Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan


struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan
tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari
lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula
sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otototot yang menghubungkan
sendi (Felson, 2008).
Epidemiologi
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling
umum di dunia. Sebuah penelitian melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa
memiliki tanda-tanda radiologis terhadap osteoarthritis. osteoarthritis pada lutut
merupakan tipe osteoarthritis yang paling umum dijumpai pada orang dewasa
(Felson, 2008). Penelitian lain tentang epidemiologi osteoarthritis menemukan
bahwa orang dewasa dengan kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22% . Pada
pria dengan kelompok umur yang sama, dijumpai 23% menderita osteoarthritis.
pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapatimenderita osteoarthritis pada
lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan insiden
osteoarthritis pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak
24,7% (Joern, et al, 2010).
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada osteoarthritis biasanya tak
banyak berguna. Darah tepi, (hemoglobin, leukosit, laju endapan darah)
dalam batas-batas normal, kecuali osteoarthritis generalisata yang harus
dibedakan dengan arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor
rheumatoid, dan komplemen) juga normal. Pada osteoarthritis yang disertai
oeradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan
sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (<8000/m) dan
peningkatan protein ( Soeroso, 2006 ).
2. Pemeriksaan Radiologi

Pada penderita osteoarthritis, dilakukannya pemeriksaan radiografi


pada sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu gambaran
diagnostik

Gambaran

Radiografi

sendi

yang

menyokong

diagnosis

osteoarthritis antara lain ( Soeroso, 2006 ).


a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada
b.
c.
d.
e.

bagian yang menanggung beban seperti lutut )


Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis )
Kista pada tulang
Osteofit pada pinggir sendi
Perubahan struktur anatomi sendi.
Berdasarkan temuan-temuan radiografis diatas, maka osteoarthritis

dapat diberikan suatu derajat. Kriteria osteoarthritis berdasarkan temuan


radiografis yang dikenal sebagai kriteria Kellgren dan Lawrence yang
membagi osteoarthritis dimulai dari tingkat ringan hingga tinggkat terberat.
Perlu diingat bahwa pada awal penyakit, gambaran radiografis sendi masih
terlihat normal ( Felson, 2006 ).
Penilaian radiologis dilakukan dengan uji kappa dengan hasil yang
cukup memadai dengan nilai k = 0,6. Penelitian dari Kellgren dan Lawrence
menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan dari penilaian oleh 2
orang observer dalam penilaian derajat kerusakansendi yang terjadi dengan
menggunakan kriteria diatas.
Faktor Resiko
Osteoarthritis terjadi sebagai akibat pengumpulan dan gesekan pada sendi
selama tahunan hingga lebih sering terjadi pada orang tua, terutama pada wanita.
Faktor resiko lain terjadinya osteoarthritis bisa dikarenakan adanya riwayat
trauma, penyakit metabolik dan kegemukan/ obesitas (Yatim, 2006). Sedangkan
menurut Arif (2010), menyatakan beberapa faktor resiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Usia lebih dari 40 tahun


Jenis kelamin
Suku bangsa
Genetik
Kegemukan den penyakit metabolik
Cedera sendi, pekerjaan, olahraga
Kelainan pertumbuhan

h. Kepadatan tulang, dan lain-lain


Sebuah penelitian lain juga menunjukkan bahwa faktor usia prosentasenya
sekitar 40-60% dan pada umur 35 tahun mulai terbentuk proses degenerasi, dan
pencetusnya sejalan dengan proses penuaan. Tidak hanya itu, penurunan berat
badan sebesar 5 kg dapat menurunkan kejadian osteoartritis lutut sebesar 50%
pada wanita, terutama wanita yang kelebihan berat badannya dari berat badan
ideal di atas 10%. Serta kecacatan genu valgus atau varus lama-la akan
mengakibatkan kerusakan pada kartilago persendian, karena berat badan ditumpu
oleh sebagian dari persendian. Stress mekanik trauma langsung atau tidak
langsung, dan aktivitas fisik atau pekerjaan yang banyak membebani sendi lutut
akan mempunyai resiko terserang osteoarthritis lebih besar (Bashori, 2010).

Felson, D.T., 2008. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L.,
Ed. HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New
York, United States of America. McGraw-Hill Companies Inc. : 2158-2165.
Joern, M., Klaus, S.B., dan Peer,E, 2010. The Epidemiology, Etiology, Diagnosis,
and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Dtsch Arztebl International.
Didapat dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2841860/pdf/Dtsch_Arztebl
_Int-107-0152.pdf [diakses pada tanggal 1April 2010]
Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo, R., 2006.
Osteoartrits. Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit FKUI
Pusat, 1195-1201.

Yatim, Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendiaan. Jakarta: Pustaka


Populer Obor.
Arif, Mansjoer, dkk., ( 2010 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Bashori, A., Totok Budi Santoso. 2010. Perbedaan Penambahan
Diclofenactopikal Intervensi IRR dan Aktif Exercise Terhadap Pengurangan Nyeri
OA Lutut. Jurnal Fisioterapi. Volume 9 (1).

Anda mungkin juga menyukai