Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI (II)

I.
II.

Tujuan Percobaan
1. Mengetahui reaksi-reaksi senyawa karbonil.
2. Mengetahui reaksi-reaksi yang membedakan aldehid dan keton.
Teori
Ketika suatu senyawa bereaksi, ada suau bagian yang paling
reaktif. Bagian reaktif ini disebut gugus fungsi yang menjadi pusat suatu
reaksi kimia. Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan suatu
tertentu yang menentukan struktur dan sifat-sifat suatu senyawa. Senyawasenyawa yang memiliki gugus fungsi yang sama dikelompokkan kedalam
golongan yang sama.
(Damin Sumardjo, 2009)
Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang
menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa
ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap tiga, dan atom/ gugus
atom. Meskipun senyawa-senyawa karbon mempunyai unsure dasar sama
yaitu karbon, tetapi sifat-sifatnya jauh berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh gugus fungsi yang diikat berbeda.
Ketiga senyawa tersebut dibedakan oleh gugus H, gugus C = C
-, dan gugus OH. Gugus inilah yang membedakan sifat ketiganya, baik
sifat fisika dan sifat kimia. Senyawa-senyawa karbon yang mempunyai
gugus fungsional yang sama dikelompokkan dalam satu golongan.
(Parning, Horale dan tiopan, 2006)
Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
karbonil

terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang

berikatan dengan atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom


oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan golongan formil atau
metanoil.

Kata

aldehida

merupakan

kependekan

dari

alcohol

dehidrogenasi yang berarti alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan


aldehida bersifat polar.

(budiyanto, 2013)
Sifat Fisik Aldehida, Aldehida dengan 1-2 atom karbon
(formaldehida, dan asetaldehida) berwujud gas pada suhu kamar dengan
bau tidak enak. Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada
suhu kamar dengan bau sedap. Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12
berwujud padat pada suhu kamar. Aldehida suku rendah (formaldehida,
dan asetaldehida) dapat larut dalam air. Aldehida suku tinggi tidak larut
air.
Sifat Kimia aldehida : Oksidasi aldehida dengan campuran kalium
bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat. ; Aldehida
dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari
senyawa tembaga(I) oksida. ; Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens
menghasilkan cermin perak.
(anonim, 2011)
Keton atau alkanon adalah suatu senyawa turunan alkana dengan
gugus fungsi C=O- yang memiliki rumus umum CnH2nO. Sama seperti
aldehid, keton juga memiliki guguskarbonil (C=O). Hanya saja, gugus
karbonil pada keton berikatan dengan dua karbon sehingga ciri ini dapat
digunakan untuk membedakan keton dari senyawa-senyawa dengan gugus
karbonil lain seperti asam karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawasenyawa beroksigen lainnya. Penamaan keton secara IUPAC umumnya
dilakukan dengan mengganti akhiran a pada alkanamenjadi on.
Contohnya adalah propana menjadi propanon. Sedangkan berdasarkan
penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil alkil keton. Kedua
gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata keton.
Contohnya adalah CH3-CO-C2H5disebut metil etil keton dan CH3-COCH3 disebut dimetil keton.
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa keton didasarkan
pada beberapa hal: Rantai induk adalah rantai terpanjang yang
mengandung gugus fungsi ; Penomoran dimulai dari salah satu ujung
rantai induk sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor terkecil.

Rumus penentuan tata nama keton secara umum adalah:


(no.cabang) (nama cabang dan gugus fungsi lain) (no.gugus fungsi) (nama
rantai induk)
Contohnya:
CH3-CO-C3H7: 2-pentanon = metil propil keton
CH3-CO-CH(CH3)-C2H5:

3-metil-2-pentanon

sekunderbutil-1-metil

keton
CH3-CH(CH3)-CO-C2H5: 2-metil-3-pentanon = etil isopropil keton
Keton paling sederhana adalah keton dengan 3 atom C, yaitu
C3H6O, diberi nama propanon, namun sehari-hari sering disebut sebagai
aseton. Para perempuan tentu tidak asing dengan nama aseton, karena
merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan pada pembersih
kuteks (nail polish remover). Mengapa propanon adalah keton yang paling
sederhana dan tidak ada keton dengan jumlah atom C di bawah 3? Hal ini
dikarenakan bentuk struktur keton yang khas. 1 atom C sudah berikatan
dengan atom O membentuk gugus fungsi, sedangkan gugus fungsi tersebut
mengikat 2 atom C lagi, sehingga total atom C hanya 3.
Keton memiliki beberapa sifat khusus, yaitu: Sifat Fisis : Bersifat
polar karena adanya gugus karbonil ; Lebih mudah menguap dibandingkan
alkohol dan asam karboksilat Sifat Kimia : Merupakan reduktor yang
lebih lemah dari aldehid ; Dapat menghasilkan alkohol sekunder
Adapun reaksi-reaksi dari senyawa keton: Oksidasi, Karena keton
merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat
pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak dapat
mengoksidasi keton. Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan keton
dari aldehid. Adapun reaksi tersebut dapat ditulis sebagai:
Aldehid + reagen Tollens cermin perak
Keton + reagen Tollens tidak ada reaksi

Aldehid + reagen Fehling endapan merah bata


Keton + reagen Fehling tidak ada reaksi
Reduksi, Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan alkohol
sekunder. Reaksinya adalah: R-CO-R + H2 R-CHOH-R
Kegunaan keton: Aseton (propanon) digunakan sebagai pelarut,
khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non-polar ; Aseton juga
digunakan sebagai pembersih cat kuku/kuteks (nail polish remover) ;
Beberapa keton siklik digunakan sebagai bahan pembuatan parfum karena
memiliki bau harum.
(nimonoire, 2011)
III.

Prosedur Kerja
III.1

Alat dan Bahan

Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tabung reaksi
Penangas air
Gelas kimia 100 mL
Erlenmeyer 100 mL
Pengaduk
Stop watch
Gelas ukur 50 mL
Pipet tetes
Bahan :

1. Larutan NaHSO3 jenuh


2. 2,4-dinitrofenilhidrazin
3. Asetaldehid
4. Benzaldehid
5. KOH 2M
6. Reagen Tollens
7. NaOH 5%
8. Aseton
9. Pereaksi Fehling
10. 2-Pentanon
11. Iodiumiodida.
3.2 Skema Kerja

: 10 buah
: 1 buah
: 5 buah
: 2 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 5 buah

A. Uji Tollens
Uji Tollens
Dimasukkan larutan yang akan dianalisa ke dalam tabung
reaksi.
Ditambahkan 1-2 ml pereaksi tollens.
Didapatkan hasil yang positif jika terbentuk cincin perak
Dipanaskan jika tidak terdapat/belum terdapat cincin perak
pada penangas air.

Hasil
B. Uji Fehling

Uji Fehling
dimasukkan 2-4 tetes pereaksi Fehling kedalam tabung
reaksi.
ditambahkan bahan yang akan diuji
ditempatkan tabung reaksi ke dalam air mendidih dan amati
perubahan yang terjadi setelah 10-15 menit.
didapatkan hasil positif jika terbentuk endapan merah.
Hasil

C. Adisi Bisulfit

Adisi Bisulfit
dimasukkan 2 ml NaHSO3 kedalam tabung reaksi.
ditambahkan beberapa tetes bahan yang akan diuji sambil
diguncang-guncang.
reaksi positif aldehide jika terbentuk endapan putih.
Hasil

D. Iodoform Tes

Iodoform Tes
dimasukkan 3 ml NaOH 5% ke dalam tabung reaksi .
ditambahkan 5 tetes aseton, kemudian ditambahkan larutan
iodium iodida sedikit demi sedikit sambil diguncangguncang sampai iodium tidak hilang lagi.
Didapatkan reaksi positif jika terdapat endapan berwarna
kuning.
diamati baunya

Hasil

E. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin


Uji dengn 2,4-dinitrofenilhidrazin
dimasukkan 0,5 ml 2,4-dinitrofenilhidrazin kedalam tabung
reaksi
ditambahkan 5-10 tetes bahan yang akan diuji

ditutup tabung reaksi dan kocok dengan kuat selama 12menit.


didapatkan reaksi positif jika terbentuk endapan merah

Hasil

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA PERCOBAAN


A. Uji Tollens ( Tidak Dilakukan )
B. Uji Fehling
No.

Nama Zat

Pengamatan (+/-,warna)

Keterangan

(1 ml)
Benzaldehid

Biru susu (+)

Biru susu, terdapat

Asetaldehid

Orange (+)

endapan merah
Orange, terdapat

2-pentanon

Biru (-)

endapan merah
Biru, tidak terdapat

Aseton

Biru (-)

endapan
Biru, terdapat
endapan merah

C. Adisi Bisulfit
No.

Nama Zat

Pengamatan (+/-,warna)

Keterangan

(1 ml)
Benzaldehid

(+), 2 warna bening dan

Endapan putih diatas,

Asetaldehid

putih
(+), 2 warna bening dan

bening dibawah
Endapan putih diatas,

putih

bening dibawah.

Terasa panas dibagian

3
4

2-pentanon

(+), 2 warna bening dan

larutan yang bereaksi


Endapan putih diatas,

Aseton

putih
(+), 2 warna bening dan

bening dibawah
Endapan putih diatas,

putih

bening dibawah.
Terasa panas dibagian
larutan yang bereaksi

D. Iodoform Tes
No.

Nama Zat

Pengamatan (+/-,warna)

Keterangan

(1 ml)
Benzaldehid

(-), warna putih

Bentuk seperti busa

Asetaldehid

susu/keruh
(+), warna kuning

Terdapat endapan

(-), warna kuning pudar

orange
Terbentuk dua

2-pentanon

lapisan, warna lugol


4

Aseton

(-), warna agak keruh

hilang
Larutan seperti biasa
terlihat

E. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin


No.

Nama Zat

Pengamatan (+/-,warna)

Keterangan

(1 ml)
Benzaldehid

Pengamatan reaksi

Terdapat endapan

Asetaldehid

positif (+)
Pengamatan reaksi

berwarna merah
Terdapat endapan

2-pentanon

positif (+)
Pengamatan reaksi

berwarna merah
Tidak terdapat

negatif (-)

endapan berwarna

Pengamatan reaksi

merah
Tidak terdapat

Aseton

negatif (-)

endapan berwarna
merah

4.2 PEMBAHASAN
A. Uji Tollens
Praktikum ini tidak dilakukan, mungkin karena keterbatasan bahan.
B. Uji Fehling
Praktikum ini dilakukan dengan cara mencampurkan 2-4 tetes
pereaksi Fehling dengan bahan yang akan diuji, yaitu Benzaldehid,
Asetaldehid, 2-pentanon dan aseton kedalam tabung reaksi. Setelah
dicampurkan, larutan dimasukkan kedalam air mendidih selama 1015menit. Didapatkan hasil seperti yang tertera pada data percobaan dimana
ada hasil negative yang didapat karena tidak terdapat endapan merah.
Reaksi ini mempunyai hasil positif jika terdapat endapan merah. Hasil ini
didapat karena pada aldehid merupakan reduktor yang kuat, maka zat-zat
pengoksidasi lemah seperti reagen fehling dapat mengoksidasi aldehide
dengan baik. Sedangkan pada keton yang merupakan reduktor yang lebih
lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat pengoksidasi lemah seperti
reagen Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Namun, pada hasil jelas
didapatkan bahwa bagian keton mempunyai hasil yang positif, kesalahan
seperti ini mungkin saja terjadi jika larutan mungkin tercampur dengan
larutan lain ataupun tertukar dalam urutan larutan dan juga mungkin ada
kesalahan dalam pengelihatan hasil pengamatan oleh praktikan.
C. Adisi Bisulfit
Pada praktikum ini didapatkan semua hasil positif, dimana hasil
positif ini didapat jika dalam reaksi terbentuk endapan putih. Praktikum ini
dilakukan dengan cara memasukkan 2 ml NaHSO3 jenuh dan 1 ml larutan
yang akan diuji, kemudian digoncang. Endapan putih ini mungkin terjadi
karena NaHSO3 jenuh tidak pada di larutkan oleh zat-zat yang diuji.

Dalam hasil ini dapat dikatakan bahwa semua zat-zat yang diuji tidak
dapat melarutkan NaHSO3 jenuh. Pada asetaldehid dan aseton terasa panas,
hal ini mungkin terjadi karena zat-zat yang diuji mencoba melarutkan
NaHSO3 jenuh. Jika terdapat kesalahan dalam praktikum ini, maka dapat
dikatakan mungkin saja larutan yang dipakai tercampur dengan benda lain,
atau kurang bersih dalam pencucian tabung reaksi.
D. Iodoform Test
Pada point praktikum ini direaksikan 3 ml NaOH 5% yang
ditambahkan 5 tetes aseton lalu ditambahkan larutan lugol sedikit demi
sedikit sambil diguncang sampai warna lugol hilang. Reaksi yang
didapatkan bernilai positif jika terdapat endapan berwarna kuning. Data
yang didapatkan adalah data yang tertera pada data percobaan, dimana
hanya 1 zat yang memiliki hasil positif, yaitu asetaldehid. Sementara zat
lain yang dipakai didapatkan hasil yang negative. Pada benzaldehid,
larutan menjadi berbentuk busa, pada 2-pentanon, larutan menjadi dua
lapisan, sedangkan untuk aseton larutan seperti biasa. Namun semua warna
lugol hilang. Jika didapat kesalahan dalam praktikum ini mungkin karena
kelebihan dalam memasukkan larutan yang dipakai.

E. Uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin


Dari praktikum ini didapatkan bahwa bagian aldehid mendapat
hasil positif karena terdapat endapan merah pada proses pereaksian,
sedangkan bagian keton tidak. Hal ini karena bagian aldehid adalah
reduktor yang kuat, sehingga larutan pengoksidasi tidak dapat melarutkan
semua zat, begitu juga sebaliknya dengan bagian keton yang reduktor
lemah,larutan pengoksidasi dapat melarutkan larutan dengan baik,
sehingga tidak didapatkan endapan.

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Analisa kualitatif gugus fungsi II dapat dilakukan dengan praktikum ini.


Aldehid adalah reduktor yang lebih baik dibandingkan dengan keton,
sehingga dapat teroksidasi dengan baik saat direaksikan dengan zat-zat

yang akan diuji.


Kebanyakan reaksi yang didapatkan positif karena didapatkan endapan

berwarna yang telah ditentukan sesuai dengan zat yang dipakai.


Analisa kualitatif gugus fungsi II dilakukan dengan aldehid dan keton

5.2 Saran

Perhatikan kebersihan alat dalam setiap praktikum


Lakukan praktikum sesuai dengan penuntun praktikum dan asisten

laboratorium
Untuk mencegah larutan terukar atau tercampur, maka lebih baik

digunakan label dalam setiap penggunaan.


Praktikum harus dilakukan dengan teliti.

Daftar Pustaka
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantaar Kimia Buku Panduan
Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta.
Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Parning, Horale dan ttiopan. 2006. Kimia Sma kelas XII. Bandung:
Yudistira.
Anonim. 2011. Aldehid dan keton. Jakarta
Budi,2012, aldehid dan keton

http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-

kelas- xii/struktur-gugus-fungsi-aldehid/ Diakses pada tanggal 22 mei


2014
nimonoire,

2012,

Aseton,

http://bisakimia.com/2012/12/09/senyawa-

turunan-alkana-keton/ Diakses pada tanggal 22 mei 2014

Lampiran

1.

Tuliskan struktur umum aldehid dan keton serta tunjukkan gugus fungsinya?
Jawab:

2.

Jelaskan reaksi oksidasi pada aldehid dan keton.


Jawab: Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan
terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat
lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi
menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol.

Anda mungkin juga menyukai