Kelompok Ganjil
Farmasi B
TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS
Apakah Tuberkulosis itu ?
Biasanya disingkat menjadi TB atau TBC
adalah penyakit menular disebabkan oleh
kuman tuberkulosis (Mycobacterium
Tuberculosis).Umumnya menyerang paru,
tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh
lainnya seperti kelenjar getah bening, selaput
otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal
dan organ tubuh lainnya.
Buku Saku PPTI (Penanggulangan
Pemberantasan Tuberkulosis
Indonesia)
TUBERKULOSIS
GEJALANYA :
BATUK KRONIS
DEMAM
KELUHAN DI PERNAPASAN
TUBERKULOSIS
Bagaimanakah cara penularannya ?
Kuman TB disebarkan oleh pasien TB
yang belum berobat saat batuk atau
bersin tanpa menutup mulutnya.
Kemudian kuman TB masuk kedalam
paru orang yang sehat saat bernafas.
Buku Saku PPTI (Penanggulangan Pemberantasan Tuberkulosis
Indonesia)
ETIOLOGI
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Mycobacterium
tuberculosis termasuk basil gram positif.
Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan, hal
ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis.
Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup pada tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant
(tertidur sampai beberapa tahun). TB timbul berdasarkan kemampuannya untuk
memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit.
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.
Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Jadi
penularan TB tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan perlengkapan tidur.
TANDA-TANDA TUBERKULOSIS
Bagaimana kita tahu
seseorang sakit TB ?
Kita harus curiga apabila
seseorang mengalami
batuk berdahak lebih
dari 2 minggu
Dapat juga disertai
gejala/keluhan antara
lain :
batuk campur darah,
sering sesak napas,
berkeringat waktu
malam tanpa kegiatan,
demam lebih dari 1
bulan,
berat badan menurun,
lemas, dan tidak nafsu
Manifestasi Klinik
Tuberkulosis sering dijuluki the great imitator yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam.
TBC paru
Gejala
Respiratorik
Gejala
Sistemik
Lanjutan...
Patofisiologi
Kebanyakan infeksi TBC melalui pintu saluran pernafasan
PATOFISIOLOGI
A. TUBERKULOSIS PRIMER
Kuman
dibatukkan/dibersinkan
droplet nuclei di udara
Sarang primer/efek
primer/fokus Ghon
menyebar
Lanjutan...
Infeksi primer TBC seseorang terkena kuman TBC pertama kali masuk
saluran nafas infeksi disaluran nafas dalam alveoli tterjadi
peradangan.
Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga pembentukan
komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan
perkembangan kuman TB
Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan
berlangsung tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi
pada orang-orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang
paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular. Masa
inkubasi sekitar 6 bulan.
Lanjutan...
Kasus Baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
Kambuh (Relaps) adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian
kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
Pindahan (Transfer In) adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di
suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita
pindahan tersebut harus membawa surat rujukan / pindah (Form TB. 09).
Lalai (Pengobatan setelah default/drop-out) adalah penderita yang sudah
berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang
kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif.
Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
atau lebih; atau penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif menjadi BTA
positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.
Kronis adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulang kategori 2.
Komplikasi
1. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang
Mekanisme aksi
Efek
Isoniazid (H)
bakterisidal
Membunuh
metabolit
mycobacteria
Rifampicin (R)
bakterisidal
Pirazinamid (Z)
bakterisidal
Streptomisin (S)
bakteriostatik
Etambutol (E)
bakteriostatik
aktif
dan
dari
semi
REGIMEN PENGOBATAN
KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan.
Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR
diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan.
Obat ini diberikan untuk:
Penderita baru TB Paru BTA Positif.
Penderita baru TB Paru BTA negatif Rntgen Positif yang sakit berat
Penderita TB Ekstra Paru berat
KATEGORI -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan
dengan HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap
hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan
dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu.
Obat ini diberikan untuk penderita TB paru BTA(+) yang sebelumnya
pernah diobati, yaitu:
Penderita kambuh (relaps)
Penderita gagal (failure)
Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).
KATEGORI-3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dariHR selama 4
bulan diberikan 3 kali seminggu.
Obat ini diberikan untuk:
Penderita baru BTA negatif dan rntgen positif sakit ringan,
Penderita TB ekstra paru ringan.
2. Demam lama (2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak
tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak apabila
tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.
3. Batuk lama 3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
6. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.
Kombinasi dosis tetap OAT KDT (FDC=Fixed Dose Combination) Untuk mempermudah pemberian OAT
sehingga meningkatkan keteraturan minum obat, paduan OAT disediakan dalam bentuk paket KDT/ FDC. Satu
paket dibuat untuk satu pasien untuk satu masa pengobatan. Paket KDT untuk anak berisi obat fase intensif, yaitu
rifampisin (R) 75mg, INH (H) 50 mg, dan pirazinamid (Z) 150 mg, serta obat fase lanjutan, yaitu R 75 mg dan H
50 mg dalam satu paket.
Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau dimasukkan air dalam sendok
(dispersable).
Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan
Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam
satu puyer
DRPs Pyrazinamide
Drps streptomycin
JANGAN menggunakan streptomycin jika:
1. pasien alergi untuk setiap bahan dalam streptomisin atau obat-obatan lain yang
sejenis
2. pasien mengkonsumsi obat relaksan otot nondepolarisasi (misalnya,
pancuronium)
3. pasien sedang hamil, berencana hamil, atau menyusui
4. pasien sedang mengonsumsi obat resep atau nonprescription, persiapan herbal,
atau suplemen makanan
5. pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau zat lain
6. jika Anda memiliki diare, gangguan saraf kranial kedelapan, perut atau infeksi
usus, atau gagal ginjal
7. pasien dehidrasi (diare yang berlebihan, mual, atau muntah menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit)
8. pasien memiliki kelemahan otot atau penyakit Parkinson
Hubungi dokter atau penyedia perawatan kesehatan Anda segera jika salah satu
berlaku pada pasien
DRPs isoniazid
NO.dr
p
Penyelesaian
Drps Rifampisin
DRPS
Penyelesaian
Resep
Jika iya, maka tanyakan sdh berapa lama mengkonsumsi obat terebut
Apabila pasien putus terapi, tanyakan alasan apa yang membuat pasien tidak patuh.
KIE TBC
KIE Rifampicin
Berikan info kepada pasien, bila warna urin merah tidak perlu khawatir.
KIE ETAMBUTOL
Etambutol untuk pengobatan TBC.
Konsumsi obat sesuai jadwal, dengan makanan.
Hindari kehilangan dosis dan jangan dihentikan tanpa konsultasi dokter.
Hindari mengkonsumsi antasida yang mengandung alumunium paling
sedikit 4 jam setelah mengkonsumsi etambutol karena dapat
mengurangi absorbsi etambutol.
Dapat menyebabkan gangguan GI (kecil, makan yang rutin dan
perawatan mulut yang baik dapat membantu), pusing, kantuk (hindari
menyetir dan mengerjakan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan
sampai respon obat diketahui).
Sering melakukan pemeriksaan mata dan pemeriksaan kesehatan
berkala untuk mengevaluasi efek obat. Laporkan perubahan
penglihatan, mati rasa atau kesemutan dari ekstremitas, atau kehilangan
nafsu makan terus-menerus.
KIE PYRAZINAMIDE
Jelaskan kepada pasien untuk terapi jangka panjang (6 bulan
sampai 2 tahun) akan diperlukan.
Menyarankan kepada pasien untuk menghindari asupan minuman
beralkohol dan produk yang mengandung alkohol.
Tekankan pentingnya pemeriksaan tindak lanjut untuk memantau
efektivitas terapi dan mengidentifikasi efek samping
KIE ISONIAZID
Gunakan obat isoniazid oral pada perut kosong minimal 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah makan. Jika iritasi GI menjadi masalah,
obat dapat diberikan dengan makanan , meskipun makanan
menurun penyerapan obat.
Tekankan kepada pasien bahwa pengobatan akan panjang dan
pasien yang harus menyelesaikan seluruh terapinya. Kambuh TBC
lebih tinggi jika kemoterapi dihentikan sebelum waktunya.
Menyarankan kepada pasien untuk menghindari asupan minuman
beralkohol dan produk yang mengandung alkohol
KIE Streptomisin
Efek samping kadang sakit kepala sebentar, reaksi anafilaktik,
agranulositosis, anemia aplastik, demam obat. Efek kecil sekitar
parestesi di muka terutama disekitar mulut serta rasa kesemutan
ditangan
Pada pengobatan jangka lama dapat tejadi resistensi kuman
terhadap penggunaan bersamaan streptomisin dengan
antituberkulosis lain.
KIE VITAMIN B6
Mampu mengatasi efek samping yg ditimbulkan oleh isoniazid
(INH),yaitu kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki, dengan
dosis 100mg/hari.