Anda di halaman 1dari 46

REK.

HIDROLOGI SESI2
0leh : Sri Eko Wahyuni

Pangkalan Water Taxi menuju Liberty Statue , 2010.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN


No Tujuan Khusus
Pembelajaran

Pokok
Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Estimasi
Waktu

Referensi

2.

- Pengertian

-- Nama DAS & cara

2 x 50

DAS & batas.


- Jenis-jenis
Presipitasi &
alat ukurnya.
-Perencanaan
jaringan sta.

menetapkan batas DAS.


- Jenis-jenis Presipitasi.
-Pengertian presipitasi
dan jenisnya.
-Perencanaan jaringan
stasiun hujan.
-Penetapan jumlah
stasiun hujan.
-Alat ukur hujan biasa
-Alat ukur hujan
otomatis
-Alat ukur hujan
dengan radar

Buku a, b,
c, d, e dan
f

Mahasiswa
dapat menjelas
kan tentang :
-Pengertian
DAS & batas.
-Presipitasi

DAERAH
ALIRAN
SUNGAI
:
DAS : DAERAH YG DIBATASI OLEH
PUNGGUNG BUKIT/
GUNUNG DI MANA AIR HUJAN
MENGALIR KE
DALAM SUNGAI UTAMA, KEMUDIAN
MERESAP/
MENGALIR MELALUI
SUNGAI/ANAK SUNGAI
DISEBUT JUGA
WATERSHED ATAU BASIN.
DPS (DAERAH PENGALIRAN SUNGAI)
DEPARTEMEN
PU.
UNTUK
DAS KECIL
YANG TERLETAK DIHULU
DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI)
DEPT.
SUNGAI
DISEBUT STREAM WATERSHED,
PERTANIAN.

UNTUK DAS BESAR YG LANGSUNG


BERMUARA KE LAUT DISEBUT RIVER

DAS DIBATASI OLEH BATAS


TOPOGRAFI,
PENETAPAN BATAS DPS DARI PETA
DITETAPKAN
TITIK TERTINGGI
TOPOGRAFI
:
DISEKELILING
SUNGAI UTAMA, JADI
BERDASARKAN ALIRAN
PERMUKAAN, BUKAN AIR TANAH,
KARENA
PERMUKAAN AIR TANAH SELALU
BERUBAH
TITIK TERTINGGI DIHUBUNGKAN SSL.,
HATI2, TERUTAMA
:
TERGANTUNG
MUSIM &
* UNTUK DATARAN RENDAH
PEMAKAIAN.
* UNTUK SUNGAI YANG MULAI

BERCABANG
HAL TSB.
MUDAHDILAKUKAN
UNTUK SUNGAI
BAGIAN HULU
* HARUS
RE-CHECK.
SEDIKIT SULIT UNTUK SUNGAI BAGIAN HILIR.

Kranggan
A

DAS Progo di Kranggan


merupakan SUB DAS
Progo di Bantar

DAS
PROGO

A
Bantar

Titik
terting
gi

Batas DAS

Potongan A-B

MA DAS
SUAI DENGAN NAMA SUNGAI ybs. DAN DIBATA
EH TITIK KONTROL (misal STA. HIDROMETRI).
KA ADA TITIK KONTROL PENTING, NAMA DAS
TANDAI DENGAN NAMA TITIK KONTROL.
TITIK KONTROL LAIN DI SEBELAH
HULU DISEBUT SUB DAS

DAS DAPAT DIBAGI MENJADI 2


YAITU :
1. DAS TUNGGAL : YAITU BILA SEBUAH
DAS YANG
TITIK PENGELUARANNYA KE LAUT
HANYA SEBUAH
SUNGAI, UMUMNYA UNTUK SUNGAI
BESAR.

2. DAS GANDA : BILA SEBUAH DAS


TERDIRI LEBIH
DARI SATU TITIK PENGELUARAN
DARI KE
BEBERAPA
SUNGAI KECIL YANG MASINGLAUT.
MASING BERMUARA KE LAUT.
UMUMNYA SEBUAH DAS GANDA
TERHIMPUN

DAS
TUNGGAL
DAS
GANDA

Laut

SATUAN WILAYAH SUNGAI :


KESATUAN WILAYAH TATA PENGAIRAN
SEBAGAI HASIL PENGEMBANGAN
SATU ATAU LEBIH DAS.

PRESIPITASI
Peristiwa jatuhnya cairan atmosfir ke
permukaan bumi yang berupa : hujan,
hujan es, salju, kabut, embun.
Sumbangan paling besar untuk daerah
tropis adalah hujan sehingga hujan
presipitasi.
Faktor iklim yang berperan di dalam
menentukan karakteristik hidrologi suatu
daerah, diantaranya :
Jumlah dan distribusi hujan dalam
ruang
(mengukur hujan di beberapa lokasi)
& waktu
Angin,
temperatur dan salju cair.
(mengukur sepanjang waktu)
Kelembaban
pada evapotranspirasi.
dipelajari oleh

Curah hujan yang diperlukan


untuk
perancangan pemanfaatan
air/bangunan
air dan pengendalian banjir
hujan rata-rata DAS (areal rainfall) buka
adalah curah
hujan di suatu stasiun (point rainfall).

KTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA HUJA


-

Uap di atmosfer.
Ada rintangan (gunung).
Faktor meteorologi (suhu, awan, kelembaba
Lokasi sehubungan dengan sistem sirkulasi.

BEBERAPA PENGERTIAN
TENTANG CURAH HUJAN :
Intensitas hujan adalah perbandingan
antara kedalaman hujan dengan
satuan durasi tertentu, misal

h
mm/hari,Intensitas
inchi /hari
Rumus :

Intensitas hujan sangat penting untuk


estimasi debit banjir (metode Hasper,
Sumatra,
Hidrograf
Rational, FSR
Jawa Satuan Sintetik
Gama-1 dll), misal : untuk perencanaan
bendung, sistem
drainase
perkotaan, flood control dsb.

Curah hujan : banyaknya air yang jatuh


kebumi di mana permukaannya
diasumsikan
rata,
kedap air,
hujan tersebar merata, tidak
terjadi penguapan, dinyatakan dengan
kedalaman/
tebal hujan satuannya : mm, cm,
Durasi
hujan : waktu yang dihitung dari
inchi.
saat curah hujan turun dari atmosfir
sampai berhenti,
satuannya menit atau jam.
Curah hujan efektif adalah curah hujan
yang
melimpas
menjadi
aliran
Curah hujan
efektif dalam
Irigasi
permukaan.
adalah curah hujan yang meresap ke
dalam tanah untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman.

Hyetograf yaitu histogram yang


menggambarkan
hubungan antara kedalaman hujan
(sebagai ordinat) dan waktu (sebagai
absis).
Distribusi hujan
sebagai
fungsi waktu
menggambarkan
variasi kedalaman
hujan
dinyatakan dalam
selama
terjadinya
bentuk deskrit

hujan,
disebut
hyetograf.

TIPE / JENIS HUJAN :


a. HUJAN KONVEKTIF (CONVECTIVE
PRESIPITATION).
Udara
yanguntuk
dekatdaerah
dengantropis.
permukaan
Tipe hujan
tanah, kena
panas sinar matahari sehingga rapat
massa udara
berkurang kmd.
udara
mengalami
pendinginan
sehingga
basah naik
ke atas, dan terjadilah
terjadi
kondensasi
hujan.
Intensitasnya bervariasi dari hujan

ringan sampai hujan yang deras


(thunderstorm).
Hujan ini biasa terjadi sore hari dengan duras
yang singkat dan pada daerah yg sempit.

b. HUJAN SIKLONIK (CYCLONIC


PRESIPITATION).
- Dihasilkan dari pergerakan massa
udara
daerah ini disebabkan karena
Perbedaan
tekanan
bertekanan
tinggi,
daerah
pemanasan
yg tidak
samake
dari
permukaan bum
bertekanan
rendah.
- Massa
udara panas yang relatif ringan bertemu
dengan massa udara dingin yang relatif berat,

maka udara panas tersebut akan


bergerak di
atas udara dingin.
- Udara yang bergerak ke atas tsb
mengalami
pendinginan
terbentuk
terjadi
kondensasi
awan dan terjadilah hujan.
- Intensitas sedang, berlangsung lama
& terjadi

Kondensasi hujan

DATA-DATA

Frontal
surface

bergerak di atas
Pemanasan yang tidak sama di
udara dingin

Ciri-ciri :
- Sore hari, intensitas bervariasi
- Durasi singkat
- Daerah sempit

- Intensitas sedang
- Durasi lama
- Daerah luas

Daerah
Bayangan
Hujan.

. HUJAN OROGRAFIK
(OROGRAPHIC PRESIPITATION).
Hujan yg dihasilkan dari udara lembab,
melintasi daerah
orografis (gunung, pegunungan, perbukitan
tinggi),
Padanaik
posisi lereng di mana arah angin
keatas,
terjadi kondensasi, terbetuk awan &
datang,
curah
hujan.
hujannya lebih banyak (lereng hujan)
dibandingkan pada
sisi lereng di mana anginnya pergi (daerah
bayangan
AWAN
hujan). Hujan yang terjadi merupakan
pemasok
air tanah,
HUJAN
DAERAH
danau & sungai. Tipe a & c banyak
terjadi di
BAYANGAN HUJAN
Indonesia.
UDARA
YANG
LENGAS

PEGUNUNGAN

HUJAN
BUATAN
TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA (TMC)
HUJAN
BUATAN MEMBUAT HUJAN DARI BIBIT
AWAN YANG
MEMILIKI KANDUNGAN AIR CUKUP
RENDAH V
(<
20 KNOT) GARAM DITEBAR
DENGAN
angin
FUNGSI TMC : MEMANFAATKAN AWAN
DENGAN
AGAR LEBIH
PESAWAT, MISAL : 10 TON UNTUK 1
CEPAT MENURUNKAN BUTIR AIR DENGAN
BULAN.
MENAMBAH
INTI KONDENSASI (GARAM DAPUR NaCL
ATAU CALCIUM
CLORIDA CaCL2) YANG MAMPU MENYERAP
UAP AIR KE
DI INGGRIS,
TMC PAKAI SINAR
LASER
BERKEKUATAN
AWAN MEMBENTUK
HUJAN
KETINGGIAN
TINGGI (PENGEMBUNAN
15.000AIR
M. DIBANTU LASER /
LASER ASSISTED WATER CONDENSATION).

PERENCANAAN JARINGAN
STASIUN HUJAN
Jumlah stasiun curah hujan banyak hasil
pengukuran lebih teliti, tetapi biaya yang
diperlukan untuk pengadaan peralatan, biaya
operasional, maintenance, filing data dll.
Jika jumlah stasiun hujan
menjadi mahal.

berbeda, maka
hujan rata-rata DAS juga akan
berbeda.

Misal :
Dari penelitian yang telah dilakukan pada 11
DAS di P. Jawa
(ada beberapa stasiun), jika jumlah stasiun
dikurangi, maka
: Selain
jumlah
Stasiun,
pola
Jadi
hujan
rata-rata
DAS akan
berbeda
(dinyatakan dalam
penyebaran
juga %
berpengaruh dalam
terhadap
jumlah
stasiun hujan
ketelitian
hujan
rata-rata
DAS. maksimum

Contoh :
Di DAS sungai Opak terdapat 17 stasiun
curah hujan.
Digunakan 5 stasiun dengan 4 pola yg
berbeda.
Dihitung penyimpangannya terhadap
hujan rata-rata yang dihitung dengan 17
stasiun, maka akan diperoleh hasil
pengukuran
hujan rata2
yg berbeda.
Jadi : Kerapatan
stasiun
& pola

penyebaran
harus diperhatikan.

Menurut DR. Sugawara (1980) :


- Das kecil/besar beberapa Stasiun
15 sta.,
tanpa memperhitungkan besar/kecilnya

DAS Sungai
Opak,
17 stasiun
hujan

un hujan masing-masing warna merah, hijau, kuning, b


g hujan rata2 DAS. Bandingkan dengan hujan DAS 17
asil hujan rata-rata DAS-nya berbeda.

PEDOMAN World Meteorogical


DATA-DATA
Organization (WMO) :
Pulau, pegunungan kecil, hujan
beraturan
perlu 1stasiun hujan untuk luas 25
km2.
Untuk daerah tropis seperti Indonesia,
untuk kawasan pegunungan perlu
kerapatan stasiun hujan sebesar 100
250 km2 per stasiun hujan.
JATENG,
stasiun
paling
rapat 600
: 40,62
Di
Untuk
daerah
datar,
kerapatan

2
km km
/Sta.,
sedangkan paling jarang di
2
900
/Sta.
2
Irian
:
10.549,5
km
. 1+Sta
Jumlah
stasiun
di
Jawa
Baliutk
sekitar
Daerah kering, kutub
150066% dari
10.000
km2.seluruh stasiun yang ada di
Indonesia, tentunya tidak lepas dari
konsentrasi penduduk.

Cara penetapan jumlah


DATA-DATA
stasiun curah hujan dan
penyebarannya :

h optimum stasiun hujan N dapat diperoleh dengan :

etode Garg SK, 1982


_
p
p
n
n p 2 _

p


n 1 n
_

:
Cv
2

1/ 2

100
_

Cv
N

p
= hujan
rata-rata sejumlah n stasiun.
n = jumlah stasiun hujan yg ada.
= standar deviasi ; p = hujan rerata tahunan.
v = kofisien variasi hujan ; E = % kesalahan yg diijink
= jumlah stasiun hujan yang optimal.

Contoh :
Suatu DAS mempunyai 3 stasiun hujan di mana
hujan rerata tahunan p adalah : 1800 mm,
2200mm dan 1300 mm. Tentukan jumlah
optimum stasiun hujan pada DAS tersebut jika
kesalahan yang diijinkan E = 10% !.
Penyelesaian
:
_
p 1800 2200 1300
p

1767 mm
n
3
p 2 1800 2 2200 2 1300 2

3.256.667
n
3

n p

p


n 1 n
2

1/ 2

Cv
Cv
N

25,4

10

1/ 2

3.256.667 1.767 2
449
2

100 100 x 449


_
25,4
1767
p

dibutuhkan
6,46
7
7 stasiun hujan, jad

perlu ditambah 4 stasiun huja

2. Cara Kagan (1967) :


Metode ini merupakan metode
yang relatif
sederhana, baik ditinjau dari data
yang
diperlukan serta prosedur
perhitungannya.
Keuntungan dari cara ini adalah

dapat
ditentukan jumlah stasiun dengan
ketelitian
tertentu dan pola penempatan
Square Grid Techniques.
stasiun curah
hujannya lebih
Joint
Mapping Techniquess (Solomon 67
jelas.

CARA KAGAN :
Jumlah simpul
segiTIGA yANg
berada dalam
DAS = jumlah
stasiun yang
dihitung.
Simpul tsb.
adalah lokasi
stasiun hujan.

PENGUKURAN HUJAN
PENGUKURAN HUJAN DILAKUKAN
DENGAN MENAMPUNG HUJAN YG
JATUH DI BEBERAPA TITIK YANG
SUDAH DITENTUKAN DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PENGUKUR
HUJAN.
HUJAN
YANG TERUKUR MEWAKILI

SUATU LUASAN DAERAH


DISEKITARNYA YANG DINYATAKAN
DENGAN KEDALAMAN HUJAN mm,
MACAM-MACAM ALAT PENGUKUR HUJAN :
inchi.
A. ALAT UKUR HUJAN BIASA (AUHB).
B. ALAT UKUR HUJAN OTOMATIS (AUHO)
C. ALAT UKUR HUJAN DENGAN RADAR.

ALAT UKUR HUJAN BIASA (AUHB):

ebut juga rain gauge, paling banyak digunakan di


onesia, luas penampang corong 100 - 200 cm2 & botol
ampung dalam tabung silinder yg diletakkan ditempa
terbuka, tidak tertutup pohon/bangunan dll.
ngukuran biasanya dilakukan pukul 7 pagi di ukur
ume air & luas corong maka didapat kedalaman hujan
Hasilnya merupakan data curah hujan sehari
sebelumnya (kedalaman curah hujan selama
24 jam
Curah
hujan
<HARIAN).
0,1 mm ditulis
disebut
HUJAN

(0/nol).
Tidak ada hujan ditulis (-).

intensitas hujan besar maka ada kemungkinan


hujan akan melimpas karena alat penampungnya tidak
mampu memuat, sehingga data yang diperoleh tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

ALAT
ALAT UKUR
UKUR HUJAN
HUJAN BIASA
BIASA // AUHB
AUHB

CORONG

TABUNG SILINDER

BOTOL PENAMPUNG

Kalau alat ukur dipasang pada ketinggian


1,20 m dari permukaan tanah, maka akan
ada pengaruh turbulensi angin sehingga
hujan
yang
tertangkap
80 - 95%,
biaya
lebih murah tetapi mudah
tumbang disebabkan karena manusia
atau binatang.
au dipasang di atas permukaan tanah, pengaru
ulensi angin makin kecil, sehingga dapat
nangkap hujan 100%, tetapi sulit pengoperasia
nya dan lebih mahal

arus diberi grill (semacam sarang dari logam,


encegah tumbuhnya rumput) dan brush
apisan lunak dari pasir atau bahan lain, untuk
encegah percikan air tidak masuk ke penakar)

B. ALAT PENGUKUR HUJAN OTOMATIS.


KEUNTUNGAN :
- Data tercatat secara langsung pada
kertas pencatat secara otomatis di
manadapat
hasil rekaman
data
memberikan informasi
terhadap intensitas/kederasan hujan &
lama hujan
dengan
periode
waktu
yg diinginkan penting
utk. perhit. debit banjir, satuan
mm/2 jam, dst.
mm/jam,
Dapat menghasilkan
data hujan yang
menerus untuk berbagai jangka waktu
(menit-an,
jam-jam-an,
Dapat
diketahui dengan tepat kapan
harian).
terjadi hujan dan berapa
kedalamannya.
Dapat memperkecil kesalahan
yang
Ada 3 macam
AUHO

1. ALAT
UKUR EMBER JUNGKIT
DATA-DATA
(TIPPING BUCKET GAUGE).
- Sangat sesuai untuk mengukur
intensitas hujan untuk waktu yang
pendekdari
(menit-an,
Terdiri
corong,jam-jam-an).
saringan, dua buah
alat tampung yang sekaligus sebagai
alat penimbang
dengan
masing-masing mempunyai alat
pembuang
serta peralatan untuk
data. pada corong, melewati
merekam
Air hujan jatuh
saringan yang kmd. akan ditampung
pada salah satu alat tampung sampai
setara
dengan
kedalaman
hujan
0,5 mm,
maka alat
tampung
tersebut
akan tumpah, terbuang melalui alat
kemudian
alat tampung yang lainnya
pembuang,
siap untuk
menampung air hujan.

Tidak cocok untuk mengukur salju.

Air hujan
Corong
Tipping
bucket

Saringan
Tipping bucket

Bila penuh Terjungkir


setara 0,5 mm air hujan

Dicatat pada Recorder

DATA-DATA

ALAT UKUR EMBER


JUNGKIT

Gerakan alat tampung saling bergantian


dan akan tercatat pada kertas grafik
secara mekanik yang menggambarkan
besarnya kedalaman hujan.

lemahan Alat Ukur Ember Jungkit :

da waktu salah satu alat tampung menumpahk


diperlukan waktu, sehingga ada kemungkinan
an yang terjadi saat itu tidak terekam.
*Apabila saringan sudah tidak dapat
berfungsi dengan baik maka kotoran,
debu
akan masuk
pada menambah bobot
alat tampung
sehingga
air dan sekaligus menambah kedalaman
hujan.

AT UKUR PENCATAT APUNG / SIPON


LOAT RECORDING GAUGE).

hujan diterima corong, setelah melalui sebuah


der, akan tertampung pada bejana tabung yan
dilengkapi dengan sebuah pelampung (float).
Jika muka air dalam tabung naik,
pelampung bergerak ke atas terhubung
dengan pena melalui
tali penghubung dengan suatu
mekanisme khusus sehingga dapat
menggerakkan alat tulis pada kertas
yang
digulung
pada silinder
grafik
Alat ini
harus
dikosongkan
secara yang
berputar.
Jika tabung
air akan
manual, ad.1
dan 3 penuh,
secaraotomatis
otomatis
melimpas
keluar.
oleh suatu
selang pipa yang bekerja

penerima

ember
penerima

pena

pemberat
kertas pencatat

pena
Kertas
pencatat

3. ALAT UKUR
PEMBERAT
(WEIGHTING
TYPE GAUGE).

pelampung

sifon

2. ALAT UKUR
PENCATAT APUNG
(FLOAT RECORDING
GAUGE).

Hasil
pencatata
n hujan
otomatis

Dari hasil catatan


tsb dapat dievaluasi
jumlah hujan setiap
interval waktu, misa
5, 10, 15 menit dst.

Sumbu X : waktu.
Sumbu Y : akumulasi kedalaman hujan dalam
mm.
Grafik merupakan akumulasi selama terjadi
hujan, jika
mendatar tidak ada hujan. Makin tajam
kemiringan
makin

Hujan harian

intensitas

Hujan bulan Januari

C. ALAT PENGUKUR HUJAN DENGAN


RADAR/SATELIT
Radar gelombang pendek dapat
menunjukkan adanya hujan dalam
daerah
pengamatannya.
Ukuran
tetesan
hujan secara kasar
Makin deraskorelasi
hujan, makin
besar
mempunyai
dengan
intensitas
reflektivitasnya.
hujan,
dan citra
pada
layar radar
dapat
ditafsirkan
sebagai suatu
indikasi kasar tentang
intensitas hujan.
Hasilnya perlu
dikalibrasi.
hanya
dapat diberikan
secara
kasar oleh
Radar
memberikan
cara-cara
untuk
jaringan
alat ukur
hujan biasa.
mendapatkan
informasi
tentang
Penggunaan
kombinasi
antara radar &
penyebaran
hujan, yang
jaringan alat ukur hujan biasa/otomatis
baik, karena akan menghasilkan
suatu perataan yg lebih teliti.

TUGAS HIDROLOGI
1. Cari data hujan suatu DAS minimal
sepanjang 20 tahun yang mempunyai
minimal 3 buah stasiun curah hujan.
2. Jika ada data curah hujan yang hilang,
saudara harus melengkapinya dengan
metode yang sesuai.
3. Dari data curah hujan tersebut, saudara
diminta untuk meneliti apakah data curah
hujan tersebut konsisten ?. Lengkapi
dengan gambar dan faktor koreksinya !.
4. Setelah data konsisten, cari besarnya
curah hujan rata-rata DAS dengan
menggunakan metode Aljabar dan
metode Thiessen !.
5. Tugas kelompok, 10-15 orang.
6. Presentasi dilaksanakan pada sesi ke-4.

SEE YOU NEXT WEEK

KELEMAHAN UMUM DATA


HIDROLOGI
DI INDONESIA :
1.Kualitas data tidak sebaik
yang diharapkan, baik
distribusi waktu (mengukur
sepanjang waktu) maupun
ruang (mengukur diberbagai
lokasi).
2. Kesulitan mendapatkan data
pengelolaan antar instansi
kurang terkoordinasi.
3. Rencana Pengembangan
menyulitkan
Daerah
tidak rencana
selalu dapat
diketahui
sebelumnya
hidrologi
pengembangan
jaringan
tidak ada data saat

Batas
pembagian DAS

.
Batas Propinsi

PETA DPS JAWA, MADURA, BALI

Nomor DAS

Data curah hujan merupakan masukan utama


dalam proses hidrologi, di mana besar curah
hujan tersebut nantinya akan dialihragamkan
menjadi debit aliran sungai melalui :

- Aliran permukaan (surface runoff).


- Aliran antara (interflow, sub surface flow)
- Aliran air tanah (ground water flow).

Hubungan antara curah hujan & debit aliran


sungai adalah sbb. :
Q

Q = debit aliran sungai.


H = intensitas curah hujan.
L = kehilangan air / losses yaitu evaporasi,
evapotranspirasi, intersepsi, infiltrasi.

ONTOH :
ada suatu DAS seluas 1500 km, tercatat data intensit
ujan rata-rata seluruh DAS selama 30 tahun sebesar
= 2000 mm/tahun. Debit aliran sungai rata2 Q = 20 m
tung berapa % besarnya curah hujan yang hilang tida
menjadi debit aliran !.

Penyelesaian :

Q = {20 m/det x 86.400 m/hari x 365 hari x (1000 mm


: 1500 km2 x (1000 m2) x (1000 mm2) mm/thn.

6,3072 1011 mm 3

420,6mm / thn
8
2
15 10 mm

di besar curah hujan yang tidak menjadi debit

Q 2000 420,6
L
100% 78,98%
H
2000

KESALAHAN YANG MUNGKIN


TERJADI
PADA PENGUKURAN HUJAN :
1. Kesalahan pembacaan pada
skala alat dapat
dikompensasikan.

2. Ketidakhadiran pengamat.
3. Kerusakan alat, dapat terakumulatif.
Kesalahan akibat angin :
- Butir hujan kecil kesalahannya > lebat.
- Kesalahan paling serius.

Anda mungkin juga menyukai