 ml)/ (5-X) gr/100 ml
(20 4 X) gr/100 ml = X gr/100 ml
20 gr/100 ml = (4 X + X ) gr/100 ml
20 gr/100 ml = 5 X gr/100 ml
X = 4 gr/100 ml ( asam benzoat yang terekstrak, 4 gram)
Jadi persentase asam benzoat yang terekstrak:
(4 grm/5 gr) x 100 % = 80 %
Dan asam benzoat yang tersisa dalam air adalah 5 gr/100 4
gr/100 m = 1 gr/100 ml
Atau dengan cara lainnya:
Wa/Wo = 100 / ( 100 + 4 100)
Wa/5 = 100 / ( 100 + 4 100)
121
Wa
Pemilihan Pelarut
Hal penting dalam pemilihan pelarut adalah untuk memilih dua
pelarut yang tidak saling larut. Pasangan pelarut yang sering digunakan
dalam proses ekstraksi adalah: air-diklorometan, air-ether, air-hexane.
Hampir semua proses ekstraksi menggunakan pelarut air karena air
merupakan pelarut yang sangat polar dan tidak larut pada hampir semua
pelarut organik. Pada sebagian besar proses ekstraksi komponen/bahan
yang diekstrak larut dalam pelarut organik dan tidak larut/kurang larut
dalam air.
Volatilitas dari pelarut organik merupakan hal yang penting. Pelarut
dengan titik didih yang rendah seperti ether sering digunakan agar isolasi
dan pengeringan molekul yang diisolasi menjadi lebih mudah. Jika ether
digunakan dengan titik didih 35 oC maka penguapan dapat berjalan
dengan capat sehingga isolasi zat terlarut dapat dilakukan dengan mudah.
Densitas
dari
pelarut sangat
penting
untuk diketahui
untuk
122
Leaching/Pencucian
Untuk memisahkan suatu komponen yang dikehendaki ataupun tidak
dari fase padatan, dimana padatan tersebut dikontakkan dengan fase
liquid/cair.
Dalam
pengolahan
pangan
terdapat
banyak
operasi
123
t2
t1 a 22
a12
Adapun
124
Moving-
kesetimbangan
massa
antara
kedua
aliran
(aliran
keterangan:
xA : fraksi berat solute A
yA : fraksi berat solute A pada solid B
untuk solid yang masuk akan dicuci N adalah kg inert solid/kg solute A dan
yA = 1,0, sedangkan untuk solvent masuk nilai N adalah 0 dan xA = 0.
125
126
127
Soal-soal latihan
1. Larutan benzoat yang berkonsentrasi 6 gram/100 ml air sejumlah 300
ml diekstraksi dengan diethil eter sebanyak 400 ml dan Koefisien
distribusinya sebesar 4, maka tentukan berapa persen asam benzoat
yang terekstrak dan konsentrasi asam benzoat yang ada dalam air
setelah terjadi kestraksi, jika
a. Ekstraksi dilakukan satu kali ekstraksi dengan volume besar (400
ml)
b. Ekstraksi dilakukan 2 kali ekstraksi masing-masing 200 ml
diethileter
c. Ekstraksi dilakukan 3 kali, yaitu 100, 100 dan 200 ml
2. Larutan benzoat yang berkonsentrasi 6 gram/100 ml air sejumlah 200
ml diekstraksi dengan diethil eter dengan volume kecil 50 ml dan
Koefisien distribusinya sebesar 4, maka tentukan berapa kali ekstraksi
dapat dilakukan agar asam benzoat yang terekstrak sebesar 99,99 %.
3. Partikel dengan ukuran diameter rata-rata mendekati 2,00 mm dicuci
dengan menggunakan leaching yang dioperasikan dengan cara batch
dengan jumlah pelarut yang banyak. Konsentrasi zat terlarut A didalam
pelarut dijaga
pencucian
dengan
128
129
KRISTALISASI
Ringkasan
1. Agar terjadi kristalisasi, larutan harus dalam keadaan
supersaturasi. Keadaan supersaturasi dapat dicapai dengan
pemanasan (untuk pemekatan larutan), pendinginan atau
kombinasi pemansan dan pendinginan.
2. Larutan X dengan konsentrasi C %, maka berat komponen X
= C g/100 g larutan
= C g/(100-C) g air.
3. Perhitungan dalam kristalisasi menggunakan neraca massa dan
neraca panas.
Kristalisasi
Kristalisasi merupakan salah satu proses pemisahan. Supaya
terjadi kristalisasi maka larutan harus dalam keadaan supersaturasi yang
merupakan tahap dasar nukleasi atau pembentukkan kristal
dan
tiga
cara
tergantung
kondisi
konsentrasi
larutan,
yaitu
130
131
132
larutan
didinginkan
untuk
mencapai
larutan
sangat kecil
panas
133
W: air
Pendinginan
dan
kristalisasi
F : larutan masuk
S: larutan
mother
liquor
C : Kristal yang
terbentuk
Gambar 6.8. Blok diagram kombinasi neraca massa dan neraca panas
pada kristalisasi
Neraca massa total: F = C + W + S
Neraca massa komponen air:
Kandungan air pada F = kandungan air pada S + kandungan
pada C + W
Neraca komponen solid:
Kandungan solid pada F
kandungan pada C
At seeding
(e)
Berat Kristal
(c = a-b)
Kristal gula
(f)
Liquor dari
badan (g)
134
Badan I
air
gula
Badan II
Air
gula
Badan III
Air
gula
Badan IV
Air
gula
Badan I
(d)
Air = feed kandungan solid
Gula = kadar solid x feed
(e)
air = (d/a) x 100
Gula = d
(f)
air = 0
Gula (berat air/100) x c
(g)
air = e
Gula = d-f
135
3) Hasil
Hasil badan I
Hasil badan II
Hasil badan III
Hasil badan IV
Total hasil
Hilang dalam liquor
Jumlah sukrosa dalam
sirup akhir (dalam mother
liquor)
Soal-soal latihan
1. Natrium khlorida pada suhu 40 oC mempunyai konsentrasi 50%.
Jika kelarutannya pada suhu tersebut 36,6 g/100 g air, hitung
jumlah Kristal natrium khlorida yang terbentuk. (63,4 g/100 g air).
2. Sirup laktosa 1200 kg dengan konsentrasi 45% didinginkan dari 60
o
C menjadi 10
seeding 82%
Badan II: suhu liquor 73 oC, konsentrasi liquot pada seeding 84%
Badan III: suhu liquor 60 oC, konsentrasi liquot pada seeding 86%
Badan IV: suhu liquor 51 oC, konsentrasi liquot pada seeding 89%
Hitung:
a. Hasil gula pada masing-masing badan evaporator (506
kg/j,15,6%; 1018 kg/j, 31,3%; 912 kg/j, 28,1%; 539 kg/j,
16,1%)
b. Gula yang hilang dalam liquor
(275 kg/j, 8,4%)
c. Total gula yang dihasilkan
(91,9%)
d. Jumlah dan konsentrasi gula dalam mother liquor yang keluar
dari badan terakhir.
136
DESTILASI
Ringkasan
1. Destilasi adalah proses pemisahan larutan perdasar perbedaan
volalitasnya
2. Ada dua metode destilasi yaitu satu tingkat dan bertingkat ,
metode satu tingkat terdiri dari tiga tipe yaitu destilasi
deferensial, kilat dan uap, sedang desilasi bertingkat adalah
disebut rektifikasi/fraksinasi
3. Destilasi rektifikasi adalah
destilasi
dengan
refluks
dan
kolom
dapat
137
138
mencapai
keseimbangan
dan
selanjutnya
dipisahkan.
senyawa senyawa dengan titik didih tinggi tidak larut didalam air ,
sehingga pemisahan pada suhu rendah dapat dilakukan dengan destilasi
uap ( steam distillation ). Metode ini seringkali digunakan pemisahan
komponen dengan titik didih tinggi dari sejumlah kecil kotoran yang non
volatil.
Destilasi uap dikerjakan dengan mengalirkan uap air panas pada
bahan yang didestilasi. Komponen volatil akan menguap dan selanjutnya
diembunkan kembali, hasilnya komponen volatil dan air yang dapat
dipisahkan dengan dekantasi.
Jika jumlah tekanan uap campuran yang dipisahkan sama dengan
jumlah tekanan total, maka campuran akan mendidih dan
PA + P B = P
139
dimana PA adalah tekanan uap dari air murni A dan P B adalah tekanan uap
dari komponen B murni, sehingga komposisi uap adalah
y A = PA / P
dan yB = PB / P
Rasio mol destilat komponen B terhadap mol destilat komponen A adalah
nB / nA = PA / PB
Destilasi rektifikasi
Destilasi rektifikasi / destilasi fraksinasi adalah destilasi dengan
refluks . Destilasi ini dilakukan secara bertingkat dengan penguapan kilat
pada tiap-tiap tingkat. Pada destilasi ini cairan dan uap mengalir
berlawanan satu sama lain. Cairan mengalir kebawah
ketingkat
140
ditunjukkan
aliran
cairan
masuk
plat
seimbang
dengan
6....
yang
Gambar 6.11. Aliran uap dan cairan masuk dan meninggalkan plat
141
R: reflux ratio
142
Bagian stripping
Keseimbangan massa diatas batas garis dari gambar 6...... a untuk
bagian stripping pada kolom dibawah umpan masuk adalah
Vm+1 = Lm w
Keseimbangan komponen A
Vm+1 ym+1= Lm xm Wxw
Garis operasi stripping adalah
ym+1 =(Lm/Vm+1) xm Wxw/Vm+1
Lm = LN dan Vm+1 = VN
LN = W + V N
Maka persamaan diatas membentuk garis lurus sumbu x dengan y
membentuk sudut Lm/Vm+1 memotong garis y=x pada x = x w pada x =0
maka y = -Wxw /Vm+1
Selanjutnya jumlah plat secara teoritis pada stripping ditentukan mulai x w
sampai yw memotong garis operasi.
143
Lm = Ln + qF
144
145
Maka Ln sangat besar sama halnya dengan aliran uap Vn.. Hal ini berarti
slope R/(R+1) dari garis operasi enriching
operasi dari kedua bagian kolom adalah garis diagonal 45 0. Jumlah plat
teoritis dihitung dari plat paling atas sampai bagian dasar tangki .
memungkinkan jumlah plat yang dibutuhkan untuk proses pemisahan
minimum.
Kondisi total refluks dapat diartikan bahwa untuk mencapai
kecepatan umpan tertentu dibutuhkan
146
5,8 )
Untuk memisahkan etanol dan air dilakukan destilasi dengan tekanan
101,32 kPa. Diketahui umpan berisi etanol 60% mol untuk
147
Daftar acuan
Early, R. L., 1983. Unit Operation in Food Processing. Second Ed,
Pergamon Press, NewYork.
Fellows, P., 1988. Food Processing Technology; Principles and
Practice. VCH-Ellis Horwood Ltd. England.
Holman, J. P., 1981. Heat Transfer. Mc Graw-Hill International Co. Tokyo.
.
Ibarz, A. 2003. Unit Operation in food processing.
Yanniotis, S., 2008. Solving Problem in Food Engineering. Springer
Science, New York.
148