PEMBAHASAN
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus
yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan
akson.
a
Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.
Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan
badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum
endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang
yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel
sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan
neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan
struktur dan fungsinya, yaitu:
1. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi
menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
3
2. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor
dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat
juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:
a
Suara bising.
Gerak Sadar
Gerak Sadar dan Gerak Refleks Gerak sadar adalah gerakan yang
terjadi karena proses yang disadari. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh
otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah
yang harus dilaksanakan oleh efektor. Skema gerak sadar adalah
sebagai berikut:
2.2.2
adalah
macam-macam
gerak
refleks
berdasarkan
Gerak
Mekanisme
Gerak
Refleks
Monosinaptik
dapat
sebagai memori, dan seseorang dapat mulai berpikir tentang situasi yang
terjadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian yang
sama, dsb.
2.3
10
11
12
13
2.3.1
Sistem
Saraf
Simpatis
Dan
Parasimpatis
Bersama-Sama
Biasanya kedua sistem aktif secara parsial, yaitu dalam keadaan normal
serat-serat simpatis dan parasimpatis yang mempersarafi suatu organ memiliki
potensial aksi. Aktivitas yang berlangsung terus menerus ini disebut tonus
simpatis dan parasimpatis atau aktivitas tonik. Pada keadaan tertentu, aktivitas
salah satu divisi dapat mendominasi yang lain. Dominansi simpatis pada suatu
organ timbul jika kecepatan pembentukan potensial aksi serat-serat simpatis
meningkat melebihi tingkat melebihi tingkat tonik, disertai oleh penurunan
simultan frekuensi potensial aksi serat parasimpatis ke organ yang sama. Hal
yang
sebaliknya
berlaku
untuk
dominansi
parasimpatis.
Pergeseran
panas yang berlebihan akibat aktivitas fisik. Karena aktivitas pencernaan dan
berkemih kurang penting dalam menghadapi ancaman, sistem simpatis
menghambat aktivitas-aktivitas ini.
Sistem parasimpatis di pihak lain, mendominasi pada situasi yang tenang
dan rileks. Pada keadaan-keadaan yang tidak mengancam tubuh dapat lebih
memusatkan diri pada aktivitas rumah tangga umum-nya sendiri, misalnya
pencernaan dan pengosongan kandung kemih. Sistem parasimpatis mendorong
fungsi-fungsi tubuh seperti ini, sementara memperlambat aktivitas-aktivitas
yang ditingkatkan oleh sistem simpatis. Sebagai contoh tatkala seorang sedang
dalam keadaan tenang,jantung tidak perlu berdenyut dengan cepat dan kuat.
Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat stimulasi simpatis dapat secara
bertahap diturunkan ke tingkat normal setelah situasi yang menegangkan dengan
menurukan kecepatan pembentukan potensial aksi di saraf simpatis jantung,
tetapi denyut jantung tersebut dapat dikurangi lebih cepat apabila secara
bersamaan terjadi peningkatan stimulasi parasimpatik ke jantung.
Terdapat beberapa kekecualian terhadap sifat umum persarafan timbal
balik ganda oleh kedua cabang sistem saraf otonom tersebut, yang paling
menonjol adalah sebagai berikut:
a
Pembuluh darah yang dipersarafi (sebagian besar arteriol dan vena dipersaraf,
arteri dan kapiler tidak hanya menerima serat-serat saraf simpatis. Pengaturan
dilaksanakan dengan meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembentukan
potensial aksi di atas atau di bawah tingkat tonik serat simpatis tersebut. Satusatunya pembuluh darah yang mendapatkan persarafan parasimpatis adalah
pembuluh darah yang memperdarahi penis dan klitoris. Kontrol vaskuler yang
akurat di kedua organ ini oleh persarafan ganda penting untuk menimbulkan
ereksi.
b Kelenjar
keringat
hanya
dipersarafi
oleh
saraf
simpatis.
Serat-serat
16
Kelenjar liur dipersarafi oleh kedua divisi otonom, tetapi tidak seperti di tempat
lain, aktivitas simpatis dan parasimpatis tidak antagonistik. Keduanya
merangsang sekresi air liur, tetapi komposisi dan volume air liur yang terbentuk
berbeda, bergantung pada cabang otonom mana yang lebih dominan.
2.3.3
Neurotransmiter Otonom
Karena setiap neurotransmiter dan hormon medula menimbulkan respon
yang berbeda, yaitu merangsang aktivitas di sebagian jaringan, tetapi
menghambat aktivitas di jaringan lain, perbedaan respon tersebut pastilah
bergantung pada spesialisasi sel-sel jaringan dan bukan pada sifat zat perantara
kimiawi itu sendiri. Sel-sel jaringan sasaran memiliki satu atau beberapa jenis
protein reseptor membran plasma untuk zat-zat perantara kimiawi tersebut.
Pengikatan suatu neurotransmiter ke suatu reseptor menginduksi respon spesifik
jaringan melalui sistem perantara kedua yang terdapat di dalam sel.
Telah diketahui adanya 2 jenis reseptor aseptilkolin (kolinergik)-reseptor
nicotinik dan muskarinik-berdasarkan responnya terhadap obat tertentu.
Reseptor nicotinik (diaktifkan oleh turunan tanaman tembakau, nikotin)
ditemukan di semua ganglion otonom. Reseptor ini berespon terhadap asetilcolin
yang dikeluarkan oleh kedua serat praganglion simpatis dan parasimpatis.
17
Tempat Reseptor
Berespon Terhadap
Asetilkolin yang
Reseptor nikotinik
Dikeluarkan dari :
Serat praganglion simpatis
dan parasimpatis
Motor End-plate serat otot Neuron motorik
rangka
Sebagian dendrit dan badan Sebagian terminal prasinaps
Reseptor muskarinik
sel SSP
Sel-sel
efektor
jantung,
otot
SSP
(otot Serat
pascaganglion
polos, parasimpatis
kelenjar)
Sebagian dendrit dan badan Sebagian terminal prasinaps
sel SSP
SSP
18
parasimpatis,
atrofin
secara
efektif
menghambat
efek
parasimpatis, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi aktifitas fisik. Prinsip ini
digunakan untuk menekan sekresi air liur dan bronkus sebelum pembedahan
untuk mengurangi risiko pasien menghirup sekresi tersebut ke dalam paru
mereka.
Obat-obat yang bekerja secara selektif di reseptor adrinergik dan baik
mengaktifkan atau menghambat efek simpatis spesifik digunakan secara luas.
Salbutamol adalah suatu contoh yang baik. Obat ini pada dosis rendah
mengaktifkan reseptor adrenergik 2 secar selektif, sehingga dalam terapi asma
kita dapat mendilatasi bronkeoulus tanpa merangsang jantung (jantung memiliki
reseptor 1 ). Obat-obat lain yang bekerja secar selektif di reseptor dan
bermanfaat untuk memanipulasi tekanan darah dan kecepatan denyut jantung
dalam pengobatan hipertensi dan aritmia jantung.
2.3.5
Aktivitas Otonom.
19
terletak di sini.
Hipotalamus berperan penting dalam mengintegrasikan respon otonom,
somatik, dan endokrin yang otomatis menyertai berbagai keadaan emosi dan
perilaku. Sebagai contoh, peningkatan kecepatan denyut jantung, tekanan
darah, dan aktivitas pernapasan yang berkaitan dengan rasa marah atau takut
akson
neuron
motoric
mengeluarkan
asetilkolin,
yang
Sifat
Tempat Asal
korda spinalis
Jumlah Neuron dari Tempat Rantai
spinalis
dua-neuron Neuron
tunggal
(neuron
dan motoric)
pascaganglion)
Otot jantung, otot polos, Otot angka
kelenjar
eksokrin
dan
Jenis Persarafan
(simpatis
dan
parasimpatis)
Neurotransmiter di Organ Mungkin asetilkolin (ujung Hanya asetilkolin
Efektor
parasimpatis)
atau
norepinefrin
Efek pada Organ Efektor
(ujung
simpatis)
Stimulasi
(efek
atau
antagonistic
kedua cabang)
sel
dari
motoric)
Dikontrol oleh bawah sadar Dikontrol oleh kesadaran
Jeni Kontrol
volunteer
degan aktivitas
yang
dan latihan
bawah sadar
Lebih Korda spinalis, medulla, Korda spinalis,
frontalis
korteks motoric,
banyak
yang
neuron
nucleus
secara
korteks
basal,
22
tingkat
talamus.
Sistem
kolumna
dorsalis-lemniskus
medialis,
23
1. Menghambat tonus otot diseluruh tubuh (tonus otot yang sesuai biasanya
dipertahankan oleh keseimbangan antara masukan inhibitorik dan
eksitatorik ke neuron-neuron yang mempersarafi otot rangka)
2. Memilih dan mempertahankan aktivitas motorik bertujuan sementara
menekan pola gerakan yang tidak berguna atau tidak diinginkan
3. Membantu memantau dan mengkoordinasi kontraksi-kontraksi menetap
yang lambat, terutama kontraksi yang berkaitan dengan fostur dan
penunjang.
Nukleus basal tidak secara langsung mempengaruhi neuron motorik
eferon yang menyebabkan kontraksi otot, tetapi bertindak dengan memodifikasi
aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsug dijalur-jalur motorik.
Untuk melaksanakan peran-peran integratif yang kompleks itu, nukleus
basal menerima dan mengirim banyak informasi, seperti diisyaratkan oleh
banyaknya jumlah serat yang berhubungan dengan mereka ke daerah lain di
otak. Sutau jalur penting yang terdiri dari interkoneksi-interkoneksi strategis
yang membentuk lengkung umpan balik kompleks menghubungkan korteks
serebrum (terutama daerah motorik), nukleus basal, dan thalamus. Diperkirakan
bahwa thalamus secara positif memperkuat prilaku motorik volunter yang telah
dimulai oleh korteks serebrum, sedangkan nukleus basal memodulasikan
aktivitas-aktivitas ini menggunakan efek inhibisi terhadap thalamus untuk
menghilangkan gerakan-gerakan antagonistik atau tidak diperlukan. Nukleus
basal juga menggunakan efek inhibisi pada neuron motorik dengan bekerja
melalui neuron-neuron di batang otak.
+
Talamus
Korteks serebrum
+
Nukleus basal
24
Neuron di batang
otak
+
Neuron motorik di
korda spinalis
+
Otot rangka
Gerakan
Pentingnya nukleus basal dalam kontrol motorik tampak jelas pada penyakitpenyakit yang mengenai daerah ini, yang tersering adalah penyakit Parkinson.
Penyakit ini berkaitan dengan difisiensi dopamin, suatu neurotransmitter penting
dinukleus basal. Akibat kekurangan dopamin untuk menjalankan peran normalnya,
timbul 3 jenis gangguan motorik yang khas untuk penyakit parkinso :
1. Peningkatan tonus otot atau rigiditas (kekakuan)
2. Gerakan-gerakan involunter yang tidak berguna dan tidak diinginkan,
misalnya tremer istirahat (sebagai contoh, tangan secara ritmis bergetar
sehingga pasien sulit atau tidak mungkin memegang secangkir kopi)
3. Perlambatan inisiasi dan pelaksanaan prilaku-prilaku motorik yang berbeda.
Para pengidap penyakit Parkinson sulit menghentikan suatu aktivitas
yang sedang berjalan. Apabila sedang duduk, pasien cenderung tetap duduk, dan
juga berdiri, mereka melakukannya dengan sangat lambat.
25
mencetuskan
respon-respon
internal
untuk
meningkatkan
Bagian
ini
pada
prinsipnya
terdiri
dari
lobus
27
sewaktu posisi tubuh berlabuh cepat seperti yang diperlukan oleh aparatus
vestibular. Salah satu masaa utam dalm mengatur keseimbangan in i adalah
berapa waktu yang diperlukan untuk menjalankan sinyal posisi dan berapa
kecepatan sinyal gerakan dari berbagai bagian tubuh ke otak. Bahkan bila
digunakan jaras penghantar sensosris yang paling cepat sekalipun, yakni antara
120 m per detik pada traktus aferen spinoserebelar, tetap masih ada perlambatan
yang diperlukan untuk penjalaaran impuls dari kaki sampai otak, yakni antara 1520 milidetik selama waktu ini, kaki seseorang yang sedang berlari cepat dapat
bergerak selebar 10 inchi. Oleh karena itu, sinyal-sinyal kembali yan berasal dari
bagian perifer tubuh tidak mungkin mencapai otak pada saat yang bersamaan
dengan gerakan yang sedang terjadi. Otak mengetahui kapan harus menghentikan
gerakan untuk membentuk urutan gerakan terutama bila gerakan dibentuk secara
ceoat yaitu melalui sinyal sinyal dari daerah perifer tida hanya memberi tahu ke
otak mengenai posisi berbagai bagian tubuh, tetapi juga berapa cepat dan dalam
arah apa tubuh ini bergerak. Diduga, inilah yang kemudian menjadi fungsi
vestibuoserebelum untuk menghitung kecepatan dan pada arah apa berbagai
bagian tibuh akan berada selama beberapa mili detik yang akan datang. Hasil dari
perhitungan inilah adalah kunci untuk kemajuan otak bagi urutan gerak
selanjutnya.
Jadi, selama ada pengaturan keseimbangan, diperkirakan bahwa informasi dari
aparatus vestibular digunakan oleh lingkaran pengaturan umpan balik yang
khusus guna menjalarkan sinyal motorik untuk koreksi sikap yang cepat, seperti
yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan sewaktu ada gerakan yang sangat
cepat termasuk perubahan arah gerakan yang cepat. Sinyal umpan balik dari
daerah perifer tubuh dapat membantu proses ini. Bantuannya terutama
diperantarai melalui vermis sereberal yang fungsinya berikatan dengan otot-otot
aksial dan pinggang tubuh ; ini adalah kerja vestibuloserebelum dalam membantu
nukeli vestibular dan retikular batang otak untuk menentukan posisi yang
dibutuhkan untuk bagian-bagian tubuh setiap saat, meskipun terjadi pada waktu
perlambatan yang panjang dari bagian perifer ke serebelum.
2. Spinoserebelum. Bagian ini sebagian besar terdiri dari vermis dari posterior dan
anterior serebelum ditambah logo intermediet yang berdekatan pada kedua sisi
28
NUKLEUS
MERAH
TALAMUS
Mesensefalon,pons,
dan medula
Traktus
retikulospinal dan
rubrospinal
Traktus dua jenis
Zone intermediat pada setiap hemisfer serebelar menerima
kortikospinal
ZONE
INTERMEDIAT
PADA
SEREBELUM
Traktus
motorik dan spinoserebe
nukleus merah, yang memberitahu
serebelum mengenai urutan
OTOT
rencana gerakan yang diinginkan untuk sepersekian detik yang akan datang, dan
(2) informasi umpan balik dari bagian perifer tubuh, terutama dari bagian distal
anggota tubuh, yang memberitahu serebelum mengennai hasil gerakan yang
sekarang setelah zona intermediat serebelum membandingkan gerakan yang
diinginkan dengan gerakan yang sekarang, maka sel nuklear dalam pada nukleus
interpositus mengirimkan sinyal output yang bersifat korektif (a) kembali ke
korteks motorik melalui nuklei pemancar di talamus dan (b) kebagian
magnuselular (bagian lebih bawah) pada nukleus merah, yang menjulurkan
traktus rubrospinal. Traktus rubrospinal kemudian bergabung dengan traktus
kortikospinal untuk mempersyarafi neuron motorik yang paling lateral pada
radik anterior substansia gricea medula spinalis, yaitu neuron yang mengatur
bagian distal anggota tubuh, terutam tangan dan jari-jari.
Bagian dari sistem pengatur motorik serebelar ini menimbulkan gerakan
yang halus dan terkoordinasi pada otot-otot agonis dan antagonis anggota tubuh
bagian distal, untuk membentuk gerakan terpola dengan tujuan tertentu yang
bersifat segera. Tampaknya, serebelum membandingkan maksud tujuan dari
sistem pengatur motorik tingkat yang lebih tinggi, ketika dijalarkan ke zone
29
dan
menghidupkan
otot-otot
antagonis.
Saat
kapan
terjadinya
perangsangan terbalik ini antara otot agonis dan antagonis tergantung pada (1)
kecepatan gerakan dan (2) pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai kelembaman atau inersia dari sisem. Semakin cepat gerakan dan
semakin besar kelembamannya, maka semakin awal pula rangsangan terbalik
yang harus terjadi pada saat gerakan sedang berlagsung, untuk menghentikan
gerakan pada saat yang sesuai.
3. Serebroserebelum. Bagian ini terdiri dari zona lateral dari hemisfer serebelar
yang luas, disebelah lateral lobus intermediat. Bagian ini sebenarnya menerima
semua inutnya dari korteks motorik dan korteks premotorik serta korteks
somatosensorik yang berdekatan. Bagian ini menjalarkan informasi outputnya ke
arah atas, kembali ke otak ; bagian ini berfungsi sebagai alat umpan balik
bersama dengan seluruh sistem sensori motorik kortikal untuk merencanakan
gerakan volunter tubuh dan anggota tubuh yang berurutan, ,merencanakan semua
ini secepat sepersepuluh detik sebelum gerakan terjadi. Pada manusia zone lateral
30
kedua hemsfer serebeli terbentuk sangat sempurna dan sangat besar, sesuai
dengan kemampuan manusia untuk merencanakan dan mengadakan pola gerakan
yang berurutan, terutama pada tangan dan jari-jari, serta untuk bicara. Namun,
anehnya, zone lateral yang luas pada hemisfer serebeli ini tidak mempunyai
informasi masukan langsung dari bagian perifer tubuh. Juga, hampir semua
hubungan antara area lateral serebeli dan korteks tidak berhubungan dengn
korteks motorik primer sendiri, tetapi malahan dengan area premotorik dan area
asosiasi somatosensorik dan area asosiasi primer. Walaupun demikian, bila ada
kerusakan pada bagian lateral hemisfer serebeli sepanjang nuklei dalam, buklwi
dentatus.nya, maka dapata terjadi inkoordinasi yang ekdtrem dari gerakangerakan kompleks yang bertujuan pada tangan, jari-jari, kaki, dan alat bicara.
Keadaan ini sukar dimengerti karena kurangnya hubungan langsung antara
bagian serebelum ini dengan korteks motorik primer. Namun dari penelitian
eksperimental disuga bahwa bagian serebelum ini berkaitan dengan dua aspek
pengaturan motorik yang penting tetapi bersifat tidak langsung (1) perencanaan
gerakan yang beruntun dan (2) pengaturan waktu dari gerakan yang beruntun.
Perencanaan gerakan yang beruntun berkaitan dengan kenyataan bahwa zone
lateral hemisfer berhubungan dengan bagian premotorik dan bagian sensorikm
korteks serebri serta ada hubungan timbal balik (hubungan dua jalur) antara
daerah korteks yang sama dengan daerah di daerah ganglia basalis yang
berhubungan dengan daerah tersebut. Tampaknya rencana gerakan yang
beruntun ini dijalarkan dari area sensorik dan area premotorik korteks ke zone
lateral hemisfer serebeli, dan jalur dua-jalan antara serebelum dan korteks
berguna untuk menyediakan transisi yang sesuai dari satu gerakan ke gerakan
berikutnya. Ada suatu observasi yang sangat menarik yang mendukung gambaran
ini, yaitu banyaknya neuron neuron dalam nuklei nutatus yang memperlihatkan
pola aktivitas gerakan beruntun berikutnya yang belum terjadi sementara masih
ada gerakan yang sedang berlangsung saat itu. Jadi, hemisfer lateral tidak ikut
terlibat dalam peristiwa yang terjadi pada saat itu tetapi dengan apa yang akan
terjadi selam gerakan beruntun berikutnya. Ringkasnya, salah satu gambaran
terpenting dari fungsi motorik yang normal adalah kemapuan seseorang untuk
mengembangkan dengan yang lancar gerakan yang satu dengan gerakan yang
31
satunya. Bila zone lateral hemisfer serebeli yangb luas ini tidak ada maka
kemapuannya terjadi saangat terganggu, khususnya untuk gerakan cepat yang
terjadi setelah gerakan lainnya yang dalam waktu sepersepuluh detik.
Fungsi pemgaturan waktu, fungsi lain yang penting dari hemisfer lateral
serebeli adalah untuk menentukan waktu yang sesuai bagi setiap gerakan
selanjutnya. Bila zne lateral serebeli ini tidak ada, seseorang akan kehilangan
kemampuan bawah sadar untuk memperkirakan sebelumnya seberapa jauh
bagian-bagian tubuh akan digerakkan pada suatu saat. Bila kemampuan untuk
menentukan waktu ini tidak ada, maka orang menjadi tidak mampu menentukan
kapan gerakan berikutnmya dimulai. Akibatnya, rangkaina gerakan mungkin
dimulai terlalu awal atau lebih sering, malah terlambat. Oleh karena itu lesi
serebelar menimbulkan gerakan kompleks (seperti yang diperlukan sewaktu
menulis, berkari, atau abhkan berbicara) menjadi tidak terkoordinsi, kemampuan
untuk mengembangkan rangkaian dari satu gerakan ke gerakan berikutnya
benar-benar hilang. Lesi serebelar semacam ini dikatakan menyebabkan
kegagalan
mengembangkan
gerakan-gerakan
secara
lancar
fungsi
32
Ganglia basalis, seperti sebelum merupakan sistem asesori motorik lain yang
kerjanya tidak melalui diri sendiri tetapi selalu berkaitan erat dengan korteks
serebri dan sistem motorik kortikospinal. Pada kenyataannya, sebenarnya
ganglia basalis menerima semua sinyal inputnya dari korteks itu sendiri dan
kemudian mengembalikan hampir seluruh sinyal outputnya ke korteks juga.
Ganglia ini terdiri dari nukleus kaudatus, futamen, globus palidus,
substansi anigra, dan nukleus subtalamikus. Semuanya ini terutama teretak
disebelah lateral dari talamus, menempati daerah yang luas dari regio yang lebih
dalam pada kedua hemisfer sereberi. Perhatikan juga bahwa hampir semua sarafsaraf motorik dan sensorik yang menghubungkan korteks serebri dan medula
spinalis berjalan diantara bagian utama ganglia basalis, yaitu nukleus kaudatus
dan futamen. Masa serat saraf ini disebut kapsula interna dari otak. masa ini
penting untuk pembicaraan kita selanjutnya, karena adanya kaitan erat antara
ganglia basalis dengan sistem kortikospinal guna pengaturan motorik.
Satu prinsip utama dari ganglia basalis dalam pengaturan motorik adalah
kerjanya yang berkaitan dengan sistem kortikospinal untuk mengatur pola-pola
aktivitas motorik yang kompleks. Sebagai contoh adalah pada waktu menulis
huruf. Bila terjadi kerusakan yang serius terhadap ganglia basalis, maka sistem
kortikal dari pengatur motorik tidak dapat lagi menyediakan pola-pola ini.
Tentunya orang tersebut dapat menulis dengan kasar, sperti jika seseorang baru
pertama kali diajari bagaimana pertama kali menulis.
Pola lain yang memerlukan ganglia basalis adalah memotong kertas
dengan gunting, memotong kuku, memasukkan bola basket dengan melompa,
menendang bola kaki, memukul bola kasti, gerakan mengibaskan kotoran
beberapa aspek vokalisasi, gerakan-gerakan mata yang terkendari dan gerakan
terlatih yang lain.
2.5.2 Jaras Kolumna Dorsalis Medula Spinalis
Serabut-serabut saraf yang memasuki kolumna dorsalis akan melewati
kolumna naik menuju medula dorsalis, tempat serabut-serabut ini akan bersinaps
pada nuklei kolumna dorsalis (nuklei grasilis dan nuklei kuneatus). Dari nuklei
tersebut, neuron tingkat kedua segera menyilang ke sisi yang berlawanan batang
33
otak dan akan melewati batang otak ini, setiap lemniskus medialis bergabung
dengan serabut-serabut tambahan yang bersal dari nukleus sensorik utama
nervus trigeminal, serabut-serabut ini akan membantu fungsi sensorik yang sama
untuk kepala seperti serabut kolumna dorsalis membantu untuk tubuh. Di
talamus, serabut lemniskus medialis berakhir pada daerah penyiaran sensorik
talamus, dikenal sebagai kompleks ventrobasal. Dari komples ventrobasal ini,
ada penjuluran serabut saraf tingkat ketiga, seperti yakni yang terutama menuju
girus postsentralis dari korteks serebri yang disebut area somatosensorik ,
sedangkan serabut-serabut yang menjulur menuju ke area yang lebih kecil pada
korteks parietal latelarisyang disebut area somatosensorik I.
10.000 badan sel neuron. Pada lapisan IV, tempat sinyal sensorik masukan
pertama-tama masuk korteks, fungsi neuron dalam kolumna hampir seluruhnya
terpisah satu sama lain. Biarpun begitu, pada tingkat kolumna yang lainnya
dapat terjadi suatu interaksi sehingga mengawali analisa arti dari sinyal
sensorik. Pada jarak 5 sampai 10 milimeter paling anterior dari girus post
sentralis, suatu daerah kolumna vertikalis yang tak begitu luas yang terletak di
bagian dalam sulkus sentralis pada area 3a brodmann, bagian besar dari
kolumna vertikalis yang khusus yang berhubungan pada reseptor regang di
otot, tendon, dan sendi. Banyak sinyal yang berasal dari kolom sensoris ini
kemudian menyebar ke anterior, langsung ke korteks motorik yang terletak
tepat di depan sulkus sentralis. Sinyal ini berperan penting dalam mengatur
aliran sinyal motorik yang mengaktifkan serangkaiang kontraksi otot.
Area brodmann 5 dan 7 pada korteks serebri, terletak dalam korteks
parietalis di belakang area somatosensorik I, berperan penting untuk
menguraikan pengertian mendalam dari informasi sensorik pada area
somatosensorik.
Oleh
karena
itu,
daerah
ini
disebut
area
asosiasi
somatosensorik.
2.7 Proses Kerja Saraf dan Kaitannya dengan Sel Otot
A. Penjalaran sinyal dari korteks motorik ke otot-otot
Sinyal motorik dijalarkan secara langsung dari korteks ke medula
spinalis melalui traktus kortikospinal, dan secara tidak langsung melalui
berbagai jaras asesorius yang melibatkan ganglia basalis, serebelum, dan
banyak nuklei batang otak. Pada umumnya, jaras langsung lebih berkaitan
dengan gerakan yang jelas dan detail, terutama gerakan dari segmen distal
anggota gerak, khususnya tangan dan jari.
Traktus Kortikospinal (Piramidal)
Jaras keluar yang paling penting dari korteks motorik adalah traktus
kortikospinal, disebut juga traktus piramidalis. Kira-kira 30 persen dari
traktus kortikospinal berasal dari korteks motorik primer, 30 persen area
35
menuju
neuron-neuron
dalam
korteks
motorikyang
36
mengeksitasi
disintesis
dalam
37
Bila suatu impuls saraf tiba ditaut neuromuskular, sekitar 125 vesikel
asetilkolin dilepaskan dari terminal dan masuk ke dalam ruang sinaps.
Beberapa rincian dari mekanisme ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini, yang memperlihatkan suatu pandangan yang diperbesar dari ruang
sinaps dengan membran saraf diatasnya dan membran otot serta celah
subneural di bagian bawah.
Pada sisi dalam permukaan membran saraf terdapat dense bar liniar, yang
diperlihatkan dalam bentuk potongan melintang pada gambar diatas.
Disetiap sisi dari setiap dense bar terdapat partikel protein yang menembus
membran saraf; partikel protein ini merupakan kanal kalsium bergerbang
voltase. Bila suatu potensial aksi menyebar ke seluruh terminal, kanal ini
akan terbuka dan memungkinkan sejumlah ion kalsium untuk berdifusi dari
ruang sinaps ke bagian dalam terminal saraf. Ion ion kalsium ini,
kemudian diduga mempunyai pengaruh tarikan terhadap vesikel asetilkolin,
dan menariknya ke membran saraf yang berdekatan dengan dense bar.
Vesikel vesikel tersebut lalu berfusi dengan membran saraf dan
mengeluarkan asetilkolinnya ke dalam ruang sinaps melalu proses
eksositosis.
Walau pun beberapa rincian yang telah disebut di atas masih merupakan
dugaan, telah diketahui bahwa rangsangan yang efektif agar asetilkolin
dapat dilepaskan dari vesikel adalah masuknya ion kalsium dan asetilkolin
38
besar
pengantaran
terjadi
pada tempat-tempat
kontak
oleh sel-sel schwann, atau mereka terletak dalam jaringan fibrosa yang
berdekatan dengan massa
40
menghasilkan
landasan
yang
kuat
bagi
gerakan,
dan
mengkoordinasi kerja berbagai otot agar gerakkan yang timbul halus dan
tepat. Pola aktivitas volunter direncanakan di otak, lalu perintahnya
dikirim ke otot terutama
42
Tindaka
n
Ganglia
Rangsanga
n
Area
asosia
si
kortek
Korteks
premotorik
dan motorik
Serebelu
m lateral
43
Geraka
n
Serebelu
m
intermedi