Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK :7

1. Eka susi
susanti
2. Lailatul
ijtimaiyah

Definisi dari Demam


Typoid

Demam thypoid (entericfever) ialah


penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan
pencernaan
dan
gangguan
kesadaran (Nursalam 2005 : 152)
Thypoid adalah penyakit infeksi
akut dengan demam yang disebabkan oleh
kuman salmonella typhi dan paratyphi.

Penyebab Demam Typoid :

Salmonella typhii mempunyai ciriciri sebagi berikut :


Basil gram negatif
Bergerak dengan rambut getar
Tidak berspora
Masa inkubasi 10-20 hari

Salmonella typhii mempunyai 3


macam antigen.
1.
2.
3.

Antingen O (somatik, terdiri zat kompleks


lipopolisakarida)
Antigen H (Flagella kuman)
Antigen Vi (terletak pada kapsul dari kuman
yang mempunyai struktur kimia protein)

Cara penularan :

1.
2.
3.
4.

Fecal oral
Faktor predieposisi :
Makanan / minuman yang terkontaminasi
bakteri / vektor
Sumber infeksi / pembawa kuman carier
Sanitasi dan hygiene yang jelek
Sosial ekonomi rendah

PATOFISIOLOGI
Kuman masuk melalui mulut. Sebagian
kuman akan dimusnahkan dalam lambung oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus, kejaringan infoid dan berkembang biak
menyerang vili usus halus kemudian kuman
masuk ke peredaran darah (bakterimia primer)
dan mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati,
limpa dan organ-organ lainnya.
Gejala demam disebabkan oleh endotoksin
sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pada usus halus.

pathway

Gejala klinis

Demam
Menyusul gejala klinis yang lain :
Perasaan tidak enak badan
Lesu
Nyeri kepala
Pusing
Diare
Anoreksia
Batuk
Nyeri otot

Pemeriksaan
diagnostik
Pemeriksaan laboratorium :
1. Pemeriksaan darah tepi
2. Biakan empedu
3. Pemeriksaan widal

Penatalksanaan
1.
2.
3.

Perawatan
Diet dan terapi penunjang
Obat :
Antimikroba :

Ex : Kloramfenikol,Tiamfenikol,Cotrimoksazol
Symptomtik :
Ex : Antipiretik,
kartikoseroid,supportif,penenang

komplikasi
1. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra intestinal
kardiovaskuler
Darah
Paru
Hepar dan Kandung empedu
Ginjal
Tulang
Neuropsikiatrik

pencegahan

Asuhan Keperawatan
Demam Typoid

pengkajian

Cont...

Cont.....
Pola hubungan peran
Peran klien dalam keluarga
Hubungan klien dan keluarga terganggu atau
tidak.
Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa
cemas atas keadaan penyakitnya.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Dalam hal beribadah sedikit teragnggu karena
harus bedrest sehingga aktivitas klien dibantu
oleh keluarga.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Dapat terjadi penurunan kesadaran


(apatis), mual, muntah, anoreksia, suhu badan
meningkat 38-41 C.
Wajah : Didapatkan klien tampak lemah, muka
kemerahan, muka tampak pucat.
Mulut : Lidah kotor (khas).
Kepala : Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut
kering, rambut agak kusam.
Kulit : Kering, turgor kulit menurun.

Cont;........

Pergerakan tangan dan kaki : Klien lemah,


terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya
kelainan hanya pada bagian sendi kadang
terasa nyeri.
Dada : Nafas cepat dan dalam.
Toraks : Bradikardi relative.
Perut : Konstipasi, perut kembung, saat
palpasi didapatkan limpa dan hati
membesar dengan konsistensi lunak serta
nyeri tekan abdomen. Pada saat perkusi
didapatkan perut kembung serta pada
auskultasi peristaltic usus meningkat.

Analisa data

Next.
3

Ds:
keluarga mengatakan klien tidak
nafsu makan
klien mengatakan sering muntah.
Do :
Klien nampak lemas
Makanan tidak habis
Klien nampak muntah.
Berat badan turun.

Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan

Anoreksia

Ds :
Keluarga klien mengatakn klien
butuh bantuan dalam melakukan
aktivitasnya
kllien mengatakan sering capek.
Do:
Klien terlihat pucat
TD: 100/60 mmHg
Nadi : 50 x/ menit

Intoleransi aktivitas

Kelemahan/b
edrest

1. Dx gangguan keseimbangan cairan (kurang dari


kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran
cairan yang berlebihan (diare/muntah)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama
2x24 jam tidak terjadi gangguan keseimbangankeseimbangan cairan
Kriteria hasil : turgor kulit meningkat
wajah tidak nampak pucat
Intervensi
:
1. Berikan penjelasan tentang pentingnya
kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga.
R/
untuk mempermudah pemberian cairan
(minum) pada pasien.
2. Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
R/
untuk mengetahui keseimbangan cairan.

3. Anjurkan pasien untuk banyak minum


2,5 liter / 24 jam
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan
4. Observasi kelancaran tetesan infus
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan
dan mencegah adanya odem.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi
cairan (oral / parenteral)
R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan
yang tidak terpenuhi (secara parenteral)

Diagnosa
2. Dx peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
salmonella typhsi
Tujuan
: tidak terjadi peningkatan suhu tubuh atau suhu tubuh
normal
Kriteria hasil
: tanda-tanda vital normal
Turgor kulit membaik
Intervensi
:
1. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang
peningkatan suhu tubuh.
R/ agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan
suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul.
2 . Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap
keringat.
R/ untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan
membantu mengurangi penguapan tubuh.
3. Batasi pengunjung
R/ agar klien merasa tenang dan udara di dalam ruangan tidak
terasa panas.

CONT.....
4. Observasi TTV tiap 4 jam sekali
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien.
Panas.
5. Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum 2,5
liter / 24 jam
R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan
tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan
asupan cairan yang banyak.
6. Memberikan kompres dingin
R/ untuk membantu menurunkan suhu tubuh
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
antibiotik dan antipiretik.
R/ antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik
untuk mengurangi panas.

Cont;....
Dx gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria hasil : - nafsu makan meningkat
- pasien mampu menghabiskan
makanan sesuai dengan porsi yang diberikan.
Intervensi
:
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang
manfaat makanan / nutrisi.
R/untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
nutrisi sehingga motivasi untuk makan
meningkatkan.
2. Timbang berat badan klien setiap 2 hari
R/untuk mengetahui peningkatan dan penurunan
3.

Next.
3. Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung
banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan
banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat.
R/ untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah
ditelan
4. Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
R/ untuk menghindari mual dan muntah
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida
dan nutrisi parentral.
R/ antasida mengurangi rasa mual dan muntah.

Cont...
4. Dx : intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan / bed rest.
Tujuan : pasien bisa melakukan aktifitas sehari-hari
tanpa bantuan
Kriteria hasil : kebutuhan personal terpenuhi
Dapat miring ke kanan dan kiri
Intervensi
:
1. Beri motivasi pada pasien dan keluarga untuk
melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (missal.
Miring kanan, miring kiri)
R/ agar pasien dan keluarga mengetahui pentingnya
mobilisasi bagi pasien yang bedrest.

Next
2. Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan,
minum)
R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi

3. Dekatkan keperluan pasien dalam


jangkauannya
R/ untuk mempermudah pasien dalam
melakukan aktivitas
4. Berikan latihan mobilisasi secara bertahap
sesudah demam hilang.
R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan
mencegah adanya dekubitus.

Implementasi
Dari hasil intervensi yang telah tertulis
implementasi / pelaksanaan yang dilakukan
disesuaikan dengan keadaan pasien dirumah sakit
pelaksanaan
merupakan
pengelolahan
dan
perwujudan dan rencana tindakan yang meliputi
beberapa bagian, yaitu validasi, rencana
keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan
pengumpulan data.

Evaluasi
1.Dx

: Gangguan keseimbangan cairan kurang dari


kebutuhan b.d pengeluaran cairan yang berlebihan
(diare/muntah ).

S : klien mengatakan sudah tidak muntah


O: klien sudah tidak nampak pucat
A: kebutuhan cairan terpenuhi
P : intervensi di hentikan

Next..
2. Dx : peningkatan suhu berhubungan
dengan infeksi
S : klien mengatakan suhu tubuh menurun.
O : klien di kompres dengan air dingin
biasa daerah akral.
Suhu tubuh normal :36 c
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di hentikan

Next.
3. Dx : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan b.d anoreksia
S : klien mengatakan nafsu makan meningkat
O : pasien mampu menghabiskan makanan
sesuai dengan porsi yang diberikan
A : kebutuhan nutrisi terpenuhi
P : intervensi di hentikan

Next.
4. Dx : intoleransi aktivitas b.d kelemahan /bedrest
S : klien mengatakan sudah bisa miring kiri dan
miring kanan
O : klien melakaukan aktivitas sehari-hari tanpa
bantuan
A : kebutuhan personal terpenuhi
P : intervensi di hentikan.

TERIMA KASIH.........
SEMOGA
BERMANFAAT....AMMIN....

Anda mungkin juga menyukai