DEMAM TIFOID
I. Keterangan Umum
Nama : M. Irfan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur : 12 tahun
Alamat : Kp. Puri Adiprima
Nagrek
Bandung
Agama : Islam
Pekerjaan orang tua : Buruh
Pendidikan terakhir orang tua : SMA
Tanggal masuk RSHS : 4 Juni 2007
Tanggal pemeriksaan : 5 Juni 2007
II Anamnesis
Anamnesis Makanan :
0-6 bulan : ASI
6-9 bulan : ASI + bubur susu
9-12 bulan
: ASI + bubur saring
12-15 bulan
: ASI + nasi tim
15 bulan-sekarang : Menu keluarga
Anamnesis Imunisasi :
-BCG
: 1x
-Polio : 3x
-DPT
: 3x
Pemeriksaan Khusus
Wajah: Tidak ada deformitas
Mata : Sklera tidak ikterik
Abdomen
: Datar lembut
Hepar teraba 2 cm dibawah
arcus costarum, tepi tajam,
konsistensi lunak,
permukaan rata
Lien tidak teraba,
Ruang Traube kosong
Turgor baik
Bising usus (+) N
Ekstremitas : Akral hangat
Capillary refill < 2 detik
Edema (-)
Cyanosis (-)
V. Resume
SPS
IX. Penatalaksaan
Umum:
- Tirah baring
Khusus:
- Kloramfenikol 4x500mg p.o.
- Paracetamol 3x500 mg p.o (bila
suhu >38,5C)
- Diet TD II, TKTP
X. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam
XI. Pembahasan
XI.I Data Umum
Dari identitas didapatkan umur pasien adalah
12 tahun, dan tinggal di Kab. Bandung. Secara
epidemiologis, infeksi Salmonella typhi lebih
sering terjadi pada anak usia sekolah (6-19 th)
hingga dewasa, terutama pada kalangan
dengan keadaan sosial ekonomi dan pendidikan
rendah. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan
dan kebiasaan hygiene yang kurang, disertai
sanitasi yang tidak memadai. Kebiasaan
tersebut contohnya adalah memakan
makanan/jajanan yang tidak terjamin
kebersihannya, seperti yang sering dilakukan
oleh anak-anak.
XI.II Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan panas
badan, yang merupakan gejala
yang selalu didapatkan pada
kasus demam tifoid.
2. Anamnesis Khusus
Gejala-gejala yang didapatkan pada
pasien ini:
Demam 2 minggu, awalnya tidak begitu
tinggi. Semakin lama semakin tinggi,
terutama pada sore dan malam hari
Seminggu SMRS susah buang air besar
selama 4 hari, kemudian mencret
selama 3 hari, dengan frekuensi 3-4x
sehari. Mencret tidak disertai darah
ataupun lendir
Demam
Malaise
Letargik
Nyeri otot
Tidak nafsu makan
Muntah
Diare
Obstipasi
Perasaan tidak enak daerah perut
Batuk
Epistaksis
Rose spot
4. Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran leukositosis dan
trombositopenia dapat disebabkan oleh
gangguan produksi sel-sel darah pada
sumsum tulang, oleh karena S. typhi.
Titer antigen O dan H pada pasien ini
negatif. Namun, nilai ini belum dapat
menyingkirkan kemungkinan adanya
demam typhoid, jadi diusulkan untuk
dilakukan pemeriksaan kultur yang
lebih spesifik
5. Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari pasien ini adalah
demam tifoid dan tb paru aktif, yang
keduanya dapat dibedakan dengan
melakukan pemeriksaan kultur darah,
pemeriksaan sputum dan tes tuberkulin.
6. Diagnosa Kerja
Diagnosa kerja yang ditetapkan adalah
demam tifoid, melihat gambaran khas
pada suhu badan yang meningkat,
terutama pada malam hari, serta
typhoid tongue.
7. Tatalaksana
Tatalaksana umum pada dema tifoid
adalah adalah tirah baring. Sedangkan
farmakoterapi yang biasa diberikan
adalah Kloramfenikol100 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3-4 dosis dosis maksimal 2
g, dan untuk gejala simptomatik
diberikan Paracetamol 3x500 mg (bila
suhu >38,5C). Diet TD II yaitu bubur
saring selama 6-10 hari setelah panas
turun dengan tinggi kalori dan tinggi
protein.
8. Prognosis
Prognosis ditentukan oleh faktor
umur, komplikasi, dan keadaan
sebelum sakit. Paseien ini dapat
sembuh sempurna dan tidak
ditemukan penyulit, serta kecil
kemungkinannya untuk menjadi karier.
9. Lain-lain
Pasien dan keluarganya perlu
diberikan edukasi mengenai higiene
dan sanitasi.