Oleh
dr. Imam Syahuri Gultom
Pembimbing
dr. Islamiyah
Borang portofolio
Topik
: DHF GRADE II
Tanggal (kasus)
: 3 Mei 2015
Nama peserta
Nama Pendamping
: dr. Islamiyah
Nama Wahana
Objek Presentasi
: Kasus
Subjek
: Anak
Deskripsi
Tujuan
Bahan bahasan
: Kasus
Cara membahas
: Diskusi
LAPORAN KASUS
I.
Data Pasien
Nama
Usia
: 10 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Pambataan Tanjung
Pekerjaan
:-
No RM
: 02 22 99
Tanggal masuk
: 3 Mei 2015
II.
Diagnosis/Gambaran Klinis
Anak demam sejak 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Demam
terus-terusan, turun sebentar dengan penurun panas, menggigil tidak ada.
Tidak ada mimisan, tidak ada gusi berdarah, tidak ada BAB berwarna
hitam, terdapat bintik-bintik merah dikulit. Anak muntah 5 kali berisi apa
yang dimakan, tidak ada darah. Sekali muntah + 5 cc. Tidak ada batuk pilek
sebelumnya. BAK normal, BAB cair tidak ada. Anak menjadi tidak nafsu
makan, minum masih seperti biasa.
2.
Riwayat Pengobatan
Anak jarang sakit dan ini pertama kalinya dirawat di rumah sakit.
Anak sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang serupa
3.
Riwayat Antenatal
Selama hamil, ibu sering memeriksakan kehamilannya ke bidan di
Puskesmas atau Posyandu. Pernah mendapat imunisasi TT 2 kali dan tablet
penambah darah. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat selain yang
diberikan bidan. Makan ibu lebih banyak dibandingkan sebelum hamil.
4.
Riwayat Natal
Bayi lahir dengan normal ditolong oleh bidan. Berat badan lahir
2.700 gram.
5.
Riwayat Neonatal
Bayi lahir langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan.
6.
7.
Riwayat Imunisasi
BCG pernah 1 kali, DPT 3 kali, Polio 3, Hepatitis B 2 kali, campak
1 kali, anak mendapatkan imunisasi di Posyandu.
8.
Riwayat Makanan
ASI
: 0 6 bulan
Frekuensi
9.
10.
III.
Pemeriksaan Fisik
1.
2.
Keadaan Umum
Tanda Vital
4.
Kulit
5.
kembali,
kelembaban
cukup,
tidak
Kepala/leher
Rambut
pucat/anemis.
:
: rambut berwarna hitam, tipis, distribusi merata,
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
sekret.
: Bentuk simetris, mukosa bibir kering, gusi tidak
mudah berdarah, pembengkakan tidak ada, anemis
Lidah
tidak ada.
: Bentuk simetris, tidak anemis, tremor (-), kotor (-),
Pharing
Tonsil
Vena jugularis
5.
6.
Leher
Toraks
Inspeksi
a. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
massa (-).
Kuduk kaku tidak ada, tidak tortikolis.
:
: Bentuk simetris, gerak napas simetris, retraksi (-).
: Bentuk simetris, inspirasi dan ekspirasi tidak
memanjang,
: Fremitus vokal simetris
: Sonor
: suara napas bronkovesikuler, suara tambahan tidak
ada.
b. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
7.
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
dinding dada.
: Supel, nyeri tekan (-), defend muscular (-), hati
Palpasi
8.
IV.
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Atas
Bawah
sianosis (-/-)
: Akral hangat, gerak aktif, edema (-/-), parese (-/-),
Tonus otot
sianosis (-/-)
: Normal
Laboratorium
Jenis pemeriksaan
Satuan
Nilai Normal
3 Mei 2015
Hemoglobin
gr/dl
9.5 14.0
13,2
Leukosit
ribu /u l
4.0 10.5
Eritrosit
juta /u l
3.50 5.20
5,18
Hematokrit
vol%
29 43
40
Trombosit
ribu /u l
150 450
27
V.
Diagnosa
Observasi Febris H4 ec. DHF gr. II
VI.
Rencana Tatalaksana
Rencana diagnosis :
-
VII. Follow up
Tanggal 4 Mei 2004
S :
Demam (-), mimisan (-) BAB hitam (-) gusi berdarah (-) bintik merah (+)
O:
A:
P:
T : 37 oC
Kesadaran
Kulit
Kepala
: compos mentis
: kelembaban cukup, turgor cepat kembali, peteki (+)
: UUB cekung mata tidak cekung, produksi air mata cukup,
Mulut
Thorak
Demam (-), mimisan (-) BAB hitam (-) gusi berdarah (-) bintik merah (-)
O:
A:
P:
T : 36 oC
Kesadaran
Kulit
Kepala
: compos mentis
: kelembaban cukup, turgor cepat kembali, peteki (-)
: UUB cekung mata tidak cekung, produksi air mata cukup,
Mulut
Thorak
Demam (-), mimisan (-) BAB hitam (-) gusi berdarah (-) bintik merah (-)
O:
: compos mentis
: kelembaban cukup, turgor cepat kembali, peteki (-)
: UUB cekung mata tidak cekung, produksi air mata cukup,
mukosa bibir basah, telinga/hidung dalam batas normal
Mulut
Thorak
A:
P:
Laboratorium
Nilai
Jenis pemeriksaan
Satuan
Hemoglobin
gr/dl
Normal
9.5 14.0
4 Mei 2015
6 Mei 2015
11,5
11,7
Leukosit
ribu /u l
4.0 10.5
11
12,5
Eritrosit
juta /u l
3.50 5.20
4,36
4,5
Hematokrit
vol%
29 43
30,5
32,3
Trombosit
ribu /u l
150 450
31
114
Masa Inkubasi/Tunas
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus
dengue. Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam
berdarah dengue 9.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh virus yang
dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus ini menempel pada tubuh nyamuk yang
ditularkan dari mahluk vertebrata lainnya pada saat nyamuk ini menghisap darahnya.
Virus ini dapat hidup dan berkembangbiak di tubuh nyamuk dan juga terbawa pada
telur nyamuk yang mana akan hidup hingga telur-telur tersebut menjadi nyamuk
dewasa. Virus tersebut dimasukkan ke tubuh manusia oleh gigitan nyamuk dan dalam
4 hari berkembangbiak memperbanyak dirinya sehingga timbul siklus demam DBD
10
Patogenesis
Menurut sejarah perkembangan patogenesis demam berdarah dengue dapat
dibagi menjadi dua teori patogenesis, yaitu: pertama, virus dengue mempunyai sifat
10
tertentu, dan yang ke dua, pada manusia yang terinfeksi mengalami suatu proses
imunologi yang berakibat kebocoran plasma, perdarahan, dan berbagai manifestasi
klinik. Dapat pula kemungkinan patogenesis campuran dari kedua mekanisme
tersebut 11.
Patogenesis DBD belum sepenuhnya dapat dipahami, namun terdapat dua
perubahan patofisiologis, yaitu 11,12 :
1)
2)
Demam,
anoreksia,
muntah
hepatomegali
Manifestasi
perdarahan
trombositopenia
Permeabilitas vaskular naik
Dehidrasi
Kebocoran plasma:
hemokonsentrasi, hipoproteinemia,
efusi pleura, dan asites.
hipovolemia
syok
Perdarahan
saluran cerna
anoksia
11
meninggal
12
Virus replication
Complement activation
Complement
Leakage of plasma
Ht
Na+
Fluid in the serous cavities
Hypovolemia
SHOCK
Anoxia
Acidosis
Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue mempunyai spektrum klinis yang luas mulai dari
asimptomatik (silent dengue infection), demam dengue (DD), demam berdarah
dengue (DBD), dan demam berdarah dengue disertai syok (sindrom syok dengue,
SSD) 4.
13
14
Pemeriksaan darah perifer: Hb, leukosit dan hitung jenis, hematokrit, dan
trombosit.
Pada DBD berat/SSD : monitor hematokrit tiap 4-6 jam, trombosit, AGD,
kadar elektrolit, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, protein serum, PT dan
APTT.
Diagnosis
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO sebagai berikut 4:
1. Kriteria klinis
Hepatomegali.
Tanda-tanda syok : takikardi, perfusi perifer buruk, nadi lemah, akral dingin
2. Kriteri laboratoris
15
Derajat Penyakit
Kriteria
Demam disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
DBD derajat I
manifestasi perdarahan ialah uji torniquet positif.
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit atau
DBD derajat II
perdarahan lain.
Terdapat kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lembut, tekanan
DBD derajat III
DBD derajat IV
tekanan darah tidak dapat diukur.
Tanda bahaya yang harus diketahui pada penyakit DBD adalah tanda
perdarahan kulit (bintik merah), hidung, gusi atau berak darah warna kehitaman dan
berbau. Apabila panas yang berangsur dingin, tetapi anak tampak lesu dan pada
perabaan dirasakan ujung-ujung tangan atau kaki dingin 14.
Tanda bahaya lain yang menyertai adalah penampilan anak tampak sangat
gelisah, kesadarannya menurun, kejang dan napas sesak. Pada keadaan tersebut
penderita harus segera dibawa ke dokter, bila terlambat akan menimbulkan
komplikasi yang berbahaya seperti syok, perdarahan kepala, perdarahan hebat di
seluruh tubuh atau gangguan fungsi otot jantung 14.
Diagnosa Banding
1. Demam dengue
Pada demam dengue terdapat peningkatan suhu secara tiba-tiba, disertai sakit
kepala menyeluruh atau berpusat pada supraorbital dan retroorbital, nyeri
yang hebat pada otot terutama dirasakan bila tendon dan otot perut ditekan
16
serta tulang, mual, kadang muntah dan batuk ringan. Terjadi leukopenia pada
demam dengue 15.
2. Morbili
Gejala klinis dari morbili yaitu suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan
sering mencapai suhu 40-40,5oC. Ruam biasanya sebagai makula tidak jelas
pada bagian atas lateral leher, di belakang telinga, sepanjang garis
pertumbuhan rambut dan pada bagian posterior pipi. Lesi sendiri-sendiri
menjadi semakin makopapuler sebagai ruam yang menyebar dengan cepat
pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24
jam pertama 16.
3. Chikungunya haemorrhagic fever (CHF)
Diagnosis banding yang paling penting adalah chikungunya haemorrhagik
fever yaitu demam berdarah yang disebabkan oleh virus chikungunya.
Serangan demam pada DHF lebih mendadak, masa demam lebih pendek,
tetapi suhu di atas 40 C lebih sering ditemukan. Ruam makulopapular,
injeksi konjungtiva dan rasa nyeri pada sendi lebih sering dijumpai pada
DHF 17.
4. ITP (Idiopathic Thrombosytopenic Purpura)
Merupakan suatu keadaan perdarahan yang ditandai dengan timbulnya petikie
dan ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan ada kalanya terjadi pada
berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang
tidak diketahui. Pada ITP kadang-kadang disertai demam tetapi demam cepat
menghilang dan hemokonsentrasi tidak ditemukan 18.
17
5. Malaria
Malaria merupakan penyakit yang bersifat akut dan kronik, yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium. Manifestasi klinik malaria yaitu demam
yang
berkaitan
dengan
saat
pecahnya
skizon
matang
(sporulasi),
Komplikasi DBD
Pada DD tidak terdapat komplikasi berat namun anak dapat mengeluh
lemah/lelah (fatigue) saat fase pemulihan. Komplikasi berat dapat terjadi pada DBD
yaitu ensefalopati dengue, gagal ginjal akut, atau udem paru akut 4.
Penatalaksanaan
Fase demam 4
Prinsip tatalaksana DBD fase demam sama dengan tatalaksana DD.
Monitor keadaan anak (tanda-tanda syok) terutama selama 2 hari saat suhu
turun. Monitor trombosit dan hematokrit secara berkala.
Jenis cairan adalah kristaloid : RL, 5% glukosa dalam RL, atau NaCl.
18
Syok
Kejang
Kesadaran turun
Muntah darah
Berak hitam
19
Setengah rumatan
Rumatan
Rumatan + defisit 5 %
Rumatan + defisit 7%
Rumatan + defisit 10 %
Tetesan
dekstran-40
minimal
harus
10
ml/kg/jam
sehingga
dapat
20
Kehilangan darah bermakna, yaitu > 10% volume darah total. (Total volume
darah = 80 ml/kg). Berikan darah sesuai kebutuhan. Apabila packed red cell
(PRC) tidak tersedia, dapat diberikan sediaan darah segar.
Pasien dengan perdarahan tersembunyi. Penurunan Ht dan tanda vital yang tidak
stabil meski telah diberi cairan pengganti dengan volume yang cukup banyak,
berikan sediaan darah segar 10 ml/kg/kali atau PRC 10 unit/kali.
Setelah masa kritis terlampaui maka pasien akan masuk dalam fase
21
Diuresis cukup
Cairan intravena harus dihentikan segera apabila memasuki fase ini. Jus buah atau
larutan oralit dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Kriteria memulangkan pasien 4 :
Hematokrit stabil
Prognosis
Kematian oleh karena Demam Berdarah Dengue terjadi pada 40-50%
penderita dengan syok, tetapi dengan pengobatan yang adekuat dapat diturunkan
hingga kurang dari 2%. Prognosa pada pasien ini adalah dubia ad bonam. Dasar
penentuan diagnosa ini adalah karena pasien datang berobat lebih cepat sehingga
diagnosa ditegakkan dan pengobatan dapat diberikan.
Pencegahan
22
Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
23
Memberikan
bubuk
abate
(temephos)
pada
tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
DISKUSI
Pada kasus ini, secara klinis pasien menderita demam berdarah dengue derajat
II dimana diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik pada
pasien dan pemeriksaan laboratorium. Dari anamnesa didapatkan keluhan utama
anak datang ke rumah sakit setelah panas selama 4 hari. Panas mendadak dan hanya
24
turun sebentar dengan obat penurun panas, tetapi tidak sampai normal. terdapat
bintik-bintik merah dikulit. Anak muntah 5 kali berisi apa yang dimakan, tidak ada
darah. Sekali muntah + 5 cc. Tidak ada batuk pilek sebelumnya. BAK normal, BAB
cair tidak ada. Anak menjadi tidak nafsu makan, minum masih seperti biasa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan petekie. Petekie merupakan salah satu
manifestasi pendarahan pada kulit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
trombositopenia. Dimana terjadi penurunan jumlah trombosit (trombosit
100.000/ul). Pada pemeriksaan darah rutin, di dapatkan juga peningkatan Hematokrit
23 % yang menandakan terjadinya kebocoran plasma.
Pada penderita ini, telah dilakukan pemberian terapi cairan IVFD RL. Jika
dihitung, pemberian awal 5 cc/kgBB/jam selama 24 jam di dapatkan 960 cc di hari
perawatan pertama, di hari perawatan kedua diberikan 500 cc sehingga total 1460 cc
dalam 48 jam. Menurut WHO, 2011 penatalaksanaan DBD derajat I dan II tanpa
syok, total cairan yang diberikan adalah menurut ketentuan M + 5% defisit. Pada
kasus, maka defisit 5% = 50 ml/kgBB x 8 kg = 400 cc. Kebutuhan maintenance 1
hari adalah 800 cc, sehingga total pemberian cairan 400 cc + 800 cc = 1200 cc yang
diberikan dalam 48 jam. Pada kasus ini didapatkan kelebihan cairan + 260 cc. Hal ini
diduga penyebab edema di ektremitas. Anak kemudian diberikan furosemid untuk
mengurangi edema. Medikamentosa lain yang diberikan yaitu ondancentron sebagai
antiemetik, parasetamol sebagai antipiretik, dan imunvit untuk meningkatkan
kekebalan tubuh.
25
PENUTUP
26
Telah dilaporkan sebuah kasus DHF grade II pada seorang anak berusia 10
bulan, setelah dilakukan perawatan didapatkan kesembuhan pada penderita,
penderita diperbolehkan pulang setelah dirawat selama 2 hari.
27
DAFTAR PUSTAKA
(DBD).
28
12. Agus Sjahrurachman. Kinetika respon imun pada infeksi dengue : suatu
kajian serosurvai pada kasus infeksi dengue sekunder. Dalam: Agus
Sjarurachman, Pemeriksaan serologi pada penyakit infeksi, penyunting.
Jakarta: Bagian Mikrobiologi FKUI, 1994.h.63-73
13. Sumarmo S.P.S. Demam berdarah (dengue) pada anak. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia, 1988.h.29-33.
14. Judarwanto W. Deteksi dini dan tanda bahaya penyakit
(http://www.medicastore. com), diakses 8 November 2008
DBD.
15. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Editor : A. Samik Wahab. Jakarta : EGC, 1999
16. Mansjoer A, Kuspuji T, Rakhmi S, Wahyu IW & Wiwiek S. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ketiga, jilid II. Jakarta : Media Aesculapius, 1999
17. Hasan R, Alatas H. Buku Ilmiah Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : Bagian
IKA FKUI, 1989 ; 607-17
18. de Jongh R. Dengue Fever in Indonesia. International SCS, An AEA
Company
The
Expert
Web
Site
Association.
http://www.DengueFeverIndonesia.html.1991-2002.
19. WHO. Comprehensive guideline for prevention and control of dengue and
dengue hemoragic fever. India: WHO, 2011.
20. Acang N. Pemberian cairan pada demam berdarah dengue. Sub Bagian Petri,
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-Unad/RS Dr. M. Djamil Padang; 2008
21. Kristina, Isminah &
(www.famfamfam.com)
Leny
W.
Demam
berdarah
dengue.
2007.
29