dan manusia, serta hewan dan media pembawa penyakit hewan lainnya melalui kontak
langsung atau tidak langsung dengan media perantara mekanis seperti air, udara, tanah,
pakan, peralatan, dan manusia, atau dengan media perantara biologis seperti virus, bakteri,
amuba, atau jamur.
Penerapan kewaspadaan dini oleh Otoritas Veteriner dilakukan melalui pemeriksaan dan
pengujian sampel dan atau spesimen secara cepat, respon cepat, dan membangun
kesadaran masyarakat
ditemukan gejala terjadinya Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) dan/atau Wabah.
PHMS adalah penyakit hewan yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi, kematian
tinggi,
dan
keresahan
masyarakat.
Jenis
cakupan
PHMS
sebagai
berikut:
1.
Anthrax;
2.
Rabies;
3.
Salmonellosis;
4.
5.
Highly
6.
7.
Helminthiasis;
8.
9.
10.
11.
Bovine tuberculosis;
12.
Leptospirosis;
13.
14.
Penyakit Jembrana;
15.
Surra;
16.
Paratuberculosis;
17.
Toxoplasmosis;
18.
19.
20.
Campylobacteriosis;
21.
Cysticercosis;
22.
Q Fever.
Penyakit hewan menular strategis yang menjadi prioritas pencegahan dan pemberantasan
penyakit hewan di Kabupaten Lamongan Privinsi Jawa Timur yaitu Antrax, Rabies,
Brucellosis, HPAI, dan Helminthiasis.
Pengumpulan data dilakukan paling sedikit melalui pengambilan sampel dan spesirnen
sesuai dengan target jenis penyakit hewan. Pemeriksaan dan pengujian sampel dan
spesimen dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan.
Laboratorium Veteriner adalah laboratorium yang mempunyai tugas dan
fungsi dalam
Salah satu kendala berkembangnya peternakan yaitu kurang nya informasi dan
pengetahuan peternak dalam hal penyakit yang menyerang ternak, maka sosialisasi atau
Komunikasi Edukasi Informasi (KIE) merupakan salah satu solusi. Hal ini yang melatar
belakangi adanya kegiatan Sosialisasi terhadap peternak baik itu melalui pertemuan
maupun komunikasi langsung dengan peternak saat dilakukannya pengobatan ternak