Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PROPOSAL
EKSPERIMEN FISIKA
Dengan ini saya mengajukan proposal eksperimen fisika untuk
memenuhi salah satu tugas dalam matakuliah Eksperimen Fisika II
berjudul:
EKSPERIMEN VERIFIKASI GERAK PELURU
Yogyakarta, 22 Maret 2015
Mahasiswa

LESNAN
Disetujui, ..................... 2015

_______________________
Drs. Ishafit M.Si

PROPOSAL EKSPERIMEN FISIKA


Judul
GERAK PELURU
Oleh
LESNAN
NIM: 12A07005
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan
1. PENDAHULUAN
Gerak lintasan partikel tidak selamanya berbentuk lurus, tetapi dapat juga berbentuk
melengkung. Gerak melengkung yang istimewa terbagi menjadi dua, yaitu gerak
parabola dan gerak melingkar. Percobaan ini adalah tentang gerak peluru, yang
dilepaskan dari lintasan bidang miring sehingga membentuk lintasan yang melengkung,
yang disebut gerak parabola.
Gerak parabola ( peluru ) merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya
diberi kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi
oleh gravitasi. Karena gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu
fisika yang membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya), maka
pada pembahasan ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan, demikian juga
gaya gesekan udara yang menghambat gerak benda. Kita hanya meninjau gerakan
benda tersebut setelah diberikan kecepatan awal dan bergerak dalam lintasan
melengkung di mana hanya terdapat pengaruh gravitasi. Gerak peluru atau parabola
pada dasarnya merupakan perpaduan antara gerak horizontal (searah dengan sumbu x)
dengan vertikal (searah sumbu y). Pada gerak horizontal bersifat GLB (Gerak Lurus
Beraturan) karena gesekan udara diabaikan. Sedangkan pada gerak vertikal bersifat
GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) karena pengaruh percepatan grafitasi bumi
(g).
2. TEORI
Gerak parabola adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk parabola. Gerak
semacam ini dijumpai pada peluru, gerak bola yang tidak vertikal dan lain-lain. Disini
selalu akan ada percepatan yang arahnya vertikal ke bawah dan konstan. Dalam hal
gerak peluru atau bola tali, percepatan tersebut adalah percepatan gravitasi.
Gaya gravitasi terhadap peluru arahnya ke pusat bumi dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak dari pusat bumi. Gerak kita proyeksikan pada sumbu-sumbu yang
melekat pada bumi. Karena sistem ini bukan suatu sistem lamban, tidaklah tepat betul
memberlakukan hukum kedua Newton untuk menghubngkan gaya terhadap peluru itu
dengan percepatannya. Tetapi untuk trayektori yang jaraknya kecil, ketidak tepatan itu
sangat kecil. Efek gesekan udarapun diabaikan, sehingga semua perhitungan hanya
berlaku untuk gerak dalam bakum bumi yang tidak berputar dan permukaannya datar.
3. PROSEDUR EKSPERIMEN
Compound pendulum yang akan digunakan dalam eksperimen tediri dari batang
besi persegi panjang berukuran panjang 100 cm x lebar 3,80 cm x tebal 0,95 cm,
dengan setiap lubang berdiameter 0,47 cm yang berjarak 5 cm antar lubang dari pusat
lubang (seperti ditunjukkan gambar). Sumbu lubang tegak lurus pada permukaan
2

batang, dan salah satu sumbu lubang (A) melalui pusat gavitasi batang. Batang diayun
dengan meletakkan as pada salah satu lubang yang dilengkapi dengan bola laker
sehingga batang berosilasi dalam dalam bidang vertikel dengan gesekan pada laker
menimum.

Gambar: Compound Pendulum


Periode osilasi ditentukan melalui pengukuran waktu 20 ayunan dengan
menggunakan stop watch. Untuk mendapatkan informasi tentang ralat, pengukuran
berulang perlu dilakukan dan periode (T) ditentukan dari nilai rata-rata. Amplitudo
sudut osilasi diambil lebih kecil dari 100 untuk memastikan bahwa periode osilasi tidak
melebihi 0,2 % dari periode osilasi sangat kecil (perhatikan persamaan 3). Jarak l antara
sumbu lubang A dan B diukur dengan mistar meter, yang memungkinkan pengukuran l
dengan akurasi tidak lebih dari 1%.
REFERENSI
Newman, F.H. dan V.H.L. Searle, 1951, The General Properties of Matter, Edward Arnold:
London.
Stephens, R.W.B. dan A.E. Bate, 1950, Wave Motion and Sound, Edward Arnold: London.

Project Proposal

Determine the Rate Constant with Newton's Law of Cooling


By
LESNAN
12A07005
Physics Education Department
Ahmad Dahlan University

Objectives

This experiment will study Newton's law of cooling and to determine for
three calorimeter cans filled with hot water.

Theory
If an object with temperature TB is submerged in an environment with a large
heat capacity and temperature TE, then Newtons law of cooling states that the
temperature of the object as a function of time is given by

TB= TE + (TB -TE)0 e-t


Here is the rate constant. The difference between the body temperature and
the environmental temperature approaches zero exponentially as e-t

If there are three cans that the surface of one can is unpainted, the surface of
the second can is painted black, and the surface of the third can is painted
white. The cans are exposed to air in the laboratory environment. The cans
will transfer heat to the environment via conduction, convection and
radiation. The surfaces of the three cans have different emissivities, so we
may expect different 's for the three cans.
According the Newton's law of cooling states that Newton's law of cooling
states that

ln(TB TE) = ln(TBTE)0 e-t

This equation is of the form y=ax+b, with y=ln(TB-TE), x=t, a=- and b=ln(TBTE)0. The slope a=- of a straight line fit of ln(TB-TE) versus t is determined
and thus to determine the rate constant

Procedure:
1. We will determines for each can and compare the measured rate constants
for the different cans. To determine , we will record each can's
temperature as a function of time for approximately 1 hour
2. With the temperature sensor in air, the temperature of the environment is
determine, i.e. the room temperature TE.

3. To open a Microsoft Excel spreadsheet.


4. To record the temperature TE in the spreadsheet.

5. To monitor the calorimeter cans filled with with hot water for
approximately 1 hour. The thermometer inserted into the water reads the
temperature of the water. For each can record the temperature as a function
of time in your spreadsheet. (Click on each of the thumbnails above to
view an enlarged picture.)

TE (0C)

Clock

Can 1
(unpainted)

Can 2
(black)

Can 3
(white)

Time

Temp (0C)

Temp (0C)

Temp (0C)

Elapsed

Can 1

Can 2

Time (s) ln(TB-TE) ln(TB-TE)

Can 3
ln(TB-TE)

Data Analysis:
1. Each measurement. find the elapsed time since the start of the
experiment and record it in spreadsheet
2. In spreadsheet, TE is subtracted from the measured temperature TB of
each can and to find the natural logarithm of this difference. The
regression function is used to find the slope of a straight line fit of
ln(TB-TE) versus time t. The rate of constant equal to the magnitude
of the slope.

References
Stanford, A. L. and Tanner, J. M., 1984, Physics for Students of Science and
Engineering, Academic Press, Inc., Orlando.
Bevington, P. R., 1969, Data Reduction and Error Analysis fo The Physical
Sciences, McGraw-Hill Book Company, New York.

Catatan:
1. Tujuan
Berisi pernyataan singkat tentang apa yang diinginkan atau apa yang akan dikerjakan
dalam eksperimen (kata kunci: Apa (what) yang akan anda kerjakan).
2. Landasan Teori
Berisi uraian konsep-konsep teoretik yang melandasi eksperimen yang akan dilakukan.
Hal ini memerlukan kajian terhadap textbook, buku panduan laboratorium, jurnal
ilmiah.
3. Peralatan
Berisi uraian/spesifikasi peralatan yang akan digunakan, diagram rangkaian yang akan
dipakai dalam eksperimen.
4. Prosedur Eksperimen
Berisi urutan langkah-langkah (prosedur) yang akan dilalui dalam eksperimen. Bagian
ini menguraikan bagaimana proses pengumpulan data eksperimen. Pelaku eksperimen
harus benar-benar menguasi prosedur ini dan melatih kemampuan teknis yang
diperlukan dalam eksperimen (kata kunci: Bagaimana (how) anda mengerjakan).
5. Metode Analsisis
Bagian ini berisi uaraian tentang bagaimana data yang telah diperoleh akan diproses
sejalan dengan tujuan yang akan dicapai dalam eksperimen. Rumus-rumus yang
diperlukan dan belum tercakup dalam landasan teori dapat dituliskan di sini. Metode
analisis dapat berupa metode grafik dan atau statistik

Contoh Penulisan Abstrak:


Contoh (1)

GERAK HARMONIC SEDERHANA


Konstanta gaya k dari sebuah pegas yang digunakan dalam demonsytasi gerak
hamonik sederhana telah diukur dengan dua metode. Pertama, metode static, mengukur
pertambahan panjang pegas sebagai fungsi gaya yang diberikan; kedua, metode dynamic,

mengukur periode gerak sebagai fungsi massa yang digantung pada pegas. Metode pertama
menghasilkan k=(2,140,06)103 dyne/cm dan kedua k=(2,160,04)103 dyne/cm.
Contoh (2)

HUKUN KEDUA NEWTON


Posisi dua buah sistem massa sebagai fungai waktu telah dicatat dengan
menggunakan peralatan spark-timer. Menggunakan data ini, kecepatan sesaat
diaproksimasi dengan menghitung kecepatan rata-rata setiap interval watku 1/30 sekon.
Percepatan sistem, yang dihitung melalui kemiringan grafik kecepatan versus waktu, adalah
(59,10,5) cm/s2. Nilai percepatan yang diprediksi menggunakan Hukum Kedua Newton
adalah (60,90,1) cm/s2. Perbedaan antara dua nilai percepatan dari massa hanya 3%.

Anda mungkin juga menyukai