Anda di halaman 1dari 32

ASPEK HIDROLOGI

Kuliah Drainase

KARAKTERISTIK HUJAN
Durasi
2. Intensitas
Lengkung Intensitas
Waktu Konsentrasi
1.

3.
4.

DURASI

Durasi hujan adalah lama kejadian hujan


(menitan, jam-jaman, harian) diperoleh terutama
dari hasil pencatatan alat pengukur hujan
otomatis.
Dalam perencanaan drainase durasi hujan ini
sering dikaitkan dengan waktu konsentrasi,
khususnya pada drainase perkotaan diperlukan
durasi yang relatif pendek, mengingat akan
lamanya genangan.

INTENSITAS
Intensitas adalah jumlah hujan yang dinyatakan
dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap
satuan waktu.
Besarnya intensitas hujan berbeda-beda,
tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya.
Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara
statistik maupun secara empiris.

LENGKUNG INTENSITAS
Lengkung intensitas hujan adalah grafik yang
menyatakan hubungan antara intensitas
hujan dengan durasi hujan, hubungan
tersebut dinyatakan dalam bentuk lengkung
intensitas hujan dengan kala ulang hujan
tertentu.
Lengkung intensitas biasa disebut juga Kurva
IDF (Intensitas-Durasi-Frekuensi).

Lengkung IDF Kawasan Monas, Jakarta Pusat

WAKTU KONSENTRASI

Waktu konsentrasi adalah waktu yang


diperlukan untuk mengalirkan air dari titik
yang paling jauh pada daerah aliran ke
titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir
suatu saluran.

to
td

A
C

to

td
A : titik terjauh
C : titik kontrol
to : inlet time
td : conduit time

Inlet Time & Conduit Time

Pada prinsipnya waktu konsentrasi dapat


dibagi menjadi:
Inlet

time (to) : waktu yang diperlukan oleh air


untuk mengalir di atas permukaan tanah
menuju saluran drainase.
Conduit time (td) : waktu yang diperlukan oleh
air untuk mengalir di sepanjang saluran sampai
titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir.

Rumus Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus:

tc = t o + t d

Lama waktu mengalir di dalam saluran (td)


ditentukan dengan rumus sesuai dengan kondisi
salurannya.
Untuk saluran alami, sifat-sifat hidroliknya sukar
ditentukan, maka td dapat ditentukan dengan
menggunakan perkiraan kecepatan air seperti
tabel di bawah.

Tabel Kecepatan Untuk Saluran Alami


Kemiringan rata-rata
dasar saluran (%)

Kecepatan rata-rata
(meter/detik)

<1
12
24
46
6 10

0,4
0,6
0,9
1,2
1,5
2,4

10 15

Waktu konsentrasi besarnya sangat


bervariasi dan dipengaruhi oleh faktorfaktor sbb:
Luas

daerah pengaliran
Panjang saluran drainase
Kemiringan dasar saluran
Debit dan kecepatan aliran

DATA HUJAN
A. PENGUKURAN
Hujan

merupakan komponen yang amat penting


dalam analisis hidrologi pada perancangan debit
untuk menentukan dimensi saluran drainase.
Pengukuran hujan dilakukan sepanjang tahun selama
24 jam tiap harinya.
Untuk berbagai kepentingan perancangan drainase
tertentu data hujan yang diperlukan tidak hanya data
hujan harian akan tetapi juga distribusi jam-jaman
atau menitan.
Untuk keperluan ini lebih cocok dipakai alat ukur
hujan otomatis.

B. ALAT UKUR HUJAN

Alat ukur hujan biasa


(manual raingauge)
Data yang diperoleh dari
pengukuran dengan
menggunakan alat ini berupa
data hasil pencatatan oleh
petugas pada setiap periode
tertentu. Alat pengukur hujan
ini berupa suatu corong dan
sebuah gelas ukur, yang
masing-masing berfungsi
untuk menampung jumlah air
hujan dalam satu hari (hujan
harian).

Alat ukur hujan otomatis


(automatic raingauge)
Data yang diperoleh dari
hasil pengukuran dengan
menggunakan alat ini
berupa data pencatatan
secara terus menerus pada
kertas pencatat yang
dipasang pada alat ukur.
Berdasarkan data ini akan
dapat dilakukan analisis
untuk memperoleh besaran
intensitas hujan.

C. KONDISI DAN SIFAT DATA

Data hujan yang baik diperlukan dalam melakukan


analisis hidrologi, namun untuk mendapatkan data yang
berkualitas biasanya tidak mudah. Data hujan hasil
pencatatan yang tersedia biasanya dalam kondisi tidak
menerus. Apabila terputusnya rangkaian data hanya
beberapa saat kemungkinan tidak menimbulkan
masalah tetapi untuk kurun waktu yang lama tentu akan
menimbulkan masalah di dalam melakukan analisis.

Dalam hal ini perlu dilihat kepentingan atau sasaran dari


perencanaan drainase yang bersangkutan.

HUJAN RERATA
Dalam analisis hidrologi sering diperlukan
penentuan hujan rerata pada daerah
tersebut.
Terdapat 3 metode :

Aritmatik
Poligon
Isohiet

Thiessen

1. Metode rerata aritmatik (aljabar)

Metode ini adalah metode yang paling sederhana.


Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan
merata-ratakan hujan di seluruh DAS.
Hujan DAS dengan cara ini dapat diperoleh dengan
persamaan:
n

p
i 1

p1 p2 p3 ..... pn
p
n

dengan:
p = hujan rerata di suatu DAS
pi = hujan di tiap-tiap stasiun
n = jumlah stasiun

2. Metode Thiessen

Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-masing


stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Metode ini
digunakan bila penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidak
merata.
Prosedur hitungan ini dilukiskan pada persamaan dan Gambar
berikut ini.

A1.P1 A2 .P2 ...... An .Pn


P
Atotal
A1.P1 A2 .P2 A3 .P3 ...... An .Pn
P
A1 A2 A3 ..... An
Dimana:
P
= curah hujan rata-rata,
P1,..., Pn
= curah hujan pada setiap setasiun,
A1,..., An
= luas yang dibatasi tiap poligon.

A1
A2

A3
A4

3. Metode Isohiet

Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik


dengan kedalaman hujan yang sama, Kesulitan dari penggunaan
metode ini adalah jika jumlah stasiun di dalam dan sekitar DAS
terlalu sedikit. Hal tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalam
menginterpolasi.
Hujan DAS menggunakan Isohiet dapat dihitung dengan
persamaan:
I i I i 1
2

A
i 1

i
n

I1 I 2
I 2 I3
I n I n 1
A1
A2
..... An
2
2
2
p
A1 A2 ..... An

Dengan:
p = hujan rerata kawasan
Ai = luasan dari titik i
Ii = garis isohiet ke i

A1
I1=100

A2
I2=95

A3
I3=90

A4

I4=85

I5=80

Melengkapi Data

Jika ada data hilang atau tidak lengkap

R
R
R
1

r
rA
rB
rC
3 R
RB
RC
A
dengan:
R = curah hujan rata-rata setahun di tempat pengamatan R
datanya harus lengkap
rA = curah hujan ditempat pengamatan RA
RA = curah hujan rata-rata setahun di A

Kala Ulang Hujan

Suatu data hujan akan mencapai suatu


harga tertentu atau disamai atau kurang
dari atau dilampaui dari dan diperkirakan
terjadi dalam kurun waktu T tahun.

Hujan Rancangan

Metode Log Person III

Y Y KS
dimana:
Y = log X (X adalah nilah hujan maksimum)
Y = nilai rerata Y
K = karakteristik distribusi Log Pearson III
S = Simpangan baku

Langkah perhitungan Metode


Log Pearson III

Analisis Intensitas Hujan

Mononobe

R 24

I
24 tc

dengan:
R = curah hujan rancangan setempat dalam mm
Tc = lama waktu konsentrasi dlm jam/durasi hujan
I = intensitas curah hujan dalam mm/jam

Debit Rancangan dengan


Metode Rasional
Q = . C. I. A
Dengan:
Q = debit rancangan
= koefisien penyebaran hujan
C = koefisien pengaliran/limpasan
I = intensitas selama waktu konsentrasi dalam
mm/jam
A = luas daerah aliran dalam Ha

Anda mungkin juga menyukai