Anda di halaman 1dari 13

Hukum Dasar Tertulis (UUD)

UUD itu rumusannya tertulis dan tidak berubah.Adapun pendapat


L.C.S wade dalam bukunya contution law,UUD menurut sifat dan
fungsinya adalah suatu naskah yang memafarkan kerangk dan tugastugas pokok dari badan-badan pemerintshsn suatu Negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut jadi UUD itu
mengatur mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan.
UUD juga dapat dipandang sebagai lembaga/sekumpulan asas yang
menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut bagi mereka memandang
suatu Negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai suatu
organisasi kekuasaan.Adapun hal tersebut di bagi menjadi tiga badan
legislatif,eksekutif dan yudikatif.
UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini
bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain.UUD merekam
hubungan-hubungan kekuasaan dalam satu Negara.Dalam penjelasan
UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel,UUD
1945 hanya memilik 37 pasal,adapun pasal-pasal lain hanya memuat
aturan peralihan dan aturan tambahan yang mengandung makna:
1. Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok,hanya
memuat grafis besar intruksi kepada pemerintahpusat dan semua
penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan kehidupan Negara
dan kesejahteraan social.
2. Sifatnya harus supel (elastic)dimaksudkan bahwa kita harus
senantiasa ingat bahwa masyarakat ini harus terus berkembangdan
dinamis seiring perubahaan zaman .Oleh karena itu,makin supel
sifatnya aturan itu makin baik.jadi kita harus menjaga agar sistem
dalam UUD itu jangan ketinggalan zaman.Menurut
dadmowahyono ,seluruh kegiatan Negara dapat dikelompokan
menjadi dua macam penyelenggara kehidupan Negara
kesejahteraan social.
Sifat-sifat UUD
1. Oleh karena sifatnya maka rumusannya merupakan suatu hokum
positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara Negara
maupun mengikat bagi warga Negara.
2. UUD 1945 itu bersifat supel dan singkat karena UUD 1945 memuat
aturan-aturan pokok yang setiap kali harus di kembangkan sesuai
dengan perkembangan zaman dan memuat ham.
3. Memuat norma-norma/aturan-aturan/ketentuan-ketentuan yang
dapat dan harus dilaksanakan secara kontituional.
4. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan
hukum positif yang tertinggi,disamping itu sebagai alat kontrol
terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam
hirarki tertib hukum Indonesia.
Hukum dasar tak tertulis

(Convensi)
Convensi adalah hukumdasar yang tak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terperihara dalam [raktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Sifat-sifat:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
2. Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat
4. Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan bawa convensi bias menjadi
aturan-aturan dasar yang tidak tercantum dalam UUD 1945
Contoh :
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.menurut pasal 37 ayat(1)
dan (4) UUD 1945 segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak tetapi
sistem ini kurang jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa.oleh karena itu,dalam
praktek-praktek penyelenggaraan Negara selalu di usahakan untuk mengambil
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan ternyata hamper selalu
berhasil.pungutan suara baru ditempuh jika usaha musyawarah untuk mufakat sudah
tak dapat dilaksanakan.
2. Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak
tertulis antara lain:

Pidato kenegaraan presiden RI setiap 16 Agustus di dalam siding DPR


Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang rencana anggaran
pendapatan belanja (RAPB)Negara pada minggu 1,pada bulan januari tiap tahunnya.
Jika convensi ingin di jadikan rumusan yang bersifat tertulis maka yang berwenang
adalah MPR dan rumusannya bukan lah merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang
dalam ketetapan MPR dan tidak secara otomatis setingkat dengan UUD melainkan sebagai
suatu ketetapan MPR.
Konstitusi
Berasal dari bahasa inggris constitution dan berasal dari bahsa belanda contutie.pengertian
konstitusi ketatanegaraan umumnya:
1. Lebih luas dari pada UUD karena UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja dan
konstitusi tak tertulis tidak tercakup dalam UUD.
2. Sama dengan UUD yaitu dalam praktek ketatanegaraan Negara RI.
Adapun sistem konstitusional dalam sistem pemerintahan Negara menurut UUD 1945
hasil amandemen 2000:
1. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar)tidak bersifat absolut
(kekuaasaan yang tak terbatas ).sistem ini memberikan penegasan bahwa cara

pengandalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan


produk konstitusional,ketetapan MPR,UU dan lain-lainnya.Bisa di bilang sistem ini
memperkuat dan menegaskan lagi sistem Negara hukum seperti di kemukakan di atas.
2. Landasan kedua sistem Negara hukum dan sistem konstitusional di ciptakan sistem
mekanisme hubungan dan hukum antar lembaga Negara yang sekiranya dapat
menjamin terlaksananya sistem itu sendiri dan dengan sendirinya juga dapat
memperlancar pelaksanaan pencapaian cita-cita nasional.

STRUKTUR KELEMBAGAAN NEGARA SEBELUM DAN SESUDAH


AMANDEMEN

A. Sebelum Amandemen

1. MPR
MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang diberi kekuasaan tak terbatas (super power)
karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR dan MPR
adalah penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia yang berwenang menetapkan UUD,
GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden[1]. Dengan kata lain MPR merupakan
penjelmaan pendapat dari seluruh warga Indonesia.Susunan keanggotaannya terdiri dari
anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan yang diangkat termasuk didalamnya
TNI/Polri.
2. DPR
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara.
Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan
hasil pemilu. Oleh karena itu Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggotaanggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali.
Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. DPR berkedudukan di
tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang
berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
3. Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif. Maksudnya, presiden
mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan
sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum adanya
amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR
dan bertanggung jawab kepada MPR.

4. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan
tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan
peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
5.BPK dan DPA
Disamping lembaga-lembaga tinggi Negara diatas terdapat lembaga tinggi Negara yang lain
yang wewenangnya cukup minim, yaitu BPK dan DPA. tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang peraturannya ditetapkan
dengan undang-undang.Adapun wewenang dari Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yaitu
berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada
pemerintah.
B. Setelah Amandemen

1. MPR
MPR adalah Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. Yang
mempunyai fungsi legeslasi. pasca perubahan UUD 1945 Keberadaan MPR
telah sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Kini MPR tidak lagi
melaksanakan sepenuhnya kedaulatan rakyat dan tidak lagi berkedudukan
sebagai Lembaga Tertinggi Negara dengan kekuasaan yang sangat besar,
termasuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.
2. Preisden
Berbeda dengan sistem pemilihan Presiden dan Wapres sebelum adanya
amandemen dipilih oleh MPR , sedangkan setelah adanya amandemen UUD
1945 sekarang menentukan bahwa mereka dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pasangan calon Presiden dan Wapres diusulkan oleh parpol atau gabungan
parpol peserta pemilu. Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR

melainkan

bertanggung

jawab

langsung

kepada

Rakyat

Indonesia.

Konsekuensinya karena pasangan Presiden dan Wapres dipilih oleh rakyat,


mereka mempunyai legitimasi yang sangat kuat. Presiden dan Wakil Presiden
dapat dipilih kembali dalam masa jabatan yang sama hanya untuk satu kali
masa jabatannya.
3. DPR
Melalui perubahan UUD 1945, kekuasaan DPR diperkuat dan dikukuhkan
keberadaannya terutama diberikannya kekuasaan membentuk UU yang
memang merupakan karakteristik sebuah lembaga legislatif. Hal ini membalik
rumusan sebelum perubahan yang menempatan Presiden sebagai pemegang
kekuasaan membentuk UU. Dalam pengaturan ini memperkuat kedudukan
DPR terutama ketika berhubungan dengan Presiden.
4. DPD
DPD adalah Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi
keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional
setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat
sebagai anggota MPR. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat
kesatuan Negara Republik Indonesia.DPD dipilih secara langsung oleh
masyarakat di daerah melalui pemilu.
5. BPK
yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas
dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh
Presiden. BPK Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan
negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan
kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen
yang bersangkutan ke dalam BPK.
6. Mahkamah Agung
lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. di
bawah MA terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan
Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
7. Mahkamah Konstitusi

MK Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus


sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai
politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil
presiden menurut UUD.

8. Komisi Yudisial
berdasarkan UU no 22 tahun 2004 Komisi Yudisial adalah lembaga negara
yang bersifat mandiri dan berfungsi mengawasi perilaku hakim dan
mengusulkan nama calon Hakim Agung.

HUBUNGAN ANTARA LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN


UUD 1945
Hubungan antara MPR - Presiden
MPR sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mengangkat presiden. Dalam
menjalankan tugas pokok dalam bidang eksekutif (pasal 4(1)) presiden tidak
hanya menyelenggarakan pemerintahan negara yang garis-garis besarnya
telah ditentukan oleh MPR saja, akan tetapi termasuk juga membuat rencana
penyelenggaraan pemerintahan negara. Demikian juga presiden dalam
bidang legislatif dijalankan bersama-sama dengan DPR (pasal 5)
Hubungan antara MPR - DPR
Melalui wewenang DPR, MPR mengemudikan pembuatan undang-undang
serta peraturan-peraturan lainnya agar undang-undang dan peraturanperaturan itu sesuai dengan UUD. Melalui wewenang DPR ia juga menilai dan
mengawasi wewenang lembaga-lembaga lainnya.
Hubungan DPR - Presiden
Sesudah DPR bersama Presiden menetapkan UU dan RAP/RAB maka didalam
pelaksanaan DPR berfungsi sebagai pengawas terhadap pemerintah.
Pengawasan DPR terhadap Presiden adalah suatu konsekwensi yang wajar,
yang mengandung arti bahwa presiden bertanggung jawab kepada DPR.
Bentuk kerjasama antara presiden dengan DPR diartikan bahwa Presiden
tidak boleh mengingkari partner legislatifnya.
Hubungan antara DPR - Menteri-Menteri
Menteri tidak dapat dijatuhkan dan diberhentikan oleh DPR, tapi konsekuensi
dari tugas dan kedudukannya, Presiden harus memperhatikan sungguh-

sungguh suara DPR, para Menteri juga dari pada keberatan-keberatan DPR
yang dapat mengakibatkan diberhentikannya Menteri.
Hubungan antara Presiden - Menteri-menteri
Mereka adalah pembantu presiden. Menteri mempunyai pengaruh yang besar
terhadap Presiden dalam menentukan politik negara yang menyangkut
departemennya. Dalam praktek pemerintahan, Presiden melimpahkan
sebagian wewenang kepada menteri-menteri yang berbentuk presidium.
Hubungan antara MA - Lembaga Negara lainnya
Dalam Penjelasan UUD 45 Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah ataupun
kekuasaan atau kekuatan lainnya.

HAK ASASI MANUSIA BERDASARKAN UUD 1945

Dasar-dasar HAM tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti


pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan
pasal 31 ayat 1.
Pasal 27
(1)
Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undangundang.
Pasal 29
(2)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
(1)

Pasal 30
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
Pasal 31

(1)

Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.


Hak dan Kewajiban Warga Negara yang Diatur Dalam UUD 1945
Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang meliputi :
Hak dan kewajiban dalam bidang politik
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban,
yaitu :
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 28 menyatakan, bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang.
Arti pesannya :
1. Hak berserikat dan berkumpul.
2. Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan
aturan-aturan lainnya, di antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan
Pancasila sebagai azasnya, semua media pers dalam mengeluarkan
pikiran.
Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya
Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undang-undang.
Pasal 32 menyatakan bahwa Pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia.
Arti pesan yang terkandung adalah :
1. Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik
umum maupun kejuruan.
2. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan
daerah.
3. Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang
kependidikan.
4. Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan
ketertibannya.
5. Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
6. Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.

Selain dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak dan Kewajiban warga negara
tertuang pula pada pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Arti pesannya adalah :
1. Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral
keagamaannya, sehingga di samping kehidupan materiil juga
kehidupan spiritualnya terpelihara dengan baik.
2. Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam
Pasal 30 menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Arti pesannya : bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara.
Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi

Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa Perekonomian disusun


sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi


yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.

Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 34 menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar


dipelihara oleh negara.

Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi.


Di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : Tiap-tiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Dalam Pasal 28D ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan
:Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Selanjutnya khusus
mengenai perekonomian diatur dalam Pasal 33 Perubahan UUD 1945 yaitu
:
(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(3). Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi
dengan
prinsip
kebersamaan,
efisiensi
berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.


Penelusuran dalam kepustakaan ditemukan bahwa hak asasi manusia
bidang ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan akitivitas
perekonomian, perburuhan, hak mempero!eh pekerjaan, perolehan upah
dan hak ikut serta dalam serikat buruh.
- Hak memperoleh Pekerjaan.
Deklarasi Umum Persenkatan Bangsa-dangsa (PBB) tentang HAM, dalam
pasal 23 ayat (1) menentukan setiap orang berhak atas pekerjaan berhak
dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan
yang adil serta baik dan atas perlindungan terhadap pengangguran.
Dalam International Covenant on Economc, Social and Cultural 1966,
pasal 6 ayat (1) menentukan negara-negara peserta perjanjian ini
mengakui hak untuk bekerja yang meliputi setiap orang atas kesempatan
memperoleh nafkah dengan melakukan pekerjaan yang secara bebas
dipilihnya atau diterimanya dan akan mengambil tindakan-tindakan yang
layak dalam melindungi hak ini. Kecuali itu, dalam pasal 38 Undangundang Nomor 39 Tahun 1999 menentukan :setiap warga negara sesuai
dengan bakat, kecakapan dan kemampuan, berhak atas pekerjaan yang
layak (ayat 1). Selain itu ditentukan setiap orang berhak dengan bebas
memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat-syarat
ketenagakerjaan yang adil (ayat 2). Setiap orang baik. pria maupun
wanita yang melakukan pekerjaan yang sama, sebanding, setara atau
serupa berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian kerja yang sama
(ayat 3). Sedangkan ayat 4 menentukan setiap orang baik pria maupun
wanita dalam rnelakukan pekerjaan yang sepadan dengan martabat
kemanusiaannya berhak atas upah yang adil sesuai dengan prestasinya
dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarga.
- Hak mendapat upah yang sama.
Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wanita
diharapkan tidak berbeda dalam hal jenis kelamin dan kualitas pekerjaan
yang sama. The Universal Declaration of Human Rights 1948, dalam pasal
23 ayat (2) menentukan setiap orang dengan tidak ada perbedaan,
berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama. Hal
yang sama juga diatur secara rinci dalam pasal 7 International Covenant
on Economic, Social and Cultural menetukan negara-negara
pesertaperjanjian mcngakui hak setiap orang akan kenikmatan kondisi
kerja yang adil dan menyenangkan yang mejamin :

Pemberian upah bagi semua pekerja, sebagai minimum dengan :

1) Gaji yang adil dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya
tanpa perbedaan apapun, terutama wanita yang dijamin kondisi kerjanya
tidak kurang dan kondisi yang dinikmati oleh pria, dengan gaji yang sama
untuk pekerjaan yang sama.
2) Penghidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam perjanjian.

Kondisi keja yang aman dan sehat;

Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan


pekerjaannya ke tingkat yang lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain
kecuali senioritas dan kecakapan;

Istirahat, santai dan pembatasan dan jam kerja yang layak dan
liburan berkala.dengan upah dan juga upah pada hari libur umum.
Hal yang sama dalam hukum positif Indonesia diatur dalam pasal 38
Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia.

- Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.


Piagam dalam Dekiarasi Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 1948, pada
pasal 23 ayat (4) menentukan :setiap orang herhak mendirikan dan
memasuki serikat-serikat kerja untuk melindungi kepentingannya.
- Hak Asasi Manusia di bidang Sosial dan Budaya
a. Hak asasi Manusia di bidang Sosial
Hak asasi manusia bidang sosial adalah hak asasi manusia yang berkaitan
dengan hak atas jaminan sosial, hak atas perumahan dan hak atas
pendidikan. Dalam Perubahan UUD 1945 ditentukan sbb :
Pasal 28H ayat (3) Perubahan UUD 1945 menentukan :
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermantabat.
Pasal 28H ayat (1) Perubahan UUD 1945 menentukan:
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan
kebudayaan yaitu :
(1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
(2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
(3)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
aklak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan Undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20
% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5)
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan
menjungjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
b. Hak Asasi manusia di bidang Budaya
Hak asasi manusia dalam bidang budaya dapat diidentifikasi sebagai
berikut.
Pasal 28C Perubahan UUD 1945 menentukan bahwa :

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan


kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Pasal 28I ayat (3) Perubahan UUD 1945 menentukan bahwa:
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Pasal 32 Perubahan UUD 1945 menentukan :
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.
Di dalam Perubahan UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan Undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
Berangkat dari ketentuan tersebut, maka perlindungan , pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah merupakan
tanggung jawab Negara, terutama pemerintah. Untuk menegakan dan
melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip Negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundangundangan. Maka dalam rangka
memenuhi semua itu dikeluarkan antara lain:
Perubahan UUD 1945 (Bab XA tentang Hak Asasi Manusia)
UU RI NO.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
UU RI NO.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak asasi manusia.
Dan peraturan-peraturan lainnya

http://asmisiangka.blogspot.com/2013/02/hukum-dasar-tertulis-dan-hukumdasar.html
http://populerkan.blogspot.com/2010/11/konstitusi-hukum-dasar-tertulis-dan.html
http://www.forumbebas.com/thread-105248.html
http://gandirifansyah.blogspot.com/2013/05/struktur-kelembagaan-negarasebelum-dan.html
http://leoniassetica18.blogspot.com/2011/05/hak-asasi-manusia-berdasarkanuud-1945.html

Anda mungkin juga menyukai