Anda di halaman 1dari 7

AVO (Amplitudo Versus Offet)

TUGAS METODE SEISMIK

OLEH
IRSYADNUR J. MAGIANTO
NIM. 1107045062

FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

AVO Attributes
Untuk memahami konsep AVO Attributes, tengoklah kembali persamaan-persamaan AVO
yang merupakan aproksimasi terhadap persamaan teoritis Zoeppritz. Persamaan-persamaan
AVO tersebut diantaranya: Shuey, Verm-Hilterman, Fatti dan Smith & Gidlow yang
umumnya merupakan fungsi amplitudo terhadap sudut datang (). Berikut ini deskripsi
persamaan-persamaan di atas:

Dari persamaan-persamaan
AVO di atas, maka kita akan memperoleh AVO Attributes seperti :
1. Intercept (A)
2. Gradient (B)
3. Product (A*B) [Hampson-Russell]
4. Scaled Poissons Ratio Change (aA+bB) [Hampson-Russell]
5. Scaled S wave Reflectivity (aA-bB) [Hampson-Russell], dimana a dan b adalah
konstanta.
6. Rp-Rs ~ (A+B)/2
7. Rs ~ (A-B)/2
8. Normal Intercept (NIp)
9. Poisson Reflectivity (PR)
10. Fluid Factor (F)
Rp merupakan zero offset P-wave reflectivity dan Rs merupakan zero offset S-wave
reflectivity.
Untuk memperoleh AVO attributes, data input berupa CDP gather digunakan.
Tentunya data tersebut telah di-conditioned sehingga variasi ampludonya hanyalah karena
AVO diantaranya dengan menghilangkan efek differential attenuation ataupun NMO
stretching. Dari masing-masing CDP gather, kita melakukan kalkulasi attribute AVO,
katakanlah A dan B, lalu dengan menggunakan seluruh gather yang ada, sebuah penampang
AVO attribute (section) dapat ditampilkan.
Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu AVO attribute berupa Scaled Poissons
Ratio Change (aA+bB), yang merupakan indikator reservoir yang tersaturasi hidrokarbon:

Courtesy Hampson-Russell

AVO Classification
Klasifikasi AVO (Amplitudo versus Offset) diprakarsai oleh Rutherford dan Williams
(1989) yang mendefinisikan 3 kelas AVO untuk reservoir gas sand. Ketiga kelas tersebut
adalah, kelas I untuk high impedance gas sand (relatif terhadap shale yang menutupinya),
Kelas II untuk kontras impedance yang hampir nol (antara gas sand dan shale) dan kelas III
untuk low impedance gas sand.
Karakteristik amplitudo sebagai fungsi dari offset (sudut) untuk kelas-kelas AVO tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar di atas terlihat bahwa, top gas sand kelas I AVO memiliki peak amplitude yang
positif (SEG reverse, lihat: Polaritas normal-reverse) untuk near offset, kemudian mengalami
dimming pada mid angle dan bahkan pembalikan polaritas pada far angle sebagai trough
amplitude.
Kelas II memiliki near zero amplitude pada near offset (dimming), lalu mengalami
peningkatan amplitudo ke arah trough pada far angle. Sedangkan untuk AVO kelas IIp,
dijumpai pembalikan polaritas disekitar mid offset.
Kelas III AVO merupakan anomali yang mudah dikenal yang ditandai dengan peningkatan
amplitudo yang drastis ke arah trough sejalan dengan bertambahnya offset.
Seiring dengan perkembangan dan penemuan di lapangan, dikenal juga AVO kelas IV,
V dan VI. Kelas IV dan kelas V memiliki perilaku yang mirip yakni negative high amplitude
pada near angle dan mengalami penurunan amplitudo pada mid dan far. Akan tetapi
penurunan untuk kelas IV tidak sedrastis AVO kelas V.
Perilaku batubara (coal) dapat menyerupai gas sand kelas IV, untungnya gas sand
kelas IV memiliki Vp/Vs yang kecil sedangkan batubara memiliki Vp/Vs yang besar. Untuk
gas sand kelas VI, memiliki karakteristik low positive amplitude pada near offset dan
mengalami peningkatan amplitudo ke arah peak pada far offset.
Pada praktiknya, determinasi gas sand tidak cukup dengan melihat respon amplitudo
terhadap offset saja. Studi tersebut harus ditunjang dengan melihat aspek lain seperti
karakterstik peta amplitudo pada masing-masing angle stack, AVO modeling, R3M, dan lain
sebagainya.
Gambar dibawah ini menunjukkan karakteristik peta amplitudo untuk gas sand kelas III.
Perhatikan bahwa bright amplitude anomaly (merah) berasosiasi dengan closure area.

Courtesy Nick Loizou et al., Petroleum Geoscience


Gambar di bawah ini menunjukkan, hasil inversi R3M yang di overlay dengan data seismik.
Merah menunjukan high resistivity (hidrokarbon) dan biru menunjukan low resistivity (non
hidrokarbon).

Courtesy R. Mittet et al., EGM 2007 International Workshop


Gambar di bawah ini menunjukkan aplikasi interaktif untuk pemodelan AVO dengan input
Vp, Vs dan shale dan sand untuk gelombang P refleksi.

Deteksi Reservoar Gas Menggunakan Analisis AVO dan


Inversi
Analisis AVO bertumpu pada perubahan amplitudo sinyal terpantul
terhadap jarak dari sumber gelombang ke geophone penerima. Dalam hal
ini semakin besar jarak antara sumber ke penerima (offset) semakin
besar pula sudut datangnya. Pengamatan amplitudo terhadap offset
dapat diamati pada setiap titik pantul yang sama (CDP, Common Depth
Point) dengan asumsi setiap energi dari sumber diterima oleh receiver
dengan offset tertentu. Karakteristik AVO ditentukan oleh koefisien
refleksi sudut datang normal (RNI) dan kontras rasio Poisson () pada
reflektornya (Ostrander,
1984).
Koefisien
refleksi dan transmisi
yang
terjadi
pada
bidang batas adalah
gelombang P datang,
gelombang P refleksi,
gelombang P transmisi,
gelombang S refleksi,
dan
gelombang
S
transmisi.

Gambar 1. Hubungan antara offset dengan sudut datang ( ) dan


sinyal datang yang terekam dalam titik reflektor yang sama
(Chiburis et al., 1993)
Pada tahun 1997 Goodway et al. memperlihatkan bahwa parameter
lame dan memiliki hubungan dengan impedansi gelombang P (Ip)
dan impedansi gelombang S (Is)
Gray dan Andersen (2001) menyatakan bahwa rigiditas () atau
modulus geser didefinisikan sebagai resistensi batuan terhadap sebuah
strain yang mengakibatkan perubahan bentuk tanpa merubah volume
total dari batuan tersebut.
Rigiditas digunakan untuk membedakan kualitas lapisan pasir
karena secara umum tidak dipengaruhi oleh fluida reservoar. Sedangkan
modulus Lame ( ) yang berkaitan erat dengan inkompresibilitas
mengandung informasi lebih banyak mengenai kandungan fluida batuan.

Inkompresibilitas juga disebut sebagai modulus Bulk yaitu resistensi


batuan terhadap perubahan volume yang disebabkan oleh perubahan
tekanan dan merupakan kebalikan dari kompresibilitas.

Anda mungkin juga menyukai