Alternator
Alternator
57
8.
ALTERNATOR
8.1.
Sistem eksitasi dan AVR (sikat arang dan lipring, bila menggunakan)
Tegangan kontrol untuk circuit breaker dan disconnecting switch
Sistem pendingin
Sistem perapat (bila menggunakan pendingin hidrogen)
Trafo alternator
Pada dasarnya alternator adalah mesin listrik sinkron yang terdiri dari medan magnit yang
berputar di dalam kumparan. Mengingat konstruksinya yang sederhana, maka alternator jarang
mengalami gangguan. Namun apabila salah satu komponennya terganggu, seringkali alternator
tidak dapat dioperasikan. Oleh karena itu pemeliharaan dan perawatan yang teliti pada
alternator sangat penting. Beban alternator merupakan titik acuan untuk pengoperasian turbin
dan ketel. Turbin dan terutama ketel harus selalu mengikuti beban alternator.
8.2.
11212/HIS/LK/KJ/TBH/spr-min
Doc 12/1.1.12/1/97
Alternator
58
Ketika alternator berputar pada putaran penuh, tetapi tidak paralel (tersambung) dengan sistem
jaringan maka tegangan terminal tergantung pada kuat medan magnit rotor. Kuat medan magnit
rotor tergantung pada besarnya arus yang mengalir di rotor (arus eksitasi). Makin besar arus
eksitasi akan makin besar tegangan yang dibangkitkan dan sebaliknya. Alat untuk
membangkitkan arus penguat medan disebut eksiter.
Pada gambar 8.1, diperlihatkan sistem eksitasi yang terdiri dari pilot exciter dan main exciter.
Pilot exciter terdiri dari magnit permanen sebagai rotor yang dikopel dengan poros turbin atau
alternator.
Ketika turbin berputar, rotor pilot exciter akan menginduksikan arus bolak-balik pada
kumparan stator pilot exciter. Arus ini selanjutnya dialirkan ke kumparan stator main exciter
(AC exciter) dengan melewati AVR untuk mengatur arus penguat.
Medan magnit kumparan stator main exciter kemudian akan menginduksikan GGL pada
kumparan rotornya dan dialirkan ke rotor alternator sebagai arus penguat medan alternator.
Fungsi AVR adalah untuk mempertahankan tegangan alternator tetap konstan, walaupun beban
berubah-ubah dengan cara menambah atau mengurangi arus eksitasi. Pembahasan lebih rinci
tentang AVR akan dilakukan pada modul yang lain.
Pada prakteknya alternator tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi saling terhubung (interkoneksi)
untuk memikul beban bersama.
Agar suatu elternator dapat masuk ke sistem jaringan (interkoneksi), maka harus dipenuhi
syarat-syarat untuk paralel. Syarat tersebut terutama adalah :
a) Frekuensi harus sama
b) Tegangan harus sama
c) Sudut fasa harus sama
Frekuensi adalah identik dengan putaran, jadi untuk mengatur frekuensi dengan mengubah
putaran. Pada PLTU hal ini dilakukan dengan governor, yaitu mengatur aliran uap masuk
turbin.
Untuk mengatur tegangan adalah dengan mengubah arus eksitasi (penguat medan). Seperti
disebutkan di atas makin besar arus eksitasi maikn besar tegangan yang dihasilkan atau
sebaliknya makin kecil arus eksitasi makin rendah tegangan yang dihasilkan.
Perbedaan sudut fasa antara generator dan sistem ditunjukkan pada synchroscope. Perbedaan
sudut fasa nol ditunjukan oleh jarum synchroscope yang menunjuk nol (12 jam). Untuk
mengaturnya dilakukan dengan mengatur putaran. Jadi antara frekuensi dan sudut fasa saling
terkait.
11212/HIS/LK/KJ/TBH/spr-min
Doc 12/1.1.12/1/97
Alternator
59
11212/HIS/LK/KJ/TBH/spr-min
Doc 12/1.1.12/1/97
Alternator
60
8.3.
11212/HIS/LK/KJ/TBH/spr-min
Doc 12/1.1.12/1/97
Alternator
61
11212/HIS/LK/KJ/TBH/spr-min
Doc 12/1.1.12/1/97