Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor


pertanian sebagai sumber mata pencaharian penduduknya, dengan demikian
sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di wilayah
Indonesia diperuntukkan sebagai lahan pertanian, dan 50 persen dari total
angkatan kerja masih menggantungkan kebutuhan hidupnya pada sektor
pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam
perekonomian Indonesia, hal ini dikarenakan sektor pertanian berfungsi sebagai
basis atau landasan pembangunan ekonomi. Keadaan seperti ini menuntut
kebijakan pemerintah pada sektor pertanian disesuaikan dengan keadaan dan
perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai persoalan yang
menyangkut kesejahteraan bangsa (Tambunan dalam Yamin, 2009).
Pembangunan agribisnis bukan hanya upaya peningkatan volume produksi
pertaniannya namun lebih menekankan pembangunan petani dan semua pelaku
agribisnis sebagai subyeknya disetiap subsistem sehingga dapat mewujudkan
ketangguhan sektor pertanian secara keseluruhan (Romaully dalam saragih, 2012).
Jadi pembangunan agribisnis bukan hanya meningkatkan hasil produksi akan
tetapi juga meningkatkan kesejahteraan semua pelaku sistem agribisnis.
Agribisnis adalah kegiatan di sektor pertanian dimana organisasi dan
manajemennya dirancang untuk memperoleh nilai tambah komersial melalui
aktivitas pra-usaha tani, usaha tani atau produksi, dan usaha pasca usaha tani
(pengolahan atau agroindustri dan pemasaran). Menurut Badan Agribisnis
Departemen Pertanian RI, agribisnis adalah pertanian yang organisasi dan
manajemennya secara rasional dirancang untuk mendapatkan nilai tambah
komersial yang maksimal dengan menghasilakan barang atau jasa yang diminta
oleh pasar. Sistem agribisnis meliputi Subsistem pengadaan dan penyaluran
saprodi, teknologi dan pengembangan sumber daya pertanian, subsistem budidaya
atau usaha tani, subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri; subsistem
pemasaran hasil pertanian, subsistem prasarana, dan subsistem pembinaan.

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai


bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap
dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri
merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan
pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya
oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan
(interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan,
pemasaran dan distribusi produk pertanian. Agroindustri mencakup Industri
Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian
(IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP) (Suprapto, 2014).
Tanaman durian merupakan tanaman asli wilayah tropik yang saat ini
dibudidayakan secara komersial. Tanaman durian memiliki nilai ekonomis yang
tinggi karena jumlah permintaan durian dipasar relatif tinggi pula sehingga,
banyak petani yang berlomba-lomba dalam membudidayakan tanaman durian.
Desa Bintoro Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember terdapat salah seorang petani
yang membudidayakan tanaman durian, beliau bernama Bapak Nanang. Dalam
paper ini akan membahas tentang bagaimana usaha tani durian hingga
pemasarnnya.

PEMBAHASAN
Tanaman durian merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
dibudidayakan saat ini. Durian merupakan salah satu jenis buah-buahan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi maka dari itu budidaya buah durian saat ini
menjadi primadona bagi para petani, terutama petani hortikultura buah. Hal ini
disebabkan tingginya permintaan konsumen dan harga jual yang relatif tinggi.
Budidaya tanaman durian terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dari
pengolahan tanah, perawatan seperti pemupukan dan penyiraman, pemanenan,
hingga pemasaran. Tanaman durian ini digolongkan cukup mudah untuk
dibudidayakan.
Buah durian dikenal rasanya yang manis, harum, dan warna dagingnya
yang kekuningan sehingga buah ini banyak digemari oleh masyarakat. Melihat
banyaknya peluang dan keuntungan yang menjanjikan dari buah durian tersebut
membuat salah seorang petani di Desa Bintoro yaitu bapak Nanang
membudidayakan tanaman ini. Beliau membudidayakan tanaman durian di
pekarangan rumahnya dengan luas lahan sekitar 2.500 3.000 m2. Beliau
membeli sekitar 30 bibit durian dan ditanam pada lahan tersebut. Bibit tersebut
dipindah tanam pada lahan ketika berumur 1 tahun. Terdapat dua varietas durian
yang dapat dibudidayakan yaitu Durian Montong dan Durian Lokal. Akan tetapi
pada budidaya yang dilakukan pak Nanang hanya Durian Montong.
Tahap pertama dalam budidaya durian yaitu pembibitan. Bibit durian yang
digunakan didapatkan Pak Nanang dari Kota Malang. Bibit durian yang dipakai
merupakan jenis Durian Montong, jenis ini dipilih karena peminatnya yang sangat
banyak. Bibit durian selanjutnya ditanam pada media yang sudah tersedia, bibit
ditanam saat usia bibit mencapai 1 tahun. Media tanam dibuat dengan melubangi
tanah sedalam 1m dengan panjang 1m dan lebar 1m. Bibit kemudian ditanam di
lubang yang tersedia, lalu ditutup kembali dengan tanah. Pupuk pertama yang
digunakan pada saat penanam harus pupuk kimia. Jika menggunakan pupuk
organik dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena dalam pupuk organik
bisa terkandung beberapa hama seperti ulat, uret, dan sebagainya. Pupuk yang
digunakan salah satunya yaitu pupuk Bokashi. Pupuk Bokashi banyak

mengandung manfaat diantaranya, meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam,


menghambat pertumbuhan hama dan penyakit, kandungan hara dalam pupuk
Bokashi lebih tinggi daripada pupuk kompos, dan periode tumbuh lebih cepat.
Namun apabila dilakukan dalam jangka panjang akan menyebabkan penurunan
kualitas lahan. Menurut Hakim, dkk. (1986) penggunaan pupuk kimia dalam
jangka panjang akan menyebabkan degradasi lahan, karena residu yang dihasilkan
pupuk kimia akan membunuh biota tanah, sehingga terjadi ketidak seimbangan
unsur fisik, kimia, dan biologis dalam tanah dan terhambatnya siklus hara dalam
tanah.
Tanaman durian membutuhkan penyiraman yang sangat intensif.
Penyiraman dilakukan satu minggu sekali saat musim kemarau sedangkan saat
musim hujan penyiraman dilakukan apabila tanaman mulai terlihat kekurangan air
(layu). Selain itu tanaman durian juga membutuhkan banyak penyinaran, sehingga
tanaman durian ini tidak boleh ternaungi. Perawatan durian montong lebih intensif
daripada durian lokal. Hal ini dikarenakan durian montong sangat rentan terhadap
serangan penyakit. Penyakit sebagian besar menyerang batang tanaman durian,
batang yang diserang akan membusuk. Dalam pengendaliannya, batang yang
busuk disemprot dengan fungisida. Hal ini dilakukan agar penyakit yang
menyerang batang tersebut tidak menyebar ke seluruh bagian tubuh tanaman
durian. Walaupun batang yang busuk sudah disemprot tapi batang tidak bisa
kembali pada bentuk semula atau batang tersebut terlihat cacat.
Perawatan yang lain pada tanaman durian yaitu dengan mengendalikan
perkembangan

bunga

dan

percabangan

batang.

Untuk

pengendalian

perkembangan bunga hal dilakukan yaitu dengan membuang 5 bunga tiap pohon.
Jika dalam satu pohon terdapat banyak bunga dan kemudian akan berbuah, maka
tanaman durian tersebut tidak akan produktif untuk musim berikutnya. Pada tahun
pertama setiap pohon durian harus memiliki 5 buah, kemudian pada tahun kedua
jumlah buah tiap pohon akan meningkat yaitu 10 buah. Tahun ketiga dan
seterusnya jumlah buah yang dihasilkan setiap pohonnya akan semakin banyak.
Selain bunga, ranting-ranting pohon durian yang lebat juga harus dipangkas. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan sebagai proses peremajaan tanaman durian,

sehingga pohon durian tersebut akan lebih produktif. Secara umum, buah durian
yang sudah dipanen akan disimpan untuk menjaga buah agar tidak busuk. Pak
Nanang tidak melakukan hal tersebut karena dengan menyimpan buah durian pada
tempat penyimpanan dapat menambah biaya yang dikeluarkan.
Pemanenan merupakan tahap akhir dari proses usaha tani. Pemanenan
durian dilakukan setiap satu tahun sekali. Tanaman durian yang dibudidayakan
oleh bapak Nanang setiap pohonnya menghasilkan sekitar 30 hingga 40 buah,
akan tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang mendukung.
Sebelum menginjak musim panen, buah durian muda harus diikat dengan tali
rafia. Tali rafia ini berfungsi untuk menghindari buah durian jatuh langsung
menyentuh tanah. Ketika buah durian jatuh dan menyentuh tanah secara langsung,
buah berpotensi rusak atau busuk sebagian. Menurut bapak nanang, durian yang
siap dipanen memiliki ciri-ciri yaitu kulit durian berwarna kuning, baunya
menyengat, dan memiliki bentuk buah sempurna dan ketika dibelah daging buah
durian tebal dan memiliki biji yang pipih.
Buah durian yang ada disana tidak diolah menjadi produk agroindustri,
namun hanya berupa buah segar. Buah durian segar dipasarkan dengan sistem
pemesanan. Lingkup pembeli buah durian milik Pak Nanang kebanyakan
konsumen langsung, sejauh ini belum ada distributor yang membeli karena buah
yang dihasilkan tidak dalam skala besar. Awalnya konsumen yang ingin membeli
buah durian pada pak Nanang harus mendatangi kediaman beliau dan memesan
jauh-jauh hari karena buah yang dipanen oleh bapak Nanang harus menunggu
proses jatuhnya buah dari pohon. Pak Nanang mematok harga buah durian dengan
harga Rp.25.000/buah untuk kualitas bagus dan Rp.20.000/ buah untuk kualitas
sedang.

PENUTUP
Budidaya tanaman durian terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dari
pengolahan tanah, perawatan seperti pemupukan dan penyiraman, pemanenan,
hingga pemasaran. Jenis tanaman durian yang dibudidayakan narasumber adalah
durian montong. Perawatan durian montong lebih intensif daripada durian lokal
karena durian montong sangat rentan terhadap serangan penyakit. Berdasarkan
hasil observasi lapang narasumber tidak menggunakan sub sistem agroindusri
pengolahan durian, karena narasumber belum mampu mengolah buah durian
untuk dijadikan produk lain. Dari segi pemasaran, narasumber menjualnya dalam
bentuk buah segar dengan sistem pemesanan. Narasumber mematok harga sebesar
Rp.25.000/buah untuk kualitas bagus dan Rp.20.000/buah untuk kualitas sedang.
Dilihat dari segi pasar, buah durian memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena
jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produk, sehingga banyak para petani
yang berlomba-lomba dalam membudidayakan tanaman durian.

DAFTAR PUSTAKA
Hakim, N. Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M. Nugroho, S.G. Saul, M.R. Diha, M.A.
Hong, G.B., dan Bailey, H.H. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung
Romaully, M. 2012. Pengembangan Sistem Agribisnis Komoditas Kacang Tanah
Sebagai Upaya Peningkatan Kontribusi Pertanian Terhadap PAD Kabupaten
Hulu Sungai Utara. Media Sains (ISSN: 2085-3548), 4(1).
Suprapto. 2014. Karakteristik, Penerapan, dan Pengembangan Agroindustri Hasil
Pertanian
di
Indoesia.
Serial
Online
https://www.academia.edu/6055209/KARAKTERISTIK_PENERAPAN_DAN
_PENGEMBANGAN_AGROINDUSTRI_HASIL_PERTANIAN_DI_INDON
ESIA_Oleh_Suprapto, diakses tanggal 18 Maret 2015.
Yamin, M. 2009. Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap
Distribusi Pendapatan dan Peningkatan Lapangan Kerja di Provinsi
Sumatera Selatan. Jurnal Pembanguan Manusia, 1(6): 60-74.

Anda mungkin juga menyukai