2. Mengapa seharusnya para akuntan berhubungan dengan diri mereka sendiri dan
dengan pelaporan informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh para jurnalistik,
para psikolog, atau hasil survei para peneliti?
Jawab: Karena dalam Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai
berikut:
1.
lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing
masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau
pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban
kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa
berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi
tindakan
yang
dapat
mendiskreditkan
profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota
yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
Jadi para akuntan harus berhubungan dengan diri mereka sendiri dan dengan pelaporan
informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh para jurnalistik, para psikolog, atau hasil survei
para peneliti
3. Berikan contoh pelaporan informasi perilaku dalam bisnis di surat kabar?
4. Bagaimana anda melihat perkembangan akuntansi keperilakuan lebih dari 5 atau
10 tahun belakangan ini?
Jawab: Lima tahun belakangan ini akuntansi keperilakuan berkembang dengan sangat pesat di
Indonesia. Hal ini berbeda dengan kondisi tahun 2001 lalu. Khomsiyah, 2001, menyatakan pada
saat itu penelitian akuntansi keperilakuan masih belum banyak dilakukan, mengingat saat itu
mata kuliah akuntansi keperilakuan juga belum banyak ditawarkan di perguruan tinggi dan saat
itu penelitian akuntansi hanya dilakukan oleh mahasiswa level magister dan doktora.Pesatnya
penelitian akuntansi dibuktikan dengan makin meningkatnya publikasi penelitian ini baik dalam
forum ilmiah seperti pada simposium nasional akuntansi maupun pada jurnal ilmiah akuntansi
seperi JRAI (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia).Perdebatan tentang keberadaan akuntansi
keperilakuan sebagai sebuah bidang ilmu baru tidak mampu menghadang munculnya penelitian
baru di bidang akuntansi keperilakuan. Beberapa variabel yang sering muncul dalam penelitian
akuntansi keperilakuan seperti partisipasi dalam pembuatan anggaran, pemahaman akuntansi,
faktor kepribadian individu, tekanan sosial, budaya adalah beberapa contoh yang membuktikan
ikutsertanya bidang ilmu lain yaitu psikologi dan sosiologi (Siegel dan Marconi, 1989).
Perkembangan dan kompleksitas dunia industri dan bisnis, dimana akuntansi seringkali berfungsi
sebagai bahasa bisnis menyebabkan aspek relasional dan interaksi antar individu melibatkan
aspek keperilakuan didalamnya. Topik dalam penelitian akuntansi keperilakuan dapat
dikelompokkan ke dalam aspek keperilakuan yang terkait dengan financial control, budgeting,
responsibility accounting, performance evaluation, accounting system information, human
resource accounting, social accounting, pelaku akuntansi (karyawan bagian keuangan, auditor
baik eksternal maupun internal).Nampaknya kondisi realita dimana problematika dalam aspek
perilaku pada implementasi akuntansi dalam organisasi yang semakin besar membuat
kecenderungan penelitian dalam ranah ini semakin meningkat. Perkembangan akuntansi
keperilakuan ini disebabkan karena peran manusia yang dominan dalam akuntansi. Bahkan
Birnberg, 2008, yang mereview perkembangan akuntansi majemen dalam tiga periode yaitu cost
accounting period, modern management accounting period and post-modern accounting period,
reflect increasing emphasis on behavioral materials in the management accounting courses.
Birnbeg juga mengatakan bahwa enelitian akuntansi keperilakuan pada abad 21 menjadi semakin
menarik banyak peneliti karena dua hal, the development of management control as a
discipline/course and the increasing emphasis on managemen accounting courses as service
courses. Kedua hal ini juga menjadi penyebab dalam perkembangan akuntansi keperilakuan
sektor publik dalam konteks tuntutan masyarakat dalam mewujudkan good goverrnment
governance dalam bahasan selanjutnya
5. Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam
lima aliran (school).Jelaskan kelima aliran tersebut.
Jawab: Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam
lima aliran (school) , yaitu :
1. Pengendalian manajemen (management control)
2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
3. Desain sistem informasi (information system design)
4. Riset audit (audit research)
5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)