Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
STATUS PEDIATRIK
I. IDENTIFIKASI
Nama

: An. LA

Umur

: 9 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Berat Badan

: 23 kg

Panjang Badan

: 126 cm

Lingkar Kepala

: 51,5 cm

Agama

: Islam

Bangsa

: Indonesia

Alamat

: Luar kota

MRS

: 2 Januari 2015

II. ANAMNESIS
(Alloanamnesis dilakukan tanggal 6 Januari 2015, diberikan oleh ibu pasien)
Keluhan utama

: Sakit kepala

Keluhan tambahan : Muntah, sembab pada wajah


Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 7 hari SMRS pada kedua lengan dan tungkai pasien muncul koreng-koreng
berukuran diameter 0,5-1 cm yang terasa gatal, demam (+), batuk (-), pilek (-), sakit
ternggorokan (-), BAK dan BAB seperti biasa, pasien belum dibawa berobat.
Sejak 4 hari SMRS, keluhan koreng di kedua lengan dan tungkai belum menghilang
dan bertambah banyak, demam (+), batuk (-), pilek (-), sakit tenggorokan (-), pasien
kemudian dibawa berobat ke Puskemas dan diberikan 3 macam obat, yaitu kapsul hijauputih, tabet kuning, dan tablet putih, ibu pasien tidak ingat nama obatnya.
Sejak 2 hari SMRS, atau setelah 2 hari mengkonsumsi obat dari Puskesmas,
koreng-koreng pada lengan dan tungkai sembuh dengan meningkalkan bekas. Setelah itu,
muncul sembab pada wajah, dimulai dari bagian pipi, lalu kedua kelopak mata atas dan
bawah. Sembab kemudian terjadi pada tungkai bawah, kaki, kemudian perut. Pasien juga
mengeluh sakit kepala. Pasien dibawa ke RS Prabumulih, tekanan darah terukur 180/120

2
mmHg, kemudian pasien dirawat selama 2 hari, namun ibu pasien tidak diberitahu
tentang diagnosis pasien. Saat dirawat, pasien mengalami muntah-muntah, muncul bercak
merah pada bagian putih bola mata, nyeri perut, dan BAK sedikit. Selama perawatan,
pasien diberikan terapi IVFD KAEN 1B gtt 10 x/menit, Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram
IV, Injeksi Ondansetron 2 x 2 mg IV, Injeksi Lasix 3 x 15 mg IV, Captopril Tab 3 x 25 mg
PO, Paracetamol Tab 3 x 375 mg PO. Hasil pemeriksaan darah rutin, yaitu Hb 11,3 g/dl,
Leukosit 5.300/mm3, Hitung Jenis Leukosit 4/0/0/45/43/8 %, Trombosit 261.000/mm 3,
Waktu Perdarahan 3,2 detik, Waktu Pembekuan 7,1 detik, Ureum 12 mg/dl, Kreatinin 0,6
mg/dl. Pada hari kedua rawatan di RS Prabumulih, sembab mulai berkurang, menyisakan
sembab pada kelopak mata, namun keluhan lainnya tidak kunjung membaik, tekanan
darah masih tinggi, kemudian pasien dirujuk ke RS Bari Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat BAK berwarna merah disangkal.
o Riwayat ISPA berulang disangkal.
o Riwayat demam lama disangkal.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
o Riwayat BAK berwarna merah dalam keluarga disangkal.
o Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Ibu

: G2P1A0

Masa kehamilan

: Aterm

Partus

: Spontan

Ditolong Oleh

: Bidan

Tanggal

: 10 April 2005

Berat badan

: 2600 gr

Panjang Badan

: Tidak diukur

Riwayat Makanan
ASI

: Lahir 6 bulan

Bubur susu

: 5 bulan

3
Nasi lembek

: 10 bulan

Nasi biasa

: 1 tahun, 3 kali sehari

Daging

: 1-2 x/bulan

Tempe

: 4-5 x/minggu

Tahu

: 2-3 x/minggu

Sayuran

: 2-3 x/hari

Buah

: 3 x/minggu

Kesan

: Asupan makanan cukup

Riwayat Vaksinasi
BCG

: Scar (+)

Polio

: (Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4)

DPT-HB

: (DPT-HB 1, DPT-HB 2, DPT-HB 3)

Campak

: (+)

Kesan

: Imunisasi PPI lengkap, imunisasi PPI booster tidak diberikan,


imunisasi non PPI tidak diberikan

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik


Pertumbuhan
BB/U

: 23/29 x 100% = 79,3%

PB/U

: 123/133 x 100% = 92,5%

BB/PB

: 23/23 x 100% = 100%

Kesan

: Status gizi baik

Perkembangan
Usia 4 bulan : Tengkurap
Usia 6 bulan : Merangkak
Usia 8 bulan : Duduk
Usia 11 bulan : Berdiri dengan bantuan
Usia 12 bulan : Berbicara satu hingga dua patah kata
Usia 14 bulan : Berjalan tanpa bantuan
Usia 24 bulan : Berbicara beberapa kata yang dapat dimengerti
Kesan

: Pertumbuhan sesuai usia

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Fisik saat diterima di IGD RS Bari
(Dilakukan tanggal 2 Januari 2015, pukul 22.50 WIB)
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: E4M6V5

Tekanan Darah

: 150/100 mmHg

Nadi

: 90 kali/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Pernapasan

: 24 kali/menit

Suhu

: 36,8 oC

Keadaan Spesifik
Kepala
Mata

: Edema

palpebra

(+/+),

perdarahan

subkonjungtiva

(+/+),

konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada, pupil bulat,
isokor, diameter 3 mm/3 mm, refleks cahaya (+/+)
Hidung

: Sekret tidak ada, napas cuping hidung ada

Telinga

: Sekret tidak ada

Mulut

: Sianosis sirkumoral tidak ada

Tenggorok

: Dinding faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

Leher

: Pembesaran KGB tidak ada, JVP tidak meningkat, kaku kuduk tidak
ada, Brudzinsky I & II (-), Kernig sign (-)

Thorax
Paru-paru
Inspeksi

: Statis dan dinamis simetris, retraksi tidak ada

Palpasi

: Strem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi

: Pulsasi, iktus cordis, dan voussour cardiaque tidak terlihat

Palpasi

: Thrill tidak teraba

Perkusi

: Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: Bunyi jantung I dan II normal, HR = 90 kali/menit, irama reguler,


murmur dan gallop tidak ada

Abdomen
Inspeksi

: Datar

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Palpasi

: Lemas, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit segera kembali

Perkusi

: Timpani

Lipat paha dan genitalia


Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, CRT < 2s, tampak krusta multipel diskret berdiameter 0,5-1 cm
Inferior : Akral hangat, CRT < 2s, tampak krusta multipel diskret berdiameter 0,5-1 cm
Pemeriksaan Fisik di Bangsal Anak RS Bari
(Dilakukan tanggal 6 Januari 2015, pukul 13.15 WIB)
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: E4M6V5

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 92 kali/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Pernapasan

: 28 kali/menit

Suhu

: 36,7 oC

Keadaan Spesifik
Kepala
Mata

: Edema palpebra (-/-), perdarahan subkonjungtiva (+/+), konjungtiva


anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada, pupil bulat, isokor,
diameter 3 mm/3 mm, refleks cahaya (+/+)

Hidung

: Sekret tidak ada, napas cuping hidung ada

Telinga

: Sekret tidak ada

Mulut

: Sianosis sirkumoral tidak ada

Tenggorok

: Dinding faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang

6
Leher

: Pembesaran KGB tidak ada, JVP tidak meningkat, kaku kuduk tidak
ada, Brudzinsky I & II (-), Kernig sign (-)

Thorax
Paru-paru
Inspeksi

: Statis dan dinamis simetris, retraksi tidak ada

Palpasi

: Strem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi

: Pulsasi, iktus cordis, dan voussour cardiaque tidak terlihat

Palpasi

: Thrill tidak teraba

Perkusi

: Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: Bunyi jantung I dan II normal HR = 92 kali/menit, irama reguler,


murmur dan gallop tidak ada

Abdomen
Inspeksi

: Datar

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Palpasi

: Lemas, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit segera kembali

Perkusi

: Timpani

Lipat paha dan genitalia


Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, CRT < 2s, tampak krusta multipel diskret berdiameter 0,5-1 cm
Inferior : Akral hangat, CRT < 2s, tampak krusta multipel diskret berdiameter 0,5-1 cm
IV. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(1 Januari 2015 di RS Prabumulih)
Hematologi
Hb

: 11,3 g/dl

Leukosit

: 5.800/mm

Diff. Count

: 4*/0/0/45/43*/8 %

Trombosit

: 261.000/mm3

Waktu Perdarahan : 3,2 detik


Waktu Pembekuan : 7,1 detik

7
Urinalisis
Berat Jenis

: 1,015

pH

: 5,0

Leukosit

: (-)

Nitrit

: (-)

Protein

: (+)*

Glukosa

: (-)

Keton

: (-)

Urobilinogen : (-)
Bilirubin

: (-)

Eritrosit

: (+)*

(2 Januari 2015 di RS Bari)


Hematologi
Hb

: 12,0 g/dl

Leukosit

: 5.500/mm

Trombosit

: 294.000/mm

Ht

: 35 %

Diff. Count

: 0/1/2/74*/20/3

ASTO

: (+)*

CRP

: < 5 mg/L

Protein Total : 5,90 g/dl


Albumin

: 3,42 g/dl

Globulin

: 2,48 g/dl

(5 Januari 2015 di RS Bari)


Hematologi
Kolesterol Total : 148 mg/dl
Urinalisis
Warna

: Kuning

Kejernihan

: Jernih

pH

: 6,0

Berat Jenis

: 1,020

Glukosa

: (-)

8
Protein

: (-)

Bilirubin

: (-)

Urobilinogen : (+)
Darah

: (-)

Nitrit

: (-)

Keton

: (-)

Sedimen

: Eritrosit : 0-1/LPB
Leukosit : 0-1/LPB
Epitel

: (+)*

Silinder : (-)
Kristal

: (-)

V. DIAGNOSIS BANDING
Hipertensi Urgensi ec. GNAPS
Sindrom Nefrotik
VI.

DIAGNOSIS KERJA
Hipertensi Urgensi ec. GNAPS

VII. RENCANA PEMERIKSAAN


Pemeriksaan komplemen C3 & C4 darah
Pemeriksaan elektrolit darah
VIII. PENATALAKSANAAN
IVFD D5 NS gtt 10 x/menit (mikro)
Injeksi Furosemide 2 x 20 mg IV
Injeksi Ranitidin 2 x 25 mg IV
Injeksi Metochlorpramide 3 x 3 mg IV
Injeksi Ampicilin 4 x 500 mg IV
Captopril Tablet 2 x 25 mg PO
Paracetamol 3 x 250 mg PO
Observasi tanda vital / 24 jam

9
Observasi balance cairan / 24 jam
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Bonam

Quo ad functionam : Bonam


X. RESUME
Pasien an. LA, usia 9 tahun, perempuan dibawa ke IGD RS Bari Palembang dengan
keluhan sakit kepala disertai muntah dan sembab pada bagian wajah. Sejak 7 hari SMRS
pada kedua lengan dan tungkai pasien muncul koreng-koreng berukuran diameter 0,5-1
cm yang terasa gatal, demam (+), batuk (-), pilek (-), sakit ternggorokan (-), BAK dan
BAB seperti biasa, pasien belum dibawa berobat. Sejak 4 hari SMRS, Sejak 4 hari
SMRS, keluhan koreng di kedua lengan dan tungkai belum menghilang dan bertambah
banyak, demam (+), batuk (-), pilek (-), sakit tenggorokan (-), pasien kemudian dibawa
berobat ke Puskemas dan diberikan 3 macam obat, yaitu kapsul hijau-putih, tabet kuning,
dan tablet putih, ibu pasien tidak ingat nama obatnya. Sejak 2 hari SMRS, atau setelah 2
hari mengkonsumsi obat dari Puskesmas, koreng-koreng pada lengan dan tungkai sembuh
dengan meningkalkan bekas. Setelah itu, muncul sembab pada wajah, dimulai dari bagian
pipi, lalu kedua kelopak mata atas dan bawah. Sembab kemudian terjadi pada tungkai
bawah, kaki, kemudian perut. Pasien juga mengeluh sakit kepala. Pasien dibawa ke RS
Prabumulih, tekanan darah terukur 180/120 mmHg, kemudian pasien dirawat selama 2
hari, namun ibu pasien tidak diberitahu tentang diagnosis pasien. Saat dirawat, pasien
mengalami muntah-muntah, muncul bercak merah pada bagian putih bola mata, nyeri
perut, dan BAK sedikit. Selama perawatan, pasien diberikan terapi IVFD KAEN 1B gtt
10 x/menit, Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram IV, Injeksi Ondansetron 2 x 2 mg IV, Injeksi
Lasix 3 x 15 mg IV, Captopril Tab 3 x 25 mg PO, Paracetamol Tab 3 x 375 mg PO. Hasil
pemeriksaan darah rutin, yaitu Hb 11,3 g/dl, Leukosit 5.300/mm 3, Hitung Jenis Leukosit
4/0/0/45/43/8 %, Trombosit 261.000/mm3, Waktu Perdarahan 3,2 detik, Waktu
Pembekuan 7,1 detik, Ureum 12 mg/dl, Kreatinin 0,6 mg/dl. Pada hari kedua rawatan di
RS Prabumulih, sembab mulai berkurang, menyisakan sembab pada kelopak mata,
namun keluhan lainnya tidak kunjung membaik, tekanan darah masih tinggi, kemudian
pasien dirujuk ke RS Bari Palembang. Riwayat penyakit dahulu berupa riwayat BAK
merah, riwayat ISPA berulang, dan riwayat demam lama, semuanya disangkal. Riwayat
keluhan yang sama dan riwayat hipertensi di dalam keluarga disangkal. Riwayat

10
kehamilan ibu normal dan riwayat kelahiran anak cukup bulan, tanggal 10 April 2005,
spontan, ditolong bidan, dengan BBL 2600 gram dan PBL 47 cm. Riwayat asupan
makanan cukup. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan normal. Riwayat imunisasi
dasar lengkap. Status gizi baik. Hasil laboratorium di RS Bari adalah Hb 12,0 g/dl,
Leukosit 5.500/mm, Trombosit 294.000/mm, Ht 35 %, Diff. Count 0/1/2/74/20/3, ASTO
(+), CRP < 5 mg/L, Protein Total 5,90 g/dl, Albumin 3,42 g/dl, Globulin 2,48 g/dl,
Kolesterol Total 148 mg/dl, pada urinalisis warna kuning, jernih, pH 6,0, Berat Jenis
1,020, Glukosa (-) Protein (-), Bilirubin (-), Urobilinogen (+), Darah (-), Nitrit (-), Keton
(-), Eritrosit 0-1/LPB, Leukosit 0-1/LPB, Epitel (+), Silinder (-), Kristal (-). Diagnosis
banding pada pasien adalah Hipertensi Urgensi ec. GNAPS, dan Sindrom Nefrotik.
Diagosis kerja yang ditegakkan adalah Hipertensi Urgensi ec. GNAPS. Renacana
pemeriksaan lebih lanjut adalah pemeriksaan komplemen C3 dan C4 pada darah dan
pemeriksaan elekrolit darah. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien adalah IVFD
D5 NS gtt 10 x/menit (mikro), Injeksi Furosemide 2 x 20 mg IV, Injeksi Ranitidin 2 x
25 mg IV, Injeksi Metochlorpramide 3 x 3 mg IV, Injeksi Ampicilin 4 x 500 mg IV,
Captopril Tablet 2 x 25 mg PO, dan Paracetamol Tablet 4 x 250 mg PO. Prognosis pasien
ini adalah bonam untuk quo ad vitam dan quo ad functionam.
XI. FOLLOW UP
Tanggal 7 Januari 2015
BB : 23 kg, LP : 55 cm
S : demam (-), edema palpebra (-), rawatan hari ke-6
O : Sensorium

: compos mentis

TD

: 100/80 mmHg

: 102 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR

: 30 x/menit

: 36,8oC

Kepala

: edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


perdarahan subkonjungtiva (+/+)

Thorax

: simetris, retraksi dada (-)

Cor

: ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba,


BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-).

11
Abdomen

: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal

Ekstremitas :

akral hangat, CRT < 2 s, edema (-), krusta multipel diskret (+)

Balance

: 1500 cc

: 1300 cc

IWL : 390 cc
----------------------------B

: - 190 cc

: 2,35 cc/kgBB/jam

A : GNAPS dengan Hipertensi (terkontrol)


P : - IVFD D5 NS gtt 10 x/menit (mikro)
- Injeksi Furosemide 2 x 20 mg IV
- Injeksi Ranitidin 2 x 25 mg IV
- Injeksi Metochlorpramide 3 x 3 mg IV
- Injeksi Ampicilin 4 x 500 mg IV
- Captopril Tablet 2 x 25 mg PO
- Paracetamol 3 x 250 mg PO
Tanggal 8 Januari 2015
BB : 23 kg, LP : 55 cm
S : demam (-), edema palpebra (-), rawatan hari ke-7
O : Sensorium

: compos mentis

TD

: 100/60 mmHg

: 98 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR

: 26 x/menit

: 36,0oC

Kepala

: edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


perdarahan subkonjungtiva (+/+)

Thorax

: simetris, retraksi dada (-)

Cor

: ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba,


BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-).

Abdomen

: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal

Ekstremitas :

akral hangat, CRT < 2 s, edema (-), krusta multipel diskret (+)

12

Balance

: I
O

: 1200 cc
: 800 cc

IWL : 390 cc
----------------------------B

: + 10 cc

: 1,45 cc/kgBB/jam

A : GNAPS dengan Hipertensi (terkontrol)


P : - IVFD D5 NS gtt 10 x/menit (mikro)
- Injeksi Furosemide 2 x 20 mg IV
- Injeksi Ampicilin 4 x 500 mg IV
- Captopril Tablet 2 x 25 mg PO
- Paracetamol 3 x 250 mg PO
Hasil Urin Rutin 8 Januari 2015
Warna

: Kuning

Kejernihan

: Jernih

pH

: 6,0

Berat Jenis

: 1,015

Glukosa

: (-)

Protein

: (-)

Bilirubin

: (-)

Urobilinogen : (+)
Darah

: (-)

Nitrit

: (-)

Keton

: (-)

Sedimen

: Eritrosit : 0-2/LPB
Leukosit : 0-2/LPB
Epitel

: (-)

Silinder : (-)
Kristal

: (-)

13

Tanggal 9 Januari 2015


BB : 22 kg, LP : 55 cm
S : demam (-), edema palpebra (-), rawatan hari ke-8
O : Sensorium

: compos mentis

TD

: 100/70 mmHg

: 98 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR

: 24 x/menit

: 36,7oC

Kepala

: edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


perdarahan subkonjungtiva (+/+)

Thorax

: simetris, retraksi dada (-)

Cor

: ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba,


BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: vesikuler (+/+) normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-).

Abdomen

: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) normal

Ekstremitas :
Balance

akral hangat, CRT < 2 s, edema (-), krusta multipel diskret (+)
: I
O

: 1200 cc
: 1000 cc

IWL : 385 cc
----------------------------B

: - 185 cc

: 1,90 cc/kgBB/jam

A : GNAPS dengan Hipertensi (terkontrol)


P : - IVFD D5 NS gtt 10 x/menit (mikro)
- Captopril Tablet 2 x 12,5 mg PO
- Paracetamol 3 x 250 mg PO
- Boleh pulang

14
BAB III
ANALISIS KASUS
Dilaporkan, kasus An. LA, perempuan, 9 tahun, dengan diagnosis kerja Hipertensi
Urgensi ec. GNAPS. Glomerulo Nefritis Akut Post Streptococcus (GNAPS) merupakan salah
satu dari menifestasi Sindrom Nefritik Akut (SNA), yang merupakan kumpulan gejala nefritis
yang timbul mendadak, terdiri atas hematuria, proteinuria, silinderuria (terutama silinder
eritrosit), dengan/tanpa gejala hipertensi, edema, kongestif vaskuler, atau gagal ginjal akut,
sebagai akibat dari suatu proses peradangan yang lazimnya ditimbulkan oleh reaksi
imunologik pada ginjal yang secara spesifik mengenai glomeruli.
Berdasarkan anamnesis, pada pasien tidak ditemukan adanya keluhan hematuria
(BAK merah) maupun proteinuria (BAK pekat dan berbuih), namun pada pemeriksaan
laboratorium urinalisis di RS Prabumulih, ditemukan adanya protein (+) dan eritrosit dalam
urin (hematuria mikroskopik). Gejala lain yang didapatkan pada pasien adalah hipertensi dan
edema di seluruh tubuh.
Saat dibawa ke RS Prabumulih, tekanan darah pasien terukur 180/120 mmHg, yang
menandakan pasien mengalami krisis hipertensi, yakni hipertensi urgensi, sebab tidak ada
kerusakan taget organ. Keluhan terkait hipertensi di antaranya adalah sakit kepala, tanpa
kerusakan ginjal (Ureum 12 mg/dl dan Kreatinin 0,6 mg/dl). Saat dibawa ke IGD RS Bari,
tekanan darah terukur adalah 150/100 mmHg, atau lebih dari 99 persentil pada pasien,
menandakan hipertensi grade II berdasarkan tabel persentil (Tabel 3.1), kemudian pasien
diterapi dengan Captopril Tablet 2 x 25 mg, kemudian dari hasil follow up, didapatkan
tekanan darah per hari berturut-turut adalah 110/70, 100/80, 100/60, dan 100/70.
Tabel 3.1. Peresentil Tekanan Darah Pasien
An. LA / Perempuan / 9 tahun
61
50th
103
th
76
90
117
81
95th
121
th
88
99
128

Gejala edema didapatkan dari anamnesis, di mana ibu pasien mangatakan sejak 2 hari
SMRS pasien mengalami sembab yang hebat pada bagian wajah, yaitu pipi dan kelopak

15
mata, kemudian sembab muncul pada tungkai bawah, kaki, kemudian perut. Pada pasien
tidak ditemukan adanya tanda-tanda kongesti vaskuler seperti peningkatan JVP,
kardiomegali, atau edema paru. Gangguan sistem saraf pusat seperti penglihatan kabur,
kejang, dan penurunan kesadaran tidak ditemukan. Tanda-tanda gagal ginjal akut juga tidak
ditemukan, yang ditandai dengan ureum dan kreatinin yang normal.
Berdasarkan kadar komplemen dalam darah, SNA dapat dibedakan menjadi hipokomplementemia atau normokomplementemia. SNA Hipokomplementemia disebabkan oleh:
GNAPS: Riwayat ISPA dan infeksi kulit, sembab wajah saat bangun tidur,
terkadang sakit kepala, edema, hipertensi, gejala SSP, ASTO (+) > 200 IU, C3 < 80
mg/dL yang mereda setelah 6-8 minggu.
Endokarditis bakterial akut: Riwayat panas lama, adanya penyakit jantung
bawaan/didapat yang diikuti hematuria, kardiomegali, takikardia, murmur,
hepatomegali.
Shunt nefritis: Riwayat pemasangan VP shunt, panas lama, muntah, sakit kepala,
gangguan SSP, tekanan intrakranial meningkat.
SLE: Ruam pada wajah (butterfly rash), lesi discoid, fotosensitif, ulkus pada
mulut/nasofaring, pleuritis, nyeri abdomen, asites, splenomegali, panas lama, berat
badan turun, anoreksia, muntah, depresi, psikosis, uji Coombs (+), Sel LE (+).
Bentuk SNA normokomplementemia dapat disebabkan oleh:
Purpura Henoch-Schonlein: Ruam pada bokong dan ekstensor ekstremitas bawah,
nyeri sendi, gangguan gastrointestinal, hematuria, arthritis, nyeri abdomen,
gangguan ginjal, ASTO dapat meningkat, IgM normal.
Nefropati IgA: Hematuria makroskopis akut yang dipicu demam oleh ISPA.
Bersifat sementara, yang hilang jika demam oleh ISPA mereda, dan muncul
kembali jika mengalami demam oleh ISPA. Tidak ada edema, hipertensi, dan tanda
GGA. Kadar IgA serum meningkat 10,2%.
Pada pasien ditemukan riwayat infeksi kulit, yaitu koreng-koreng berukuran kecil
pada keduan lengan dan tungkai, keluhan sakit kepala, sembab di wajah, dan hipertensi
urgensi, dengan ASTO (+). Berdasarkan kriteria yang ditemukan, maka SNA pada pasien
bersifat hipokomplementemia dengan penyebab yang paling mungkin adalah GNAPS.

Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien adalah:


Tindakan umum:

16
- Bed rest hingga gejala edema dan kongesti vaskular menghilang.
- Membatasi masukan garam (0,5-1 gram/hari) dan cairan selama masih
ditemukan edema, oliguria, atau kongesti vaskular.
- Membatasi protein (0,5 gram/kgBB/hari) bila kadar ureum di atas 50 g/dl.
Tatalaksana GNAPS:
- Untuk hipertensi dapat diberikan Furosemide 1-2 mg/kgBB/hari diberikan
dalam 2 dosis (pada pasien diberikan Injeksi Furosemide 2 x 20 mg IV) hingga
edema dan tekanan darah menurun. Dapat pula ditambahkan dengan
antihipertensi seperti Captopril 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis (pada
pasien diberikan Captopril Tablet 2 x 25 mg PO).
- Antibiotika yang diberikan pada pasien adalah Ampisilin dengan dosis 100
mg/kgBB/hari dalam 4 dosis (pada pasien diberikan Injeksi Ampicilin 4 x 500
mg IV) selama 7 hari untuk eradikasi kuman.
Indikasi pulang pada pasien GNAPS adalah saat keadaan umum pasien telah baik dan
gejala-gejala nefritik menghilang. Setelah pulang, pasien disarankan kontrol ke poli khusus
ginjal anak minimal 1 kali dalam 1 bulan selama 1 tahun. Apabila dalam pengamatan ASTO
masih (+) dan kadar C3 dalam darah masih rendah (< 80 mg/dl) lebih dari 8 minggu sejak
onset, atau proteinuria masih (+) lebih dari 6 bulan, hematuria mikroskopis masih dijumpai
lebih dari 1 tahun, dan terjadi perburukan fungsi ginjal dalam beberapa minggu atau bulan,
maka perlu dikhawatirkan penyakit menjadi kronik dan diperlukan tindakan biopsi ginjal.
Prognosis GNAPS adalah bonam, lebih dari 95% anak sembuh sempurna, hanya 3%
yang meninggal akibat komplikasi, dan ada kemngkinan 2% untuk berkembang menjadi
gagal ginjal kronik (GGK). Kematian pada fase akut dapat dihindari dengan pengelolaan
yang baik pada tanda-tanda gagal ginjal akut (GGA), gagal jantung, dan hipertensi.
Kekambuhan pada GNAPS amat sangat jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai