Bab I Pemeriksaan Semen Portland
Bab I Pemeriksaan Semen Portland
Berat Semen
V 2V 1
Dimana :
Berat isi semen Portland (gr/cm3)
V1 : Pembacaan pertama pada skala botol
V2 : Pembacaan kedua pada skala botol
Untuk perencanaan campuran beton, berat isi harus dinyatakan dalam berat jenis
yang merupakan dalam besaran tanpa dimensi.
Rumus berat jenis :
Berat Isi Semen
Berat Jenis=
Berat Isi Air Suling
Dimana :
Berat isi air suling pada suhu 40C = 1 gr/cm3
Percobaan : I - B
UJI KONSISTENSI NORMAL
dan
WAKTU PENGIKATAN AWAL SEMEN
1. MAKSUD dan TUJUAN :
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan dapat :
a) Dapat menerangkan prosedur pelaksanaan percobaan.
b) Dapat menentukan prosentase air yang dibutuhkan untuk mencapai
konsistensi normal semen.
c) Dapat menentukan waktu pengikatan awal semen.
2. ALAT dan BAHAN :
a) Mesin pengaduk dan mangkok pengaduk
b) Timbangan
c) Alat Vicat
d) Gelas ukur 200 ml
e) Sendok
f) Stop watch
g) Termometer beton
h) Termometer laboratorium
i) Pelat kaca ukuran 150mm x 150mm x 3mm
j) Air suling
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN :
3.1 PERCOBAAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN :
Berdasarkan : ASTM C-191
a) Memeriksa dan menyetel peralatan yang diperlukan.
b) Setel alat vicat agar benar pembacaannya,yaitu jika jarum mengenai bibir
atas dari cincin ebonit, maka penunjuk harus disetel dan strip
menunjukkan pada posisi 0 mm.
c) Bagian dalam dari cincin ebonit diminyaki dan letakkan cincin di atas plat
kaca dengan diameter kecil di atas dan diameter besar di bawah.
d) Timbang semen 300 gram.
e) Letakkan semen kedalam mangkok porselin dan campur dengan sejumlah
air sebanyak X% dari berat semen (tentukan sendiri dan air diukur dengan
gelas ukur 100 cc)
f) Aduk semen dan air tersebut selama 3 menit, sehingga diperoleh
campuran yang plastis. Tuang jenangan kedalam cincin sampai penuh.
g) Ketuk - ketuk cincin ebonit yang sudah terisi jenangan semen dengan
perlahan-lahan untuk menghilangkan rongga udara yang terdapat dalam
jenangan semen.
h) Ratakan permukan cincin dengan sendok pengaduk. Letakkan plat kaca
berikut cincin yang berisi jenangan semen tadi pada alat vicat.
i) Gunakan jarum yang besar dengan diameter 10 mm, kemudian lepaskan
jarum secara bebas (bila ujung jarum sudah berada diatas
permukaanjenangan atau menyentuh dan posisi skala pembacaan/jarum
penunjukmenunjukkan angka pada posisi nol).
j) Akibat berat sendiri ( berat alat vicat dan jarum = 300 gram ) maka jarum
akan menembus pasta semen. Catat penurunan pada detik ke 30 setelah
jarum dilepaskan.
k) Konsistensi normal didapat pada penurunan 10 mm.
l) Percobaan diatas diulang dengan prosentase jumlah air sedemikian rupa
sehingga diperoleh nilai Konsistensi Normal.
m) Lukis grafik Konsistensi Normal dari data yang diperoleh. Prosentase air
yang diperlukan sebagai absis dan penurunnan jarum (mm) sebagai
ordinat.
n) Dari grafik dapat dihitung jumlah air yang diperlukan untuk mencapai
konsistensi normal. Catat suhu kamar setiap kali melakukan pengujian.
3.2. PERCOBAAN PENGIKATAN AWAL
Berdasarkan : SNI 03-6827-2002
a) Tentukan dan siapkan volume air suling yang diperlukan untuk mencapai
konsistensi normal sesuai dengan cara yang berlaku
b) Tuangkan air suling itu ke dalam mangkok pengaduk, kemudian masukkan
pula secara perlahan-lahan 300 gram benda uji semen ke dalam mangkok
pengaduk yang sama, selanjutnya biarkan selama 30 detik
c) Aduklah campuran air suling dan benda uji semen 30 detik dengan
kecepatan pengadukkan 140 5 putaran per menit
d) Pengadukkan dihentikan selama 15 detik, bersihkan pasta yang menempel
dipinggir mangkok pengaduk.
e) Aduk kembali pasta semen selama 60 detik dengan kecepatan
pengadukkan 285 10 putaran per menit
f) Buatlah pasta semen berbentuk bola dengan tangan, sambil dilemparkan
sebanyak 6 kali dari tangan kiri ke tangan kanan dengan jarak kedua
tangan 15 cm
g) Peganglah cetakkan benda uji dengan salah satu tangan, kemudian
melalui lubang dasarnya masukkan pasta semen sampai terisi penuh, dan
ratakan kelebihan pasta pada dasar cincin dengan sekali gerakan telapak
tangan, letakkan dasar cincin pada pelat kaca, ratakan permukaan atas
pasta dengan ujung sendok perata, tanpa mengadakan tekanan pada pasta.
h) Letakkan termometer beton di atas benda uji, lalu simpan di dalam lemari
lembab selama 30 menit, selama percobaan benda uji berada dalam cincin
dan ditahan pelat kaca.
i) Catatlah suhu udara dengan termometer laboratorium dan suhu benda uji
dengan termometer beton
j) Letakkan benda uji pada alat vicat, sentuhkan ujung jarum vicat pada
tengah-tengah permukaan benda uji dan kencangkan posisi jarum vicat,
letakan pembacaan skala pada nol atau catat angka permulaan, dan segera
lepaskan jarum vicat :
1. Cataatlah besarnya penetrasi jarum vicat ke dalam benda uji
setelah 30 detik
2. Ulangi pekerjaan setiap 15 menit untuk titik-titik lain yang
berbeda. Jarak tiotik-titik pengujian adalah 6,5 mm dan letaknta 9,5
mm dari tepi cetakan benda uji/cincin ebonite.
3. Setiap kali percobaan, jarum vicat harus dibersihkan dan selalu
dalam kondisi lurus dan bebas dari getaran.
=
=
=
=
Penurunan
(mm)
%
o
C
o
C
menit
BAB II
KANDUNGAN LUMPUR
dan
KOTORAN ORGANIS AGREGAT HALUS
1. MAKSUD dan TUJUAN :
a) Dapat menerangkan prosedur pelaksanaannya.
b) Dapat menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron
(lumpur ) yang terdapat dalam pasir.
c) Dapat menentukan prosentase zat organis yang terkandung dalam agregat
halus.
2. ALAT dan BAHAN :
a) Timbangan dengan ketelitian 1 gram.
b) Gelas ukur berkapasitas 250 cc, 2 buah.
c) Bejana gelas diameter 10 cm , tinggi 20 cm , 1 buah.
d) Pengaduk dari kayu.
e) Cawan.
f) Oven.
g) Pasir kering , 2 jenis.
h) NaOH 3 %
i) Air
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN :
Berdasarkan : SKSNI S-04-1989
3.1. PERCOBAAN KANDUNGAN LUMPUR DENGAN CARA
KOCOKAN :
a) Masukkan pasir kering kedalam gelas ukur sebanyak 130 cc
b) Tuangkan air kedalam gelas ukur sampai meresap setinggi 200 cc
c) Tutup mulut gelas ukur dengan plastik sampai rapat
d) Kocok-kocok gelas ukur selama 30 menit
e) Diamkan selama 5 jam. Maka akan terlihat bahwa material yang berat
mengedap dibagian bawah dan lumpur akan mengendap di atasnya.
f) Amati dan catat tinggi endapan pasir dan lumpur ( dalam cc )
3.2. PERCOBAAN KANDUNGAN LUMPUR DENGAN CARA CUCIAN :
a) Timbang pasir kering 200 gram ( kering oven )
b) Masukkan pasir 100 gram kedalam bejana gelas diameter 10 cm setinggi
20cm
c) Tuangkan air kedalam bejana gelas sampai pasir jenuh air dan air mencapai
ketinggian 12 cm diatas permukaan pasir.
d) Aduk perlahan-lahan sampai keruh, diamkan selama 1 menit
e) Buang atau tuang air perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya
(cara menuang harus sedemikian rupa sehingga pasir tidak ikut terbuang )
f) Ulangi penambahan air bersih sampai setinggi 12 cm diatas permukaan pasir
g) Aduk perlahan-lahan sampai keruh diamkan selama 1 menit
h) Buang atau tuang air perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya
i) Pencucian dilakukan berkali-kali sehingga air menjadi tetap jernih
setelahdiaduk
j) Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam oven sampai
kering.Setelah kering dan dingin, pasir ditimbang dengan teliti
k) Selisih berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang
hilang(kandungan lumpur atau butiran < 50 micron )
l) Percobaan dilakukan 2 kali, kemudian dihitung hasil rata-ratanya.
3.3. PERCOBAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIS :
a) Masukkan pasir kering kedalam bejana ukuran 250 cc sampai setinggi 130cc
b) Tambahkan larutan NaOH 3 % kedalam bejana sampai meresap kedalam
pasir(jenuh ) setinggi 200 cc
c) Tutup mulut bejana dengan plastik hingga rapat dan kocok-kocok
bejanatersebut selama 30 menit
d) Diamkan selama 24 jam
e) Amati dan catat hasil percobaan mengenai warna, tinggi lapisan pasir dantinggi
lapisan lumpur.
Percobaan : II B
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
Percobaan : II C
KADAR AIR
dan
BERAT ISI AGREGAT HALUS
1. MAKSUD dan TUJUAN :
a) Dapat menerangkan prosedur pelaksanaan percobaan
b) Dapat menentukan prosentase air yang dikandung agregat halus
2. ALAT dan BAHAN :
a) Timbangan dengan ketelitian 1 gram kapasitas 20 kg.
b) Oven pengering
c) Silinder berlubang
d) Batang besi diameter 16 mm dan panjang 60 cm
e) Talam
f) Aggregat halus (untuk pengujian berat isi)
g) Agregat halus (untuk pengujian kadar air)
- 500 gr asli
- 500 gr SSD
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN :
1. Cara kerja pengujian kadar air untuk aggregate halus asli dan SSD
Berdasarkan : SKSNI M-11-1989-F
a) Menimbang berat talam ( W1 )
b) Memasukkan benda uji dalam cawan dan menimbang beratnya ( W2 )
c) Menghitung berat benda uji ( W3 = W2 - W1 )
d) Mengeringkan benda uji berikut cawan dalam oven dengan suhu(1105)0C
sampai berat tetap
e) Menimbang berat cawan dan benda uji yang telah dikeringkan ( W4 )
f) Menghitung berat benda uji kering oven ( W5 = W4 - W1 )
Perhitungan:
w 3w 5
100
Kadar agregat agregat :
w5
Keterangan:
W3 = berat benda uji semula ( W3)
W5= berat benda uji kering (W5)
2. Cara kerja pengujian berat isi aggregat halus asli dan SSD
a) Masukkan aggregat halus kedalam silinder berlubang hingga sepertigabagian
b) Tumbuk dengan batang besi sebanyak 25 kali
c) Masukan lagi dua pertiga bagian lalu tumbuk lagi dengan batang besi sebanyak
25 kali
d) Masukan lagi pasir hingga penuh lalu tumbuk lagi dengan batang besi sebanyak
25 kali
e) Ratakan permukaan dengan batang besi
f) Timbang berat pasir yang ada dalam silinder
g) Bertat isi = berat pasir dibagi dengan volume silinder
h) Untuk berat gembur tidak ditumbuk dengan tongkat baja, tetapi hanya
diketukkan ke tanah sebanyak 25 kali
Percobaan : II - D
BERAT JENIS
dan
PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS
1. MAKSUD dan TUJUAN :
a) Dapat menerangkan prosedur pelaksanaan
b) Dapat menentukan berat jenis dan prosentase berat air yang dapat diserap
agregat halus, dihitung terhadap berat kering
2. ALAT dan BAHAN :
a) Timbangan
b) Kerucut terpancung
c) Picnometer gelas
d) Penumbuk
e) Saringan No. 4
f) Termometer
g) Oven pengering
h) Cawan
i) Desikator
j) Agregat halus kering 500 gr (setelah di oven).
k) Air bersih.
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN :
Berdasarkan : SKSNI M-10-1989-F
3.1. PENENTUAN SSD AGREGAT HALUS
a) Buatlah campuran (benda uji) antara agregat halus ditambahkan air bersih
secukupnya kemudian masukkan benda uji tersebut kedalam kerucut terpancung
dalam 3 ( tiga ) lapisan, yang masing-masing lapisan ditumbuk 8 x ditambah 1 x
penumbukkan untuk bagian atasnya.
b) Kerucut terpancung harus dibersihkan dari butiran agregat yang berada
dibagian luar cetakan kemudian angkat cetakan dan pengangkatan harus benarbenar vertikal.
c) Periksa bentuk agregat hasil pencetakan setelah kerucut terpancung
diangkat.Bentuk agregat umumnya ada 3 yang masing-masing menyatakan
keadaan kandungan air dari agregat tersebut, yaitu :
Jika agregat dalam keadaan kering maka perlu ditambah air dan jika
keadaanagregat basah maka agregat perlu dikeringkan udara atau ditambah
agregat halus yang kering.
BAB III
Percobaan : III-A
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS
ANGELES
1. MAKSUD dan TUJUAN :
a) Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan
agregat kasar terhadap keausan dengan mempergunakan mesin abrasi los
angeles
b) Pengujian ini adalah untuk mengetahui angka keausan tersebut, yang
dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan
No.12 (12,7 mm) terhadap berat semula, dalam persen.
2. ALAT dan BAHAN :
a.) Mesin abrasi los angeles :Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada
kedua sisinya dengan diameter 711 mm (28) panjang dalam 508 mm
(20) , silinder bertumpu pada dua poros mendatar, silinder berlubang
untuk memasukan benda uji, penutup lubang terpasang rapat sehingga
permukaan dalam silinder ter tidak terganggu di bagian dalam silinder
terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5)
b.) Saringan No.12 (1,7 mm) dan saringan-saringan lainnya
c.) Timbangan, dengan ketelitian 5 gram
d.) Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17/8) dengan berat
masing-masing antara 400 gram sampai 440 gram
e.) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5) C.
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN :
Berdasarkan : SK SNI M-021990-F
1.) Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan
dengan salah satu dari 7 (tujuh) cara berikut :
a.) Cara A : gradasi A, bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 9,5
mm. Jumlah bola 12 buah dengan 500 putaran
b.) Cara B : gradasi B, bahan lolos 19 mm sampai tertahan 9,5 mm. Jumlah
bola 11 buah dengan 500 putaran
c.) Cara C : gradasi c, bahan lolos 9,5 mm sampai tertahan 4,75 mm ( no.4 ).
Jumlah bola 8 buah dengan 500 putaran
d.) Cara D : gradasi D, bahan lolos 4,75 mm ( no.4 ) sampai tertahan 2,36
mm ( no.8 ). Jumlah bola 6 buah dengan 500 putaran
e.) Cara E : gradasi E, bahan lolos 75 mm sampai tertahan 37,5 mm. Jumlah
bola 12 buah dengan 1000 putaran
f.) Cara F : gradasi F, bahan lolos 50 mm sampai tertahan 25 mm. Jumlah
bola 12 buah dengan 1000 putaran
g.) Cara G : gradasi G, bahan lolos 37,5 mm sampai tertahan 19 mm. Jumlah
bola 12 buah dengan 1000 putaran.
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan, maka pemilihan gradasi
disesuaikan dengan contoh meterial yang merupakan wakil dari mattrial
yang akan digunakan
2.) Benda uji dan bola baja dimasukan ke dalam mesin abrasi los angeles
3.) Putaran mesin dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm.
Jumlahputaran gradasi A, B, C, dan D 500 putaran dan untuk gradasi E, F,
dan G 1000 putaran
4.) Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian
saring dengan saringan no.12 (1,7 mm), butiran yang tertahan di atasnya
dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu (110 5) C
sampai berat tetap.
PERCOBAAN : III-B
KADAR AIR AGREGAT KASAR
1. MAKSUD dan TUJUAN :
Percobaan : III-C
BERAT JENIS
dan
PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR
1. MAKSUD dan TUJUAN :
Percobaan : III - D
IMPACT TEST
1. MAKSUD dan TUJUAN :
a) Dapat menerangkan prosedur pelaksanaannya
b) Dapat menentukan kekuatan agregat akibat tumbukan
2. ALAT dan BAHAN :
a) Satu set alat impact test yang dilengkapi dengan penumbuk seberat 15 lbs
(15 x 0.45 kg = 6.75 kg ) dengan tinggi jatuh 12 inc ( 12 X 2.54 = 30.48 30
cm )
BAB IV
Percobaan IV-A
METODE PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN MORTAR SEMEN
PORTLAND UNTUK PEKERJAAN SIPIL
1. Maksud dan Tujuan
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan untuk melakukan
pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk pekerjaan sipil.
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kekuatan tekan mortar
pada umur tertentu yang digunakan untuk menentukan mutu semen portland.
2. Alat dan Bahan
1. Semen Portland
2. Mangkok pengaduk
3. Air bersih
4. Pasir
5. Stopwatch
3. Cara Uji
Berdasarkan: SK SNI 03 6825 2002
Pengujian kekuatan tekan mortar semen portland dilakukan melalui tahap
pekerjaan, sebagai berikut :
1) tuangkan 242 cc air suling ke dalam mangkok pengaduk, kemudian
masukkan pula perlahan-lahan contoh semen sebanyak 500 gram, biarkan
kedua bahan dalam mangkok pengaduk selama 30 detik;
2) aduklah campuran air suling dan semen dengan menggunakan mesin
pengaduk selama 30 detik, kecepatan putaran mesin pengaduk adalah 140
5 putaran per menit;
3) siapkan pasir kwarsa sebanyak 1375 gram; masukkan sedikit demi sedikit
ke dalam mangkok yang berisi campuran semen-air suling sambil diaduk
dengan kecepatan yang sama selama 30 detik; setelah itu pengadukan
diteruskan selama 30 detik dengan kecepatan pengadukan 285
10 putaran per menit ;
4) pengadukan dihentikan, bersihkan mortar yang menempel di bibir dan
bagian atas mangkok pengaduk selama 15 detik, selanjutnya mortar
dibiarkan selama 75 detik dalam mangkok pengaduk yang ditutup;
5) ulang kembali pengadukan selama 60 detik dengan kecepatan pengadukan
285 10 putaran per menit ;
6) lakukan percobaan leleh dengan cara, sebagai berikut :
1) letakkan cicin di atas meja leleh, lalu diisi dengan mortar sampai
penuh; pengisian dilakukan dalam 2 lapis, setiap lapis harus
dipadatkan 20 kali dengan alat pemadat;
2) ratakan permukaan atas mortar dalam cincin leleh dan bersihkan
mortar yang menempel dibagian luar cincin leleh;
3) angkatlah cincin leleh perlahan-lahan, sehingga di atas meja leleh
terbentuk mortar berbentuk kerucut terpancung;
Percobaan : IV - B
FAKTOR AIR SEMEN DAN NILAI SLUMP
1. MAKSUD DAN TUJUAN.
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menentukan;
a) Besarnya Faktor Air Semen
b) Mengukur dan menentukan besarnya nilai Slump
c) Menentukan hubungan FAS dengan nilai Slump
2. ALAT DAN BAHAN.
a) Kerucut Abrams dan perlengkapannya.
b) Timbangan.
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Stop watch.
Bak pencampur / loyang.
Cetok, cangkul / sekop.
Penggaris.
Mixer beton / Molen.
Semen
Pasir, kerikil dan air.
Percobaan : IV C
METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
1. Maksud dan Tujuan
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk
menentukan kuat tekan ( compressive strength ) beton dengan benda uji
berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan ( curring ) di laboratorium
maupun di lapangan.
Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur
yang benar.
2. Alat dan Bahan
sampai mortar belerang cair menjadi keras; dengan cara yang sama lakukan
pelapisan pada permukaan lainnya;
d. Benda uji siap untuk diperiksa.
3. Cara Pengujian
Berdasarkan : SK SNI M 14 1989 F
Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa
tahapan sebagai berikut :
1) Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris;
2) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik;
3) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji;
4) Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji.
4. Perhitungan
2
Kuat tekan beton =
)...................................(1)
Keterangan :
P = beban maksimum ( kg )
A = luas penampang benda uji ( cm2 )
Percobaan IV D
KUAT TEKAN BETON DENGAN HAMMER BETON
1. Maksud dan Tujuan
a) Maksud
Maksud Pengujian Elemen Struktur Dengan Alat Palu Beton Tipe N dan
NR ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan uji
kekerasan permukaan beton di lapangan.
b) Tujuan
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperkirakan nilai kuat
tekan beton pada suatu elemen struktur untuk keperluan pengendalian
mutu beton di lapangan bagi perencanaan dan atau pengawasa pelaksanaan
pekerjaan.
2. Alat dan Bahan
1. Benda Uji beton
2. Hammer
3. Penggaris
4. Alat tulis
3. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN :
Berdasarkan : SNI 03-4430-1997
1) sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak
lurus bidang uji ;
2) secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus bidang uji
sampai terjadi pukulan pada titik uji ;
3) lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarak
terdekat antara titik-titik pukulan 25 mm ;
4) catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala ;
5) hitung nilai rata-rata pembacaan ;
6) nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai ratarata tidak boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata
sisanya ;
7) semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih
nilai pembacaan yang berselisih 5 satuan terhadap nilai rata-ratanya ;
8) koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inkilinasi pukulan bila arah pukulan
tidak horisontal ;
9) hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder beton dengan
menggunakan tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk
penggunaan palu beton yang bersangkutan
BAB V
PEMERIKSAAN BAJA
PENGUJIAN TARIK BAJA
1. TUJUAN PERCOBAAN :
1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk melakukan
pengujian kuat tarik baja beton.
1.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton
dan parameter lainnya. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam
pengendalian mutu baja.
2. PERALATAN :
a) Timbangan
b) Penggaris
c) Selotip / isolasi
PROSEDUR PRAKTIKUM :
Berdasarkan:SNI 07-2529-1991
1) buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang
sesuai dengan ketentuan.
2) setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda;
3) setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh
serta dimensinya;
4) pasang benda uji dengan cara menjepit bagian benda uji pada alat
penjepit mesin tarik; sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu
benda uji;
5) tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/detik
sampai benda uji putus; catat dan amatilah besarnya perpanjangan
yang terjadi setiap penambahan penambahan beban 10 MPa;
6) Catat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada batas putus
Pmaks, bila benda uji merupakan
7) buatlah grafik antara gaya tarik yang bekerja dan perpanjang.
8) hitung parameter-parameter pengujian dengan menggunakan rumusrumus yang tercantum: