Anda di halaman 1dari 6

Cinema Verite

Kandidat ( Susuilo Bambang Yudhoyono ) di tampilkan dari seting real life atau dalam
kehidupan sehari hari dimana ada misi tersendiri pada waktu pilpres tahun 2009 ( 8 Juli
2009 ). Mari lihat iklan politik yang telah ditayangkan oleh beberapa media televisi, yang
menampilkan politik pencitraan capres. Misalnya pada iklan SBY presidenku edisi
biografi SBY. Iklan tersebut diawali dengan gambar SBY sedang bersepeda santai dengan
kerabat dan sebuah komunitas sepeda. Dilanjutkan dengan pemunculan rangkaian video dan
foto-foto keharmonisan SBY dan keluarganya,ada makna lain yang terdapat dalam
SBY Presidenku seolah olah masyarakat diarahkan untuk memilih SBY sebagai Presiden
Indonesia untuk yang kedua kalinya. Dalam iklan itu digambarkan sosok SBY sebagai
seorang pria dewasa yang penuh senyum, bijaksana, dan dapat membagi waktu dengan segala
kesibukannya sebagai pemimpin negara. SBY juga ditampilkan sebagai seorang kakek yang
begitu telaten sedang memotong rambut sang cucu pada acara aqiqahnya. Foto berikutnya
menampilkan SBY bersama istri, anak dan keluarga besarnya sedang menikmati masa-masa
bersama, membuat sambal ulek, menjenguk kelahiran cucu tersayang, hingga tamasya
bersama keluarga sambil minum kelapa muda penuh keharmonisan. Foto Almira Tunggadewi
Yudhoyono, sang cucu presiden sedang tersenyum menjadi penutup rangkaian iklan biografi
SBY ini. Selain itu, iklan ini juga menampilkan sisi religius SBY, yang selalu berdoa dalam
melakukan segala hal. Narasi yang muncul menjelaskan berbagai rangkaian foto tersebut.
Berikut narasinya: SBY adalah sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab, sekaligus
ayah yang mengayomi. Selalu bisa menyisihkan waktu untuk keluarga disela-sela kesibukan
tugas negara yang diembannya. Menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan bagi keluarga.
Ksatria bagi bangsa sekaligus sahabat bagi keluarganya. Teladan bagi masa depan putra
putrinya. SBY Presidenku.. [ Lanjutkan ].
Lanjutkan adalah slogan SBY pada saat itu ( Pilpres Tahun 2009 ) dimana seolah olah
pesan yang dismapaikan adalah untuk mendorong atau memilih SBY sebagai Presiden untuk
yang kedua kalinya dan melanjutkan tugas dan program mprogram pemerintahan yang
selama ini dianggap bagus dan perlu untuk dilanjutkan kembali menjadi Presiden Republik
Indoneseia untuk kedua kalinya.
LANJUTKAN !!! LANJUTKAN !!!

Gambar 1. Rangkaian gambar-gambar yang muncul di iklan SBY, Presidenku di Televisi Nasional.
(Sumber : Repro TVOne)

Makna denotasi yang tampak dari iklan SBY presidenku menampilkan sosok SBY yang
begitu dekat dengan keluarganya. Profil kepribadian SBY sendiri dalam iklan tersebut
ditampilkan sebagai figur lelaki dewasa modern. Selalu berpakaian rapi, modis, dan dalam
setiap kesempatan, nampak kode pakaian SBY terlihat formal, sekalipun sedang bersantai
dengan keluarga. Citra ke-bapak-an SBY begitu kental digulirkan oleh tim suksesnya pada
iklan ini. Ke-bapak-an merupakan sifat yang sangat dekat dengan citra bijaksana,
mengayomi, menjaga, peduli, pembuat nyaman, dan sangat maskulin. Jika sifat ini dimiliki
oleh seorang pemimpin, maka karakteristik kepemimpinan SBY yang dicitrakan adalah
pemimpin yang sayang kepada rakyat sebagaimana seorang bapak, suami, kakek yang
begitu sayang kepada keluarganya.
Foto-foto yang muncul dalam iklan SBY, secara keseluruhan banyak menampilkan kegiatan
SBY dengan keluarga besarnya. Kedekatan SBY dan keluarganya menjadi ide utama iklan
ini, terutama hubungan antara SBY dengan istrinya. Pada setiap kesempatan, sang ibu negara
selalu setia menemani, mulai dari pertemuan keluarga hingga urusan kenegaraan. Ibu negara,
memang selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari figur seorang pemimpin negara.
Bahkan tak jarang komentar tentang ibu negara, seperti bagaimana penampilannya, cara
berpakaian, cara berbicara, dan sebagainya menjadi perbincangan yang menarik.
.Tak kurang sebelas gambar semuanya menampilkan SBY yang didampingi sang istri ketika
melakukan berbagai kegiatan. Secara semiotika, penampilan first lady yang selalu berada di
setiap kesempatan kegiatan sang Presiden, bisa bermakna bahwa SBY akan selalu
berkomunikasi dengan istrinya, Ani Yudhoyono, untuk masalah pekerjaannya. Bisa jadi, gaya
kepemimpinan SBY hampir mirip dengan gaya kepemimpinan presiden RI ke 2, yang diamdiam menghanyutkan, dan dibelakang kehebatan sang presiden, tidak dipungkiri adanya
sosok ibu negara yang begitu berpengaruh. Foto ibu Ani sedang merapikan pakaian pramuka
yang dikenakan SBY, bisa menjelaskan makna tanda itu.
Secara keseluruhan, dalam perspektif semiotika, iklan ini ditujukan agar masyarakat dapat
melihat sosok presiden yang memiliki gaya kepemimpinan kebapakan, sehingga gaya
kepemimpinan yang ditawarkan tak ubahnya seperti seorang bapak kepada anaknya. Ia akan
selalu mengayomi, melindungi, dan menyiapkan anaknya menjadi seorang yang sukses,
bahkan melebihi bapaknya. Peran bapak disini merupakan nilai jual yang diharapkan oleh tim
sukses SBY menjadi nilai tambah untuk mendongkrak perolehan suara kelak di pemilihan
presiden.

Namun, disamping tujuan mulia yang diharapkan oleh tim sukses SBY dalam pesan iklan ini,
kita bisa juga memaknai pesan tersebut dengan cara yang berbeda bahkan berseberangan.
Semiotika memberikan kesempatan yang luas bagi pembaca tanda memaknai tanda yang
dilihatnya. Rangkaian gambar yang dimunculkan dalam iklan ini, memiliki relasi yang begitu
kuat dengan kultur budaya masyarakat Jawa pada umumnya, yaitu mangan ora mangan,
ngumpul. Dan budaya Jawa adalah budaya patriarki, dimana sosok lelaki (bapak) merupakan
sosok agung. Budaya sungkeman adalah bukti kepatuhan seorang anak kepada bapaknya atau
orangtuanya. Nah, jika dikaitkan dengan urusan memimpin negara, kita bisa menilai bahwa
SBY akan erat sekali dengan budaya mangan ora mangan, ngumpul tadi. Iklan ini
menampilkan seberapa dekat SBY dengan keluarganya. Bisa dibayangkan, jika demikian
maka SBY juga memiliki prioritas yang cukup tinggi terhadap keberadaan keluarga,
keharmonisan keluarga, dan tidak menutup kemungkinan citra KKN akan mudah melekat
dalam diri SBY. Ideologi patriarki dan jawaisme tulen juga akan berpengaruh besar terhadap
gaya kepemimpinannya. Budaya sungkeman, yang merupakan warisan leluhur di masa
kerajaan jawa, yang pada waktu itu dilakukan oleh para punggawa kepada Raja dan
Permaisuri. SBY akan menjadi pemimpin yang selalu diagungkan, sulit untuk menerima
kritik/ saran karena ia merupakan seorang pemimpin yang harus dihormati, dipatuhi, dan
disegani oleh rakyatnya.
dunia politik di abad informasi adalah dunia politik yang dibingkai, orang lebih banyak
melihat dari pada berpikir. Dunia kesadaran politik lebih didominasi oleh kesadaran melihat
citra, gambar, tayangan, dan informasi politik, ketimbang berpikir, merenung, dan refleksi
tentang makna politik. Ketika dunia politik dibingkai di dalam dunia politik layar (televisi,
film, internet), pandangan politik diambil alih oleh visi televisi yang membangunnya melalui
bingkai-bingkai image yang lepas dari dunia realitas dan kebenaran sesungguhnya. Imagologi
tidak terlepas dari pola masyarakat yang telah bertransformasi ke arah apa yang disebut Guy
Debord sebagai society of the spectacle (masyarakat tontonan) (Brian mc nair : 85 ).
Sehingga masyarakat dapat terpengaruh oleh kondisi iklan ( iklan politik ) yang menampilkan
calon Presiden, disini misalnya SBY yang dijelaskan secara gambar adalah kegiatan SBY
sehari hari yang begitu kekeluargaan dl. Dan slogan Lanjutkan yang begtu kental untuk
membujuk masyarakat untuk memilih sang Presiden. Akan tetapi masyarakat pada saat ini
lebih cerdas untuk memilih calon yang akan dipilihnya tidak hanya tontonan tapi dilihat juga
dari sejarah mereka ( aktor politik ) masyarakat sudah bisa menilainya sendiri sendiri.

NAMA

: AULIA RAHMAN

NIM

: G.331.13.0112

FAKULTAS

: FTIK / ILMU KOMUNIKASI

MATA KULIAH

: KOMUNIKASI POLITIK

Gambar 1. Rangkaian gambar-gambar yang muncul di iklan SBY, Presidenku di Televisi


Nasional. (Sumber : Repro TVOne)

Anda mungkin juga menyukai