Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan
pengaruh protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
3. Faktor fisik
Secara fisik, tumor berkaitan dengan trauma/pukulan berulang-ulang baik
trauma fisik maupun penyinaran. Penyinaran bisa berupa sinar ultraviolet yang
berasal ari sinar matahari maupun sinar lain seperti sinar X (rontgen) dan radiasi
bom atom.
4. Faktor nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh
jamur pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
5. Penyebab bioorganisme
Misalnya virus, pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan
ditemukannya hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang percobaan.
Namun ternyata konsep itu tidak berkembang lanjut pada manusia.
6. Faktor hormone
Pengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan kepastian
peranannya belum jelas. Pengaruh hormone dalam pertumbuhan tumor bisa
dilihat pada organ yang banyak dipengaruhi oleh hormone tersebut.
4. Patofisiologi
Sebagaimana bentuk kanker / karsinoma lain, penyebab dari timbulnya karsinoma
jaringan mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga berbagai faktor
predisposisi yang kompleks berperan dalam menimbulkan manifestasi tumbuhnya
jaringan/sel-sel kanker pada jaringan mediastinum.
Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif
singkat maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waktu bertahun-tahun untuk
menimbulkan manifestasi klinik. Kadang berbagai bentuk karsinoma sulit terdeteksi secara
pasti dan cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai pemeriksaan akurat untuk
menentukan masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang berproliferasi maka
secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan sekitarnya; pelepasan berbagai
substansia pada jaringan normal seperti prostalandin, radikal bebas dan protein-protein
reaktif secara berlebihan sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak
sel-sel kanker terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang
relatif lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang longgar
mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih mudah untuk pecah dan
menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah
maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik
menyebabkan penekanan (direct pressure / indirect pressure) serta dapat menimbulkan
destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi seperti penyakit infeksi
pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan
batuk darah atau lendir berwarna merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak
kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga
kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas
seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang
dijumpai gejala demam yang menonjol.
5. Klasifikasi
1. Timoma
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah tumor
yang banyak terdapat dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam golongan
umur 50 tahun, tumor ini terdapat dengan frekuensi yang meningkat. Tidak
terdapat preferensi jenis kelamin, suku bangsa atau geografi. Gambaran
histologiknya dapat sangat bervariasi dan dapat terjadi komponen limfositik atau
tidak. Malignitas ditentukan oleh pertumbuhan infiltrate di dalam organ-organ
sekelilingnya dan tidak dalam bentuk histologiknya. Pada 50% kasus terdapat
keluhan lokal. Thymoma juga dapat berhubungan dengan myasthenia gravis,
pure red cell aplasia dan hipogama globulinemia. Bagian terbesar Thymoma
mempunyai perjalanan klinis benigna. Penentuan ada atau tidak adanya
penembusan kapsul mempunyai kepentingan prognostic. Metastase jarak jauh
jarang terjadi. Jika mungkin dikerjakan terapi bedah.
Stage dari Timoma:
tumor
limfoma. Limfoma adalah bagian dari grup penyakit yang disebut kanker
Hematological. Pada abad ke-19 dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit
Hodgkin karena ditemukan oleh Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma
dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.
Gejala kliniknya yaitu dapat disebabkan tumornya sendiri, seperti lazimnya
tumor mediastinum lain, atau dapat pula sebagai akibat manifestasi penyakit
sistem getah bening antara lain panas badan, limfadenopati, hepatomegali atau
splenomegali. Diagnosa dapat ditegakkan dengan biopsi kelenjar getah bening
terutama kelenjar skalenus, pemeriksaan sumsum tulang dan darah tepi.
Gambaran radiologis : Umumnya tampak sebagai pelebaran bayangan
mediastinum atau berupa massa bulat berbatas tegas atau bergelombang dengan
densitas homogen dan dapat dilihat dari hilus sampai leher serta biasanya
bilateral namun tidak simetris.
Penatalaksanaan : Berbeda dengan tumor mediastinum lainnya yaitu bukan
pembedahan melainkan radiasi dan sitostatika.
4. Tumor Tiroid
Tumor tiroid merupakan tumor berlobus, yang berasal dari Tiroid.
5. Kista pericardium
Ini adalah kista dengan dinding yang tipis, terisi cairan jernih yang selalu dapat
menempel pada perikard dan kadang-kadang berada dalam hubungan terbuka
dengan perikard itu. Yang terbanyak terdapat di ventral, di sudut diafragma
jantung. Kista ini juga dikenal sebagai kista coelom. Kista pleuroperikardial
adalah kelainan congenital, tetapi baru muncul manifestasi pada usia dewasa.
Sampai desenium ke 5 atau 6, ukuran tumor biasanya secara lambat bertambah,
tetapi jarang sampai lebih dari 10 cm. pada fluoroskopi, kista-kista ini sering
terlihat sebagai rongga-rongga dengan dinding yang tipis dengan perubahan
bentuk pada pernapasan dalam. Kista-kista coelom di sebelah kanan harus
differensiasi dengan lemak parakardial dan dengan hernia diafragmatika melalui
foramen Morgagni. Kista-kista ini sering terdapt, meskipun tentang hal ini tidak
ada data yang jelas. Kista ini tidak menimbulkan keluhan, infeksi sangat jarang
dan malignitasnya tidak diketahui. Karena itu ekstirpasi hanya diperlukan pada
keraguan yang serius mengenai diagnosisnya atau pada ukuran kista yang sangat
besar.
6. Tumor neurogenik
Tumor Neurogen merupakan tumor mediastinal yang terbanyak terdapat,
manifestasinya hampir selalu sebagai tumor bulat atau oval, berbatas licin,
terletak jauh di mediastinum belakang. Tumor ini dapat berasal dari saraf
intercostalis, ganglia simpatis, dan dari sel-sel yang mempunyai ciri
kemoreseptor. Tumor ini dapat terjadi pada semua umur, tetapi relative frekuensi
pada umur anak.
Banyak Tumor Nerogenik menimbulkan beberapa gejala dan ditemukan pada
foto thorax rutin. Gejala biasanya merupakan akibat dari penekanan pada
struktur yang berdekatan. Nyeri dada atau punggung biasanya akibat kompresi
atau invasi tumor pada nervus interkostalis atau erosi tulang yang berdekatan.
Batuk dan dispneu merupakan gejala yang berhubungan dengan kompresi
batang trakeobronchus. Sewaktu tumor tumbuh lebih besar di dalam
mediastinum posterosuperior, maka tumor ini bisa menyebabkan sindrom
pancoast atau Horner karena kompresi peleksus brakhialis atau rantai simpatis
servikalis.
7. Kista Bronkhogenik
Kista Bronkogenik kebanyakan mempunyai dinding cukup tipis, yang terdiri
dari jaringan ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini
dilapisi epitel rambut getar atau planoselular dan terisi lendir putih susu atau
jernih. Kista bronkus terletak menempel pada trakea atau bronkus utama,
kebanyakan dorsal dan selalu dekat dengan bifurkatio. Kista ini dapat tetap
asimptomatik tetapi dapat juga menimbulkan keluhan karena kompresi trakea,
bronki utama atau esophagus. Kecuali itu terdapat bahaya infeksi dan perforasi
sehingga kalau ditemukan diperlukan pengangkatan dengan pembedahan. Gejala
dari kista ini adalah batuk, sesak napas s/d sianosis.
5. Manifestasi Klinik
1. Mengeluh sesak nafas, nyeri dada, nyeri dan sesak pada posisi tertentu
(menelungkup)
2. Sekret berlebihan
massa
mediastinum
mempunyai
kepentingan
prognosis
dan
Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi utama.
2.
3.
4.
5.
Serangan batuk dan spasme bronchus karena tekanan pada nervus vagus.
Walaupun gejala sistemik yang samar-samar dari anoreksia, penurunan berat badan
dan meningkatnya rasa lelah mungkin menjadi gejala yang disajikan oleh pasien dengan
massa mediastinum, namun lebih lazim gejala disebabkan oleh kompresi local atau invasi
oleh neoplasma dari struktur mediastinum yang berdekatan.
Nyeri dada timbul paling sering pada tumor mediastinum anterosuperior. Nyeri dada
yang serupa biasanya disebabkan oleh kompresi atau invasi dinding dada posterior dan
sering
gagal
mendeteksi
kelainan
apapun.
Tomografi
adenoma paratiroid, kista enteric dan tumor telah dibuat dengan CT karena
gambarannya yang khas.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
mempunyai
potensi
yang
jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat gejala klinis
penderita.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Per Sistem :
1. Sistem pernafasan (B1)
Data Subyektif: sesak nafas, dada tertekan, nyeri dada berulang
Data Obyektif: hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif),
sputum banyak, penggunaan otot diagfragma pernafasan diafragma
dan perut meningkat, laju pernafasan meningkat, terdengar stridor,
ronchii pada lapang paru, terdengar suara nafas abnormal, egophoni.
2. Sistem kardiovaskuler (B2)
Data Subyektif: sakit kepala
Data Obyektif: denyut nadi meningkat, disritmia, pembuluh darah
vasokontriksi, kualitas darah menurun.
3. Sistem Persarafan (B3)
Data Subyektif: gelisah, penurunan kesadaran
Data Obyektif: letargi
4. Sistem Perkemihan (B4)
Data Subyektif: Data Obyektif: produksi urine menurun
5. Sistem Pencernaan (B5)
Data Subyektif: mual, kadang muntah, anoreksia, disfagia, nyeri
telan
Data Obyektif: konsistensi feses normal/diare, berat badan turun,
penurunan intake makanan
6. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
Data Subyektif: lemah, cepat lelah
Data Obyektif: kulit pucat, sianosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat /normal, tonus otot
menurun, nyeri otot, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris
pernafasan, flail chest
7. Sistem Endokrin (B7)
5. Pengkajian Psikososial
6. Personal Hygiene dan Kebiasaan
Perokok berat dapat terkena penyakit tumor mediastinum.
7. Pengkajian Spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
resiko
infeksi
Intervensi
Rasional
Kaji
sejauh
mana Menganalisa
penyebab
ketidakadekuatan nutrisi klien
melaksanakan intervensi.
Timbang
indikasi
Memeberikan asupan
sesuai kebutuhan
Anjurkan
kebersihan
sebelum makan
berat
badan
No
Intervensi
Rasional
Rencanakan
cukup.
Bantu
pasien
dalam
memenuhi Mengurangi pemakaian energi
kebutuhan sesuai kebutuhan
sampai kekuatan pasien pulih
kembali
periode
istirahat
Rasional
1.
2.
Kaji dan catat suhu setiap 4 jam Meyakinkan terpenuhi kebutuhan cairan.
tanda deficit cairan.
3.
4.
sederhana
deficit
DAFTAR PUSTAKA
Agus Rahmadi, 2010. http://www.eramuslim.com/konsultasi/sehat/tumor-mediastinum-ituapa.htm. Diakses tanggal 30 September 2010
Anonymuos, 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Limfoma. Diakses tanggal 30 September
2012
Anonymuous, 2010. id.wikipedia.org/wiki/Tumor_mediastinum. Diakses tanggal 26
September 2012
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC,
Tahun 2002, Hal ; 52 64 & 240 249.
Sherwood Lauralee. 2011.Human Fysiology ; from cell to system.Ed 6. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M.dan Ahern R.Nancy.2011. NANDA Diagnosa, NIC; Intervensi, NOC;
Kriteria hasil; alih bahasa, Esty Wahyuningsih. Ed.9.Jakarta: EGC
Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2, Edisi 4,
Tahun 1995, Hal ; 704 705 & 753 - 763.