PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama
kematian di antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak terjadi pada masa neonatus.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir
disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia.
WHO juga memperkirakan bahwa sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini
terjadi di negara-negara berkembang.
Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan 5 tahun, pada usia dibawah 2 bulan
pneumonia berat di tandi dengan frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali/menit juga disertai
penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Kasus terbanyak terjadi pada anak
dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan.
Pneumonia termasuk masalah yang mengancam keselamatan jiwa, karena sistem
pernafasan pada bayi belum matur. Oleh karena itu, perawat maupun tim kesehatan lain harus
mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang ada pada anak (bayi) yang menderita
pnuemonia.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada
anak dengan pneumonia
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu memahami konsep medis tentang pneumonia.
Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengan pneumonia.
Mahasiswa mampu merencanakan intervensi keperawatan pada anak dengan
pneumonia.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi mengenai lobus paru.
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjadi pada anak
(Suriani, 2006).
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang menginvasi jaringan paru (DEPKES. 2006).
Pneumonia adalah radang parenkim paru yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme
dan kadang non infeksi. Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru
yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi.
B. Etiologi
1. Virus pernapasan yang paling sering lazim yaitu micoplasma pneumonia yang terjadi pada
usia beberapa tahun pertama dan anak sekolah dan anak yang lebih tua.
2. Bakteri Streptococcus pneumoniae, S.pyogenes, dan Staphylococcus aureus yang lazim
terjadi pada anak normal.
3. Haemophilus influenzae tipe b menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda
4. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah virus sinsitial pernapasan,
parainfluenzae, influenzae dan adenovirus
5. Aspirasi makanan, kerosen (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing
C. Klasifikasi
Berdasarkan anatomi :
a. Pneumonia lobaris, yaitu radang paru-paru yang mengenai sebagian besar/seluruh lobus
paru-paru
b. Pneumonia lobularis (bronchopneumonia), yaitu radang pada paru-paru yang mengenai
satu/beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate
c. Pneumonia interstitialis (bronkhiolitis), yaitu radang pada dinding alveoli (interstitium)
dan peribronkhial dan jaringan interlobular
D. Cara penularan
Pneumonia ditularkan melalui percikan air ludah. Air ludah bisa berasal dari anak atau
orang dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu dalam saluran
pernafasan mereka. Bisa juga tertular dari lendir hidung atau tenggorokan orang yang sedang
sakit. Penular biasanya lebih sering dari orang serumah, teman sepermainan, atau teman di
sekolah. Faktor risiko penularan makin besar ketika bayi atau balita menderita kekurangan gizi
dan tidak mendapatkan ASI. Disamping itu tidak mendapatkan imunisasi, kurang vitamin A,
bayi terpapar asap rokok, asap dapur dan polusi lingkungan juga meningkatkan faktor risiko
menderita pneumonia.
E. Patofisiologi
Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus
dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel
tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun
sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi
maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan
organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat
menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital,
defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak
mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak
tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui
perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat
virus pada saluran nafas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian
bawah dan menyebabkan pneumonia virus. Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan
virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen
menginfeksi saluran nafas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada
keadaan normal berkolonisasi di saluran nafas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu
orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis
dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks )
dapat
terjadi
melalui
penyebaran
hematogen
baik
dari
sumber
terlokalisir
atau
perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk pula perubahan
pada aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan. Dengan demikian proses
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisis sedangkan proses perkembangan
berkaitan dengan fungsi pematangan intelektual dan emosional organ atau individu.
Secara garis besar tumbuh kembang dibedakan kedalam 3 jenis yaitu:
1. Tumbuh kembang fisis
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuaran besar dan fungsi organisme atau
individu. Perubahan fungsi ini bervariasi dari fungsi tingkat molekular yang sederhana
seperti aktivasi enzim terhadap diferensiasi sel, sampai kepada psoses metabolisme yang
kompleks dan perubahan bentuk fisis pada masa pubertas dan remaja.
2. Tumbuh kembang intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan
kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti berbicara,
bermain, berhitung atau membaca.
3. Tumbuh kembang emosional
Proses tumbuh kembang emosional bergantung kepada kemampuan bayi untuk membentuk
ikatan batin, kemampuan untuk bercinta dan berkasih sayang, kemampuan untuk
menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan kemampuan untuk rangsangan agresif.
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa prenatal mulai masa embrio
(mulai konsepsi sampai 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta masa
pascanatal mulai dari masa neonates (0-28 hari), masa bayi (29 hari 1 tahun), masa anak
(1-2 tahun), masa prasekolah (3-6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas masa sekolah (6-12 tahun) dan
masa remaja (12-18 tahun).
Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi sebagai
faktor yang saling bekaitan, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok
yaitu :
1. Faktor genetic : Faktor genetik ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun yang
termasuk dalam faktor genetik diantaranya adalah faktor bawaan yang normal atau
patoloigik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa
Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
Sering terjadi pada bayidan anak
Banyak < 3 tahun
Kematian terbanyak bayi < 2 bulan
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak napas
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari,kemudian
mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadang-kadang pada
anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi abdomen dan kaku kuduk. Timbul
batuk, sesak, nafsu makan menurun. Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah
sesak nafas, cyanosis ataubatuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran
kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam
(seizure).
c. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
g.
h.
4.
5.
6.
(malnutrisi)
Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
Sputum : Merah muda,berkarat
Bunyi nafas menurun
Warna : Pucat/sianosis bibir dan kuku
Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal : AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 8 hari
Faktor Psikososial/Perkembangan
Usia, tingkat perkembangan
Toleransi/kemampuan memahami tindakan
Koping
Pengalaman berpisah dengan keluarga/orang tua
Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya
Pengetahuan Keluarga, Psikososial
Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit bronchopneumonia
Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan
Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya
Koping keluarga
Tingkat kecemasan
Pemeriksaan Penunjang
Studi Laboratorik :
Hb : menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar
c. Dorong ibu untuk selalu mensupport anaknya dengan cara ibu selalu berada di dekat
anaknya
d. Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang tindakan yang dilakukan tujuan, manfaat,
bagaimana dia merasakannya
e. Beri reinforcement untuk perilaku yang positif
D. Implemaentasi dan evaluasi
1. Prinsip Implementasi
Observasi status pernafasan seperti bunyi nafas dan frekuensi setiap 2 jam, lakukan
fisioterapi dada setiap 4 6 jam dan lakukan pengeluaran secret melalui batuk atau
bronchopneumonia
2. Evaluasi
Hasil evaluasi yang ingin dicapai :
Jalan nafas efektif, fungsi pernafasan baik
Analisa gas darah normal
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Widya Harwina. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: TIM
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.
Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.
http://ardyanpradanaoo7.blogspot.com/2011/02/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html
http://stikmuh-ptk.medecinsmaroc.com/t3-askep-anak-dengan-pneumonia
http://wildanprasetya.blog.com/2009/04/18/askep-pneumonia/
http://wwwensufhy.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-anak-pneumonia.html
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.
Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta.
Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Suriadi, SKp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.
Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA PADA ANAK
Oleh : Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.