Anda di halaman 1dari 32

CASE REPORT SESSION

DEMAM TIFOID

Resi Citra Dewi


Lida Nurhisan

I. Keterangan Umum
Nama : M. Irfan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur : 12 tahun
Alamat : Kp. Puri Adiprima
Nagrek
Bandung
Agama : Islam
Pekerjaan orang tua : Buruh
Pendidikan terakhir orang tua : SMA
Tanggal masuk RSHS : 4 Juni 2007
Tanggal pemeriksaan : 5 Juni 2007

II Anamnesis

Keluhan Utama : Panas badan


Anamnesis Khusus :
Sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit, penderita panas badan
awalnya tidak begitu tinggi. Semakin
lama, panas semakin tinggi dan
terutama pada sore dan malam hari.
Keluhan tidak disertai dengan batuk
pilek dan sesak, kejang dan
penurunan kesadaran, batuk lebih
dari 3 minggu yang disertai dengan
keringat malam, buang air kecil.

Penderita merasa lemah badan,


mual, nafsu makan menurun, dan
nyeri perut di daerah ulu hati dan
perut kanan. Seminggu sebelum
masuk rumah sakit, penderita susah
buang air besar, 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, penderita
mengalami mencret, dengan
frekuensi 3-4 kali sehari. Mencret
berupa cairan kekuningan tidak
disertai darah ataupun lendir.
Mencret tidak berwarna kehitaman
dan tidak disertai muntah.

Penderita merasa lemah badan,


mual, nafsu makan menurun, dan
nyeri perut di daerah ulu hati dan
perut kanan. Seminggu sebelum
masuk rumah sakit, penderita susah
buang air besar, 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, penderita
mengalami mencret, dengan
frekuensi 3-4 kali sehari. Mencret
berupa cairan kekuningan tidak
disertai darah ataupun lendir.
Mencret tidak berwarna kehitaman
dan tidak disertai muntah.

Riwayat kontak dengan


penderita batuk lama atau
berdarah disangkal. Riwayat
berat badan sulit naik tidak ada.
Riwayat batuk lama, lebih dari 3
minggu disangkal. Riwayat
penyakit yang sama sebelumnya
disangkal, riwayat penyakit yang
sama di keluarga disangkal.
Riwayat berpergian ke daerah
endemis malaria disangkal

Anamnesis Makanan :
0-6 bulan : ASI
6-9 bulan : ASI + bubur susu
9-12 bulan
: ASI + bubur saring
12-15 bulan
: ASI + nasi tim
15 bulan-sekarang : Menu keluarga
Anamnesis Imunisasi :
-BCG
: 1x
-Polio : 3x
-DPT
: 3x

Anamnesis pertumbuhan dan


perkembangan
- Berbalik
: 4 bulan
- Duduk
: 9 bulan
- Berdiri
: 12 bulan
- Berjalan
: 18 bulan
- Berbicara
: 10 bulan

III Pemeriksaan Fisik


Kesan Umum
Keadaan Umum :
Kesan sakit : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi badan
: 134 cm
Berat badan : 24 kg
Status gizi : Kurang
Tanda vital:
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 96x/menit
Respirasi
: 24x/menit
Suhu
: 36,1 C

Pemeriksaan Khusus
Wajah: Tidak ada deformitas
Mata : Sklera tidak ikterik

Konjungtiva tidak anemis


Hidung
: PCH (-)
Bibir : POC (-)
Mukosa mulut basah
Gigi dan gusi tidak ada kelainan
Lidah: kotor (+), tepi hiperemis (-),
tremor (+)
Faring
: Tidak hiperemis
Tonsil
: T1-T1 tenang

Leher : Retraksi suprasternal (-)


KGB tidak membesar
Thorax : Bentuk dan gerak simetris
Retraksi IC -/Pulmo : VF ki=ka, sonor, VBS ki=ka,
rhonki (-), wheezing (-)
Cor
: Batas : - atas: ICS III
- kanan: LSD
- kiri: LMCS ICS V
Bunyi jantung murni reguler,
S1, S2 (N), 3 S4 (-), murmur (-)

Abdomen

: Datar lembut
Hepar teraba 2 cm dibawah
arcus costarum, tepi tajam,
konsistensi lunak,
permukaan rata
Lien tidak teraba,
Ruang Traube kosong
Turgor baik
Bising usus (+) N
Ekstremitas : Akral hangat
Capillary refill < 2 detik
Edema (-)
Cyanosis (-)

IV. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan darah (4 Juni 2007)
Hemoglobin
: 12 mg/dl
Leukosit : 12400/mm3
Hematokrit
: 35%
Trombosit : 82000/mm3
Tes Widal (4 Juni 2007)
S. typhi O : negatif
S. typhi H : negatif
S. paratyphi A : negatif

Pemeriksaan urine rutin (4 Juni


2007)
Dalam batas normal
Pemeriksaan radiologi :
- Suspek TB paru aktif
- Tidak tampak pembesaran
jantung

V. Resume

Seorang anak laki-laki berumur 12 tahun

dibawa oleh orang tuanya ke RSHS dengan


keluhan panas badan. Dari anamnesa,
didapatkan, sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit, penderita panas badan yang
awalnya tidak begitu tinggi. Semakin lama,
panas semakin tinggi, terutama pada sore
dan malam hari. Keluhan tidak disertai
batuk pilek, sesak, kejang, maupun
penurunan kesadaran batuk lebih dari 3
minggu yang disertai dengan keringat
malam, buang air kecil.

Penderita merasa lemah badan,


mual, nafsu makan menurun, dan
nyeri perut di daerah ulu hati dan
perut kanan. Seminggu sebelum
masuk rumah sakit penderita
mengalami susah buang air
besar, 4 hari kemudian mencret,
dengan frekwensi 3-4x sehari.
Mencret tidak disertai darah
ataupun lendir. Buang air kecil
tidak ada kelainan.

Riwayat berobat sebelumnya ada,


diberi obat 2 macam berbentuk
tablet warna putih dan kuning,
masing-masing diberikan 3 kali
sehari. Namun karena tidak ada
perbaikan penderita dibawa
kembali ke puskesmas dan
dirujuk ke RSHS
Keadaan penderita compos
mentis, tampak sakit sedang
dengan status gizi kurang dan
imunisasi dasar lengkap

Dari pemeriksaan fisik ditemukan


ditemukan gambaran typhoid
tongue, hepatomegali. Lain-lain
dalam batas normal.
Dari pemeriksaan laboratorisum
ditemukan, hasil bahwa pasien
menderita leukositosis,
trombositopenia. Titer antigen S.
typhi H dan O negatif. Pada
pemeriksaan radiologi dikatakan
penderita suspek Tb paru aktif.
Lain-lain dalam batas normal.

VI. Diagnosa Banding


Demam tifoid
TB paru
VII. Diagnosa Kerja
Demam tifoid
VIII. Usul Pemeriksaan
Kultur dari darah
Kultur dari feses
Tes mikobateriologi BTA sputum
Tes tuberkulin PPD5TU

SPS

IX. Penatalaksaan
Umum:
- Tirah baring
Khusus:
- Kloramfenikol 4x500mg p.o.
- Paracetamol 3x500 mg p.o (bila
suhu >38,5C)
- Diet TD II, TKTP
X. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam: ad bonam

XI. Pembahasan
XI.I Data Umum
Dari identitas didapatkan umur pasien adalah
12 tahun, dan tinggal di Kab. Bandung. Secara
epidemiologis, infeksi Salmonella typhi lebih
sering terjadi pada anak usia sekolah (6-19 th)
hingga dewasa, terutama pada kalangan
dengan keadaan sosial ekonomi dan pendidikan
rendah. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan
dan kebiasaan hygiene yang kurang, disertai
sanitasi yang tidak memadai. Kebiasaan
tersebut contohnya adalah memakan
makanan/jajanan yang tidak terjamin
kebersihannya, seperti yang sering dilakukan
oleh anak-anak.

Pada infeksi S. typhi, usia pasien yang


terkena akan menentukan gambaran
klinis dan prognosisnya. Gambaran
klinis demam tifoid pada anak dapat
berkisar dari gastroeneteritis ringan
hingga septikemi yang berat dan
cepat, ditandai oleh tanda-tanda
pernafasan, kejang-kejang hingga
meningismus.
Adapun Indonesia adalah salah satu
daerah endemis bagi bakteri S. typhi.

XI.II Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan panas
badan, yang merupakan gejala
yang selalu didapatkan pada
kasus demam tifoid.

2. Anamnesis Khusus
Gejala-gejala yang didapatkan pada
pasien ini:
Demam 2 minggu, awalnya tidak begitu
tinggi. Semakin lama semakin tinggi,
terutama pada sore dan malam hari
Seminggu SMRS susah buang air besar
selama 4 hari, kemudian mencret
selama 3 hari, dengan frekuensi 3-4x
sehari. Mencret tidak disertai darah
ataupun lendir

DD/ Demam lebih dari 7 hari:


Tifoid
Malaria
TB Millier
Meningitis
DD/ Mencret :
Tifoid
Diare akut

Kedua gejala tersebut merupakan gambaran


klinis tifoid pada minggu pertama, yaitu :

Demam
Malaise
Letargik
Nyeri otot
Tidak nafsu makan
Muntah
Diare
Obstipasi
Perasaan tidak enak daerah perut
Batuk
Epistaksis
Rose spot

Gejala lain seperti batuk pilek, sesak,


kejang, maupun penurunan kesadaran
ditanyakan :
untuk menghapus DD/ pneumonia
untuk mengetahui gambaran klinis lain pada
tifoid

Pertanyaan mencret disertai darah


ataupun lendir diajukan untuk
mengetahui penyulit perdarahan.
Sedangkan buang air kecil ditanyakan
untuk menyingkirkan kemungkinan
infeksi saluran kemih.

Riwayat kontak dengan penderita batuk lama


atau berdarah, berat badan sulit naik, sering
panas dengan sebab tidak jelas, batuk lama,
lebih dari 3 minggu ditanyakan untuk
menyingkirkan kemungkinan TB millier.
3. Pemeriksaan Fisik
Gambaran typhoid tongue diakibatkan oleh
reaksi inflamasi yang memicu pertumbuhan
dan kematian papila filiformis,
mengakibatkan gambaran plak-plak putih
yang tidak merata (kotor) pada lidah.
Hepatomegali diakibatkan oleh proliferasi
Salmonella dan infiltrasi monosit.

4. Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran leukositosis dan
trombositopenia dapat disebabkan oleh
gangguan produksi sel-sel darah pada
sumsum tulang, oleh karena S. typhi.
Titer antigen O dan H pada pasien ini
negatif. Namun, nilai ini belum dapat
menyingkirkan kemungkinan adanya
demam typhoid, jadi diusulkan untuk
dilakukan pemeriksaan kultur yang
lebih spesifik

5. Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari pasien ini adalah
demam tifoid dan tb paru aktif, yang
keduanya dapat dibedakan dengan
melakukan pemeriksaan kultur darah,
pemeriksaan sputum dan tes tuberkulin.
6. Diagnosa Kerja
Diagnosa kerja yang ditetapkan adalah
demam tifoid, melihat gambaran khas
pada suhu badan yang meningkat,
terutama pada malam hari, serta
typhoid tongue.

7. Tatalaksana
Tatalaksana umum pada dema tifoid
adalah adalah tirah baring. Sedangkan
farmakoterapi yang biasa diberikan
adalah Kloramfenikol100 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3-4 dosis dosis maksimal 2
g, dan untuk gejala simptomatik
diberikan Paracetamol 3x500 mg (bila
suhu >38,5C). Diet TD II yaitu bubur
saring selama 6-10 hari setelah panas
turun dengan tinggi kalori dan tinggi
protein.

8. Prognosis
Prognosis ditentukan oleh faktor
umur, komplikasi, dan keadaan
sebelum sakit. Paseien ini dapat
sembuh sempurna dan tidak
ditemukan penyulit, serta kecil
kemungkinannya untuk menjadi karier.
9. Lain-lain
Pasien dan keluarganya perlu
diberikan edukasi mengenai higiene
dan sanitasi.

Anda mungkin juga menyukai