Biokimia
Hari/tanggal: Selasa/24-09-2013
Waktu
: 11.00-12.40 WIB
PJP
: Puspa Julistia Puspita,
S. Si, M.Sc
Asisten
: Resti Siti
Muthmainah, S. Si
Lusianawati, S. Si
PROTEIN I
Kelompok 7
Muthia Irhamna J3L112030
Diah Ayuning T. J3L112092
Lusy Andestiana J3L112152
Pendahuluan
Kata protein berasal dari protos atau proteos yange berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan
atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein
yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan
dan pertumbuhan tubuh. Komposisi rata rata unsur kimia yang terdapat dalam
protein ialah sebagai berikut : karbon 50%, hydrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen
16%, belerang 0-3% dan fosfor 0-3% (Poedjiadi, 2006).
Berdasarkan bentuk molekulnya, protein digolongkan menjadi protein
globular (albumin, globulin, dan hemoglobin) dan protein serabut (keratin pada
rambut dan fibroin pada sutra) (Bintang, 2010).
Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi
yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam
ada beratus ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein
hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas
200 C, larut dalam senyawa polar dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta
memiliki momen dipol yang besar. Terdapat dua puluh macam asam amino yang
dibagi berdasarkan gugus R-nya. Yaitu asam amino non-polar dengan gugus R
yang hidrofobik, anatara lain alanin, leusin, fenilalanin, triptofan dan metionin.
Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang
beranggotakan lisin, serin, treonin, sitein, glutamin. Golongan ketiga yaitu asam
amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam
amino yang bermuatan negative pada gugus R ( Wirahadikusumah, 1997).
(Poedjiadi, 2006)
Albumin (bahasa latin: albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air dan larutan garam
dan mengalami ko agulasi saat terpapar panas. Substansi yang mengandung
albumin, seperti putih telur, disebut albuminoid. Pada manusia, albumin
diproduksi oleh hati dalam bentuk prealbumin dan memenuhi sekitar 60% jumlah
serum darah dengan konsentrasiantara 30-50 g/l. Asam amino penyusun crude
albumin berjumlah 19 macam. Dari sejumlah asam amino pada hasil penelitian
(perlakuan terbaik) terdiri atas asam amino essensial maupun non essensial.
Asam-asam amino tertentu seperti triptofan, arginin, trisin, fenilalanin, glutamin,
alanin, treonin dan prolin dapat merangsang proses sintesa albumin. Albumin pada
manusia terutama banyak mengandung asam aspartat dan glutamat dan sangat
sedikit triptofan (Santoso, 2008).
Penyusun gelatin adalah asam amino non essensial (glisin dan prolin) salah
satunya terdapat di kulit. Kasein adalah protein yang terbesar terkandung dalam
susu yang mengandung tirosin dan triptofan.
Tujuan
Praktikum bertujuan menunjukan sifat dan struktur asam amino dan
protein melalui uji Millon, uji Ninhidrin, uji belerang, uji Xantoproteat, dan uji
Biuret.
Metode
Pada praktikum bahan bahan yang digunakan adalah albumin 0.2%,
gelatin 0.2%, kasein 0.2%, pepton 0.2%, fenol 0.2%, pereaksi Millon, pereaksi
Ninhidrin 0.1%, NaOH 10% dan pekat, Pb-asetat 5%, HNO 3 pekat, CuSO4 0.1%,
dan aquades. Sedangkan alat alat yang digunakan adalah penangas air, tabung
rekasi, dan alat alat gelas.
Uji pertama yang dilakukan adalah uji Millon. Pereaksi Millon
dimasukkan sebanyak 5 mL dan 3 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Campuran tersebut dipanaskan baik baik dan diamati setiap 2 menit.
Uji kedua yang dilakukan adalah uji Ninhidrin. Pereaksi Ninhidrin
dimasukkan sebanyak 0.5 mL dan 3 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi.
Campuran tersebut dipanaskan selama 10 menit.
Uji ketiga yang dilakukan adalah uji Belerang. NaOH 10% dimasukkan
sebanyak 5 mL dan 2 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi. Campuran tersebut
(Bintang, 2010)
Ninhidrin,
prinsipnya
suatu
asam
amino
bereaksi
dengan
(Bintang, 2010)
ini, intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi asam
amino yang ada. Pemanasan dengan Ninhidrin menghasilkan produk berwarna
ungu pada semua asam amino yang mempunyai gugus L -amino bebas. Dari
hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa gelatin, kasein dan fenol hasilnya
negative berdasarkan literatur seharusnya hanya gelatin dan fenol yang negative
karena mereka tidak mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan amino
terbuka. Berikut tabel data hasil dan gambar uji Ninhidrin.
Tabel 2 Hasil uji Ninhidrin
Bahan uji
Albumin
Gelatin
Kasein
Pepton
Fenol
(Bintang, 2010)
B C
a m
D E
(Wirahadikusumah, 1997)
D
E
(Bintang, 2010)
Gambar 11. Hasil uji Belerang pada A(albumin), B(gelatin), C(kasein), D(pepton),
E(fenol).
Dari semua uji kualitatif masih banyak yang belum sesuai dengan literatur,
kemungkinan kesalahan karena konsentrasi protein yang diuji tidak seimbang
dengan banyaknya pereaksi. Fungsi pemanasan pada umumnya adalah untuk
mempercepat reaksi dan aplikasi uji protein adalah untuk menguji bahan bahan
makanan yang mengandung protein.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa bahan uji yang
positif uji Millon adalah fenol. Bahan uji yang positif uji Ninhidrin adalah
albumin dan pepton. Bahan uji yang positif uji belerang adalah albumin saja.
Bahan uji yang positif uji xantoproteat adalah albumin dan fenol. Bahan uji yang
positif uji Biuret adalah albumin dan gelatin.
Daftar Pustaka
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Bogor: Erlangga.
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, Titin. 2006. Dasar Dasar Biokimia. Bandung:
UI PRESS.
Santoso, A. H. 2001. Ekstraksi Crude Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus
striatus) : Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Serta Fraksinasi Albumin
Menggunakan Asam. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang
Wirahadikusumah, Muhamad. 1997. Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam.
Bandung: ITB.