Disusun oleh
Kelompok 6 THP-A :
1. Qoimatul Fitriyah
(141710101010)
(141710101019)
(141710101043)
(141710101058)
5. Ambar Sukma S
(141710101067)
PROSEDUR PENELITIAN
1. Pembuatan Bubur Wortel
Wortel
segar
disortasi,
dicuci,
Rancangan
Acak
Lengkap. (RAL) dengan perlakuan penambahan bubur wortel dan tepung tapioka
dengan formula sebagai berikut:
Perlakuan A = Bubur Wortel 0g: Tepung Tapioka15g dalam 100g
daging ikan gabus.
Perlakuan B = Bubur Wortel 2,5g: Tepung Tapioka12,5g dalam 100g
daging ikan gabus.
PerlakuanC = Bubur Wortel 5g: Tepung Tapioka10g dalam 100g
daging ikan gabus.
PerlakuanD = Bubur Wortel 7,5g: Tepung Tapioka7,5g dalam 100g
daging ikan gabus.
PerlakuanE
digunakan untuk mengetahui kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat dalam
bakso ikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan salah satu parameter pengujian produk pangan
untuk menilai suatu komoditi pangan atau produk pangan berdasarkan pada
indera. Uji organoleptik
yang
dilakukan
pada
Rata rata
3,4
3,24
3,32
3,24
3,56
Dari
menunjukkan bahwa bakso yang paling disukai adalah bakso ikan gabus
perlakuan E (10g bubur wortel+5g tepung tapioka) dalam 100g daging ikan.
Sedangkan perlakuan B (2,5g bubur wortel+12,5g tapioka) dan D (7,5g bubur
wortel+7,5g tapioka) dalam 100g daging ikan paling tidak disukai panelis. Hasil
yang diperoleh dari 25 orang panelis, menyatakan bahwa rasa bakso ikan pada
perlakuan E dengan campuran 10g bubur wortel dan 5g tepung tapioka memiliki
rasa yang enak dan dapat diterima oleh indera pengecap rasa dari panelis.
2. Tingkat Kesukaan Terhadap Warna
Tabel 2. Nilai Kesukaan Terhadap WarnaBakso Ikan Gabus
Perlakuan
A (0g Bubur Wortel +15g Tapioka)
Rata rata
3,4
3,36
3,44
3,68
Rata rata
3,4
3,36
3,64
3,48
Dari hasil data Tabel 3 yang diperoleh dari 25 orang panelis adalah pada
perlakuan E yang dibuat menggunakan formulasi penambahan 10g bubur wortel
dan 5g tepung tapioka dalam 100g daging ikan gabus. Sedangkan nilai terendah
diperoleh pada perlakuan B (2,5g bubur wortel+12,5g tepung tapioka dalam 100g
daging ikan gabus).
4. Tingkat Kesukaan Terhadap Tekstur
Tabel 4. Nilai Kesukaan Terhadap Tekstur Bakso Ikan Gabus
Perlakuan
A (0g Bubur Wortel +15g Tapioka)
Rata rata
3,52
3,56
3,68
3,76
Parameter
Mutu
Kimia
1
Kadar Air
(%)
2
Kadar Abu
(%)
3
Kadar
Protein (%)
4
Kadar
Lemak (%)
5
Serat Kasar
(%)
6
Karbohidra
t (%)
7
Vitamin A
IU/100gr
Hasil analisis kadar air bakso ikan gabus
Nilai Rata
Rata dari
3 Ulangan
77,36
1,54
13,38
1,19
0,57
5,96
<0,5
adalah 77,36%. Hasil ini tidak
menyimpang dari syarat mutu bakso ikan yang mempunyai batas maksimal 80%.
Kandungan air dalam bahan pangan dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
citarasa, kesegaran, dan daya tahan bahan tersebut. Hasil analisis kadar abu yaitu
1,54% termasuk dalam syarat mutu bakso ikan yang memiliki batas kadar abu 3%.
Kadar abu menunjukkan semakin tinggi kadar abu, maka semakin tinggi
kandungan mineral dalam makana. Hasil analisis kadar lemak bakso ikan gabus
adalah 0,19%, nilai ini tidak melewati batas maksimum standar mutu kadar lemak
bakso ikan.
Kandungan protein bakso ikan gabus adalah 1,19%. Kandungan protein
pada bakso ikan gabus 13,38 % merupakan nilai yang cukup tinggi apabila
dibandingkan dengan syarat mutu bakso ikan minimal 9%.
Kandungan
bakso
ikan
panelis
gabus
yaitu
hasil
uji
kimia
sebagai berikut : kadar air 77,36%, kadar abu 1,54%, kadar protein 13,38%,
kadar lemak 1,19%, serat kasar 0,57%, total karbohidrat 5,96%, kandungan
vitamin A <0,5 IU, sedangkan uji fisik tekstur menggunkan
penetrometer