PEMBAHASAN
Tanaman durian merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
dibudidayakan saat ini. Durian merupakan salah satu jenis buah-buahan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi maka dari itu budidaya buah durian saat ini
menjadi primadona bagi para petani, terutama petani hortikultura buah. Hal ini
disebabkan tingginya permintaan konsumen dan harga jual yang relatif tinggi.
Budidaya tanaman durian terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dari
pengolahan tanah, perawatan seperti pemupukan dan penyiraman, pemanenan,
hingga pemasaran. Tanaman durian ini digolongkan cukup mudah untuk
dibudidayakan.
Buah durian dikenal rasanya yang manis, harum, dan warna dagingnya
yang kekuningan sehingga buah ini banyak digemari oleh masyarakat. Melihat
banyaknya peluang dan keuntungan yang menjanjikan dari buah durian tersebut
membuat salah seorang petani di Desa Bintoro yaitu bapak Nanang
membudidayakan tanaman ini. Beliau membudidayakan tanaman durian di
pekarangan rumahnya dengan luas lahan sekitar 2.500 3.000 m2. Beliau
membeli sekitar 30 bibit durian dan ditanam pada lahan tersebut. Bibit tersebut
dipindah tanam pada lahan ketika berumur 1 tahun. Terdapat dua varietas durian
yang dapat dibudidayakan yaitu Durian Montong dan Durian Lokal. Akan tetapi
pada budidaya yang dilakukan pak Nanang hanya Durian Montong.
Tahap pertama dalam budidaya durian yaitu pembibitan. Bibit durian yang
digunakan didapatkan Pak Nanang dari Kota Malang. Bibit durian yang dipakai
merupakan jenis Durian Montong, jenis ini dipilih karena peminatnya yang sangat
banyak. Bibit durian selanjutnya ditanam pada media yang sudah tersedia, bibit
ditanam saat usia bibit mencapai 1 tahun. Media tanam dibuat dengan melubangi
tanah sedalam 1m dengan panjang 1m dan lebar 1m. Bibit kemudian ditanam di
lubang yang tersedia, lalu ditutup kembali dengan tanah. Pupuk pertama yang
digunakan pada saat penanam harus pupuk kimia. Jika menggunakan pupuk
organik dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena dalam pupuk organik
bisa terkandung beberapa hama seperti ulat, uret, dan sebagainya. Pupuk yang
digunakan salah satunya yaitu pupuk Bokashi. Pupuk Bokashi banyak
bunga
dan
percabangan
batang.
Untuk
pengendalian
perkembangan bunga hal dilakukan yaitu dengan membuang 5 bunga tiap pohon.
Jika dalam satu pohon terdapat banyak bunga dan kemudian akan berbuah, maka
tanaman durian tersebut tidak akan produktif untuk musim berikutnya. Pada tahun
pertama setiap pohon durian harus memiliki 5 buah, kemudian pada tahun kedua
jumlah buah tiap pohon akan meningkat yaitu 10 buah. Tahun ketiga dan
seterusnya jumlah buah yang dihasilkan setiap pohonnya akan semakin banyak.
Selain bunga, ranting-ranting pohon durian yang lebat juga harus dipangkas. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan sebagai proses peremajaan tanaman durian,
sehingga pohon durian tersebut akan lebih produktif. Secara umum, buah durian
yang sudah dipanen akan disimpan untuk menjaga buah agar tidak busuk. Pak
Nanang tidak melakukan hal tersebut karena dengan menyimpan buah durian pada
tempat penyimpanan dapat menambah biaya yang dikeluarkan.
Pemanenan merupakan tahap akhir dari proses usaha tani. Pemanenan
durian dilakukan setiap satu tahun sekali. Tanaman durian yang dibudidayakan
oleh bapak Nanang setiap pohonnya menghasilkan sekitar 30 hingga 40 buah,
akan tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang mendukung.
Sebelum menginjak musim panen, buah durian muda harus diikat dengan tali
rafia. Tali rafia ini berfungsi untuk menghindari buah durian jatuh langsung
menyentuh tanah. Ketika buah durian jatuh dan menyentuh tanah secara langsung,
buah berpotensi rusak atau busuk sebagian. Menurut bapak nanang, durian yang
siap dipanen memiliki ciri-ciri yaitu kulit durian berwarna kuning, baunya
menyengat, dan memiliki bentuk buah sempurna dan ketika dibelah daging buah
durian tebal dan memiliki biji yang pipih.
Buah durian yang ada disana tidak diolah menjadi produk agroindustri,
namun hanya berupa buah segar. Buah durian segar dipasarkan dengan sistem
pemesanan. Lingkup pembeli buah durian milik Pak Nanang kebanyakan
konsumen langsung, sejauh ini belum ada distributor yang membeli karena buah
yang dihasilkan tidak dalam skala besar. Awalnya konsumen yang ingin membeli
buah durian pada pak Nanang harus mendatangi kediaman beliau dan memesan
jauh-jauh hari karena buah yang dipanen oleh bapak Nanang harus menunggu
proses jatuhnya buah dari pohon. Pak Nanang mematok harga buah durian dengan
harga Rp.25.000/buah untuk kualitas bagus dan Rp.20.000/ buah untuk kualitas
sedang.
PENUTUP
Budidaya tanaman durian terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dari
pengolahan tanah, perawatan seperti pemupukan dan penyiraman, pemanenan,
hingga pemasaran. Jenis tanaman durian yang dibudidayakan narasumber adalah
durian montong. Perawatan durian montong lebih intensif daripada durian lokal
karena durian montong sangat rentan terhadap serangan penyakit. Berdasarkan
hasil observasi lapang narasumber tidak menggunakan sub sistem agroindusri
pengolahan durian, karena narasumber belum mampu mengolah buah durian
untuk dijadikan produk lain. Dari segi pemasaran, narasumber menjualnya dalam
bentuk buah segar dengan sistem pemesanan. Narasumber mematok harga sebesar
Rp.25.000/buah untuk kualitas bagus dan Rp.20.000/buah untuk kualitas sedang.
Dilihat dari segi pasar, buah durian memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena
jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produk, sehingga banyak para petani
yang berlomba-lomba dalam membudidayakan tanaman durian.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, N. Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M. Nugroho, S.G. Saul, M.R. Diha, M.A.
Hong, G.B., dan Bailey, H.H. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Lampung:
Universitas Lampung
Romaully, M. 2012. Pengembangan Sistem Agribisnis Komoditas Kacang Tanah
Sebagai Upaya Peningkatan Kontribusi Pertanian Terhadap PAD Kabupaten
Hulu Sungai Utara. Media Sains (ISSN: 2085-3548), 4(1).
Suprapto. 2014. Karakteristik, Penerapan, dan Pengembangan Agroindustri Hasil
Pertanian
di
Indoesia.
Serial
Online
https://www.academia.edu/6055209/KARAKTERISTIK_PENERAPAN_DAN
_PENGEMBANGAN_AGROINDUSTRI_HASIL_PERTANIAN_DI_INDON
ESIA_Oleh_Suprapto, diakses tanggal 18 Maret 2015.
Yamin, M. 2009. Analisis Pengaruh Pembangunan Sektor Pertanian Terhadap
Distribusi Pendapatan dan Peningkatan Lapangan Kerja di Provinsi
Sumatera Selatan. Jurnal Pembanguan Manusia, 1(6): 60-74.