Anda di halaman 1dari 15

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung (Heart Failure) merupakan suatu kondisi dimana cardiac output tidak
mencukupi kebutuhan sirkulasi tubuh (pada saat istirahat maupun beraktivitas) atau
dengan kata lain, jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Gagal
jantung dapat terjadi dari berbagai penyakit yang menurunkan pengisian pembuluh
(disfungsi diastolik) dan/atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik).
Obat pilihan yang digunakan dalam terapi farmakologi pasien hipertensi dengan gagal
jantung salah satunya adalah Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor. ACE
inhibitor direkomendasikan sebagai obat pilihan pertama didasarkan pada sejumlah studi
yang menunjukkan penurunan morbiditas dan mortalitas. ACE inhibitor memiliki
mekanisme aksi menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron dengan menghambat
perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II sehingga menyebabkan vasodilatasi dan
mengurangi retensi sodium dengan mengurangi sekresi aldosteron. Oleh karena ACE juga
terlibat dalam degradasi bradikinin maka ACE inhibitor menyebabkan peningkatan
bradikinin, suatu vasodilator kuat dan menstimulus pelepasan prostaglandin dan nitric
oxide. Peningkatan bradikinin meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari ACE
inhibitor, tetapi juga bertanggungjawab terhadap efek samping berupa batuk. Salah satu
obat yang tergolong dalam ACE inhibitor adalah Captopril yang merupakan ACE inhibitor
pertama yang digunakan secara klinis.
B. Tujuan Penelitian
Mengetahui efek terapi pemberian captopril pada pasien gagal jantung.

II. FARMASI FARMAKOLOGI


A. Sifat Fisiko-Kimia
Captopril adalah inhibitor spesifik kompetitif enzim pengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Nama IUPAC Captopril adalah (2S)-1-[(2S)-2-methyl-3-sulfanylpropanoyl]
pyrrolidine-2-carboxylic acid dan memiliki struktur seperti dibawah ini :

Captopril adalah bubuk kristal berwarna putih yang memiliki bau seperti belerang,
dapat larut dalam air (sekitar 160 mg / mL), metanol, dan etanol dan sedikit larut dalam
kloroform dan etil asetat.
B. Farmasi Umum
1. Dosis dan Aturan Pakai
a. Hipertensi
- Dewasa : Dosis Awal = 25 mg per oral 2-3x sehari 1 jam sebelum makan.
Dosis Maintenance = 25-150 mg per oral 2-3x sehari satu jam
sebelum makan.
-

Anak

Neonatus

prematur dan neonates


usia 7 hari : Dosis
Awal = 0,01 mg / kg /
dosis setiap 8-12 jam;
titrasi dosis.
Neonatus jangka usia 7 hari : Dosis Awal = 0,05-0,1 mg / kg / dosis
setiap 8-24 jam, titrasi dosis ke atas
untuk maksimum 0,5 mg / kg / dosis
yang diberikan setiap 6-24 jam.
Bayi : Dosis Awal = 0,15-0,3 mg / kg / dosis, titrasi dosis ke atas untuk
maksimum 6 mg / kg / hari dalam 1-4 dosis terbagi; dosis yang
diperlukan 2,5-6 mg / kg / hari.
Anak-Anak : Dosis Awal = 0,3 hingga 0,5 mg / kg / dosis oral setiap 8
jam; titrasi ke atas jika diperlukan untuk dosis maksimum
6 mg / kg / hari dalam 2-4 dosis terbagi.
Anak yang lebih tua : Dosis Awal = 6,25-12,5 mg / dosis setiap 12-24
jam, titrasi ke atas untuk maksimum 6 mg / kg /
hari dalam 2-4 dosis terbagi.
Remaja untuk orang dewasa : Dosis Awal = 12,5-25 mg / dosis
diberikan

setiap

8-

12

jam,

peningkatan sebesar 25 mg / dosis


pada 1-2 minggu interval berdasarkan
respon pasien.
Dosis Maksimum = 450 mg / hari;
biasa rentang dosis untuk hipertensi.
b. Gagal Jantung
Dewasa : Dosis Awal = 25 mg per oral 3x sehari (6,25-12,5 mg per
oral 3x sehari jika hipotensi).
Dosis Maintenance = Setelah dosis 50 mg 3x sehari tercapai,
pemberian dosis lebih lanjut harus ditunda, bila memungkinkan,
selama minimal dua minggu untuk menentukan apakah terjadi
perbaikan. Kebanyakan pasien yang diteliti memiliki perbaikan
klinis baik pada 50 atau 100 mg 3x sehari. Dosis harian Captopril
tidak boleh melebihi maksimum 450 mg.
Captopril umumnya harus digunakan bersama dengan diuretik dan digitalis.
-

Anak : Neonatus prematur dan neonates usia kurang dari sampai dengan 7 hari :
Dosis Awal = 0,01 mg / kg / dosis setiap 8-12 jam; titrasi dosis.
Neonatus jangka usia lebih dari 7 hari : Dosis Awal = 0,05-0,1 mg / kg /
dosis setiap 8-24 jam, titrasi dosis ke atas untuk maksimum 0,5
mg / kg / dosis yang diberikan setiap 6-24 jam.
Bayi : Dosis Awal = 0,15-0,3 mg / kg / dosis, titrasi dosis ke atas untuk
maksimum 6 mg / kg / hari dalam 1-4 dosis terbagi; dosis yang
diperlukan 2,5-6 mg / kg / hari.
Anak-Anak : Dosis Awal = 0,3 hingga 0,5 mg / kg / dosis oral setiap 8 jam;
titrasi ke atas jika diperlukan untuk dosis maksimum 6 mg /
kg / hari dalam 2-4 dosis terbagi.
Anak yang lebih tua : Dosis Awal = 6,25-12,5 mg / dosis setiap 12-24 jam,
titrasi ke atas untuk maksimum 6 mg / kg / hari
dalam 2-4 dosis terbagi.
Remaja untuk orang dewasa : Dosis Awal = 12,5-25 mg / dosis diberikan
setiap 8- 12 jam, peningkatan sebesar 25 mg
/

dosis

pada

1-2

minggu

berdasarkan respon pasien.

interval

Dosis Maksimum = 450 mg / hari; biasa


rentang dosis untuk hipertensi.
c. Disfungsi Ventrikel Kiri
Dewasa : Dosis Awal = 6,25 mg per oral satu dosis, maka 12,5 mg
per oral 3 kali sehari.
Dosis Maintenance = Dosis ditingkatkan 50 mg per oral 3x sehari
selama beberapa minggu ke depan.
Terapi dapat dimulai seawal mungkin selama tiga hari setelah infark miokard.
Captopril dapat digunakan pada pasien post infark miokard, misalnya sebagai
trombolitik, aspirin, beta blocker.
d. Nefropati Diabetes
Dewasa : Dosis yang dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang
-

adalah 25 mg per oral 3x sehari.


Anak : Neonatus prematur dan neonates usia kurang dari sampai dengan 7 hari :
Dosis Awal = 0,01 mg / kg / dosis setiap 8-12 jam; titrasi dosis.
Neonatus jangka usia lebih dari 7 hari : Dosis Awal = 0,05-0,1 mg / kg /
dosis setiap 8-24 jam, titrasi dosis ke atas untuk maksimum 0,5
mg / kg / dosis yang diberikan setiap 6-24 jam.
Bayi : Dosis Awal = 0,15-0,3 mg / kg / dosis, titrasi dosis ke atas untuk
maksimum 6 mg / kg / hari dalam 1-4 dosis terbagi; dosis yang
diperlukan 2,5-6 mg / kg / hari.
Anak-Anak : Dosis Awal = 0,3 hingga 0,5 mg / kg / dosis oral setiap 8 jam;
titrasi ke atas jika diperlukan untuk dosis maksimum 6 mg /
kg / hari dalam 2-4 dosis terbagi.
Anak yang lebih tua : Dosis Awal = 6,25-12,5 mg / dosis setiap 12-24 jam,
titrasi ke atas untuk maksimum 6 mg / kg / hari
dalam 2-4 dosis terbagi.
Remaja untuk orang dewasa : Dosis Awal = 12,5-25 mg / dosis diberikan
setiap 8- 12 jam, peningkatan sebesar 25
mg / dosis pada 1-2 minggu interval
berdasarkan respon pasien.
Dosis Maksimum = 450 mg / hari;
biasa rentang dosis untuk hipertensi.

2. Bentuk Sediaan dan Cara Penggunaan


a. Tablet Captopril 12,5 mg
b. Tablet Captopril 25 mg
c. Tablet Captopril 50mg
C. Farmakologi Umum
1. Khasiat
Captopril merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi), dapat digunakan sendiri atau bersama dengan obat-obatan lain. Captopril
bekerja dengan menghambat enzim dalam tubuh yang menghasilkan zat yang
menyebabkan vasokonstriksi, sehingga dapat menurunkan tekanan darah serta
meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.
2. Interaksi Obat
a. Obat-obat imunosupresan dapat menyebabkan diskrasia darah pada pengguna
Captopril dengan gagal ginjal.
b. Suplemen potassium atau obat diuretik yang mengandung potassium, dapat terjadi
c.
d.
e.
f.

peningkatan yang berarti pada serum potassium.


Probenesid, dapat mengurangi bersihan ginjal dari Captopril.
Obat antiinflamasi non steroid, dapat mengurangi efektivitas antihipertensi.
Obat diuretik meningkatkan efek antihipertensi Captopril.
Captopril dilaporkan bekerja sinergis dengan vasodilator perifer seperti minoxidil.

3. Indikasi
a. Hipertensi
Captopril dapat digunakan sebagai terapi awal untuk pasien dengan fungsi
ginjal normal , di antaranya risiko relatif rendah . Pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal , terutama pasien dengan penyakit kolagen vascular.
Capoten efektif sendirian dan dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain,
terutama diuretik tipe thiazide . Tekanan darah menurunkan efek kaptopril dan
tiazid sekitar aditif.
b. Gagal Jantung
Captopril diindikasikan dalam pengobatan gagal jantung biasanya dalam
kombinasi dengan diuretik dan digitalis . Efek menguntungkan dari captopril pada
gagal jantung tidak memerlukan kehadiran digitalis , bagaimanapun, sebagian
besar dikendalikan pengalaman uji klinis dengan captopril telah pada pasien yang
menerima digitalis , serta pengobatan diuretik.
c. Disfungsi Ventrikel Kiri
Captopril diindikasikan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah
infark miokard pada pasien secara klinis stabil dengan disfungsi ventrikel kiri

dimanifestasikan sebagai fraksi ejeksi 40 % dan untuk mengurangi kejadian


gagal jantung terbuka dan rawat inap berikutnya untuk gagal jantung pada pasien
ini.
d. Nefropati Diabetes
Captopril diindikasikan untuk pengobatan nefropati diabetik ( proteinuria >
500 mg / hari ) pada pasien dengan diabetes melitus tipe I tergantung insulin dan
retinopati. Captopril menurunkan laju perkembangan insufisiensi ginjal dan
pengembangan hasil klinis samping yang serius ( kematian atau dialisis ).
4. Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap Captopril atau penghambat ACE lainnya
(misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat

ACE lainnya).
Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.
Wanita menyusui.
Gagal ginjal.
Stenosis aorta.

III. FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK


A. Farmakodinamik
Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II / angiotensin converting enzyme (ACE). Captopril
menghambat enzim pengonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I ke
angiotensin II, menyebabkan bradikinin inaktiv dan menjadi vasodilator, penghambat
angiotensin II menurunkan tekanan darah dengan menurunkan tahanan vaskular perifer.

B. Farmakokinetik
1. Pola ADME Captopril
Penyerapan cepat terjadi dalam darah sekitar satu jam. Adanya makanan di
saluran pencernaan mengurangi penyerapan sekitar 30 sampai 40 persen, oleh karena
itu captopril harus diberikan satu jam sebelum makan. Rata-rata penyerapan minimal
adalah sekitar 75 persen. Dalam kurun waktu 24 jam, lebih dari 95 persen dari dosis
yang diserap tereliminasi dalam urin.
2. Waktu Paruh
Pada orang dewasa kurang dari 3 jam.
3. Ikatan Protein
Pada orang dewasa sekitar 25-30%.
4. Bioavabilitas
Secara per oral 60-65%, berkurang bila diberikan bersama dengan makanan, oleh
karena itu harus diberikan 1 jam sebelum makan.

IV. TOKSISITAS

Gangguan nafas disertai batuk kering


Hiperkalemia
Proteinuria
Peningkatan ureum darah dan kreatinin
Idiosinkrasi
Rash terutama pruritus
Neutropenia
Anemia
Trombositopenia
Hipotensi

V. RISET
A. Clinical Case
Efektivitas penggunaan Captopril dalam penanganan Hipertensi pada Pasien Stroke
Iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar.
Wijaya, N. D., Udayani, N. N. W., Larasanty, L. P. F. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Udayana Akademi Farmasi Saraswati Denpasar.
Abstrak
Antihipertensi yang dominan digunakan dalam penanganan hipertensi pada pasien
stroke iskemik di RSUP Sanglah adalah golongan ACEI yaitu captopril tunggal. Banyak
diskusi telah difokuskan pada peran antihipertensi golongan ACEI dalam terapi stroke
dimana tidak ada hasil signifikan yang terlihat dari penggunaan ACEI tunggal. Dengan
demikian dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui regimen terapi captopril tunggal
yang meliputi dosis dan aturan pakai yang digunakan dalam penanganan hipertensi pada
pasien stroke iskemik serta untuk melihat efektivitas terapi antihipertensi tersebut
berdasarkan pencapaian target penurunan tekanan darah sistolik pasien sebesar 10 mmHg
dalam 48 jam terapi.
Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan metode cross sectional. Subjek
penelitian akan dikelompokkan berdasarkan regimen terapi captopril yang didapat.
Pengolahan data dilakukan dengan uji one way ANOVA dan fisher test menggunakan
program SPSS.
Terdapat 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 regimen captopril tunggal yang
digunakan dalam penanganan hipertensi pada pasien stroke iskemik yaitu regimen 3x6,25
mg (2 pasien), regimen 2x12,5 mg (7 pasien), regimen 3x12,5 mg (2 pasien), regimen
2x25 mg (15 pasien), regimen 3x25 mg (8 pasien), regimen 2x50 mg (1 pasien) dan

regimen 3x50 mg (1 pasien) yang diberikan per oral. Penilaian efektivitas terhadap 3
regimen terapi captopril yang dominan digunakan yaitu regimen 2x12,5 mg, 2x25 mg dan
3x25 mg menunjukkan bahwa regimen terapi captopril dengan dosis 2x25 mg memiliki
efektivitas yang lebih baik dibandingkan 2 regimen lainnya dimana pencapaian target
penurunan tekanan darah sistoliknya mencapai 33,33%. Namun secara statistik tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara pencapaian target terapi dengan perbedaan
regimen tersebut (p=1,00) sehingga efektivitasnya dianggap sama.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan metode cross
sectional untuk melihat efektivitas terapi antihipertensi captopril dalam penanganan
hipertensi pada pasien stroke iskemik.
Hasil
Karakteristik pasien menggambarkan data demografi 36 pasien stroke iskemik dengan
hipertensi yang menjalani rawat inap di RSUP Sanglah. Data tersebut meliputi usia, jenis
kelamin, riwayat hipertensi, komplikasi penyakit lain serta tekanan darah pada saat masuk
rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan stroke iskemik paling banyak terjadi pada
rentang usia >55-65 tahun. Penyakit stroke iskemik dengan hipertensi di instalasi rawat
inap RSUP Sanglah sebagian besar terjadi pada laki-laki dengan persentase sebesar
61,11%. Tujuh puluh tujuh koma tujuh delapan persen pasien tercatat mengalami riwayat
hipertensi sebelumnya dan 55,56% pasien mengalami komplikasi hipertensi dengan
diabetes, dislipidemia maupun kombinasi ketiganya. Hampir 90% pasien tercatat
mengalami tekanan darah tinggi saat pertama kali masuk rumah sakit.
Terdapat 7 regimen terapi captopril yang digunakan dalam penanganan hipertensi pada
pasien stroke iskemik yang menjalani rawat inap di RSUP Sanglah, yaitu captopril dengan
dosis 3 x 6,25 mg, dosis 2 x 12,5 mg, dosis 3 x 12,5 mg, dosis 2 x 25 mg, dosis 3 x 25 mg,
dosis 2 x 50 mg dan dosis 3 x 50 mg yang diberikan per oral.
Dari total 7 regimen yang tercatat dalam penelitian, hanya ada 3 regimen yang dapat
memberikan pencapaian target terapi berupa penurunan tekanan darah sistolik sebesar 10
mmHg dalam 48 jam yaitu pada regimen 2 x 25 mg (33,33%), regimen 3 x 25 mg
(25,00%) dan regimen 2 x 50 mg (100%). Regimen 2 x 50 mg yang pencapaian target
terapinya mencapai 100% belum dapat dikatakan memiliki efektivitas yang paling baik
karena hanya terdapat 1 pasien yang mendapatkan regimen terapi tersebut sehingga
hasilnya tidak dapat dibandingkan. Uji statistik untuk menilai pencapaian target terapi
pasien hanya dilakukan terhadap 3 regimen terapi captopril yang dominan digunakan yaitu
regimen 2 x 12,5 mg, 2 x 25 mg dan 3 x 25 mg. Meskipun secara klinis regimen terapi

10

captopril dengan dosis 2 x 25 mg memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan 2


regimen lainnya dimana pencapaian target penurunan tekanan darah sistoliknya mencapai
33,33%, namun secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pencapaian
target terapi dengan perbedaan regimen tersebut (p=1,00) sehingga efektivitasnya
dianggap sama.
B. Case History
Uji coba perbandingan acak dari tanggapan dosis pertama untuk AngiotensinConverting Enzyme Perindopril dan Captopril pada pasien gagal jantung di Indonesia.
Lukman H. Makmun, Nurhay Abdurrahman, Idrus Alwi, Dedi Afandi, Bambang Budi
Siswanto, Hananto Andriantoro, Endang Ratnaningsih, Hari Utomo.
Abstrak
Beberapa penelitian besar dengan kontrol plasebo telah menunjukkan bahwa obat-obat
penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) secara bermakna mengurangi
mortalitas dan morbiditas semua kelas fungsional gagal jantung kongestif, namun hanya
sebagian kecil pasien yang mendapat pengobatan penghambat ACE tersebut. Salah satu
kendala adalah terjadinya hipotensi dosis awal pada beberapa pasien. Suatu penelitian
acak, tersamar-ganda, terapi dosis tunggal, dengan kelompok paralel dilakukan dengan
tujuan membandingkan respons dosis awal terhadap penghambat ACE captopril dan
perindopril dosis rendah pada pasien gagal jantung kronik yang stabil. Tujuh puluh pasien
(New York Heart Association class I-IV) dimasukkan kedalam penelitian.Tekanan darah
diukur setip 15 menit 2 jam sebelum pemberian obat. Hasil rata-rata tersebut diambil
sebagai tekanan darah dasar. pasien diacak untuk menerima dosis tunggal perindopril 2
mg atau captopril 6,25 mg. Setelah obat diminum, tekanan darah dimonitor setiap 15
menit selama 2 jam, setiap 30 menit selama 5 jam, selanjutnya setiap jam untuk 2 jam
kemudian. Penurunan maksimum tekanan arteri rata-rata adalah; 0,85 mmHg untuk
perindopril dan 4,60 mmHg untuk captopril. Penurunan maksimum sistolik 3,31 mmHg
untuk perindopril dan 6,76 mmHg intuk captopril sedang penurunan maksimum diastolik
1.08 mmHg untuk perindopril dan 2.63 mHg untuk captopril. Efek hipotensif captopril
dimulai segera setelah pemberian obat dan mencapai maksimum setelah 1 sampai 2 jam
sedang perindopril memperlihatkan iedikit penurunan sistolik setelah 1 jam dan sedikit
penurunan diastolik setelah 4 jam. Dibinding captopril, peiindopril memperlihatkan
kecenderungan minimal untuk menyebabkan hipotensi dosis awal pada pasien gagal
jantung.
Metode

11

Penelitian ini adalah, double-blind, acak, terapi dosis tunggal perbandingan dengan
kelompok paralel. Sebuah dilference 5 mmHg (SD 12 mmHg) dalam penurunan tekanan
darah arteri rata-rata antara perindopril dan kelompok kaptopril dianggap relevan secara
klinis. agar mampu menunjukkan perbedaan tersebut dengan risiko 5% dan kekuatan
yang wajar (p antara 75 dan 96%), jumlah pasien harus mencapai antara 160 dan 320
pasien. Namun kita hanya mampu merekrut tujuh puluh pasien gagal jantung kronis yang
mengunjungi poliklinik kardiologi dikonfirmasi oleh sejarah klinis, pemeriksaan dan EKG
dan memiliki indikasi untuk inhibitor ACE.
Hasil
Ada tujuh puluh pasien yang diperiksa terdiri dari 48 laki-laki dan 22 perempuan
(68,8: 31,4%). Kelompok ini secara acak dari pasien memiliki usia yang sama, berat
badan dan tingkat keparahan gagal jantung (NYHA class).
Sistolik rata-rata adalah 126,81 mmHg perindopril dan captopril 132,7 mmHg.
Sistolik jatuh maksimum selama 8 jam pemantauan adalah 3,71 mmHg untuk perindopril
dibandingkan dengan 7.71mmHg untuk captopril.
Diastolik rata-rata adalah 80,1 mmHg perindopril dan captopril 81,2 mmHg.
Penurunan diastolik maksimum selama 8 jam pemantauan adalah 2,48 mmHg untuk
perindopril dibandingkan dengan 3,18 mmHg untuk captopril.
Nilai rata-rata dasar tekanan arteri dari perindopril adalah 95,60 mmHg dan 98,1
mmHg captopril. Nilai rata-rata dasar tekanan arteri jatuh maksimum selama 8 jam
pemantauan adalah 0,85 mmHg untuk perindopril dibandingkan dengan 4,60 mmHg
untuk captopril.

VI. PEMBAHASAN
Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung kehilangan kemampuan untuk
memompa cukup darah ke jaringan tubuh. Sebagai akibatnya, organ utama tubuh dan jaringan
lainnya tidak cukup menerima oksigen dan nutrisi untuk berfungsi dengan baik. Seseorang
dengan serangan jantung menderita kumpulan cairan dalam jaringan, disebut edema. Gagal

12

jantung diakibatkan kumpulan cairan disebut gagal jantung kongestif. Namun, ini dapat
dikelola dan diobati dengan obat-obatan dan perubahan pola makan, latihan dan kebiasaan
gaya hidup. Bedah katup jantung, bedah bypass arteri koroner, alat bantu mekanik dan
transplantasi jantung dipertimbangkan pada beberapa kasus.
Penyebab umum gagal jantung adalah penyakit jantung koroner dan serangan
jantung (yang mungkin diam), kardiomiopati (penyakit otot jantung), tekanan darah
tinggi (hipertensi), penyakit katup jantung, penyakit jantung bawaan, alkoholisme dan
penggunaan obat.
Seseorang dengan gagal jantung mengalami gejala sebagai berikut; napas pendek,
sering batuk, khususnya bila berbaring bagian telapak kaki, lutut, dan kaki bengkak, bengkak
dan nyeri perut, lelah, pusing atau pingsan.
Diagnosis gagal jantung dapat ditegakkan setelah dilakukannya anamnesis,
pemeriksaan fisik, radiografis jantung, dan elektrokardiogram (EKG).
Gagal jantung dapat diobati dengan cara melakukan perubahan gaya hidup dan minum
obat-obatan. Satu atau lebih jenis obat-obatan di bawah ini diberikan untuk gagal jantung:
diuretik, digoxin, vasodilator, beta bloker, inhibitor enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitor), angiotensin reseptor bloker (ARB), calcium channel blocker. Obat pilihan yang
digunakan dalam terapi farmakologi pasien hipertensi dengan gagal jantung salah satunya
adalah Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor. Salah satu obat yang tergolong
dalam ACE inhibitor adalah Captopril. Captopril Menghambat enzim pengonversi peptidyl
dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I ke angiotensin II, menyebabkan bradikinin
inaktiv dan menjadi vasodilator, Penghambat angiotensin II menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan tahanan vaskular perifer, tetapi juga bertanggungjawab terhadap efek
samping berupa batuk.
Pengobatan pasien gagal jantung dengan pemberian captopril dengan dosis sebagai
berikut : Dewasa : Dosis Awal = 25 mg per oral 3x sehari (6,25-12,5 mg per oral 3x sehari
jika hipotensi). Dosis Maintenance = Setelah dosis 50 mg 3x sehari tercapai, pemberian dosis
lebih lanjut harus ditunda, bila memungkinkan, selama minimal dua minggu untuk
menentukan apakah terjadi perbaikan. Kebanyakan pasien yang diteliti memiliki perbaikan
klinis baik pada 50 atau 100 mg 3x sehari. Dosis harian captopril tidak boleh melebihi
maksimum 450 mg. Terapi dengan captopril umumnya harus digunakan bersama dengan
diuretik dan digitalis.

13

VII. KESIMPULAN
Gagal jantung (Heart Failure) merupakan suatu kondisi dimana cardiac output tidak
mencukupi kebutuhan sirkulasi tubuh (pada saat istirahat maupun beraktivitas) atau dengan
kata lain, jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Gagal jantung dapat
diobati dengan cara melakukan perubahan gaya hidup dan minum obat-obatan. Obat pilihan
yang digunakan dalam terapi farmakologi pasien hipertensi dengan gagal jantung salah
satunya adalah Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor. Salah satu obat yang
tergolong dalam ACE inhibitor adalah Captopril.
Captopril adalah bubuk kristal berwarna putih yang memiliki bau seperti belerang,
dapat larut dalam air (sekitar 160 mg / mL), metanol, dan etanol dan sedikit larut dalam
kloroform dan etil asetat. Captopril merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi (hipertensi), dapat digunakan sendiri atau bersama dengan obat-obatan lain.
Captopril bekerja dengan menghambat enzim dalam tubuh yang menghasilkan zat yang
menyebabkan vasokonstriksi, sehingga dapat menurunkan tekanan darah serta meningkatkan
suplai darah dan oksigen ke jantung. Nama IUPAC Captopril adalah (2S)-1-[(2S)-2-methyl-3sulfanylpropanoyl] pyrrolidine-2-carboxylic acid dan memiliki struktur seperti dibawah ini :

14

Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah


angiotensin I menjadi angiotensin II / angiotensin converting enzyme (ACE). Captopril
menghambat enzim pengonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I ke
angiotensin II, menyebabkan bradikinin inaktiv dan menjadi vasodilator, penghambat
angiotensin II menurunkan tekanan darah dengan menurunkan tahanan vaskular perifer.

VIII. SUMMARY
Heart Failure ( Heart Failure ) is a condition in which cardiac output is not sufficient
for the circulation of the body ( at rest or activity ) or in other words , the heart is unable to
pump blood throughout the body . Heart failure can be treated by making lifestyle changes
and taking medicines . Drug of choice used in the pharmacological treatment of hypertensive
patients with heart failure is one of the Angiotensin Converting Enzyme ( ACE ) inhibitors .
One drug that is classified as an ACE inhibitor Captopril .
Captopril is a white crystalline powder that smells like sulfur , soluble in water
( approximately 160 mg / mL ) , methanol , and ethanol and slightly soluble in chloroform and
ethyl acetate . Captopril is a drug used to treat high blood pressure ( hypertension ) , can be
used alone or together with other medicines . Captopril works by inhibiting an enzyme in the
body that produce substances that cause vasoconstriction , which can decrease blood pressure
and increase blood supply and oxygen to the heart . Captopril is the IUPAC name of ( 2S ) -1 [ ( 2S ) - 2 - methyl - 3 - sulfanylpropanoyl ] pyrrolidine - 2 -carboxylic acid and has a
structure like this:

15

Captopril is a competitive inhibitor of the angiotensin I -converting enzyme to


angiotensin II / angiotensin converting enzyme ( ACE ) . Captopril inhibits converting
enzyme peptidyl dipeptidase that menghidrolik angiotensin I to angiotensin II , causing
inaktiv and become vasodilator bradykinin , angiotensin II inhibitors lower blood pressure by
decreasing peripheral vascular resistance.

DAFTAR PUSTAKA
Makmun, Lukman H., et al., 2002, Uji coba perbandingan acak dari tanggapan dosis
pertama untuk Angiotensin-Converting Enzyme Perindopril dan Captopril pada
pasien gagal jantung di Indonesia., Hal. 19-23.
National Heart Centre Singapore, 2009, Heart Failure (http://www.singhealth.com.sg/
patientcare/ConditionsAndTreatments/Pages/Heart-Failure.aspx, diakses tanggal 1
Januari 2014).
Ratnadita,

Adelia,

2011,

Captopril,

Obat

Andalan

untuk

Hipertensi

(http://

health.detik.com/read/2011/08/11/091759/1701229/769/captopril-obat-andalanuntuk-hipertensi?l771108bcj, diakses tanggal 28 Desember 2013).


Sandjaja, Eunike, 2007, Penggunaan Captopril pada Pasien Hipertensi dengan Gagal
Jantung

(http://yosefw.wordpress.com/2007/12/29/penggunaan-captopril-pada-

pasien-hipertensi-dengan-gagal-jantung/, diakses tanggal 28 Desember 2013).


Wijaya, N. D., et al., 2013, Efektivitas penggunaan Captopril dalam penanganan Hipertensi
pada Pasien Stroke Iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar., Hal.
14-23.

Anda mungkin juga menyukai