Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CABAI MERAH

Oleh:
SRI AYU ANDAYANI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MAJALENGKA
email: sri.ayuandayani@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan penggunaan faktor-faktor produksi terhadap
produksi cabai merah. Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka
Jawa Barat dengan menggunakan pendekatan survey melalui analisis deskriptif kuantitatif.
Pengambilan sampel petani cabai merah melalui simple random sampling dengan jumlah 33 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi pada usahatani cabai merah di
daerah penelitian masih didasarkan pada minat dan pengalaman para petani, penggunaan faktor
produksi masih belum sesuai dengan anjuran atau rekomendasi. Faktor produksi lahan, bibit, pupuk,
pestisida, dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai merah
sedangkan secara parsial faktor produksi pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh terhadap
produksi tetapi faktor produksi lahan dan bibit tidak berpengaruh nyata terhadap produksi cabai
merah.

Kata Kunci: faktor produksi, produksi, cabai merah

Abstract
This research aims to determine the influence and use of factors of production to the production of red
chilli. Research has been conducted in the district of Majalengka, West Java Argapura using survey
approach through quantitative descriptive analysis. Sampling red chili farmers through simple
random sampling with 33 people. The results of this research showed that the use of factors of
production in the red chili farming in the area of research is still based on interests and experience of
the farmers, the use of factors of production are still not in accordance with the advice or
recommendations. Production factors of land, seed, fertilizer, pesticides, and labor simultaneously
significant effect on the production of red chilli while partial factors of production of fertilizers,
pesticides and labor affect the production but production factors of land and seed did not significantly
affect the production of red chilli.

Keywords: factors of production, production, red chilli

PENDAHULUAN aspek produksi dan pengembangan sistem


Hortikultura merupakan salah satu pemasarannya (Sugiarti, 2003).
tanaman sebagai bahan pangan yang cukup Sektor hortikultura mempunyai peran
penting bagi kebutuhan masyarakat sehingga yang strategis dalam mendukung pertumbuhan
perlu ditingkatkan produksinya untuk ekonomi nasional. Salah satu tanaman
memenuhi kebutuhan secara nasional. hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis
Konsumsi terhadap produk hortikultura terus tinggi dan komersial adalah tanaman cabai
meningkat sejalan dengan bertambahnya merah. Tanaman cabai merah ini mempunyai
penduduk, peningkatan pendapatan dan posisi yang cenderung semakin penting dalam
pengetahuan masyarakat terhadap gizi dan pola konsumsi makanan yaitu sayuran atau
kesehatan. Dengan demikian pertanian bumbu masakan sehari-hari maka dari itu cabai
hortikultura sudah seharusnya mendapat merah berindikasi memliki peluang pasar yang
perhatian yang serius terutama menyangkut semakin luas baik itu untuk memenuhi
permintaan konsumsi rumah tangga maupun

Halaman | 261
industri dalam negeri serta ekspor (Rukmana, usahatani cabai merah sehingga diperlukan
2002). ketepatan dalam mengkombinasikan faktor-
Selain itu beberapa alasan penting faktor produksinya. Hasil penelitian Saptana
komoditi cabai merah perlu dikembangkan (2011) menjelaskan bahwa implikasi kebijakan
yaitu: (1) komoditi yang mempunyai nilai dalam meningkatkan efisiensi produksi dan
ekonomi tinggi (high economic value mereduksi petani dalam menghindari risiko
commodity), (2) komoditas unggulan nasional produktivitas diantaranya yaitu: (1) alokasi
dan daerah, (3) menduduki posisi penting dalam penggunaan faktor produksi secara lebih
menu pangan walaupun dalam jumlah kecil efisien, memperbaiki struktur pasar input dan
namun setiap hari dikonsumsi oleh banyak output, (2) meningkatkan produktivitas dapat
orang, (4) mempunyai manfaat yang cukup dilakukan dengan inovasi teknologi baru dan
beragam dan sebagai bahan baku industri adaptasinya ditingkat petani.
(RPJM, 2012). Berdasarkan uraian di atas, jika tidak
Jawa Barat merupakan salah satu tepat dalam penggunaan faktor produksi maka
produsen terbesar di Indonesia bahkan kemungkinan produksi yang dihasilkan secara
menduduki posisi kedua tertinggi setelah Jawa ekonomi tidak menguntungkan, maka tujuan
Tengah dan Kabupaten Majalengka merupakan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
salah satu daerah penghasil cabai merah di Jawa mengetahui pengaruh dan penggunaan faktor-
Barat. Namun demikian, produksi cabai merah faktor produksi terhadap produksi cabai merah
di Majalengka mengalami fluktuasi. Pada tahun di Kabupaten Majalengka.
2010 produksinya mencapai 42.462 ton tetapi
pada tahun 2011 mengalami perubahan yaitu KAJIAN PUSTAKA
6.916 ton dan pada tahun 2012 menjadi 9.651 Usahatani
ton (Dinas Pertanian Majalengka, 2012). Usahatani mempunyai arti yang sangat
Kebutuhan cabai merah perkapita penting dalam pertanian dimana usahatani
berada pada kisaran 3 kg/kapita/tahun sehingga adalah suatu tempat di permukaan bumi ini
jika jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 dimana kegiatan pertanian diselenggarkan.
juta maka pertahunnya dibutuhkan sebanyak Suatu usahatani dapat diukur dari nilai mutlak
750.000 ton dan jumlah sebanyak itu pendapatan dan tingkat keberhasilannya.
diprediksikan belum dapat dipenuhi oleh (Suratiyah, 2009).
produksi dalam negeri sehingga pemerintah Dapat dikatakan pula bahwa usahatani
sebagian melakukan impor (Siahaan et al, adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
2016). Begitu pula dengan Kabupetan seseorang mengusahakan dan megkoordinir
Majalengka jumlah produksi cabai yang faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan sebagai modal sehingga memberikan manfaat
konsumsi masyarakat dan keberlanjutan yang baik. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu
produksinya belum terjadi. Terjadi fluktuasi usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
produksi disebabkan oleh berbagai faktor salah cara-cara petani menentukan,
satu diantaranya yaitu terjadinya anomali iklim mengorganisasikan, dan mengkondisikan
yang mengakibatkan adanya hama dan penyakit penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan
serta gagal panen, begitu juga dengan sumber seefisien mungkin sehingga usaha tersebut
daya manusianya dalam pengelolan usahatani memberikan pendapatan yang maksimal
cabai merah. (Soekartawi, 1986).
Selain itu, permasalahan belum
maksimalnya produksi cabai merah dikarenakan Produksi dan Fungsi Produksi
kombinasi dari masukan-masukan yang Faktor produksi adalah sumber daya
dilakukan petani berpengaruh terhadap produksi yang digunakan dalam sebuah proses produksi.
cabai merah. Dalam pencapaian produksi yang Fungsi produksi dapat menunjukkan sifat
tinggi, faktor produksi merupakan satu kesatuan hubungan antara faktor-faktor produksi dan
yang tidak dapat dipisahkan dalam melakukan tingkat produksi yang dihasilkan. Dalam

Halaman | 262
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah
SRI AYU ANDAYANI

analisis ini dapat dimisalkan jika salah satu kerja dalam HOK), X4 (pupuk dalam kg), X5
input produksi merupakan satu-satunya faktor (pestisida dalam kg atau liter), bo: konstanta
produksi yang dapat diubah sedangkan faktor merupakan tingkat produksi simultan, b1:
produksi lainnya dianggap tetap atau tidak pangkat merupakan koefisien elastisitas
mengalami perubahan (Soekartawi, 2003). produksi dalam persen untuk masing-masing
Salah satu model fungsi produksi yang input. Teknik perhitungan dianalisis dengan
digunakan dalam analisis usahatani adalah menggunakan program SPSS versi 17, baik
faktor produksi Cobb-Douglas. Secara secara serempak maupun secara mandiri. Alat
matematis model ini dapat digambarkan sebagai uji yang digunakan untuk menguji apakah
berikut: variable bebas (X) secara serempak
berpengaruh terhadap variable tidak bebas (Y)
Y = b0X1b1X2b2.Xnbneu , adalah dengan menggunakan uji F.
dimana : Y = hasil produksi
Xn = nilai faktor produksi ke-n Uji F
b0 = intersep Pengaruh variable bebas (Xi), yaitu
bn = dugaan slope yang berhubungan lahan (X1), bibit (X2), tenaga kerja (X3), pupuk
dengan variable Xn (X4), pestisida (X5) terhadap variable terikat (Y)
e = bilangan natural yaitu produksi cabai merah di tingkat petani
u = kesalahan (residual) secara simultan dapat diketahui dengan
menggunakan uji F (F-test) dengan criteria pada
METODE PENELITIAN signifikan F taraf 5%, yaitu :
Desain penelitian ini menggunakan
desain penelitian kuantitatif dengan jenis Fhit = kuadrat regresi
penelitian survey dan teknik analisis deskriptif. kuadrat residual
Lokasi penelitian di Kecamatan Argapura (3)
Kabupaten Majalengka. Dalam mengambil dengan hipotesis:
responden, penelitian ini menggunakan teknik Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, tidak ada
probability sampling dimana pada teknik ini pengaruh variable bebas (Xi) secara simultan
semua populasi mempunyai peluang yang sama terhadap variable terikat (Y)
untuk dijadikan sampel. Jenis sampling yang H1 : b1 # b2 # b3 # b4 # b5 # 0, terdapat
dipilih adalah simple random sampling dan pengaruh variable bebas (Xi) secara simultan
yang dijadikan sampelnya adalah 33 orang. terhadap varibel terikat (Y).
Analisis yang digunakan dalam
mengetahui pengaruh penggunaan faktor Uji T
produksi baik secara serempak maupun parsial Uji t adalah untuk mengetahui
terhadap produksi cabai merah maka dilakukan pengaruh variable bebas (Xi), yaitu lahan lahan
teknik analisis dengan menggunakan fungsi (X1), bibit (X2), tenaga kerja (X3), pupuk (X4),
produksi model cob- douglas dengan formula: pestisida (X5) terhadap variable terikat (Y),
yaitu produksi cabai merah di tingkat petani
Q = boX1b1X2b2X3b3X4b4X5b5 (1) secara individual (parsial), dengan syarat bahwa
t hitung > t table dan jika nilai signifikan t
Dalam bentuk logaritma ganda, persamaan 0,05 pada taraf 5%.
tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Log Produk = b0 + b1 log lahan + b2 log bibit + Penggunaan Faktor Produksi Usahatani
b3 log tenaga kerja + b4 log pupuk + b5 log Cabai Merah
pestisida (2) Faktor produksi yang digunakan dalam
usahatani cabai merah adalah penggunaan luas
Dimana: Q (produksi cabai merah), X1 (lahan lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja.
dalam hektar), X2 (bibit dalam kg), X3 (tenaga Berdasarkan hasil penelitian bahwa luas lahan

Halaman | 263
yang digunakan untuk tanaman cabai merah Begitu pula halnya dengan penggunaan pupuk
bervariatif seperti disajikan dalam Tabel 1. masih jauh dari teknis anjuran atau
rekomendasi. Pupuk organik hanya digunakan
Tabel 1. Penguasaan Lahan Petani sebanyak 5.371 kg/ha sedangkan kalau sesuai
anjuran harus 25.000 kg/ha, pupuk ZA juga
Penguasaan Lahan Jumlah hanya menggunakan 418 kg/ha sedangkan
No Persen (%)
(ha) (orang)
1 0,10 0,25 20 60,60
anjurannya 650 kg/ha begitu pula dengan
2 0,26 0,50 11 33,33 pestisida masih tidak sesuai aturan dan tenaga
3 0,51 1,00 1 3,35 kerja pun masih kekurangan dikarenakan lebih
4 - 1,00 1 3,35
banyak mencari pekerjaan menjadi tukang ojek,
Sumber: Data Primer pekerja pabrik dan lain sebagainya yang
dianggap tidak terlalu banyak menimbulkan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa risiko. Dengan demikian produksi yang
sebagian besar petani mengusahakan lahannya diperoleh dari tanaman cabai merah masih jauh
untuk ditanami cabai merah hanya rata-rata dari harapan para petani.
dikisaran 0,10 0,25 ha dikarenakan beralihnya
fungsi lahan pertanian menjadi tempat Pengaruh Luas Lahan, Bibit, Pupuk, Tenaga
pemukiman atau perumahan ataupun banyak Kerja, dan Pestisida Terhadap Produksi
lahan yang berbukit-bukit dan hanya 1 orang Cabai Merah
petani yang dapat mengusahakan lebih dari 1 ha
untuk tanaman cabai merah hal ini Uji F
diprediksikan tidak akan dapat mengimbangi Pendugaan terhadap produksi cabai
akan permintaan konsumsi masyarakat terhadap merah dilakukan dari luas lahan, jumlah bibit
cabai merah. yang digunakan, jumlah pupuk organic dan
Penggunaan faktor produksi lainnya anorganik yang digunakan (pupuk ayam postal,
yaitu bibit. Petani menggunakan bibit rata-rata phonska, ZA, SP36 dan mutiara 16-16-16),
sebanyak 6.227 pohon/rata-rata luas lahan dan pestisida serta jumlah tenaga kerja untuk satu
15.747,12 pohon/ha sedangkan jika melihat musim tanam 2012. Hubungan antara faktor
rekomendasi penggunaan bibit sebanyak 18.000 produksi (variable bebas) dengan produksi
pohon/ha maka petani masih mengalami (variable terikat) dapat dilihat pada Tabel 2
kekurangan sehingga dapat diprediksikan berikut ini:
produksi tidak akan sesuai dengan harapan.

Tabel 2. Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Cabai Merah


ANOVAb
Model Sum Of Squares df Mean Square F Sig

Regression 11.732 3 3.911 10686.404 .000a

Residual .011 29 .000

Total 11.742 32

a. Predictors: (constant), X5,X3,X4


b. Dependent Variabel: Y

Berdasarkan hasil pengujian di atas (X1), bibit (X2), tenaga kerja (X3), pupuk (X4),
menyatakan bahwa nilai Fhitung dengan nilai pestisida (X5) secara simultan berpengaruh
significance kurang dari 0.05. hal ini terhadap produksi cabai merah (Y). Hasil ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan hipotesis sesuai dengan pernyataan Soekartawi et al,
H1 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan 1986 bahwa produksi suatu tanaman sangat
bahwa semua variable independen yaitu lahan dipengaruhi oleh faktor produksi yaitu faktor

Halaman | 264
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah
SRI AYU ANDAYANI

lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan (X2), tenaga kerja (X3), pupuk (X4), pestisida
teknologi. (X5) secara parsial berpengaruh nyata atau tidak
berpengaruh nyata terhadap variable tidak
Uji t bebas (Y) yaitu produksi pada tingkat petani
Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3. cabai merah.
Hasil uji t dari variable bebas lahan (X1), bibit

Tabel 3. Hasil Pendugaan Parameter Analisi Regresi Antara Variabel Bebas terhadap variabel
Tidak Bebas pada Usahatani Cabai Merah

Coefficientsa

Unstandardized Standardized 95,0% Confidence


Coefficients Coefficients Interval for B
Model
t Sig
Lower Upper
B Std.Error Beta
Bound Bound
(Constant) -3.736 .534 -7.003 .000 -4.827 -2.645
X3(pupuk) -.195 .070 -.192 -2.770 .010 -.339 -.051
X4(pestisida) 1.388 .075 1.385 18.524 .000 1.235 1.542
X5(tenaga kerja) -.275 .091 -.195 -3.031 .005 -.460 -.089
a. Dependent Variable: Y

Colinearity Statistics
Model Beta In t Sig Partial Correlation
Tolerance

1 X1 (lahan) -.295a -.382 .706 -.072 5.391E-5


-.
X2 (bibit) 293a -.380 .707 -.072 5.375E-5
a. Predictors in the model: (constant), X5,X3,X4

Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 3 faktor produksi lahan secara parsial tidak
menunjukkan bahwa persamaan model regresi berpengaruh secara signifikan terhadap
dari fungsi produksi cabai merah di tingkat produksi cabai merah. Menurut Soekartawi et
petani di daerah penelitian secara umum dapat al, 1986 menegaskan kondisi lahan sangat
ditulis sebagai berikut: berpengaruh terhadap produksi hasil pertanian
Nilai b0 = -3.736, b1 = -0,295, b2 = -0,293, b3 termasuk cabai merah baik dilihat dari
= -0,195, b4 = 1,388 dan b5 = -0,275 luasannya, tingkat kesuburan dan
(4) penggunaannya seperti lahan tegalan, lahan
sehingga dari persamaan: sawah, kebun dan lain sebagainya. Dengan
Log Produk = b0 + b1 log lahan + b2 log bibit + demikian akan mempengaruhi pada harga sewa
b3 log pupuk + b4 log pestisida + b5 log tenaga lahan tersebut, semakin tinggi tingkat
kerja (5) produktivitas lahan maka semakin tinggi harga
dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: sewa lahan itu.
Y = -3.736 0,295 X1 0,293 X2 0,195 X3 +
1.388 X4 0,275 X5 (6) Pengaruh Jumlah Bibit (X2) terhadap
Pengaruh Lahan (X1) terhadap Produksi Produksi Cabai Merah (Y)
Cabai Merah (Y) Hasil perhitungan uji t pada bibit (X2)
Hasil perhitungan uji t pada lahan (X1) terhadap produksi cabai merah (Y) diperoleh t
terhadap produksi cabai merah (Y) diperoleh t hitung variable bibit yaitu -0,380 dan nilai sig
hitung luas lahan yaitu -0,382 dan nilai sig 0,707 > 0,05 adalah non signifikan pada taraf
0,706 > 0,05 adalah non signifikan pada taraf signifikansi 5 % artinya H0 diterima sehingga
sig 5 % maka artinya H0 diterima sehingga faktor produksi bibit secara parsial tidak

Halaman | 265
berpengaruh secara signifikan terhadap 18.524 dan nilai sig 0,000 < 0,05 adalah
produksi cabai merah. Soekartawi et al, 1986 signifikan pada taraf signifikansi 5% artinya H0
menjelaskan bahwa bibit merupakan cikal bakal ditolak sehingga faktor produksi pestisida
terhadap hasil produksi tanaman sehingga jika secara parsial berpengaruh secara signifikan
bibit menggunakan yang unggul dan terhadap produksi cabai merah.
bersertifikat sangat mempengaruhi hasil Responden petani cabai merah
produksinya yang semakin baik dan sebaliknya menggunakan pestisida yang berbentuk tepung
maka akan menghasilkan kualitas yang rendah dan ada pula yang berbentuk larutan. Pestisida
dan rentan terhadap hama penyakit. Di daerah yang berbentuk tepung yaitu fungisida dengan
penelitian penggunaan bibit masih seadanya dosis 14,45 kg/ha sedangkan yang berbentuk
belum memikirkan penggunaan yang unggul larutan yaitu insektisida dengan dosis 2,21
sehingga hasilnya masih jauh dari harapan. liter/ha. Penggunaan pestisida tersebut sudah
disesuaikan dengan keadaan atau kondisi
Pengaruh Pupuk (X3) terhadap Produksi tanaman di lapangan. Penerapan pengaplikasian
Cabai Merah (Y) pestisida sangat ditentukan pula oleh latar
Hasil perhitungan uji t pada pupuk (X3) belakang dari sumber daya manusianya seperti
terhadap produksi cabai merah (Y) diperoleh t pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Hal
hitung variable pupuk yaitu -2.770 dan nilai sig ini diperkuat pula oleh pernyataan Siahaan,
0,010 < 0,05 adalah signifikan pada taraf 1998 bahwa faktor yang mempengaruhi petani
signifikansi 5% artinya H0 ditolak sehingga dalam proses adopsi inovasi dan pengendalian
faktor produksi pupuk secara parsial hama terpadu diantaranya yaitu: (1) karakter
berpengaruh secara signifikan terhadap social ekonomi seperti pendidikan, (2)
produksi cabai merah. pembentukan persepsi seperti pengalaman, (3)
Penggunaan pupuk anorganik secara komunikasi antar petani dan instansi terkait.
terus menerus akan menyebabkan residu yang
kuat diikat oleh partikel tanah dan kekurangan Pengaruh Tenaga Kerja (X5) terhadap
bahan organic di dalam tanah dapat Produksi Cabai Merah (Y)
menyebabkan pupuk mudah terbawa air karena Hasil perhitungan uji t pada tenaga
banjir atau air melimpah dan pada musim kerja (X5) terhadap produksi cabai merah (Y)
kemarau akan menimbulkan kekeringan diperoleh t hitung variable tenaga kerja yaitu -
sehingga pupuk tidak cukup tersedia untuk akar 3.031 dan nilai sig 0,005 < 0,05 adalah
tanaman (Hardjowigeno, 2007). Aplikasi pupuk signifikan pada taraf signifikansi 5% artinya H0
organik dan anorganik harus mempunyai ditolak sehingga faktor produksi tenaga kerja
keseimbangan di dalam tanah, di daerah secara parsial berpengaruh secara signifikan
penelitian walaupun penggunaan pupuk baik terhadap produksi cabai merah.
organic maupun anorganik masih belum sesuai Umur petani berperan sekali dalam
dengan rekomendasi tetapi pengaplikasian pelaksanaan usahatani cabai merah, umur yang
sudah menunjukkan adanya keseimbangan hal semakin lanjut akan mempengaruhi tingkat
ini terlihat dari pengalaman dan minat para produktivitas petani yang semakin berkurang.
petani cabai merah. Soekartawi et al, 1986 Kondisi kelompok umur petani responden
menjelaskan pula bahwa penggunaan pupuk masih didominasi oleh kelompok umur
menjadi faktor penentu dalam keberhasilan produktif yaitu sekitar umur 30-39 tahun
produksi komoditas pertanian. sebanyak 11 orang (33,33%), umur 25-29 tahun
sebanyak 2 orang (6,06%), umur 40-44
sebanyak 4 orang (12,12%), umur 45-49
Pengaruh Jumlah Pestisida (X4) terhadap sebanyak 2 orang (6,06%) dan umur 50-54
Produksi Cabai Merah (Y) sebanyak 4 orang (12,12%) dan kenyataan ada
Hasil perhitungan uji t pada pestisida umur responden lebih dari 54 tahun sebanyak
(X4) terhadap produksi cabai merah (Y) 10 orang masih melakukan usahatani ini
diperoleh t hitung variable pestisida yaitu

Halaman | 266
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah
SRI AYU ANDAYANI

terdorong pengalaman mereka dalam Rammadhan, F. 2013. Faktor-faktor yang


berusahatani cabai merah. Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Tenaga kerja yang terampil akan Petani dalam Memilih Benih Padi
mempermudah dalam menerapkan teknologi Bersertifikat PT SHS (Sang Hyang Seri)
tepat guna sesuai anjuran/rekomendasi di Kabupaten Bogor, Skripsi
termasuk dalam metode pengendalian hama Departemen Agribisnis Fakultas
terpadu (HPT). Rammadhan (2013) Ekonomi Manajemen IPB.
menjelaskan pula bahwa keputusan petani Rukmana, R, 2002. Cabe Merah, Budidaya
sangat menentukan dalam penggunaan input Pengolahan Pasca Panen, Kanisius
produksi termasuk dalam aplikasi benih unggul Yogyakarta
bersertifikat begitu pula dalam aplikasi pupuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah
berimbang. Nasional (RPJM) bidang pangan dan
pertanian, 2012. Direktorat pangan dan
KESIMPULAN pertanian Kementerian perencanaan dan
Penggunaan faktor produksi pada pembangunan nasional
usahatani cabai merah masih didasarkan pada Saptana, 2011. Efisiensi Produksi dan Perilaku
minat dan pengalaman para petani cabai merah, Petani terhadap Risiko Produktivitas
penggunaan bibit, pupuk organic dan Cabai Merah di Jawa Tengah, IPB
anorganik, pestisida masih belum sesuai Siahaan, D,S, Tarigan K, Sebayang T. 2016.
anjuran atau rekomendasi begitu pula dengan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
luas lahan yang ditanami cabai merah masih Usahatani Cabai Merah. Agribisnis
kisaran 0,10 0,25 dikarenakan banyaknya alih Faperta Universitas Sumatera Utara.
fungsi lahan dan berbukit serta penggunaan Siahaan, T.L., 1998. Faktor-faktor yang
tenaga kerja masih kekurangan. Mempengaruhi Petani dalam
Berdasarkan hasil analisis regresi linier Mengadopsi Metode Pengendalian
berganda pada penelitian ini maka dihasilkan Hama Terpadu (kasus kelompok tani
secara serempak faktor produksi lahan, bibit, Di Desa Sibentang, Kecamatan
pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh Leuwiliang, Kabupaten Bogor Jawa
nyata terhadap produksi cabai merah sedangkan Barat). Skripsi Jurusan Ilmu-Ilmu
secara parsial faktor produksi pupuk, pestisida, Sosial Ekonomi Pertanian, IPB
dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap Soekartawi, A.S,J.L,Dillon, dan J.B Hardaker.
produksi cabai merah tetapi untuk faktor 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian
produksi lahan dan bibit tidak berpengaruh Untuk Pengembangan Petani Kecil.
terhadap produksi cabai merah. Cetakan Ketiga, Penerbit Universitas
Perlunya perhatian dari berbagai pihak Indonesia, Salemba Jakarta.
seperti instansi terkait, para penyuluh pertanian, Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi
dan petani cabai merah pada faktor-faktor dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-
produksi yang berkaitan dengan budidaya cabai Douglas. Raja Grafindo Perkasa.
merah sehingga penggunaan faktor produksi Jakarta
lebih optimal dalam upaya keberlanjutan Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani.Jakarta
produksi cabai merah. Penebar Swadaya
Sugiarti, S. 2003. Usahatani dan Pemasaran
DAFTAR PUSTAKA Cabai Merah. Jurnal Akta Agrosia,
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Vol.6 No. 1 (Januari-Juni): 23-27
Majalengka, 2011. Laporan Tahun Yogyakarta
2008-2012
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Cet
Keenam CV. Akademika
Pressindo. Jakarta

Halaman | 267
Halaman | 268

Anda mungkin juga menyukai