Osteoarthritis
Osteoarthritis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang terbanyak dan salah satu
terbanyak kondisi cacat di negara berkembang. Penyakit ini ditandai dengan
erosi progresif kartilago sendi. Penyakit ini mengenai sedikit sendi tapi dapat
pula generalisata (Tjahjono, et al, 2011). Sebuah penelitian menunjukkan
faktor resiko terjadinya osteoartritis yaitu faktor usia yang prosentasenya
sekitar 40-60% dan pada umur 35 tahun mulai terbentuk proses degenerasi,
dan pencetusnya sejalan dengan proses penuaan. Tidak hanya itu, penurunan
berat badan sebesar 5 kg dapat menurunkan kejadian osteoarthritis lutut
sebesar 50% pada wanita, terutama wanita yang kelebihan berat badannya
dari berat badan ideal di atas 10%. Serta kecacatan genu valgus atau varus
lama-la akan mengakibatkan kerusakan pada kartilago persendian, karena
berat badan ditumpu oleh sebagian dari persendian. Stress mekanik trauma
langsung atau tidak langsung, dan aktivitas fisik atau pekerjaan yang banyak
membebani sendi lutut akan mempunyai risiko terserang osteoartritis lebih
besar (Bashori, 2010).
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula
rasa kaku , kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istrahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan
perubahan gaya berjalan (Soeroso, 2009).
Pada penderita osteoartritis apabila tidak diberikan pertolongan yang
cepat maka sendi tersebut akan terjadi gangguan yaitu gangguan berjalan,
terjadi kekakuan pada sendi lutut, terjadi atrofi otot, dan menurunnya fungsi
otot (Suriani, 2013). Maka dari itu, sebagai tenaga medis sudah sepatutnya
untuk memahami secara lebih mendalam tentang penyakit tersebut dan
melakukan.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas pembuatan referat praktikum patologi anatomi
pada blok Dermato-Muskuloskeletal 2014.
2. Untuk mengetahui definisi dan epidemiologi pada penyakit Ostearthritis.
3. Untuk mengetahui etiologi dan patomekanisme pada penyakit
Ostearthritis.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana
keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai
dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya
ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada
tepian sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan
melemahnya otototot yang menghubungkan sendi (Felson, 2008).
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif
yang
sendi yang terkena. OA menganggu mobilitas pasien pada derajat yang lebih
berat yaitu nyeri yang dirasakan terus menerus (Soeroso, 2009).
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang terbanyak dan salah satu
terbanyak kondisi cacat di negara berkembang. Penyakit ini ditandai dengan
erosi progresif kartilago sendi. Penyakit ini mengenai sedikit sendi tapi dapat
pula generalisata. OA dipertimbangkan menjadi penyakit intrinsik kartilagoo
sendi dalam gangguan metabolik biokimiawi meskipun istilah OA merujuk
pada peradangan dan terdapat sel radang pada penderita OA. Pada wanita
sering mengenai sendi lutut dan pada pira pada sendi panggul (Tjahjono, et
al, 2011).
B. Etiologi
Etiologi osteoartritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam
proses terjadinya osteoartritis. Faktor biomekanik yaitu kegagalan mekanisme
protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot persendian, serabut
aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi multifaktoral, yaitu akibat
terganggunya faktor-faktor protektif tersebut. Osteoartritis juga bisa terjadi
akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan
sebagainya (Fauci, 2012).
C. Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang
paling umum di dunia. Sebuah penelitian melaporkan bahwa satu dari tiga
orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis terhadap osteoarthritis.
osteoartritis pada lutut merupakan tipe osteoartritis yang paling umum
dijumpai pada orang dewasa (Felson, 2008). Penelitian lain tentang
epidemiologi osteoartritis menemukan bahwa orang dewasa dengan
kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22% . Pada pria dengan kelompok
umur yang sama, dijumpai 23% menderita osteoartritis. pada lutut kanan,
sementara 16,3% sisanya didapatimenderita osteoartritis pada lutut kiri.
Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan insiden
osteoartritis pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak
24,7% (Joern, et al, 2010).
D. Faktor Risiko
prosentasenya sekitar 40-60% dan pada umur 35 tahun mulai terbentuk proses
degenerasi, dan pencetusnya sejalan dengan proses penuaan. Tidak hanya itu,
penurunan berat badan sebesar 5 kg dapat menurunkan kejadian osteoartritis
lutut sebesar 50% pada wanita, terutama wanita yang kelebihan berat
badannya dari berat badan ideal di atas 10%. Serta kecacatan genu valgus
atau varus lama-lama akan mengakibatkan kerusakan pada kartilago
persendian, karena berat badan ditumpu oleh sebagian dari persendian. Stres
mekanik trauma langsung atau tidak langsung, dan aktivitas fisik atau
pekerjaan yang banyak membebani sendi lutut akan mempunyai risiko
terserang osteoarthritis lebih besar (Bashori, 2010).
E. Tanda dan Gejala
Kelainan disekitar rawan sendi pada pasien osteoathritis (OA)
tergantung pada sendi yang terkena, tetapi prinsipnya adalah adanya tandatanda inflamasi sendi (Sudoyo, 2009). Bedasarkan American College of
Rheumatology kriteria dari OA yaitu adanya nyeri pada organ yang terkena,
pada foto rontgen ditemukan adanya gambaran osteofit dan adanya krepitasi.
Nyeri pada sendi tersebut biasanya merupakan keluhan utama yang membuat
pasien datang ke dokter. Nyeri biasanya bertambah berat dengan gerakan dan
berkurang dengan istirahat (Imayati, 2014). Selain itu biasanya pada pasien
OA ditemukan adanya hambatan gerakan sendi karena nyeri, kaku dipagi hari
terdiri
dari
inti
protein
dengan
cabang-cabang
(stromelsyn,
collagenase,
dan
gelatinase)
yang
merusak
osteoarthritis
terjadi
peningkatan
aktifitas
enzim-enzim
ditandai
dengan
fase
hipertrofi
kartilago
yang
10
menyebabkan
dilepaskannya
mediator
kimiawi
yang
selanjutnya
11
J. Penatalaksanaan
1. Terapi lama
Pengelolaan OA bedasarkan atas distribusinya dan berat ringannya
sendi yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari 3 hal yaitu (Sudoyo, 2009):
a) Terapi non farmakologis
12
13
14
III. KESIMPULAN
1. Osteoartritis
(OA)
merupakan
penyakit
sendi
degeneratif,
dimana
15
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, et al, 2010, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4. Jakarta: Medica
Aesculpalus FKUI.
Arya, RK. 2013. Osteoarthritis of The Knee Joints. Journal Indian Academy od
Clinical
Academy.
Volume
14
Nomer
1.
Bashori, A., Totok Budi Santoso. 2010. Perbedaan Penambahan
Diclofenactopikal Intervensi IRR dan Aktif Exercise Terhadap
Pengurangan Nyeri OA Lutut. Jurnal Fisioterapi. Volume 9 (1).
Brandt, Kenneth. 2005. Osteoarthritis. Dalam : Harrisons Principles Of Internal
Medicine 15th Edition. New York, United States of America : The
McGraw-Hill Companies.
Fauci, Anthony S., et al. 2012. Osteoarthritis. Dalam : Harrisons Principles Of
Internal Medicine Eighteenth Edition. New York, United States of America
: The McGraw-Hill Companies.
Felson, D.T., 2008. Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New
York, United States of America. McGraw-Hill Companies Inc. : 21582165.
Imayati, Putu dan Gede Kambayana. 2014. Laporan Kasus Osteoatritis. Ejurnal Medika udayana
Joern, M., Klaus, S.B., dan Peer,E, 2010. The Epidemiology, Etiology,
Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of the Knee. Dtsch Arztebl
International. Volume 107(9): 15262.
Kalitouw, Ferry. Prevalensi dan Karakteristik Osteoarthtritis Lutut Penduduk Asli
toraja. Jurnal Medika Nusantara. Vol, 18. No, 4.
Mubin, Halim. 2008. Osteoarthritis. Dalam : Panduan Praktis Ilmu Penyakit
Dalam-Diagnosis dan Terapi. Jakarta : EGC.
Robbins, Stanley., et al. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC
Senewe, Merry dkk. 2013. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daging Buah
Labu Kuning (Cucurbita moschata D.) terhadap Edema pada Telapak
Kaki Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus novergicus). Jurnal
Ilmiah Farmasi : 2 (1)
16
Sheerwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soeroso, J., et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:
Penerbit FKUI Pusat.
Soni, Anushka. 2014. Osteoarthritis aetiology, assessment and management of
a heterogeneous condition. Hamdan Medical Journal. Vol, 7. No, 2.
Sudoyo, A.W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing
Suriani, Sri dan S. Indra Lesmana, 2013. Latihan Theraband Lebih Baik
Menurunkan Nyeri daripada Latihan Quadricep Bench pada
Osteoarthritis Genu. Jurnal Fisioterapi : 13 (1)
Tjahjono, et al, 2011. Patologi Anatomi. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang
Yatim, Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendiaan. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Yusdiana, Merri dan Eko Budi Prasetyo. 2012. Penatalaksanaan Fisioterapi pada
Kondisi Osteoarthritis Knee Dekstra dengan Modalitas Ultrasound dan
Terapi Latihan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Jurnal
Fisioterapi FIK-UNIKAL
17