Anda di halaman 1dari 11

Patofisiologi

Preeklamsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya


perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Proteinuria adalah satu dari
tiga tanda penting dari preeklamsia. Penyakit dengan tanda tanda hipertensi,
edema dan proteinuria yang timbul pada kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam triwulan ke-3 kehamilan atau pada trimester terakhir. Perubahan pokok
yang didapatkan pada preeklampsia adalah adanya spasme pembuluh darah
disertai dengan retensi garam dan air. Bila spasme arteriolar juga ditemukan di
seluruh tubuh, maka dapat dipahami bahwa tekanan darah yang meningkat
merupakan kompensasi mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi
jaringan tetap tercukupi. Sedangkan peningkatan berat badan dan edema yang
disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial
(Prawirohardjo S, 2005).
Ketuban pecah dini terjadi karena ada kelemahan selaput ketuban
perubahan menyeluruh dalam metabolisme kolagen atau ketika tekanan dalam
ketuban meningkat. Adanya bakteri yang mengandung enzime protease dan
kolagenase di tambah dengan respon inflamasi dari neutrofil secara bersama-sama
menurukan kadar kolagen membran yang akan mengakibatkan penurunan
kekuatan dan elastisitas selaput membran. Diduga juga adanya molekul perusak
jaringan lunak yang di sebut Reactive Oxigen Species ( ROS) merusak kebutuhan
jaringan kolagen sehingga menyebabkan kelemahan selaput ketuban (Maria,
2007).
Nama pasien : Ny. M
Usia

: 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan


BB/TB

:-

Keluhan utama (Subjective) : Kenceng-kenceng


Riwayat penyakit dahulu

: PEB

Riwayat pengobatan

:-

Diagnosis

: Eklamsia

1. Data Klinik (Objective)

Paramete

Nilai
Normal

16-3

Tanggal
17-3
18-3

r
TD

Keterangan
19-3

120/80

141/9

160/10

133/9

130/9

Meningkat,

mmHg

pada preeklamsia

TD

lebih dari 140/90


mmHg

(Heazell

A, 2007)
N

80-100

72

96

82

83

RR

x/menit
12-

20

20

16

20

36,4

38,5

36

36

20x/meni
Suhu

t
36,537,5C

Meningkat

pada

tgl 17, peningkata


suhu

merupakan

tanda

adanya

infeksi
(Wijayanegara,
2005).
2. Data Laboratorium (Objective)

Parameter

Hb
Leukosit

Hemotokrit
Eritrosit
Trombosit

MCV
MCH
MCHC
RDWI
MPV
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Protein
SGOT
SGPT
LDH
Ureum
darah
Cr darah

Satua
n
g/dL
/mm

%
Sel /
mm
/mm

Nilai
normal
12-16
32001000.0

35-45
3,8-5,0
106
170380
10
80-100
28-34
32-36
10-15
6,5-11
0-2
0-6
2-6
50-70
15-45
0-11
35-50
5-35
5-35
90-210
10-50

%
%
%
%
m
%
%
%
%
%
%
%
U/L
U/L
U/L
mg/d
L
mg/d 0,6-1,3
L
As urat
mg/d 2,3-6,6
L
Na
mEg/ 135L
144
K
mEg/ 3,6-4,8
L
Cl
mEg/ 97-106
L
diterima pasien

Tangga
l
16-3
11,5
22890

Keterangan
17-3
Meningkat,
leukosit >
11500 tanda
adanya
infeksi
(wijayanegar
a, 2005).

31
4,1
306.00
0
75,8
27,8
36,6
17,3
9
0,2
0,2
1,4
76,8
15,8
5,6
30
26
34
294
11
0,61
5,9
134
3,1
101

3. Terapi
pasien
Terapi
yang
telah

Obat

Dosis

RL
Clindamici

21

n
Asmef
Nifedipin

31
31

frekuens

Tanggal
16 17

19

4. Assessment dan Plan


DTP
Tgl
Subjektif
16 dan Hipertensi
17

Objektif
Assesment
TD :sempat DTP: Indikasi tanpa terapi
Seharusnya pada tgl 16 dan
mencapai
17 harus sudah diberi obat
160/100
antihiperensi karena sudah
mmHg
melebihi batas normal,
karena hipertensi pada ibu
hamil darah sistolik tidak
lebih dari 140 dan kadar
darah diastol tidak dari 90
mmHg (Clinical Practice

16

Guideline, 2013).
DTP : Obat Tidak Efektif
Clindamicin 2 x 1
Berdasarkan
logaritma

Ketuban Pecah Suhu


Dini

38,5C
(naik)
Leukosit
22890
(naik)

dan

terapi

jika

pasien

alergi

terhadap

tidak

golongan

penisilin maka terapi utama


yang disarankan Penisilin G
karena penisilin G juga
merupakan obat yang lebih
efektif dibandingkan dengan
Clindamisin, Dosis penisilin
G

5 juta Unit secara iv

untuk dosis awal, dosis


selanjutnya diberikan 2,5-3
juta

unit

setiap

jam

sampai melahirkan (Sweet,


2016).
DTP : Terapi Tanpa Indikasi
Asam Mefenamat
Pasien tidak

PLAN
a. Tujuan Terapi
- Menurunkan dan mepertahankan tekanan darah pasien tetap normal
- Menstabilkan keadaan fisik pasien
- Mengatasi infeksi pada KPD
b. Terapi non Farmakologis
- Mengurangi penggunaan sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau
garam natrium klorida setiap harinya. Intake garam natrium akan
meningkatkan intake air, sehingga volume darah meningkat dan
-

menyebabkan tekanan darah semakin tinggi (WHO, 2011).


Pemberian suplemen kalsium dengan dosis 1.5-2 gram/ hari,
diberikan saat setelah pasien keluar dari rumah sakit karena pasien
berisiko tinggi terhadap pre-eclampsia (WHO, 2011).

c. Terapi Farmakologis yang diterima Ny.M


- Nifedipin
Nifedipin merupakan obat golongan calcium channel blocker.
Nifedipin merupakan obat antihipertensi yang poten dibandingkan
dengan antihipertensi lain seperti methyldopa dan labetalol.
Nifedipin sebaiknya tidak digunakan secara sublingual karena akan
menyebabkan

penurunan

tekanan

darah

terlampau

drastis.

Nifedipin dipilih karena terbukti aman dan tidak memberikan efek


buruk pada janin, terapi yang kami pilih adalah nifedipin tablet
-

lepas lambat dengan dosis 30mg/hari (CPG, 2014).


Ringer Laktat

Infus ringer laktat diberikan karena pasien mengalami penurunan


kadar kalium yang akan menyebabkan kondisi tubuh pasien
menjadi

lemas.

Pemberian

ringer

laktat

ditujukan

untuk

meningkatkan kadar elektrolit pasien sehingga kondisi pasien akan


kembali stabil. Ringer laktat juga diketahui tidak membahayakan
janin, terapi infus ringer laktat yang diberikan sebesar 500 ml/jam
-

(Baxter, 2014).
Penisilin G
Ketuban pecah dini (KPD) merujuk pada pasien dengan
usia kehamilan diatas 37 minggu dan mengalami pecah ketuban
sebelum dimulainya proses persalinan. Ketuban pecah dini preterm
(KPDP) adalah pecahnya ketuban sebelum usia kehamilan 37
minggu. Ketuban pecah dini spontan adalah pecahnya ketuban
setelah atau dengan dimulainya persalinan. KPD memanjang
adalah pecahnya ketuban yang terjadi lebih dari 24 jam dan
sebelum dimulainya proses persalinan (Prawirohardjo, 2008).
Berdasarkan kasus pasien mengalamai KPD aterm atau KPD yang
terjadi pada kehamilan yang lebih dari 37 minggu, sehingga
treatmen yang disarankan bayi segera dilahirkan dan pemberian
antibiotik GBS ( Grup B Streptococcus) (ACOG, 2007).

(ACOG, 2007)

Antibiotik yang dipilih berdasarkan algoritma terapi di atas


yaitu penisilin G dikarenakan pasien tersebut tidak mengalami
alergi pada penisilin. Dosis penisilin G yang direkomendasikan
adalah 5 juta Unit secara iv untuk dosis awal, dosis selanjutnya
diberikan 2,5-3 juta unit setiap 4 jam sampai melahirkan (Sweet,
2016).

Jadi saran terapi untuk pasien Ny.M :

Dosis
30 mg

Tanggal
frekuensi 16 17

18

19

1x1

Infus RL

500 ml

tablet
Setiap 1

Penisilin G IV

5 juta Unit

Nama Obat
Nifedipine

Regimen

jam
pada

dosis

awal, , dosis
selanjutnya
diberikan
2,5-3

juta

unit setiap 4
jam sampai
melahirkan
Terapi yang disarankan saat KRS
Nama Obat
Clindamicin
Asmef
Nifedipin

Dosis
2x1
3x1
3x1

Frekuensi

Jumlah

Terapi saat KRS


Nama Obat
Nifedipin

Dosis
30mg

Frekuensi
1x1

Jumlah

KIE
Pasien
- Minum obat dan suplemen secara teratur dan tepat waktu
- Motivasi untuk melaksanakan pola hidup sehat
- Tidak mengonsumsi obat selain yang diresepkan oleh dokter dan
tidak menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter.

Tenaga Kesehatan
- Memberikan jadwal minum obat kepada pasien dan keluarga
-

pasien.
Pengaturan laju infus ringer laktat harus diberikan secara tepat

untuk meminimalisir efek samping.


Pemberian injeksi penicilin G secara iv setiap 4 jam sampai pasien

melahirkan.
Secara rutin memonitor tekanan darah dan mengecek urin pasien
untuk memastikan tidak adanya proteinuria.

Keluarga Pasien
Nama
Obat

Jadwal
Minum

Jumlah

Manfaat

Nifedipin

1 tablet
30mg/har
i

Menurunkan
tekanan
darah

Hal yang
perlu
diperhatikan
-

Monitoring
Obat
Penisilin G

Monitoring
Keberhasilan

Target
ESO

Mengatasi

Mual,

infeksi PKD

kepala,
alergi

keberhasilan
sakit Suhu
normal
reaksi 37C,

leukosit normal
yaitu

Nifedipine

Tekanan darah Mual,


pasien

jumlah
3200-

10000/mm
sakit Tekanan darah

kepala, tremor, pasien kembali


kram

otot, normal

yaitu

battuk,
Infus
Ringer

Kadar

sakitt dibawah

tenggorokan
140/90mmHg
kalium Reaksi alergi, Kadar kalium

Laktat dan Natrium

(RL)

batuk,
dan

bersin, pasien
kesulitan dan

bernafas

normal
kebuuhan

cairan
terpenuhi,
Kadar

Na

normal

dan

kebutuhan
kalori

pasien

terpenuhi
5. KESIMPULAN
KESIMPULAN BELUM, ISI YA TEMAN, TERUS SHARE YAA!!!!!!
6. DAFTAR PUSTAKA
Baxter, 2014, Lactated Ringers and 5% Dextrose Injection, USP In
Viaflex Plastic Container, Baxter and Viaflex are Trademarks of
Baxter International Inc, Canada.
Clinical Practice Guidline, 2013. The Diagnosis And Management of
Preeclamsia and Eclamsia, Institute of Obstetricians And
Gynaecologists
CPB, 2014, Diagnosis, Evaluation, and Management of the Hypertensive
Disorders of Pregnancy: Executive Summary, SOGC Clinical
Practice Guideline. GC CLINICAL PRACTICE GUIDELINE.
Dirjen Binfar, 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Heazell A, Baker P.N, 2007. Hypertensive Disorders of Pregnancy. In :
Oakley C, Warnes CA, eds. Hearts disease in pregnancy 2 nd ed.
Massachusetts : Blackwell Publishing: 264-80.
Maria. 2007. Ketuban Pecah Dini Berhungan Erat Dengan Persalinan
Preterm dan Infeksi Intrapartum. Jakarta : CDK.
Prawirohardjo S, 2005. Pre-eklampsia dan Eklampsia, dalam Ilmu
Kebidanan,

edisi

ke-3,

PrawirohardjO :Jakarta.

Yayasan

Bina

Pustaka

Sarwono

Sweet, Burbunda, 2016, Handbook of Applied Therapeutic ninth edition,


Wolters Kluwer, Philadelphia.
WHO, 2011, Prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia,
WHO Press, Switzerland
Wijayanegara H, dkk. 2005. Buku Pedoman Diagnosa dan Terapi Obstetri
dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit Widyamedika.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lol
    Lol
    Dokumen1 halaman
    Lol
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Skema Diprint Pisah
    Skema Diprint Pisah
    Dokumen2 halaman
    Skema Diprint Pisah
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Kba P1P2
    Kba P1P2
    Dokumen3 halaman
    Kba P1P2
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Kba P1P2
    Kba P1P2
    Dokumen3 halaman
    Kba P1P2
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • P5
    P5
    Dokumen2 halaman
    P5
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Farkin P3
    Farkin P3
    Dokumen8 halaman
    Farkin P3
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Farmakognosi
    Farmakognosi
    Dokumen4 halaman
    Farmakognosi
    Ranurda
    Belum ada peringkat
  • Anti Inflamasi
    Anti Inflamasi
    Dokumen23 halaman
    Anti Inflamasi
    Ranurda
    Belum ada peringkat