Dispepsia Chapter II USU PDF
Dispepsia Chapter II USU PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Dispesia
merupakan
nyeri
kronis
atau
berulang
atau
2.2. Epidemiologi
Angka kejadian dispepsia fungsional pada anak-anak tidak jelas diketahui.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa 13% sampai 17% anak dan remaja
mengalami nyeri perut setiap minggunya dan dalam penelitian lain juga
dilaporkan berkisar 8% dari seluruh anak dan remaja rutin memeriksakan
tentang keluhan nyeri perut yang dialaminya ke dokter.1,2.
Rerksppaphol
mengeluhkan sakit perut, rasa tidak nyaman, dan mual setidaknya dalam
waktu satu bulan, dijumpai 62% merupakan dispepsia fungsional dan 35%
peradangan mukosa. 4
Seiring dengan bertambah majunya ilmu pengetahuan dan alat-alat
kedokteran terutama endoskopi dan diketahuinya penyakit gastroduodenum
yang disebabkan Helicobacter pylori, maka diperkirakan makin banyak
kelainan organik yang dapat ditemukan. Suatu studi melaporkan tidak
dijumpai perbedaan karakteristik gejala sakit perut pada kelompok yang
terinfeksi H. pylori dengan yang tidak. Pada anak di bawah 4 tahun sebagian
besar disebabkan kelainan organik, sedangkan pada usia di atasnya
kelainan fungsional merupakan penyebab terbanyak. 23 25
2.3. Patofisiologi
2.3.1. Faktor Genetik
Genetik
merupakan
faktor
predisposisi
pada
penderita
gangguan
(Il-10,
TGF-).
Penurunan
sitokin
antiinflamasi
dapat
keluarga
yang
mengalami
gangguan
fungsional
25
menarik.
Pada
pasien
gangguan
gastrointestinal
fungsional
terjadi
5,13
Helicobacter
pylori
(Hp)
mempengaruhi
terjadinya
dispepsia
yang sehat, dari 17 penelitian kohort yang di teliti pada tahun 2000
menunjukkan keterlambatan esensial dari pengosongan lambung pada 40%
pasien dispepsia fungsional. Gastric scintigraphy ultrasonography dan
barostatic measure menunjukkan terganggunya distribusi makanan didalam
lambung, dimana terjadi akumulasi isi lambung pada perut bagian bawah dan
berkurangnya relaksasi pada daerah antral. Dismolitas duodenum adalah
keadaan patologis yang dapat terjadi pada dispepsia fungsional, dimana
terjadi gangguan aktivitas mioelektrikal yang merupakan pengatur dari
aktivitas gerakan gastrointestinal.13,26,27
viseral
merupakan
suatu
distensi
mekanik
akibat
mekanisme
perubahan
perifer.
Sensasi
viseral
ditransmisikan
dari
Peningkatan
perangsangan
pada
dinding
perut
menunjukkan
lambung
mungkin
menyebabkan
timbulnya
gejala
dispepsia.
Dispepsia fungsional juga ditandai oleh respon motilitas yang cepat setelah
rangsangan kemoreseptor usus. Hal ini mengakibatkan rasa mual dan
penurunan motilitas duodenum. 13,26,28
Mekanisme hipersensitivitas viseral ini juga terkait dengan mekanisme
sentral. Penelitian pada nyeri viseral dan somatik menunjukkan bagian otak
yang terlibat dalam afektif, kognitif dan aspek emosional terhadap rasa sakit
yang berhubungan dengan pusat sistem saraf otonom. Kemungkinan bahwa
perubahan periperal pada gastrointestinal dimodulasi oleh mekanisme
27
28
2.4. Klasifikasi
Dispepsia fungsional dibagi menjadi dua kategori berdasarkan gejala atau
keluhan:
a. Postprandial Distress Syndrome 8,11
-
Nyeri interimiten.
beberapa
penderita,
makan
dapat
memperburuk
nyeri,
29
penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa seperti adanya
alarm symtoms, maka penderita harus menjalani pemeriksaan .29,30
Tabel 2.1. Alarm symptoms sakit perut berulang disebabkan kelainan organik31.
Nyeri terlokalisir,jauh dari umbilikus
-
Terdapat disuria
Terdapat organomegali
30
menderita
malabsorpsi.
Seseorang
yang
diduga
rendah lemak dapat membantu mengurangi intensitas gejala. Ada juga yang
merekomendasikan untuk menghindari makan yang terlalu banyak terutama
di malam hari dan membagi asupan makanan sehari-hari menjadi beberapa
makanan kecil. Alternatif pengobatan yang lain termasuk hipnoterapi, terapi
relaksasi dan terapi perilaku.2,9,13
2.6.2. Farmakologis
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa obat, yaitu 6,7,13
1. Antasida
Golongan ini mudah didapat dan murah. Antasida akan menetralisir
sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung natrium
bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan magnesium trisiklat. Pemberian
antasida tidak dapat dilakukan terus-menerus, karena hanya bersifat
simtomatis untuk mengurangi nyeri. Magnesium trisiklat merupakan
adsorben nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan
diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
2. Antikolinergik
3. Kerja obat ini tidak sepsifik, Obat yang agak selektif adalah pirenzepin
yang bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan
sekresi asam lambung sekitar 28% sampai 43%. Pirenzepin juga
memiliki efek sitoprotektif.
4. Antagonis resptor H2
32
2.7. Amitriptilin
Amitriptilin
merupakan
obat
golongan
TCA
dan
derivat
dari
34
35
memuaskan
dalam
pengobatan
dispepsia
fungsional.
Faktor
dan
penggunaannya
dalam
pengobatan
gangguan
36
potensi
dispepsia
transit
gastrointestinal,
37
Psikososial/Stres
Gangguan
motilitas saluran
Genetik
Hipersensitivitas
Viseral
Peripheral
Hyperalgesia
Pengobatan
(Amitriptilin)
Pengaruh
flora bakteri
Peningkatan
sensitivitas
mekanoreseptor
dan
kemoreseptor
Central
Hyperalgesia
Penurunan
inhibisi efferent
mengurangi
persepsi nyeri
Dispepsia fungsional
(rome III)
38