Anda di halaman 1dari 10

LEARNING TASK

1. Pada tanggal 20 februari 2013 sebuah pesawat dengan nomor penerbangan GA 450
datang dari cina menuju Bandara Ngurah Rai dengan membawa 380 penumpang. Di cina
dikabarkan sedang mewabah flu burung. Dari 380 penumpang ,1 orang dikabarkan oleh
pilot mengeluh badan panas dengan riwayat antara 3-5 hari sebelum sempat kontak
dengan ayam yang sudah mati di cina. Coba lakukan cara penanganan kasus tersebut dan
persiapan rujukannya ke rumah sakit.
2. Seorang penumpang dari Negara Ethiopia yang merupakan daerah endemis yellow fever
datang dengan pesawat Qatar Airlines dan dilengkapi dokumen ICV. Pada ICV tercantum
pemberian vaksin yellow fever tanggal 20 februari 2001 di negaranya. Apa yang perlu
dilakukan pada penumpang tersebut?

PEMBAHASAN :
1. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang
ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini
antara lain avian influenza.. Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat
virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22C dan lebih dari
30 hari pada 0C. Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat
bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60C selama 30 menit. Penyebab flu
burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae.
Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan
epidemi dan pandemi. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan
Neuramidase (N). Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung
yang banyak jenisnya. Dikenal beberapa tipe Virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan
tipe C. Virus Inluenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu; H1N 1, H3N2, H5N1,
H7N7, H9N2 dan lain-lain. Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic
Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini
terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan
virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A
(H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus Flu
Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi
lebih ganas dan menyerang manusia. Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara 1
7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena flu burung adalah
dengan menunjukkan ciri-ciri : menderita ISPA,Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat
Celcius),Sakit tenggorokan yang tiba-tiba,batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot, sakit
kepala, lemas mendadak dan timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak
mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian.
Penanganan :
Sebelum melakukan penanganan terhadap kasus ini sebaiknya petugas kesehatan
maupun bandara menggunakan alat proteksi diri terlebih dahulu. Seperti sarung
tangan, masker khusus, apron atau gaun, sepatu boots, kacamata google, penutup
kepala.

Pasien yang terpapar dengan unggas yang telah mati dan terpapar virus H5N1 di
indentifikasi terlebih dahulu, dengan cara menentukan tingkatan klinis penyakit

pasien.
Sedangkan penumpang yang ada disekitar pasien sebaiknya juga dilakukan
pemeriksaanakan kondisi fisiknya minimal 4 kursi mulai dari depan, belakang,
samping kanan dan kiri si penderita. Begitu juga dengan penumpang lain berikut
barang-barangnya, dan seluruh isi pesawat sebaiknya dilakukan desinfeksi agar
seandainya jika ada virus yang menyebar bisa di desinfektan lebih dini, sehingga

tidak terbawa ke tempat tujuan.


Terdapat 3 penjabaran mengenai klinis penyakit H5N1:
1. Klinis ringan : hanya menunjukkan gejala berupa demam, tanpa sesak, usia
pasien masih muda.
Penanganan : atasi demam pasien , jika kondisi sudah stabil pasien bisa
melanjutkan penerbangan.
2. Klinis sedang : ada sesak nafas, usia lanjut, terjadi pada ibu hamil.
Pada klinis sedang yangdilakukan perawat sebaiknya:
a. Mengatasi gejala dengan memberikan obat simptomatis
b. Melakukan perawatan dan mengisolasi pasien. Isolasi merupakan teknik
yang digunakan untuk mengurangi atau mencegah suatu penyebaran
infeksi yang diakibatkan oleh oleh mikroorganime tertentu.
c. Segera merujuk pasien ke rumah sakit dengan ambulance khusus,dalam
kondisi pasien yang stabil.
d. Sebelum dirujuk, keluarga atau pasien harus menandatangani surat
persetujuan, peralatan yang ada di ambulance harus lengkap, dan petugas
yang merujuk harus mengetahui kondisi paasien, memiliki pelatihan
dalam pengendalian infeksi, dan sertifikat pemberian BHD (Bantuan
Hidup Dasar)
3. Klinis berat : adanya penurunan produksi urine, penurunan kesadaran.
Penanganan : segera rujuk pasien (dalam kondisi yang stabil)
Sedangkan kasus di atas, pasien hanya mengalami gejala berupa demam, berarti pasien
berada dalam kondisi klinis ringan dan tidak perlu untuk di rujuk ke RS, pasien bisa
melanjutkan penerbangan. Perawat bertugas untuk menangani gejala demam dari pasien
dengan memberikan obat penurun demam.

2.

Demam kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, penyakit ini ditemukan di
daerah tropis Afrika dan Amerika. Virus ini umumnya menyerang manusia dan monyet,
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini dapat menyebabkan wabah ,
yang dapat dicegah dan dikendalikan oleh sosialisasi

vaksinasi secara luas kepada

masyarakat.
Gejala awal penyakit biasanya muncul 3-6 hari setelah terinfeksi. Pada fase akut
ditandai dengan demam, nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kehilangan nafsu makan,
mual dan muntah. Setelah 3-4 hari, kebanyakan pasien keluhan dan gejala menghilang ,
tetapi dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat memasuki masa kritis dimana akan
muncul kembali demam dan pasien akan menunjukkan tanda khas penyakit kuning dan
kadang-kadang pendarahan, adanya darah dalam muntah. Sekitar 50% dari pasien yang
memasuki masa kritis akan menyebabkan kematian dalam waktu 10-14 hari.
Tidak ada pengobatan khusus untuk demam kuning. Vaksinasi sangat dianjurkan
sebagai tindakan pencegahan bagi wisatawan/Pelancong yang berkunjung kedaerah
endemik maupun Bagi orang-orang yang tinggal di negara-negara endemik.
Masa Inkubasi dalam tubuh selama 3 sampai 6 hari, diikuti oleh infeksi yang
dapat terjadi dalam satu atau dua tahap. fase akut, fase ini biasanya menyebabkan
demam, nyeri otot dengan punggung menonjol, sakit kepala, menggigil, kehilangan nafsu
makan, dan mual atau muntah. Kebanyakan pasien akan menunujukan Penyembuhan
dan gejala menghilang setelah 3 sampai 4 hari.
Tetapi ,15% dari pasien memasuki fase kedua, lebih toksik dalam waktu 24 jam
dimana awal dari masa kritis .Pasien akan

Kembali mengalami demam tinggi dan

beberapa sistem tubuh akan terkena. Pasien dengan cepat mengembangkan penyakit
kuning dan mengeluh sakit perut disertai muntah. Pendarahan dapat terjadi dari, hidung,
mulut, mata atau perut. Setelah ini terjadi, dapat ditemukan darah di muntahan dan tinja.
Fungsi ginjal memburuk. Setengah dari pasien yang memasuki fase ini dalam waktu 10
sampai 14 hari akan meninggal, sisanya sembuh tanpa kerusakan organ yang signifikan.
Pada awal timbulnya gejala, penyakit demam kuning ini sulit untuk didiagnosa,.
Hal ini karena hampir mirip dengan penyakit malaria berat, demam berdarah dengue,
leptospirosis, hepatitis virus (terutama bentuk fulminan hepatitis B dan D), dan penyakit
lainnya juga seperti

demam berdarah (Bolivia, Argentina, Venezuela dan demam pada

hemoragik Flavivirus lainnya seperti West Nile, Zika virus dll) untuk membedakan
dengan penyakit lainnya, diperlukan. Tes darah untuk mendeteksi antibodi demam kuning

yang dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi. Beberapa teknik lain yang digunakan
juga bisa untuk mengidentifikasi virus dalam spesimen darah atau jaringan hati yang
dikumpulkan pada pasien yang telah meninggal akibat demam kuning.
Virus demam kuning termasuk dalam kelompok arbovirus dari genus Flavivirus,
dan nyamuk adalah vektor utama. Nyamuk ini akan membawa virus dari satu host ke
yang lainnya, terutama antara monyet ke monyet, dari monyet ke manusia, dan dari
manusia ke manusia.
Beberapa spesies nyamuk Aedes dan Haemogogus dapat menularkan virus. Baik
nyamuk yang berkembang biak di sekitar rumah (domestik), di hutan (liar) atau di kedua
habitat (semi-domestik).
Ada tiga jenis siklus penularan.
1 . Sylvatic (atau hutan) demam kuning: Di hutan hujan tropis, demam kuning terjadi
pada monyet yang terinfeksi oleh nyamuk liar. Monyet-monyet yang terinfeksi kemudian
menularkan virus kepada nyamuk lain yang memakan mereka. Nyamuk yang terinfeksi
menggigit manusia yang masuk ke hutan, sehingga dalam kasus-kasus tertentu penyakit
demam kuning,Sebagian besar infeksi terjadi pada pria muda yang bekerja di hutan
(misalnya pekerja penebang pohon).
2 . Intermediate demam kuning: Di daerah yang lembab atau semi-lembab Afrika, pernah
terjadi epidemi skala kecil. Nyamuk yang berkembang biak di alam bebas dan di sekitar
rumah tangga dapat menginfeksi monyet dan manusia. Peningkatan Transmisi manusia
dan nyamuk yang terinfeksi menyebabkan di suatu daerah bisa menderita kasus secara
bersamaan. Ini adalah jenis yang paling umum untuk wabah di Afrika. Sebuah wabah
dapat menjadi epidemi yang lebih parah jika infeksi terjadi di suatu daerah penduduknya
penduduknya tidak divaksinasi.dan perkembang biakan nyamuk tidak di cegah.
3 . Demam Kuning Perkotaan: wabah besar terjadi ketika orang yang terinfeksi virus
demam kuning masuk ke daerah-daerah padat penduduk dengan sejumlah besar orang
yang tidak kebal dan nyamuk Aedes. Nyamuk yang terinfeksi menularkan virus dari
orang ke orang.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk demam kuning, hanya Tindakan Rehidrasi
untuk mengobati dehidrasi dan Obat Penurun demam. Komplikasi infeksi bakteri dapat
diobati dengan antibiotik. Perawatan pendukung dapat meningkatkan hasil untuk pasien
sakit parah, namun jarang tersedia di daerah-daerah miskin.
Pencegahan

1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah ukuran paling penting untuk mencegah demam kuning. Di daerah
berisiko tinggi di mana cakupan vaksinasi rendah, pengendalian wabah melalui
imunisasi sangat penting untuk mencegah epidemi. Untuk mencegah wabah di
seluruh wilayah yang terkena dampak, cakupan vaksinasi harus mencapai minimal
60% sampai 80% dari populasi yang berisiko. Hanya sedikit negara-negara endemik
yang baru-baru ini diuntungkan dari kampanye vaksinasi massal pencegahan di
Afrika saat ini memiliki tingkat cakupan.vaksinasi pencegahan dapat ditawarkan
melalui imunisasi bayi rutin dan kampanye massa satu kali untuk meningkatkan
cakupan vaksinasi di negara-negara yang beresiko, serta untuk wisatawan ke daerah
endemik demam kuning. WHO sangat menganjurkan vaksinasi demam kuning rutin
untuk anak-anak di daerah beresiko untuk penyakit ini.Vaksin demam kuning aman
dan terjangkau, memberikan kekebalan efektif terhadap demam kuning dalam satu
minggu untuk 95% dari mereka yang divaksinasi. Sebuah dosis tunggal memberikan
perlindungan bagi 30-35 tahun atau lebih, dan mungkin untuk hidup. efek samping
yang serius sangat jarang. Efek samping serius telah dilaporkan jarang setelah
imunisasi di beberapa daerah endemik dan di antara para pelancong divaksinasi
(misalnya di Brasil, Australia, Amerika Serikat, Peru dan Togo). Para ilmuwan sedang
menyelidiki penyebab.
Risiko kematian dari demam kuning jauh lebih besar daripada resiko yang
berkaitan dengan vaksin.
Kontraindikasi vaksinasi meliputi:

anak-anak berusia kurang dari 9 bulan untuk imunisasi rutin (atau kurang
dari 6 bulan selama epidemi);

Wanita hamil kecuali selama wabah demam kuning ketika risiko infeksi
tinggi;

Pasien yang alergi berat terhadap protein telur, dan

Orang dengan imunodefisiensi parah karena gejala HIV / AIDS atau


penyebab lain, atau di hadapan gangguan timus.
Wisatawan, terutama yang datang keAsia dari Afrika atau Amerika Latin
harus memiliki sertifikat vaksinasi demam kuning. Jika ada alasan medis untuk
tidak mendapatkan vaksinasi, Peraturan Kesehatan Internasional menyatakan
bahwa ini harus disertifikasi oleh pihak yang berwenang.

VAKSINASI YELLOW FEVER

Jika terus tinggal atau melakukan perjalanan di kuning demam-daerah endemis, harus menerima
dosis booster vaksin demam kuning setelah 10 tahun.
Setelah menerima vaksin, harus menerima Sertifikat Internasional Vaksinasi (kartu kuning) yang
telah disahkan oleh pusat vaksinasi. Sertifikat ini berlaku menjadi 10 hari setelah vaksinasi dan
berlangsung selama 10 tahun. Anda akan memerlukan kartu ini sebagai bukti vaksinasi untuk
masuk ke negara tertentu.
Siapa yang tidak boleh mendapatkan vaksin demam kuning?

Siapapun dengan alergi parah (mengancam nyawa) untuk setiap komponen


vaksin, termasuk telur, protein ayam, atau gelatin, atau yang telah memiliki
reaksi alergi parah pada dosis sebelumnya vaksin demam kuning tidak harus
mendapatkan vaksin demam kuning.

Bayi berusia kurang dari 6 bulan tidak boleh mendapatkan vaksin.


Katakan kepada dokter jika:

Anda memiliki HIV / AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi


sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh melemah sebagai akibat dari kanker atau


kondisi medis lainnya, transplantasi, atau terapi radiasi atau obat
(seperti steroid, kemoterapi kanker, atau obat lain yang mempengaruhi
fungsi sel kekebalan tubuh).

Timus telah dihapus atau memiliki gangguan timus, seperti


myasthenia gravis, sindrom DiGeorge, atau thymoma.

Dewasa 60 tahun dan lebih tua yang tidak bisa menghindari perjalanan ke
daerah demam kuning vaksinasi harus mendiskusikan dengan dokter mereka.
Mereka mungkin berada pada peningkatan risiko untuk masalah berat setelah
vaksinasi.

Apa saja risiko dari vaksin Yellow Fever?


Vaksin, seperti obat-obatan, dapat menyebabkan reaksi yang serius. Tapi risiko vaksin
menyebabkan bahaya serius, atau kematian, sangat rendah.
Masalah Ringan
Vaksin demam kuning telah dikaitkan dengan demam, dan dengan sakit, nyeri, kemerahan atau
bengkak di mana tembakan itu diberikan.
Masalah ini terjadi pada sampai dengan 1 orang dari 4. Mereka biasanya dimulai segera setelah
ditembak, dan bisa bertahan hingga satu minggu.

Parah Masalah

Reaksi alergi parah terhadap komponen vaksin (sekitar 1 orang di 55.000).


Parah reaksi sistem saraf (sekitar 1 orang di 125.000).

Life-mengancam penyakit parah dengan kegagalan organ (sekitar 1 orang di 250.000).


Lebih dari setengah orang yang menderita efek samping ini mati.
Tindakan yang perlu dilakukan dalam kasus ini :
1.
Mengecek ICV ( International Certivicate Vactination )
Penumpang melakukan vaksin yellow fever terakhir pada tahun 2001, maka harus
dilakukan pengulangan vaksinasi, karena sudah lewat 10 tahun yang lalu.
Pemberian vaksinasi yellowfever diberikan setiap 10 tahun sekali. Sebelum
melakukan pengulangan vaksinansi perawat harus :
a.
Mengecek KU (Keadaan Umum) pasien
b.
Kondisi pasien harus baik dan stabil.
c.
Jika kondisi pasien tidak stabil, isolasi terlebih dahulu lakukan terapi
simptomatis hingga masa inkubasi penyakit berakhir.
d.
Setelah masa inkubasi berakhir, dan kondisi pasien memulai membaik,
baru berikan vaksin yellow fever.
Setelah diberikan vaksin ulang, petugas harus memberikan kembali sertifikat ICV yang
telah disahkan oleh pusat.

KESIMPULAN

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia.

Terdapat 3 penjabaran mengenai klinis penyakit H5N1: klinis ringan, klinis sedang, dan
klinis berat. Persiapan merujuk pasien diantaranya persetujuan klien atau keluarga,
pastikan kondisi pasien stabil, ambulance dilengkapi alat-alat medis yang lengkap, alat
bantu nafas, dan lain-lain serta petugas harus tersertifikasi dalam hal melakukan tindakan
BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau pernah mengikuti simulasi.

www.cdc.gov/yellowfever/

DAFTAR PUSTAKA

http://berkaskep.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-di-ruang-isolasi.html
www.tempo.co/topik/masalah/398/Flu-Burung

Anda mungkin juga menyukai