Anda di halaman 1dari 14

EKSPLORASI, ISOLASI DAN IDENTIFIKASI AGEN HAYATI

EXPLORATION, ISOLATION AND IDENTIFICATION OF BIOLOGICAL


AGENTS
Elvina Sari, 4442120791
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
ABSTRAK
Isolasi agen hayati berupa mikroorganisme dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan
dalam suatu media biakan di laboratorium. Media biakan merupakan suatu media
yang digunakan untuk menumbuhkan jasad renik di laboratorium. Potato Dextrose
Agar ( PDA ) merupakan media yang baik digunakan untuk membiakkan suatu
mikroorganisme khususnya cendawan, sedangkan Nutrient Agar (NA) adalah
media yang baik digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme khususnya
bakteri. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan ekplorasi,
isolasi serta identifikasi agen hayati. Pada praktikum ini dilakukan tiga isolasi
yaitu, isolasi pada serangga (belalang) yang terserang penyakit , sampel tanah
perakaran bambu dan daun jambu biji yang terserang penyakit. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa isolasi sampel tanah perakaran bambu dan daun jambu biji
yang terserang penyakit dalam media PDA (Potato Dextrose Agar) setelah satu
minggu diidentifikasi mengalami kontaminasi berupa media menjadi berlendir,
baunya menyengat dan terdapat koloni cendawan yang diduga merupakan koloni
cendawan Penicillium sp. dan Colletotrichum gloeosporioides. Isolasi pada
serangga (belalang) yang terserang penyakit dalam media NA (Nutrient Agar)
setelah satu minggu diidentifikasi mengalami kontaminasi berupa media menjadi
berlendir, baunya menyengat dan terdapat koloni bakteri yang diduga merupakan
koloni bakteri Bacillus cereus.
Kata Kunci : Eksplorasi, isolasi, identifikasi, Bacillus cereus , Colletotrichum
gloeosporioides, Penicillium sp.
PENDAHULUAN
Agen hayati atau sering disebut

untuk keperluan pengendalian hama

agen pengendali hayati ( Biological

dan

Control

setiap

pengganggu tumbuhan dalam proses

organisme yang dalam semua tahap

produksi , pengolahan hasil pertanian

perkembangannya dapat dipergunakan

dan juga berbagai keperluannya. Jenis

Agens

adalah

penyakit

ataupun

organisme

organisme yang termasuk agen hayati

morfologi mikroorganisme ini perlu,

yaitu spesies, subspecies, varietas,

untuk mengenal jenis mikroorganisme.

semua

(insect),

Disamping itu juga perlu pengenalan

nematode , protozoa, mikroorganisme

sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-

seperti, bakteri, virus, mikoplasma,

sifat

cendawan atau jamur. Mikroorganisme

merupakan

dapat berkembang biak dengan alami

mengenal

atau dengan bantuan manusia yaitu

spesies mikroorganisme. Sedangkan

melalui

Menurut

yang dimaksud dengan konfirmasi

Dwidjoseputro (2003), isolasi agen

jenis mikroorganisme yaitu merupakan

hayati berupa mikroorganisme seperti

tindakan

bakteri atau cendawan

mikroorganisme

jenis

serangga

teknik

isolasi.

mengandung

fisiologis

ini

faktor
atau

untuk

kebanyakan

penentu

dalam

mengetahui

nama

mengetahui
tertentu

apakah

definisi sebagai proses pengambilan

benar-benar

mikroorganisme dari lingkungannya

spesifik

untuk kemudian ditumbuhkan dalam

(Waluyo,

suatu medium di laboratorium. Prinsip

(biakan) yaitu media yang digunakan

kerja isolasi mikroorganisme cukup

untuk mendiagnosis atau menganalisis

sederhana

metabolisme

yaitu

dengan

cara

tumbuh

suatu

(biakan)

pada

yang

2005).

digunakan

Media

suatu

media
spesifik

mikroba

menginokulasikan sejumlah (kecil atau

mikroorganisme

sedikit) mikroorganisme pada suatu

spesifik (biakan) ini beraneka ragam

medium tertentu yang dapat menyusun

komposisinya tergantung nutrisi apa

kehidupan mikroorganisme. Sejumlah

yang diperlukan atau dibutuhkan oleh

mikroorganisme tersebut didapat dari

mikroorganisme

bermacam-macam tempat tergantung

menelaah mikroorganisme di dalam

dari tujuan inokulasi. Proses isolasi ini

laboratorium ,pertama- tama kita harus

menjadi penting dalam mempelajari

dapat menumbuhkan mikroorganisme

identifikasi mikroorganisme seperti

tersebut di dalam suatu biakan murni.

bakteri ataupun jamur yang termasuk

Pada umumnya media biakan yang

dalam agen hayati. Identifikasi agen

digunakan untuk mengembangbiakkan

hayati (mikroorganisme) yaitu untuk

mikroorganisme

mengetahui

morfologi

sumber energy seperti protein dan

mikroorganisme tersebut. Pemeriksaan

karbohidrat, zat hara (sumber karbon,

sifat-sifat

khusus.

atau

tersebut.

Media

Untuk

mengandung

air,

nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan

jamur atau cendawan tersebut dapat

hidrogen),

penunjang

identifikasi (Suharni, 1999). Menurut

pertumbuhan seperti asam amino dan

Pelczar (2005), Nutrient Agar (NA)

vitamin. Suatu media biakan yang

merupakan media berbentuk padat

memenuhi kebutuhan mikroba untuk

untuk pertumbuhan mikroorganisme

bertahan

yang umumnya dipergunakan dalam

serta

hidup

faktor

dan

melakukan

aktivitasnya secara normal diperlukan

berbagai

untuk melakukan isolasi jenis mikroba

Media NA biasa digunakan untuk

tertentu (Djafaruddin, 2008). Contoh

mengamati koloni bakteri tumbuh dan

media biakan yang digunakan untuk

menyebar.

mengembangbiakkan

mikroba

kultur

atau

TUJUAN

mikroorganisme adalah media PDA


dan media NA.

Praktikan dapat melakukan ekplorasi,

Potato Dextrose Agar atau disingkat


PDA merupakan media yang sangat
umum diperrgunakan sebagai tempat
untuk membiakan dan menumbuhkan
jamur dan khamir. Selain itu media
PDA

dapat

dimamfaatkan

untuk

menghitung jumlah mikroorganisme


menggunakan

metode

Total

Plate

Count. Komposisi Potato Dextrose


Agar ini terdiri dari bubuk kentang,
dextrose dan juga agar. Bubuk kentang
dan juga dextrose merupakan sumber
makanan untuk jamur dan khamir.
Penggunaaan media Potato Dextrose
Agar

dalam

konsep

perlindungan

tanaman, umumnya digunakan untuk


mengisolasi jamur atau cendawan
yang terdapat pada sampel tanaman
yang

mikroorganisme.

terserang

penyakit

sehingga

isolasi serta identifikasi agen hayati.


BAHAN DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Jum'at 10 April 2015 pukul 07.30
selesai. Bertempat di Laboratorium
Bioteknologi

Tanaman

Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Alat yang


digunakan dalam praktikum ini adalah
tabung reaksi (6 buah) dan rak tabung
reaksi, alu dan mortar, jarum ose,
bunsen,

cawan

petri,

timbangan

analitik, dan incubator atau laminar


airflow. Bahan yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah media PDA
(Potato Dextrose Agar), media NA,
alcohol, air, plastik wrap , alumunium
foil, tanah yang diduga memiliki agen
antagonis, daun tanaman jambu biji

yang terserang penyakit atau diduga

8. Hasil dari campuran pada tabung

terkena cendawan, serta belalang yang

keenam dituangkan pada cawan

diduga mati akibat terkena bakteri.

petri.

Cara Kerja Isolasi Tanah

9. Disiapkan

1. Diukur air sebanyak 10 ml dengan


menggunakan Erlenmeyer.
2. Dipersiapkan

tabung

reaksi

masing tabung diisi air sebanyak


10 ml.
tanah

sebanyak

10

gram (gr) dengan menggunakan


timbangan analitik.
4. Tanah

yang

cawan petri dengan menggunakan


pipet

tetes

campuran

pada

1. Disiapkan bagian tanaman yang

ditimbang

2. Tanaman pada bagian yang terkena


segiempat.

5. Campuran tanah dan air dikocok


reaksi

tersebut

dikocok sampai homogen.


tersebut
1

tersebut

Cara Kerja Isolasi Tanaman

yang pertama.

sebanyak

tanah

diteteskan

media PDA sebanyak tiga titik.

penyakit

6. Campuran

lalu

terkena penyakit.

sudah

tabung

pada

laminar airflow.

dimasukkan ke dalam tabungan

dalam

PDA

10. Diambil campuran tanah pada

sebanyak 6 tabung. Lalu masing-

3. Ditimbang

media

ml

dipotong

3. Potongan

membentuk

tanaman

tersebut

diletakan pada cawan petri dan


direndam dengan alkohol 70%

diambil

pada seluruh bagian potongan.

dengan

4. Lalu didiamkan selama 5 menit.

menggunakan pipet tetes kemudian

Tumbuk pada mortar sampai halus.

dipindahkan ke dalam tabung yang


kedua. Kemudian dikocok sampai
homogen.
7. Hal yang sama dilakukan sampai
tabung ke 6.

5. Disiapkan

media

PDA

pada

laminar airflow. Media PDA yang


digunakan adalah media PDA yang
sebelumnya

sudah

diteteskan

sampel tanah yang sudah diproses


( campuran tanah dan air ).

6. Jarum ose di panaskan dengan


bunsen sebelum digunakan.

dalam

mortar

dan

kemudian

ditumbuk sampai halus.

7. Setelah potongan tanaman sudah

3. Jika sudah halus, pada mortar

halus di pindahkan ke media PDA

tersebut dimasukkan air sebanyak

dengan menggunakan jarum ose.

5 ml dan di homogenkan.

8. Cawan

petri

penutup

ditutup

cawan

dengan

petri

lalu

dibungkus dengan alumunium foil


dan plastik wrap dan diberi label.
9. Lalu diamati selama 1 minggu dan
dilihat

pertumbuhan

cendawan

atau jamur pada media tersebut.


10. Setelah

minggu

melakukan

pengamatan selanjutnya dilakukan


identifikasi cendawan pada media
tersebut.
Cara Kerja Isolasi Serangga
1. Disiapkan serangga yang diduga
mati terkena penyakit atau bakteri.
2. Disiapkan mortar dan alu yang
direndam dengan alcohol 70%,
kemudian serangga dimasukkan ke

4. Disiapkan media NA pada laminar


airflow.
5. Jarum ose dipanaskan

dengan

bunsen sebelum digunakan.


6. Diambil

serangga

yang

sudah

dihaluskan pada mortar dengan


menggunakan

jarum

ose

lalu

digoreskan secara zigzag pada


media NA.
7. Cawan
penutup

petri

ditutup

cawan

dengan

petri

lalu

dibungkus dengan alumunium foil


dan plastik wrap dan diberi label.
8. Lalu diamati selama 1 minggu dan
dilihat pertumbuhan koloni bakteri
pada media tersebut.
9. Setelah 1 minggu diidentifikasi
jenis bakteri pada media tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Identifikasi Cendawan dan Bakteri
Keter
a
No

Gambar

Identifikasi

g
a
n

Cendawan
Colletotri

1.

Kont

chum

gloeospo

rioides

in

dan

as

Penicilliu

m sp.
Kont
a

Bakteri
2.

Bacillus

in

cereus

as
i

Pembahasan

dan Archaebacteria, namun sekarang


Archaebakteria mempunyai domain

Bakteri merupakan domain yang


terdiri dari makhluk hidup yang tidak
memiliki membran inti (prokariota).
Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria

sendiri yang disebut dengan Archaea.


Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain
tidak memiliki membran inti, tidak
memiliki organel dengan membran,

memiliki dinding sel peptidoglikan,

dari

dan materi asam nukleatnya berupa

yang terserang penyakit. Sampel

plasmid. Cendawan adalah suatu

tanaman yang terserang penyakit

kelompok jasad hidup (agen hayati)

kemudian diisolasi dan ditumbuhkan

yang menyerupai tumbuhan tingkat

pada media aseptik buatan. Hal yang

tinggi, karena mempunyai dinding

sama berlaku pada serangga. Kita

sel, tidak bergerak, berkembang biak

bisa melakukan pengambilan sampel

dengan menggunakan spora, tetapi

serangga yang terserang penyakit,

tidak mempunyai klorofil. Cendawan

kemudian diisolasi dan ditumbuhkan

yang menjadi patogen pada tanaman,

pada media aseptik buatan. Sehingga

dapat

proses-proses

dapat diidentifikasi jenis bakteri yang

fisiologis pada tanaman yang sedang

menyerang pada serangga tersebut.

menjadi inangnya. Cendawan yang

Menurut Kusnadi (2003), identifikasi

dapat merugikan tanaman dalam hal

menjadi sangat penting karena pada

pengangkutan zat cair dan garam

tahapan tersebut ditekankan beberapa

mineral, dapat pula mengganggu

hal pokok seperti untuk pengendalian

proses fotosintesis serta mengganggu

khususnya

pengangkutan hasil dari fotosintesis.

ataupun

Cendawan

akar,

mengetahui jenis cendawan yang

batang, daun, buah dan bunga, serta

menyerang tanaman atau bakteri

hasil dari tanaman yang terdapat di

yang menyerang serangga. Media

tempat

Gangguan

spesifik (biakan) yang digunakan

terus-menerus dan dapat merugikan

untuk mengembangbiakkan mikroba

aktivitas tanaman yang menimbulkan

atau

gejala dan tanda disebut sebagai

adalah media PDA dan media NA.

penyakit pada tanaman. Salah satu

Potato Dextrose Agar atau disingkat

tahapan penting dalam mendiagnosa

PDA merupakan media yang sangat

gejala serangan penyakit tanaman

umum dan sering digunakan untuk

adalah identifikasi terhadap patogen

mengembangbiakkan, menumbuhkan

tanaman

berupa

jamur dan khamir. Selain itu media

atau

PDA dapat dimamfaatkan untuk

patogen yang diidentifikasi berasal

menghitung jumlah mikroorganisme

mengganggu

dapat

merusak

penyimpanan.

cendawan.

yang

biasanya

Mikroorganisme

pengambilan sampel tanaman

untuk
hanya

uji

antagonis

sekedar

mikroorganisme

untuk

contohnya

menggunakan metode Total Plate

digunakan ada dua yaitu teknik

Count. Komposisi Potato Dextrose

isolasi tunggal dan teknik isolasi

Agar ini terdiri dari bubuk kentang,

gores. Isolasi tunggal merupakan

dextrose dan juga agar. Bubuk

teknik melakukan isolasi dengan cara

kentang dan dextrose merupakan

meneteskan

sumber makanan untuk jamur dan

mengandung mikroorganisme pada

khamir. Penggunaaan media Potato

media dengan menggunakan pipet,

Dextrose Agar (PDA) dalam konsep

sedangkan isolasi gores merupakan

perlindungan

umumnya

teknik melakukan isolasi dengan cara

digunakan untuk mengisolasi jamur

menggeser atau menggoreskan ujung

atau cendawan yang terdapat pada

jarum ose yang telah mengandung

sampel

mikroorganisme dari sampel dengan

tanaman,

tanaman

penyakit

yang

sehingga

terserang

jamur

bahan

yang

diduga

atau

hati-hati di atas permukaan media

cendawan tersebut dapat identifikasi.

secara zig zag. Media pertumbuhan

Nutrient Agar (NA) adalah media

(biakan)

berbentuk padat untuk pertumbuhan

media PDA (Potato Dextrose Agar)

mikroorganisme yang sangat umum

dan

digunakan dalam berbagai kultur

melakukan eksplorasi bahan, yang

mikroorganisme.

Nutrient

didapat oleh kelompok kami yaitu

Agar

merupakan media sederhana

serangga yang terdapat dibawah

yang

dibuat

beef,

pohon jambu biji , serangga tersebut

pepton, dan agar. Media NA biasa

adalah belalang yang sudah mati

digunakan untuk mengamati koloni

diduga terserang bakteri dikarenakan

bakteri tumbuh dan menyebar.

tubuhnya berwarna agak kehitam-

Media

dari

ekstrak

Pada praktikum ini dilakukan tiga


isolasi yaitu, isolasi pada serangga
yang terserang penyakit , sampel
tanah perakaran dan daun tanaman
yang

terserang

penyakit.

Pada

praktikum ini digunakan beberapa


teknik melakukan isolasi dan media
pertumbuhan. Teknik isolasi yang

NA

yang

digunakan

(Nutrient

adalah

Agar).

Saat

hitaman dan lembek. Sampel tanah


yang kami dapatkan berasal dari
daerah perakaran tanaman bambu
yang diduga terdapat agen hayati
antagonis di sekitar daerah perakaran
tersebut. Selanjutnya untuk daun,
kami menemukan daun jambu biji
yang diduga terkena penyakit akibat

cendawan dikarenakan daun tersebut

Class

: Eurotiomycetes

mengering dan mengeriting di bagian

Order

: Eurotiales

tepi dan ujung daun.

Family

: Trichocomaceae

Genus

: Penicillium

Spesies

: Penicillium sp.

Berdasarkan gambar 1 (satu) yang


terdapat pada tabel 1 (satu) , dapat
diketahui bahwa pada media PDA
yang digunakan untuk mengisolasi
( diteteskan sebanyak 3 titik ) setelah
satu minggu pengamatan mengalami
kontaminasi. Kontaminasi tersebut
berupa media menjadi berlendir,
baunya

menyengat

dan

terdapat

koloni

cendawan

yang

diduga

merupakan koloni cendawan atau


fungi Penicillium sp. dan cendawan
Colletotrichum gloeosporioides. Hal
tersebut dikarenakan koloni yang
terbentuk pada media PDA memiliki
karakteristik dimana misellium tidak
bersekat, bentuk hifa memanjang
dengan

warna

koloni berwarna cokelat, bentuk


koloni tidak beraturan, permukaan

daun jambu biji dan sampel tanah

bercabang

Selain itu pada media PDA terdapat

putih

hingga bening, konidoifor memiliki


fialid, bentuk koloni tidak beraturan,

koloni

timbul-datar,

tersebut

merupakan

karakteristik

cendawan Penicillium sp . Berikut


ini

merupakan

klasifikasi

cendawan Penicillium sp. :


Kingdom

: Fungi

Phylum

: Ascomycota

dari

koloni

bentuknya agak bergerigi, konidium


hialin

berbentuk

bersekat.

silinder,

Karakteristik

tidak
tersebut

merupakan karakteristik cendawan


atau

fungi

dari

Colletotrichum

gloeosporioides. Berikut ini adalah


klasifikasi dari cendawan atau jamur
Colletorichum gleosporioides :
Kingdom

: Fungi

Phylum

: Mycota

Class

: Deuteromycetes

Order

: Melanconiales

Family

: Melanconiaceae

Genus

: Colletotrichum

Spesies

: Colletorichum
gleosporioides

dan warna konidia putih, serta koloni


berwarna putih terang. Karakteristik

tepi

Menurut

Dwidjoseputro

(2003),

Penicillium sp. adalah genus fungi


dari

ordo

Hypomycetes,

filum

Askomycota. Penicillium sp. dapat


ditemukan dengan mudah dan secara
luas pada perakaran tanaman, sisasisa tanaman maupun di udara. Jamur

Penicillium sp. dapat menyebabkan

baunya

infeksi

tanaman.

koloni bakteri yang diduga sebagai

gloeosporioides

koloni bakteri Bacillus cereus. Hal

termasuk cendawan yang berupa

tersebut dikarenakan koloni yang

parasit

terbentuk pada media NA memiliki

pada

Colletotrichum
lemah

yang

dapat

menyengat

dan

terdapat

menginfeksi dan berkembang pada

karakteristik

jaringan yang telah menjadi lemah,

permukaan koloni kasar, warna dari

khususnya karena proses penuaan.

koloni

Cendawan ini dapat menginfeksi

Karakteristik

melalui luka atau lentisel. Konidium

karakteristik bakteri Bacillus cereus.

jamur (fungi) dipencarkan oleh angin

Berikut ini merupakan klasifikasi

dan air hujan. Infeksi buah banyak

dari Bacillus cereus:

terjadi dari konidium yang berasal

Kingdom

: Bacteria

dari bercak pada daun dan tangkai

Phylum

: Firmicutes

daun.

(jamur)

Class

: Bacilli

gloeosporioides

Order

: Bacillales

yang

Family

: Bacillaceae

penyakit

Genus

: Bacillus

antraknosa. Gejala serangan berupa

Spesies

: Bacillus cereus

adanya

coklat

Menurut Waluyo (2005), Serangga

kehitaman, tepi daun menggulung,

yang telah terinfeksi bakteri ini

mengeriting, mengering. Serangan

umumnya akan mati, warna tubuh

lebih lanjut menyebabkan bercak

serangga menjadi kehitam-hitaman

tersebut

lubang.

dan tubuhnya lembek, bila disentuh

Berdasarkan gambar 2 (dua) yang

kulit serangga akan sedikit pecah dan

terdapat pada tabel 1 (satu), dapat

mengeluarkan cairan berwarna hitam

diketahui bahwa pada media NA

dan berbau busuk. Timbulnya warna

yang digunakan untuk mengisolasi

hitam disebabkan karena bakteri

serangga

(belalang)

satu

telah sampai ke bagian hemokoel

minggu

pengamatan

mengalami

(bagian serangga) sehingga sel-sel

Cendawan

Colletotrichum
dikenal

sebagai

merupakan

cendawan

penyebab
bercak-bercak

akan

menjadi

setelah

kontaminasi. Kontaminasi tersebut


berupa media menjadi berlendir,

berbentuk

kuning

ireguler,

agak

kehijauan.

tersebut

merupakan

darah serangga menjadi keracunan.


SIMPULAN DAN SARAN
10

Pengamatan bakteri dan cendawan

Simpulan
Isolasi agen hayati didefinisikan
sebagai suatu proses pengambilan
agen hayati berupa mikroorganisme
dari lingkungannya untuk kemudian
ditumbuhkan dalam suatu media di

(fungi) pada media harus dilakukan


secara teliti agar mengidentifikasi
jenis bakteri maupun cendawan dapat
dilakukan dengan benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

laboratorium. Isolasi pada sampel


tanah perakaran bambu dan daun
tanaman jambu biji yang terserang
penyakit dalam media PDA (Potato

Djafaruddin. 2008 . Dasar-dasar


Pengendalian Penyakit Tanaman.
Jakarta: Bumi Aksara.

Dextrose Agar) setelah satu minggu

Dwidjoseputro. 2003. Dasar-Dasar

pengamatan diidentifikasi mengalami

Mikrobiologi. Malang: Djambatan

kontaminasi berupa media menjadi

Press.

berlendir, baunya menyengat dan


terdapat

koloni

cendawan

yang

diduga merupakan koloni cendawan


Penicillium sp. dan koloni cendawan
Colletotrichum

gloeosporioides.

Isolasi pada serangga

(belalang)

yang terserang penyakit dalam media


NA (Nutrient Agar) setelah satu
minggu maka dapat
mengalami

diidentifikasi

kontaminasi

berupa

media menjadi berlendir, baunya


menyengat
bakteri

dan

yang

terdapat

diduga

koloni

merupakan

koloni bakteri Bacillus cereus.


Saran
Sebelum dilakukan penggoresan

Hidayat, I. M., I. Sulastrini, Y.


Kusandriani dan A. H. Permadi.
2004. Lesio Sebagai Komponen
Tanggap Buah 20 Galur Dan
Varietas Cabai Terhadap Proses
Inokulasi Colletotrichum. J. Hort.
14 (3) :161-162.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi Dasar.
Yogyakarta: Kanisius.
Lay, B.W & S. Hastowo. 1992.
Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Pelczar, M.J. 2005 . Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

dengan jarum ose, harus dipastikan


bahwa jarum ose telah dipanaskan
sebentar diatas bunsen supaya steril.
11

Semangun. 2001. Penyakit-Penyakit


Pada

Tanaman.

Yogyakarta:

UGM Press.

Antraknosa Pada Cabai. Bull


Hort 20 (2): 37-43.
Strobel. 2003. Bioprospecting for

Suhardi. 1984. Serangan Penyakit

Microbial Endophytes And Their

Antraknosa Tanaman Lombok Di

Natural Product. Microbiology

Kabupaten

and Molecular Biology Review,

Demak.

Warta

penelitian pertanian 6(6):4-5.


Suharni.
Pada

1999.

Penyakit-penyakit

Tanaman

Hortikultura.

Yogyakarta: UGM Press.


Suriawiria, U. 1985. Mikrobiologi
Dasar dalam Praktek. Jakarta:
Gramedia.
Suryaningsih ER, Suhardi. 1993.

67: p.491-502.
Tjahjadi, Nur. 1989. Hama dan
Penyakit Tanaman. Yogyakarta:
Kanisius.
Waluyo,

L.

2005.

Mikrobiologi

Umum. Malang: UMM Press.


Zinniel, et al. 2002. Isolation and
Characterization

of

Endophytic

Pengaruh Penggunaan Pestisida

Bacteria. Applied and Enviromental

Untuk Mengendalikan Penyakit

Microbiology, 68 ; p. 2198-220.

12

LAMPIRAN

Proses penggoresan pada


media PDA menggunakan
jarum ose.

Proses penggoresan pada


media NA menggunakan
jarum ose.

Penutupan cawan petri dengan


alumunium foil.

Pemanasan jarum ose diatas


bunsen.

Anda mungkin juga menyukai