Anda di halaman 1dari 4

Simplisia yang telah terbentuk di bedakan dengan melakukan pemeriksaan secara

makroskopik yang dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung
dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia dan secara organoleptik yang
berupa warna, bau dan rasa. Tentunya banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang jelas
jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan simplisia tersebut memiliki
ciri khas yang diakibatkanoleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi. Namun ciri khas
tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan
penyimpnan simplisia yang relatif lama (Anonim, 1985).
Dilakukannya uji makroskopis pada kunyit di dapatkan hasil kunyit dengan panjang 2
cm, diameter 0,6 cm, sisinya berwarna cokelat dan dalamnya kuning pucat mudah di
patahkan. Uji organoleptis dari kunyit adalah berwana kuning pucat, bebau khas dan tidak
berasa. Seperti yang tetera pada literatur bahwa morfologi kunyit Keping tipis, bentuk bundar
atau jorong, ringan, keras, rapuh, garis tengah sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm;
permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat; bidang irisan berwarna coklat
kuning buram, melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada
batas antara silinder pusat dengan korteks; korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas
patahan berdebu, warna kuning jingga sampai coklat jingga terang (Sri, 2004).
Dalam Uji makroskopis di lakukan bunga merak mempunyai panjang 1,5 cm,
diameter mahkota 1 cm dan berwarna kuning. Ketika uji oraganoleptis bunga merak ini
berwana kuning, berbau khas bunga dan mempunyai rasa pahit. Hal tersebut sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa Kembang merak merupakan perdu tegak dengan tinggi 24 meter dan memiliki cabang banyak dengan ranting yang terkadang berduri tempel.
Kayunya berwarna putih, padat dan liat. Daunnya berupa daun majemuk menyirip genap,
ganda dua dengan 4-12 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, ujungnya
bulat, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan tasnya berwarna hijau dan permukaan
bawahnya berwarna kebiruan, panjang 1-3,5 cm sedangkan leber 0,5-15 cm. Pada malam hari
daun akan menguncup. Tumbuhan kembang merak berasal dari Amerika Selatan memiliki
bunga majemuk yang tersusun dalam tandan yang panjangnya 15-50 cm dengan warna bunga
merah dan kuning, sedangkan buahnya berbentuk buah polong, pipih, panjang 6-12 cm, lebar
1,5 cm berisi 18 buah dan biji tersebut bisa dikonsumsi (Sudarsono, 1996).
Setelah dilakukan uji makroskopis dan uji organoleptis simplisia di uji susut
pengeringan. Susut pengeringan adalah persentase senyawa yang menghilang selama proses

pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain
yang hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperatur 105C
selama 30 menit atau sampai berat konstan dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri).
Susut pengeringan =

bobot awalbobot akhir


100
bobot awal

Bobot simplisia sebelum dioven :


a. Kunyit
b. Bunga Merak Kuning

: 10 gram
: 8 gram

Setelah di oven selama 2 jam :


a. Kunyit
b. Bunga Merak Kunging

: 8,9 gram
: 6,5 gram

Susut pengeringan Kunyit =

108,9
x 100
10

= 11 %
Susut pengeringan Bunga Merak =

86,5
x 100
8

= 18,75 %
Di oven kembali selama 30 menit :
a. Kunyit
b. Bunga Merak Kunging
Susut pengeringan Kunyit =

: 9 gram
: 6,4 gram
8,98,9
x 100
8,9

=0%
Susut pengeringan Bunga Merak =
= 1,039 %

6,56,45
x 100
6,5

Referensi:
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Sri, Mulyani dkk. 2004. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press :.,
Yogyakarta.
Sudarsono, Pudjoanto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., Drajad, M., Wibowo,
S., dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, 4452, Pusat Penelitian Obat Tradisional, UGM, Yogyakarta.

Pertanyaan :
2. Susut pengeringan adalah persentase senyawa yang menghilang selama proses
pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa
menguap lain yang hilang).Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada
temperatur 105C selama 30 menit atau sampai berat konstan dan dinyatakan dalam
persen (metode gravimetri). Untuk simplisia yang tidak mengandung minyak atsiri
dan sisa pelarut organik menguap, susut pengeringan diidentikkan dengan kadar air,
yaitu kandungan air karena simplisia berada di atmosfer dan lingkungan terbuka
sehingga dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan penyimpanan. Tujuan dari
penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang
besarnya kandungan air di dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya
kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air

hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama
penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari
10%.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lol
    Lol
    Dokumen1 halaman
    Lol
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • P 1
    P 1
    Dokumen11 halaman
    P 1
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Skema Diprint Pisah
    Skema Diprint Pisah
    Dokumen2 halaman
    Skema Diprint Pisah
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • P5
    P5
    Dokumen2 halaman
    P5
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Kba P1P2
    Kba P1P2
    Dokumen3 halaman
    Kba P1P2
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Kba P1P2
    Kba P1P2
    Dokumen3 halaman
    Kba P1P2
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Farkin P3
    Farkin P3
    Dokumen8 halaman
    Farkin P3
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Anti Inflamasi
    Anti Inflamasi
    Dokumen23 halaman
    Anti Inflamasi
    Ranurda
    Belum ada peringkat