Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang menghimpun


berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin derajat kesehatan setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan
umum seperti yang dimaksuddalam Pembukaan UUD 1945. Dimana tujuannya
adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa
bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Puskesmas merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan yang
mandiri

yang

terdepan

dari

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Kota

yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu dan merata


dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan IPTEK tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan dana masyarakat melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM); unit ini mempunyai wilayah kerja satu kecamatan.Setiap
Puskesmas mempunyai program upaya kesehatan wajib yang sama yakni program
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular dan Pengobatan.
Puskesmas Cukir yang berada di kecamatan Kota Jombang merupakan
puskesmas perawatan dan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Esencial Dasar).
Pelayanan yang prima sangat dibutuhkan oleh masyarakat Cukir dan sekitarnya,
salah satunya adalah oleh masyarakat Kelurahan Bandung. Pelayanan prima
adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan orang lain secara bermutu atau
memuaskan. Pelayanan yang prima tersebut diharapkan oleh masyarakat dengan
tingkat ekonomi menengah dan ke bawah dalam memperoleh pelayanan
kesehatan. Minat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan ini terus
meningkat. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat tersebut, maka perlu dilakukan


pengamatan serta evaluasi setiap tahunnya.
Diagnosa komunitas merupakan salah satu ketrampilan yang penting bagi
dokter dalam menjalankan profesinya. Proses diagnosis merupakan proses
mengidentifikasi permasalahan, faktor penyebab masalah dan sumber daya terkait
secara sistematis dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah. Proses tersebut
menjadi bagian awal yang penting sebagai dasar dalam menetapkan permasalahan
dan strategi pemecahan secara adekuat yang dapat diterapkan dalam berbagai
disiplin ilmu dan ruang lingkup.
Kegiatan Diagnosa komunitas meliputi pengenalan medan, identifikasi
masalah, analisa masalah yang ada serta mencari alternatif pemecahannya melalui
penelitian yang melibatkan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Dengan kegiatan ini diharapkan dokter muda dapat memahami masalah kesehatan
di lingkungan kerjanya serta mampu memecahkan permasalahan yang ada dan
meningkatkan partisipasi dan memberdayakan

masyarakat secara aktif untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

BAB II
DATA PEMANTUAN WILAYAH
2.1 Geografi
Desa Puton berkedudukan di Kecamatan Cukir, berjarak kira-kira 3 km
dari Puskesmas Cukir. Adapun luas wilayah desa Puton 178,675 Ha, dengan
proporsi lahan sebagai berikut :

Daerah pemukiman

: 42,89 Ha

Daerah pertanian

: 127,155 Ha

Daerah tegalan

: 6,06 Ha

Daerah perkuburan

: 0,60 Ha

Daerah industri

: 0,47 Ha

Area jalan

: 1,5 Ha

Desa Puton berbatasan dengan desa-desa lain di Kecamatan Cukir


Kabupaten Jombang, sebagai berikut:

Sebelah Utara

: Desa Bendet Kec. Cukir

Sebelah Timur

: Desa Sugih Waras Kec. Cukir

Sebelah Selatan

: Desa Sidowarek Kec. Cukir

Sebelah Barat

: Desa Kayangan Kec. Cukir

Desa Puton terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Puton, Dusun Pojok, Dusun
Kanigoro, Dusun Sanan, dimana dari seluruh dusun tersebut secara keseluruhan
terdapat 8 RW dan 20 RT. Kondisi jalan penghubung di desa Puton berupa aspal
dengan sarana transportasi berupa angkutan umum, dokar, dan becak motor.
Tingkat kesuburan tanah di Desa Puton ini tergolong subur.
3

2.2 Demografi/Kependudukan
Demografi/kependudukan Desa Puton pada periode Januari - Desember tahun
2014 dapat dilihat pada tabel 1. Jumlah penduduk Desa Puton secara
keseluruhan berjumlah 3.023 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.473
jiwa sedang perempuan 1.550 jiwa. Dengan jumlah Kepala Keluarga ada
1129. Kepadatan penduduk Desa Puton sebesar 3023/178.675 Ha = 59
jiwa/Ha. Jadi setiap 1 Ha tanah pemunkiman dihuni oleh 59 jiwa penduduk
Desa Puton
Tabel 1. Distribusi Penduduk Desa Puton Berdasarkan Usia
Usia
0-12 bulan
1-5 tahun
6-18 tahun
18-54 tahun
>54 tahun
Jumlah

Total
60
190
685
1.891
197
3.023

Dari tabel diatas, maka didapatkan besarnya jumlah penduduk dengan usia
produktif (18-45 tahun) adalah 1.891 jiwa, sedangkan jumlah penduduk usia non
produktif sebanyak 1.132 jiwa. Hal tersebut menunjukkan jumlah penduduk usia
produktif di desa Puton lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif.
2.3 Pemerintahan
Desa Puton dipimpin oleh seorang kepala desa dibantu oleh perangkat desa
yang lain.

Tabel 2. Perangkat desa menurut jenis jabatan di desa Puton periode 2014.
Jabatan
Kepala desa
Sekretaris
Ka. Ur. Pemerintahan

Jumlah
1
1
1

Jabatan
Ka. Ur. Pembangunan
Ka. Ur. Kesra
Ka. Ur. Keuangan

Jumlah
1
1
1

Ka Ur. Umum
Ketua Dusun

1
4

Ketua RW
Ketua RT

8
20

2.4. Agama
Distribusi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No
1
2
3
4
5
6

Agama
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Budha
Lain-lain
Total

Jumlah
3.011
4
8
0
0
0
3.023

Prosentase (%)
99,6
0,132
0,264
0
0
0
100

Agama
3500

3.011
3000
2500
2000
1500

Series 1

1000
500
0
Islam

Kristen
Protestan

Kristen Katolik

Hindu

Budha

Diagram 1. Distribusi penduduk berdasarkan agama di desa Puton

Sarana ibadah di Puton terdapat 2 masjid dan 7 langgar/musholla, adapun


kegiatan keagamaan yang aktif dilakukan oleh warga, yaitu : tahlilan, kausaran
dan yasinan. Peranan Kyai/ulama/tokoh masyarakat di desa Puton cukup aktif.
2.5. Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Penduduk Desa Puton Berdasarkan Pendidikan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pendidikan
Belum sekolah
Tidak tamat SD
SD/sederajat
SLTP/sederajat
SLTA/sederajat
Akademi/Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah
Jumlah

Jumlah
250
807
256
172
812
60
216
2943

Diagram 2. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan di desa Puton


Tabel 5. Fasilitas Pendidikan Formal dan Non Formal
NO

Jenis

Jumlah

TK

SD

SLTP

SLTA

Perguruan tinggi

Pondok pesantren

JUMLAH

Dari tabel diatas di dapatkan bahwa fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh
Desa Puton adalah bangunan TK sebanyak 2 bangunan, SD sebanyak 2
bangunan, pondok pesantren sebanyak 1 bangunan dan tidak memiliki
bangunan SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi.
2.6. Mata Pencaharian Penduduk
Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk
No
1.

Mata Pencaharian
Pegawai Swasta

Jumlah

Prosentase (%)
24,80

750
2.

Buruh Industri

11,41
345

3.

Petani

8,79
266

4.

Pedagang

7,15
216

5.

Buruh Bangunan

3,97
120

6.

Buruh Perkebunan

2,48
75

7.

Pengusaha sedang/besar

0,99
30

8.

Angkutan

20

0,66

9.

Pengrajin/ industri kecil

0,496
15

10. PNS

0,397
12

11. TNI/POLRI

0,397
12

12. Pensiunan

0,298
9

13. Buruh Pertambangan

0,198
6

14. Belum bekerja

37,94
1147

Jumlah total

3.023

100

Diagram 3. Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian

Berdasarkan tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa sebagian besar


masyarakat Desa Puton bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebesar 750 jiwa (
24,80%).
2.7 Kesehatan
2.7.1. Fasilitas dan tenaga kesehatan
Tabel 7 menunjukkan jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan.
Tabel 7. Fasilitas dan tenaga kesehatan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Tempat Praktek Dokter
Tempat Praktek Paramedis
Polindes
Posyandu
Jumlah

Jumlah
1 buah
5 buah
6 buah

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tenaga Kesehatan
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Paramedis
Bidan desa
Kader kesehatan (aktif)

Jumlah
1 orang
25 orang

Dari tabel diatas menunjukkan masih terbatasnya tenaga kesehatan di desa


puton, dimana hanya ada 1 tenaga medis yaitu 1 bidan yang ditugaskan untuk
menangani masalah kesehatan di desa Puton yang berpenduduk sebanyak 3.023
jiwa. Sedangkan mengenai UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat) di desa
Puton sudah cukup berjalan, hal tersebut tampak dari telah terbentuknya 5
posyandu dan 1 polindes yang dapat digunakan sebagai sarana untuk
meningkatkan derajat kesehatan warga setempat, dan tampak keikutsertaan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan, hal tersebut terlihat dari peran
9

aktif 25 kader kesehatan yang berasal dari warga setempat dan telah dilatih oleh
tenaga kesehatan.

2.7.2

Indikator kesehatan
Jumlah kelahiran selama 1 Tahun
Jumlah kematian selama 1 Tahun

: 56
: 25

2.7.3 Morbiditas
Sepuluh besar penyakit di Polindes Puton periode Januari sampai dengan
Desember 2014 dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Sepuluh besar Penyakit di Polindes Puton selama periode 2014
No.

PENYAKIT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Total

ISPA
Gangguan jaringan ikat, otot dan lainnya
Gastritis
Diare
Hipertensi
Sakit Gigi
Stomatitis
Asma
Dermatitis
Penyakit sendi/asam urat

10

Jumlah kasus

Prosentase (%)

104
34
33
18
13
12
10
7
4
4
239

43,5
14,2
13,8
7,5
5,4
5,0
4.18
2,92
1,67
1,67
100

Diagram 4. Sepuluh besar Penyakit di Polindes Puton periode 2014

Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa ISPA merupakan


penyakit terbanyak yang diderita oleh warga di desa Puton.
2.8 Sanitasi dan Kesehatan Perumahan
Tabel 10. Hasil Pemantauan Kesehatan Lingkungan Desa Puton periode 2014
No

Jenis Kegiatan

1
2

Cakupan air bersih


Cakupan penggunaan jamban

Target
N
%
2373
80
2076
70

Realisasi
N
%
2966
100
2405
81,08

Kesenjangan
+
20
11,0
8

Tabel 11. Sarana Air minum


No.

Uraian

Jumlah
11

1
2
3
4

Sumur gali
Sumur pompa tangan dangkal
PAM
Sungai

365
13
-

Tabel 12. Menunjukkan Jenis dan distribusi rumah


No.
1
2
3

Uraian
Rumah tembok
Rumah setengah tembok
Rumah sederhana

Jumlah
706
35
16

(papan/gedek)

Diagram 5. Distribusi jenis rumah

BAB III
ANALISA DATA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN
LEMBAR KERJA I
Tabel 3.1Profil Pencapaian Kegiatan Polindes Puton pada akhir tahun 2014
NO
I
II

Jenis Kegiatan
IMR
MMR

Target
N
%
0
0
0
0

12

Realisasi
N
%
0
0
0
0

Kesenjangan
+
-

III

IV

TB Paru
a. Penemuan BTA (+)
b. Kesembuhan BTA (+)
c. Konversi BTA (+)
d. Kesalahan Laborat
Kesehatan Ibu dan Anak
1. Kesehatan Ibu
a. Ibu hamil
1. K1
2. K4
3. Resti ditemukan Nakes
4. Resti ditemukan masy.

b. Ibu bersalin
1. Ditolong NaKes
c. Bufas
1. Bufas yang mendapat

VI

pelayanan nifas
2. Kesehatan Anak
KN 1
- KN Lengkap
- Kunjungan bayi
- Kunjungan balita
- Asi eksklusif
- Neonatus resti
Imunisasi
- BCG
- DPT HB COMBO 1
- DPT HB COMBO 2
- DPT HB COMBO 3
- POLIO 1
- POLIO 2
- POLIO 3
- POLIO 4
- CAMPAK
Keluarga Berencana
- Cakupan peserta KB aktif
- Cakupan peserta KB Baru

3
-

100%
-

2
-

66,67%
-

33,33
-

64
64
11
11

95%
95%
20%
10%

64
64
4
3

100%
100%
36,36%
27,27%

5%
5%

16,36%
17,27%

60

95%

53

88,33%

6,67%

60

95%

53

88,33%

6,67%

56
56
56
179
56
8

90%
95%
90%
90%
70%
100%

49
49
57
141
62
8

87,50%
87,50%
101,79%
78,77%
110,7%
100%

11,79
15,7%
-

2,5%
7,5%
11,23
-

95 %
95 %
90%
90 %
95 %
90 %
90%
90 %
90 %

47
44
46
53
47
44
46
51
49

83,93%
79 %
82%
95%
84%
79%
82%
91%
88%

11,07%
13%
8%
11%
11%
8%
2%

5%
1%
-

70%
10%

345
47

43,34%
5,9%

26,66%
4,1%

100%
61,39%

18,61%

56
56
56
56
56
56
56
56
56
796
796

dari
PUS
VII

GIZI
- K/S
- D/S

100%
80%
13

- N/S
- N/D
- BGM

70%
80%
<9%

49,60%
80,92%
1,64%

K/S = cakupan kegiatan

N/D = keberhasilan penimbangan

N/S = kenaikan berat badan

D/S = partisipasi masyarakat

0,92

BGM= Bawah Garis Merah

Keterangan:
S

: Jumlah semua balita di Desa Bandung

= 316

: Balita yang memiliki KMS

= 316

: Balita yang datang ke Posyandu

= 194

: Balita yang datang ke Posyandu dan Berat Badan meningkat = 157

BGM : Bawah Garis Merah

= 3

14

20,4%
-

BAB IV
PERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITAS

LEMBARAN KERJA 2
RESUME PERMASALAHAN
Tabel 15 Penyajian daftar permasalahan dari data yang ada
NO. PERMASALAHAN
1.

KOMENTAR
TB Paru
Kurangnya pengetahuan masyarakat

Penemuan BTA (+) dengan

tentang gejala penyakit TB sehingga

kesenjangan (-33,3%)

penderita

TB

yang

melakukan

pemeriksaan masih sedikit dan masih


banyak

penderita

yang

belum

terdiagnosis.

Kurangnya pengetahuan masyarakat


tentang pentingnya PHBS (dalam
upaya memutus dan menekan rantai
penularan TB, seperti tidak meludah
disembarangan

tempat,

menutup

mulut dengan tangan saat batuk)

Kurang aktifnya tenaga kesehatan


dalam melakukan upaya penyuluhan
tentang

gejala

penyakit

TB,

pertolongan pertama, dan rutin minum


obat.

NO. PERMASALAHAN

KOMENTAR
15

1.

P2M
Penyakit ISPA menduduki peringkat

tertinggi

dalam

10

penyakit

terbanyak di Puton

Penyakit tersebut merupakan penyakit


infeksi
Hal ini terkait dengan perubahan
cuaca yang sering berganti ganti

selama periode 1 tahun ini.


Kurangnya
informasi
mengenai
pentingnya menjaga kebersihan untuk
mencegah

terjadinya

penyakit,

terutama penyakit karena infeksi..

NO

1.

PERMASALAHAN

KOMENTAR
KIA
1) Faktor lingkungan/Environment

Ibu bersalin yang ditolong Nakes


(kesenjangan 6,67%)

Anggapan bahwa biaya persalinan di

Pelayanan Kesehatan mahal.


Akses terhadap pelayanan kesehatan susah
Kurangnya pendapatan keluarga untuk

alokasi dana
Masih terdapat dukun bersalin di Desa
puton

2)Faktor pelayanan kesehatan / Medical care


services

2.

Ibu nifas yang mendapat pelayanan

Kurangnya promosi mengenai layanan

Kesehatan ke masyarakat.
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam

nifas (kesenjangan 6,67%)

memberikan pelayanan nifas pada ibu

pasca melahirkan
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam
melakukan penyuluhan tentang pentingya

16

pelayanan terhadap ibu pasca melahirkan.


Kurangnya kader kesehatan memberikan

penyuluhan tentang posyandu.


Kurangnya pengawasan yang intensif dari

tenaga kesehatan terhadap pelayanan nifas.


1) Kelompok faktor gaya hidup
Kurangnya Kesadaran warga untuk

melakukan persalinan secara aman.


Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
tentang

3.

Kesenjangan Resti ditemukan nakes

4.

(-16,36%)
Kesenjangan

5.

pentingnya

setelah

selesai melahirkan.
Kurangnya peran serta masyarakat tentang
pentingnya pelayanan pasca melahirkan
Kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang, kehamilan resti.

Resti

ditemukan

Kurang aktifnya tenaga kesehatan

Masyarakat (-17,27%)

dalam melakukan upaya penyuluhan

Kunjungan Neonatus I (kesenjangan

tentang kehamilan resti.


Kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang

-2,5%)

Kunjungan

Neonatus

Lengkap

pentingnya

kunjungan

Neonatus setelah lahir


Kurang aktifnya tenaga kesehatan
dalam

6.

perawatan

tentang

memberikan

penyuluhan

pentingnya

memantau

perkembangan dan pertumbuhan bayi

(kesenjangan -7,5%)

baru lahir ke Posyandu.

Terlalu
dirumah

sibuk

dengan

sehingga

pekerjaan

tidak

bisa

meluangkan waktu untuk berkunjung


ke Posyandu membawa bayi baru
7.

Kunjungan

balita

(kesenjangan

lahir.
Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya kunjungan balita

-11,23)

setelah imunisasi
Kurang aktifnya tenaga kesehatan
dalam
tentang

17

memberikan

penyuluhan

pentingnya

memantau

perkembangan dan pertumbuhan balita

baru lahir ke Posyandu.


Terlalu sibuk dengan
dirumah

sehingga

pekerjaan

tidak

bisa

meluangkan waktu untuk berkunjung


ke Posyandu membawa balitanya.
GIZI
1.

D/S (-18,61%)

1) Faktor lingkungan/Environment
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk
datang ke posyandu.
2) Faktor perilaku / Life styles
Para ibu terlalu sibuk sehingga mereka lupa membawa
bayinya ke posyandu.
3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang

aktifnya

nakes

dalam

melakukan

upaya

penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembangan


2.

N/S (-20,64%)

balita
1) Faktor lingkungan/Environment
Kesadaran masyarakat untuk menerapkan ilmu yang
didapat kurang.
Keadaan sosial-ekonomi yang rendah
2) Faktor perilaku / Life styles
Kurang makan makanan yang bergizi
Tidak telaten memberikan makan kepada anaknya
3)Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services
Kurang aktifnya nakes dalam melakukan upaya penyuluhan
tentang makanan yang bergizi

IMUNISASI

18

DPT HB COMBO 3 (-5%)

POLIO 4 (-1%)

Masyarakat

kurang

mengetahui

tentang

imunisasi khususnya imunisasi lanjutan dari


DPT-HB Combo 3 dan Polio 4 untuk
mencegah angka kesakitan dan kecacatan.

Masih

kurangnya

kesadaran

ibu

akan

pentingnya

imunisasi

lengkap,

serta

kurangnya

pengetahuan

tentang

waktu

pemberian imunisasi.

Kurang aktifnya tenaga kesehatan dan kader


dalam

melakukan

sosialisasi

pentingnya

imunisasi lengkap, macam-macam imunisasi,


serta jadwal imunisasi.

KELUARGA BERENCANA
Cakupan peserta KB
baru (- 26,66%)
aktif (-4,1%)

Kurangnya promosi tentang KB oleh tenaga kesehatan


Pendidikan masyarakat yang kurang mengenai pentingnya
program KB, manfaat, cara penggunaan dan efek samping.
Kurangnya pengetahuan pasutri, terutama pasangan usia
subur tentang Keluarga Berencana.
Kurangnya tenaga kesehatan,seperti

Bidan

untuk

memenuhi pelayanan medis. Sehingga cukup berpengaruh


dalam mendapatkan informasi dan pelayanan program
KB.

RESUME FAKTOR PENDUKUNG

19

Tabel 16. Penyajian daftar faktor pendukung berdasarkan data yang ada

NO. FAKTOR PENDUKUNG

Jumlah

Nakes

KOMENTAR
KIA
orang Letak dari Puskesmas induk mendukung

(bidan)

pencapaian program KIA akan tetapi

Jumlah kader kesehatan yang

cukup luas, sedangkan Nakes masih

aktif 25 orang.

1.

terbatas.

Jumlah Polindes 1 buah

Jumlah Posyandu 5 buah.

Letak Puskesmas induk yang

Pelatihan terhadap para kader harus lebih

Sarana

transportasi

diperhatikan, agar masyarakat umum dapat


berperan secara aktif dalam permasalahan

dekat dengan desa Puton

masih terdapat kendala wilayah yang

yang

kesehatan dan sedikit meringankan tugas


Nakes.

mudah dijangkau.

Masih

rendahnya

tingkat

partisipasi

terhadap program KIA menjadi masalah


yang perlu ditangani.
Sarana-sarana yang ada dan tersedia bisa
digunakan sebagai metode penyuluhan
2.
3.

yang cukup efektif.


Adanya kesadaran dan pengetahuan

Kesenjangan K1 (+5%)
Kesenjangan K4 (+5%)

masyarakat
dengan

terutama

resiko

tinggi

ibu

hamil

mengenai

pentingnya kunjungan ANC sejak dini


selama kehamilan minimal kunjungan
ANC sebanyak 4x selama kehamilan
20

Keaktifnya nakes dalam melakukan


upaya penyuluhan tentang pentingnya
kunjungan ANC sejak dini selama

4.

Pencapaian ASI eksklusif sebesar


110,7%

dari

target

95%

kehamilan
Tingginya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya ASI ekslusif minimal

(kesenjangan + 15,7%)

0-6 bln.

Kader

kesehatan

memberikan

aktif

informasi

dalam
tentang

pentingnya pemberian ASI ekslusif.


Pencapaian kunjungan bayi sebesar Tingginya pengetahuan masyarakat untuk
5.

101,79%

dari

target

90%

memeriksakan

(kesenjangan +11,79%)

bayinya

guna

mengevaluasi kesehatannya.
Banyaknya informasi yang diberikan oleh
tenaga

kesehatan

akan

pentingnya

pemeriksaan terhadap bayi untuk menilai


tumbuh kembangnya.

1.

BCG (+11,07%)

IMUNISASI
Keaktifan tenaga kesehatan dan kader
dalam melakukan sosialisasi pentingnya
imunisasi BCG

Masyarakat

tidak

merasa

enggan

melakukan imunisasi BCG


7.
8.

DPT 1 (+13%)
DPT 2 (+8%)

Tingginya pengetahuan masyarakat


tentang

pentingnya

imunisasi

hepatitis dan DPT untuk mengurangi


resiko terjadinya hepatitis, difteri,

21

pertussis dan tetanus.


Jumlah tenaga kesehatan dan kader

dalam

melakukan

sosialisasi

pentingnya imunisasi hepatitis dan


DPT.

Jumlah sarana kesehatan, seperti Posyandu


dan Polindes yang cukup dalam melayani

9.

Polio 1 (+11%)

10.

Polio 2 (+ 11%)

11.

Polio 3 (+ 8%)

masyarakat.
Masyarakat
sudah

mengetahui

tentang

pentingnya imunisasi polio untuk mencegah


kecacatan pada bayi.
Keaktifan tenaga kesehatan dan kader dalam
melakukan sosialisasi pentingnya imunisasi
polio
Masyarakat tidak merasa enggan melakukan
imunisasi polio yang cukup mudah yaitu

14

Campak (+2%)

diberikan melalui mulut


Masyarakat
sudah
mengetahui

tentang

pentingnya imunisasi campak untuk mencegah


terjadinya penyakit campak di kemudian hari

NO. FAKTOR PENDUKUNG

KOMENTAR
GIZI
1. N/S sebesar 80,92% dari target 80% Kesadaran orang tua balita untuk terus
(kesenjangan +0,92%)

memantau berat badan balitanya dalam


program penimbangan di posyandu.

22

LEMBAR KERJA 3

PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN

Permasalahan / health issue


TB: didapatkan penemuan BTA (+) dan belum terdapat kesembuhan BTA (+)
dikarenakan masih dalam pengobatan
Kriteria
6
5
4
3
Magnitude

Keseriusan

Feasibility

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

Subtotal
3
5
4
13

Permasalahan / health issue


KIA : Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja (Resti ditemukan
nakes, Resti ditemukan masyarakat, Bulin ditolong Nakes, Bufas mendapat
pelayanan nifas, KN 1, Kunjungan Neonatus Lengkap, Kunjungan balita
yaitu sebesar (-16,36%), (-17,27%), (-6,67 %), (-6,67%), (-2,5%), (-7,5%
dan (-11,23%)
Kriteria
Magnitude

23

Subtotal
6

Keseriusan

Feasibility

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

5
5
16

Permasalahan / helath issue


P2P : ISPA menempati urutan pertama sebesar 106 kasus
Kriteria
6
5
4
3
Magnitude

Keseriusan
Feasibility

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

Subtotal
5
2
4
10

Permasalahan / health issue


KB : Terdapat kesenjangan sebesar ( 26,66 %) dalam Cakupan peserta KB aktif
Kriteria
6
5
4
3
Magnitude

Keseriusan

Feasibility

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

Subtotal
5
3
4
12

Permasalahan / health issue


Gizi: hasil pemantauan gizi terdapat kesenjangan D/S -18,61%, N/S -20,4 %
Kriteria
6
5
4
Magnitude

Keseriusan

Feasibility

Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

24

Subtotal
5
4
4
14

Permasalahan / health issue


Imunisasi : Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja (BCG, DPT
COMBO 1, DPT Combo 2, DPT Combo 3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio
4 dan Campak ) yaitu sebesar (+11,07%), (+13 %), (+8 %), (-5%), (+11%),
(+11%), (+8%), (-4%), dan (+2)
Kriteria
Magnitude
Keseriusan
Feasibility
Lain

Subtotal
3
4
4

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)

10

Permasalahan / health issue

DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN DESA PUTON


NO

PERMASALAHAN

INDEKS PRIORITAS

KIA

16

Gizi

14

TB

13

4.

KB

12

LEMBAR KERJA 4
PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER DAYA
No
1.

Permasalahan
Adanya

Faktor Resiko Potensial


Sumber Daya
KIA
o Kurangnya kesadaran dan 1. Tenaga kesehatan

25

kesenjangan pada

pengetahuan

KIA pencapaian

terutama ibu hamil dengan

kader aktif), yang telah

program kerja, yaitu

resiko tinggi mengetahui

aktif memberikan

Resti ditemukan

mengenai

penyuluhan, baik ke

nakes, Resti

komplikasi

ditemukan

resti,

masyarakat, Bulin

setelah lahir, persalinan di

ditolong Nakes,

tenaga

Bufas mendapat

perawatan nifas

pelayanan nifas,

masyarakat

pentingnya
bagi

bumil

pemeriksaan
kesehatan,

o Kurang

bayi
dan

kader maupun
masyarakat
2. Sarana penyuluhan
memadai (balai desa, 5
posyandu)
3. Sarana transportasi

aktifnya

nakes

KN 1 Kunjungan

(karena

Neonatus Lengkap,

SDM dan luasnya wilayah)

Kunjungan balita.

dalam

faktor

banyak (1 bidan, 25

kurangnya

melakukan

yang mudah dan


banyak

upaya

penyuluhan

tentang

pentingnya
o resiko

komplikasi

bagi

bumil resti
o pemeriksaan bayi setelah
lahir
o pesalinan

di

tenaga

kesehatan

2.

Pencapaian

status

gizi

masih

yang

o perawatan nifas
Gizi
Kurangnya pengetahuan 1.Tenaga
pentingnya

kurang

posyandu

warga desa Puton.

Kurangnya pengetahuan
tentang

kesehatan

kurang
2. Kurangnya penyuluhan
tentang Gizi

keterpenuhan

gizi bagi balita warga

3.

Tingginya angka
Penemuan BTA(+)

desa Puton.
TB PARU
Kurangnya
pengetahuan 3. KIE petugas kesehatan
masyarakat

26

tentang

gejala

untuk aktif melakukan

penyakit

TB

penderita

sehingga

TB

yang

melakukan

pemeriksaan

masih

dan

sedikit

penyuluhan.

masih

banyak penderita yang belum


terdiagnosis.
Kurangnya

pengetahuan

masyarakat

tentang

pentingnya

PHBS

(dalam

upaya memutus dan menekan


rantai penularan TB, seperti
tidak

meludah

disembarangan

tempat

menutup

dengan

mulut

tangan saat batuk).


Kurang

aktifnya

tenaga

kesehatan dalam melakukan


upaya

penyuluhan

tentang

gejala

penyakit

TB,

pertolongan pertama, rutin


minum obat, dan evaluasi

4.

Adanya

(DOTS dan DTS).


KELUARGA BERENCANA
- Wilayah desa yang luas

KIE petugas kesehatan

kesenjangan pada

- Penduduk desa yang banyak

untuk

aktif

melakukan

Keluarga Berencana - Pengetahuan masyarakat yang

penyuluhan, terutama saat

di desa Puton

psyandu

kurang terhadap pentingnya


KB untuk kesejahteraan
keluarga .

LEMBAR KERJA 5
PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI
Permasalahan / health issue
27

Kesenjangan pada program KIA


NO Strategi / Intervensi
P E A R
1
Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil Y N Y Y

L
Y

normal dan ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai


pentingnya mengetahui resiko komplikasi bagi bumil
2

resti dan pemeriksaan bayi setelah lahir


Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara Y N Y Y

memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan


kepada masyarakat dalam segala kesempatan serta
mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian
3

penghargaan untuk kader


Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar Y N Y Y Y
memotivasi masyarakat terutama ibu-ibu agar mau
melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan bayi

di dalam kandungan dan melakukan kunjungan bayi


Pemasangan pamflet dan poster ditempat umum

Y N Y Y Y

Permasalahan / health issue


Kesenjangan pada program gizi
NO Strategi / Intervensi
P E A R L
1
Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu yang Y N Y Y Y
memiliki
2

bayi

dan

balita

mengenai

pentingnya

kecukupan gizi pada bayi dan balita.


Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara Y N Y N Y
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dalam segala kesempatan serta
mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian

penghargaan untuk kader


Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar Y N Y Y Y
memotivasi masyarakat terutama ibu-ibu agar mau
mmemeriksakan bayi dan balitanya dengan menimbang

berat badan bayi dan balitanya di posyandu.


Meningkatkan kunjungan Nakes ke rumah ibu-ibu yang Y N Y Y Y
memiliki bayi dan balita terutama yang gizi buruk agar

28

bisa segera di atasi.


Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

Y N Y Y Y

Permasalahan / health issue


TB: tingginya angka penemuan BTA (+)
NO Strategi / Intervensi
P E A R L
1
Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang Y N Y Y Y
pentingnya PHBS (dalam upaya memutus dan menekan
rantai

penularan

TB,

seperti

tidak

meludah

disembarangan tempat, menutup mulut dengan tangan


2

saat batuk).
Meningkatkan penyuluhan tentang gejala penyakit TB, Y N Y Y Y
pertolongan pertama, rutin minum obat, dan evaluasi

(DOTS dan DST) .


Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat perbaikan Y N Y Y Y

4
5

gizi pada pasien TB


Meningkatkan kinerja para kader
Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

Y N Y Y Y
Y N Y Y Y

Permasalahan / health issue


Rendahnya peserta KB aktif dan KB baru
NO Strategi / Intervensi
P
1 Penyuluhan pada masyarakat tentang manfaat, Y

E
N

A
Y

R
Y

L
Y

PUS
Penyuluhan tentang pentingnya KB dan pelayanan Y

KB pemerintah
Penyuluhan dan pengarahan kepada akseptor KB Y

N
N

Y
Y

Y
Y

Y
Y

efek samping, dan penggunaan KB terutama pada

supaya kontrol secara rutin terutama ke tempat


4
5

pelayanan pemerintah.
Peran aktif tokoh masyarakat
Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

29

Y
Y

30

Anda mungkin juga menyukai

  • Pemfigoid Bulosa
    Pemfigoid Bulosa
    Dokumen30 halaman
    Pemfigoid Bulosa
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen7 halaman
    Bab 4
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Skleroderma
    Skleroderma
    Dokumen35 halaman
    Skleroderma
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Nevus
    Nevus
    Dokumen13 halaman
    Nevus
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Eritroderma Ayu
    Lapsus Eritroderma Ayu
    Dokumen26 halaman
    Lapsus Eritroderma Ayu
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Referat Scba
    Referat Scba
    Dokumen70 halaman
    Referat Scba
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Pomr Ppok
    Pomr Ppok
    Dokumen3 halaman
    Pomr Ppok
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Pomr Combus
    Pomr Combus
    Dokumen3 halaman
    Pomr Combus
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Pomr BPH
    Pomr BPH
    Dokumen5 halaman
    Pomr BPH
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Pomr Hemoroid
    Pomr Hemoroid
    Dokumen5 halaman
    Pomr Hemoroid
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Pomr Tetanus
    Pomr Tetanus
    Dokumen4 halaman
    Pomr Tetanus
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat
  • Pomr CA Mammae
    Pomr CA Mammae
    Dokumen4 halaman
    Pomr CA Mammae
    Krisna Yudi
    Belum ada peringkat